Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOMEKANIKA OLAHRAGA

ANALISIS BIOMEKANIK KUALITATIF UNTUK MENINGKATKAN


PELATIHAN

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Nama : 1. Auliyatun nisa (OR721025)
2. Aris Budi Prayitno (OR721024)
3. Bagus Nur Fadlulloh (OR721134)
4. Cynhtia Anjeli (OR721028)
5. Dani Setiawan ( OR721029)
6. Didi Ardiansah (OR721031)
7. Diksar Adi Nugroho (OR721032)
8. Farlin
9. Forina Yudhitasari (OR721107)
10. Inggil
11. Shofi
Progam Studi : S1 Pendidikan Olahraga
Kelas : Federal Banjarnegara
Dosen Pengampu : Erick Burhaein, M. Pd
UNIVERSITAS MA`ARIF NAHDATUL ULAMA KEBUMEN
Jalan Kusuma No.07 Wonoyoso, Kec.Kebumen, Jawa Tengah 54316
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Alhamdulillah hirobil ‘alamin puji dan syukur kami panjatkan
kehadiran allah SWT atas rahmat dan karunianya, penulisan makalah ini yang
berjudul “KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN
OLAHARAGA” dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW . Sebagai penuntun
akhlakul karimah dan membawa kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang
terang benderang yakni agaa islam.
Kami juga mengucapkan terimakasih Kepada bapak Mokhamad Parmadi,
M. Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
dengan tugas makalah ini kami bisa mengetahui dan memahami tentang
“KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN OLAHARAGA”.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
kesimpulan hanyalah milik Allah SWT dan perkembangan makalah ini. Demikian
makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan bisa dipahami
oleh pembaca pada umumnya.

Banjarnegara, 06 April 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen Olahraga......2
2.2 Tujuan dan Fungsi dari Manajemen Olahraga..........................................2
2.3 Pembagian kelompok konsep dasar ruang lingkup manajemen olahraga. 2
2.4 Komponen Ruang Lingkup Manajemen Olahraga....................................3
a) Industri Olahraga..........................................................................................3
b) Produk Olahraga...........................................................................................4
c) Koordinasi Proses Produk Olahraga.............................................................4
BAB III PENUTUP.................................................................................................5
3.1 Kesimpulan................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apapun bentuk kegiatan yang jika dilaksanankan secara kelembagaan,


yang melibatkan sejumlah personal dan memamfaatkan sumber daya, maka
unsur manajemen memegang peranan penting. Kata kunci disini adalah
manajemen dibutuhkan karena kita selalu berhadapan dengan tantangan
berupa kelangkaan sumber daya. Tidak ada sumber daya yang berlebihan,
terlebih untuk kondisi penjas dan olahraga di Indonesia seperti kondisi
sekarang ini. Fungsi utama manajemen adalah untuk mengoptimalkan
efisiensi, sekaligus efektivitas pembinaan. Kedua istilah ini terkait langsung
dengan sasaran dan tujuan pembinaan. Sangat besar peluang bahwa
pembinaan itu berlangsung dalam keadaan efisiensi yang amat rendah jika
bukan sebagai pemborosan. Dalam konteks 2 penyelenggaraan pendidikan
jasmani disekolah atau lembaga lainnya yang relatif dikembangkan dalam
skala mikro, masalah manajemennya memang seperti tidak begitu kompleks.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen Olahraga?


2. Apa Tujuan dan Fungsi dari Managemen Olahraga?
3. Bagaimana Pembagian Kelompok dalam Konsep Dasar Ruang Lingkup
Manajemen Olahraga?
4. Bagaimana Komponen Ruang Lingkup Manajemen Olahraga?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetauhi Pengertian dari Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen


Olahraga.
2. Mengetahui Tujuan dan Fungsi dari Managemen Olahraga.
3. Memahami Mekanisme Pembagian Kelompok dalam Konsep Dasar Ruang
Lingkup Manajemen Olahraga.
4. Memahami Komponen Ruang Lingkup Manajemen Olahraga

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Manajemen Olahraga

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha
yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah
dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam
bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila. (Cholik Mutohir).
Manajemen Olahraga. Merupakan proses aktivitas kerjasama antar fungsi
dalam manajemen untuk mencapai tujuan. Merupakan aktivitas yg berusaha
memperbaiki dan menyempurnakan segala segi dalam usaha kerjasama. Aktivitas
itu terutama ditujukan kepada struktur organisasi dan metode kerjasama.
Manajemen olahraga sebenarnya telah ada sejak zaman Yunani kuno yaitu
kira-kira pada 12 abad sebelum Masehi, yaitu dengan diselenggarakannya
Olympiade kuno. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya olahraga bagi
kehidupan manusia. Manajemen olahraga dewasa ini belum berkembang secepat
perkembangan olahraga industri atau bisnis. Hal ini disebabkan oleh karena
adanya pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan “bermain”,
sedangkan bisnis atau industri dengan “bekerja”.
2.2 Tujuan dan Fungsi dari Manajemen Olahraga

2
2.2.1 Tujuan Manajemen
Dalam segala bidang memerlukan suatu manajemen yang
baik untuk efektivitas dan efisiensi di suatu organisasi. Menurut
Daft (2010: 335) menyatakan bahwa manajemen yang baik
diperlukan untuk membantu organisasi memenuhi organisasi ke
masa depan. Seberapa baik sebuah organisasi seperti sekolah,
perguruan tinggi, klub kebugaran, pembinaan dalam mencapai
tujuan tergantung pada manajemen yang dikelola. Oleh karena itu,
penting untuk memahami manajemen untuk mencapai tujuan
sehingga manajemen dibutuhkan dan diperlukan oleh semua
bentuk organisasi.
Manajemen memberikan pemahaman dan apresiasi
terhadap prinsip-prinsip dasar dari suatu bidang ilmu. Metode,
teknik, strategi, sebuah prosedur yang digunakan oleh manajer
dapat dievaluasi lebih akurat dan objektif oleh anggota staf jika
ingin memiliki sebuah pemahaman manajerial. Selain itu,
manajemen yang baik akan lebih dihargai dan pelaksanaan tidak
akurat lebih mudah dikenali. Mempelajari manajemen akan
membantu seseorang memutuskan apakah akan memilih bidang
yang diinginkan. Peningkatan pemahaman dan apresiasi dari proses
manajemen yang akan membantu individu mengevaluasi dan
potensi di lapangan. Sebagian pelatih akan melakukan beberapa
jenis pekerjaan tentang manajemen (Krotee and Bucher, 2007: 6).

3
Memahami manajemen akan memberikan kontribusi yang
lebih baik untuk penampilan. Manajemen tidak terbatas pada satu
kelompok individu. Pemahaman manajemen akan membantu
dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efisien, tidak hanya
di perusahaan bisnis tetapi semua bentuk organisasi seperti rumah
sakit, sekolah, klub-klub olahraga, memerlukan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan dan sasaran dalam
manajemen diciptakan dan ide-ide untuk di implementasikan
dikembangkan dengan suatu perencanaan dan tindakan yang
kooperatif. Tujuan mendasar dari manajemen adalah untuk
melanjutkan apa yang telah terbukti berhasil daripada
menghilangkan yang lama dan mencoba jalan baru dan belum
pernah dicoba (Krotee and Bucher, 2007: 6).

2.2.2 Fungsi Manajemen Olahraga


Fungsi manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan
yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan dan saling
ketergantungan satu sama lain dan dilaksanakan oleh masing-
masing orang, lembaga atau bagian-bagiannya yang diberi tugas
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Fungsi manajemen
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang pertama fungsi
organik di mana fungsi ini harus ada dan jika tidak dijalankan
maka menyebabkan ambruknya manajemen. Kedua, fungsi
anorganik yaitu fungsi penunjang dimana jika tersedia, maka
manajemen akan lebih nyaman dan efektif. Misalnya fasilitas
penunjang untuk berolahraga, hal ini menjadikan nyaman untuk
berolahraga (Harsuki 2012: 77).

4
Perencanaan melibatkan mengembangkan garis besar hal-
hal yang harus dicapai dan metode untuk mencapai tujuan.
Kegiatan ini mencoba untuk meramalkan masa depan dan tindakan
pengarahan organisasi. Pengorganisasian menetapkan struktur
formal kekuasaan melalui subdivisi busur yang bekerja diatur,
didefinisikan, dan terkoordinasi melaksanakan rencana. Stafing
melibatkan fungsi personil seluruh memilih, pelatihan,
mengembangkan staf dan memelihara kondisi kerja yang
menguntungkan. Mengarahkan, terkait erat dengan terkemuka,
termasuk tugas terus-menerus membuat keputusan, komunikasi
dan melaksanakan keputusan, dan mengevaluasi bawahan dengan
benar.
Koordinasi melibatkan semua kegiatan dan upaya yang
diperlukan untuk mengikat bersama-sama organisasi dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Pelaporan memverifikasi kemajuan
melalui catatan, penelitian, dan inspeksi; memaksimalkan bahwa
sesuatu terjadi sesuai dengan rencana; mengambil tindakan koreksi
bila diperlukan, dan memberikan informasi kepada siapa kepala
eksekutif bertanggung jawab. Penggangaran meliputi semua
kegiatan penggangaran, termasuk perencanaan fiskal, akuntansi,
dan pengendalian.
Berdasarkan beberapa definisi manajemen yang telah
diuraikan di atas, agar lebih jelas tentang proses manajemen, maka
akan dipaparkan tentang fungsi pokok manajemen, yaitu:
perencanaan (planning), penggorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).
1. Perencanaan (Planning)

5
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan
dengan penentuan rencana yang akan membantu tercapainya sasaran
yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan awal dalam melakukan
proses manajemen. Perencanaan yang baik akan memperoleh hasil
yang lebih optimal. Menurut Sondang P. Siagian (2007: 36)
perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah di tentukan.
Perencanaan adalah inti disiplin persiapan yang memberi
kebebasan kepada semua orang dalam sebuah organisasi untuk
mengerjakan apa yang perlu, menciptakan, dan mengadaptasi
perubahan yang cerdas. Perencanaan yang baik hendaknya
memerhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, sehingga keputusan
dan tindakan dapat diambil dan dilaksanakan dengan efektif (Harsuki
2012: 90).
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan tindakan yang
akan dilakukan di masa datang. Nanang Fatah (2009: 49) membagi
kegiatan perencanaan menjadi tiga tahapan, yaitu:
(1) perumusan tujuan yang ingin dicapai,
(2) pemilihan program untuk mencapai tujuan tersebut, dan
(3) identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya terbatas.
Tujuannya adalah keinginan yang akan diwujudkan. Menetapkan
sasaran tujuan dimulai dengan apa yang diinginkan, menentukan
prioritas dan deskripsi secara jelas tujuannya. Tujuan dapat
menyangkut maksud organisasi pada peranannya yang utama.
Perencanaan memerlukan pendekatan rasional kearah tujuan yang
ditetapkan, sehingga dalam perencanaan dibutuhkan data dan
informasi yang cukup sehingga dalam menyusun perencanaan terlepas
kaitannya dengan permasalahan yang akan dihadapi pada masa yang
akan datang.

6
Anggaran merupakan hal yang penting dalam mendukung kegiatan
organisasi. Rencana penerimaan dan penggunaan sumber-sumber
keuangan diperlukan untuk melaksanakan kegiatan. Perencanaan
keluar masuknya anggaran merupakan kegiatan untuk menghindari
pemborosan dilihat dari sisi keuangan. Anggaran dapat juga sebagai
sarana pengawasan yaitu dengan membandingkan pengeluaran yang
direncanakan dan pengeluaran sebenarnya. Kriteria perencanaan yang
baik harus dapat menjawab kapan rencana dilakukan, sehingga
perincian waktu seperti target tidak terlepas dari pelaksanaan.
Perhitungan waktu harus terjadwal untuk memungkinkan tercapainya
tujuan, jadwal
penyediaan bahan harus singkron dengan anggaran yang ada.
Perencanaan harus disingkronkan dengan pelaksanaannya sehingga
perlu penjadwalan agar tidak terjadi benturan pada
waktu kegiatan dilaksanakan.
2. Pengorganisasian
Penggorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang
berkaitan dengan struktur organisasi dan proses pengorganisasian.
Menurut Nanang Fatah (2009: 71) pengorganisasian adalah proses
pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan
tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya serta, mengoordinasikannya dalam
rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Menurut Hani
Handoko (2000: 168) penggorganisasian merupakan proses untuk
merancang struktural formal, mengelompokan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas diantara para anggota organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efisien.

7
Menurut Harsuki (2012: 103) penggorganisasian merupakan
langkah pertama kearah pelaksanaan rencana yang telah tersusun
sebelumnya. Penggorganisasian yang baik penting untuk dilakukan
untuk mencapai suatu kesuksesan dalam organisasi. Penggorganisasian
merupakan keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,
serta wewenang dan tanggung jawab sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Pengarahan
Menurut G.R. Terry (2010 : 181) pengarahan dalam istilah asing
directing adalah mengintegrasikan usaha-usaha anggota suatu
kelompok sedemikian, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang
diserahkan kepada individual maupun kelompok. Menurut Sukanto
Reksohadiprodjo (2000: 49) pengarahan adalah merupakan usaha yang
berhubungan dengan segala sesuatu agar semuanya dapat dilakukan,
dalam memberikan pengarahan, agar dihasilkan sesuatu yang
diharapkan, perlu dikeluarkan, perintah-perintah secara baik; perintah-
perintah tersebut harus ada follow upnya; pengarahan itu harus
sederhana dan dijelaskan mengapa agar diperoleh saling pengertian;
dan akhirnya digunakan pengarahan yang sifatnya konsultatif.
4. Pengawasan

8
Sistem pengawasan harus terdapat alat ukur yang dapat
mengidentifikasi kejadian yang baru dalam proses pengawasan.
Kegiatan pengawasan dapat menjadi tolak ukur seberapa jauh hasil
yang telah dicapai. Pengawasan perlu dilakukan pada setiap tahap
dalam manajemen. Menurut Manulang (2006: 173) pengawasan adalah
suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semua.
Pengawasan merupakan tindakan atau proses kegiatan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk kemudian
dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali
kesalahankesalahan itu, begitu juga menjaga agar pelaksanaan tidak
berbeda dengan rencana yang telah ditetapkan (Djati Julitriarsa 2001:
101).
Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap
diperlukan meski rumit dan luasnya suatu organisasi. Dalam proses
pengawasan terdiri atas tiga tahap yaitu (a) menetapkan standar
pelaksanaan, (b) pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan
dengan standar, dan (c) menentukan kesenjangan antara pelaksanaan
dengan standar dan rencana (Nanang Fatah 2009: 101). Pengawasan
dapat dilakukan jika pemikiran fundamental manajemen diperhatikan
dengan baik, menurut Sigian (2007: 126-128) pemikiran fundamental
tersebut adalah orientasi kerja organisasi adalah efektifitas dan
produktivitas, orientasi pekerjaan operasional organisasi adalah
efektifitas pengawasan dilakukan oleh manajer ketika sedang
berlangsung, dan pengawasan berdasarkan proses dasar pengawasan
yaitu: penentuan standar kerja, pengukuran hasil spesifik, pengukuran
prestasi kerja,dan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

9
2.3 Pembagian Kelompok dalam Konsep Dasar Ruang Lingkup
Manajemen Olahraga
Pengelompokan disiplin ilmu olahraga yang dibuat oleh Olympic
Scientific Congress di Quebec City, Canada tahun 1976, dikenal adanya 4
kelompok, yaitu:
2.3.1 Ilmu-ilmu Biologi (Biological Science)

 Fisiologi olahraga

 Biomekanika olahraga

 Kesehatan olahraga (Sport Medicine)

 Gizi olahraga (Sport Nutition), dll.

2.3.2 Ilmu-ilmu peri laku manusia (Behavioral Science)

 Pendidikan olahraga (termasuk Coaching)

 Psikologi olahraga

 Sosiologi olahraga

2.3.3 Humaniora (Humsnities),

 Filsafat olahraga

 Sejarah olahraga

 Teologia olahraga.

2.3.4 Varia (yang berarti agak sukar dikelompokkan), seperti

 Manajemen olahraga

 Infra struktur olahraga (Sport Facilities)

 Jurnalistik olahraga (Sport Journalistic / Publisistic)

 Hukum olahraga (Sport Law) {Proceeding : Olympic Scientific Congress,


Quebec City, Canada , 1976).

10
2.4 Komponen Ruang Lingkup Manajemen Olahraga
2.4.1 Industri Olahraga

Banyak defenisi industri olahraga yang dapat dilihat untuk


memahami konsep industri olahraga. Beberapa tokoh telah memberikan
defenisinya yang berkaitan tentang industri Olahraga tersebut. Dae-Hwan
dalam Lutan (2004) mengemukakan bahwa industri olahraga adalah
industri yang menciptakan nilai tambah dengan memproduksi dan
menyediakan olahraga yang berkaitan dengan peralatan dan layanan (jasa)
yaitu peralatan/perlengkapan olahraga yang berkaitan dengan aktivitas
olahraga seperti kompetisi olahraga, pelatihan, dan pesta olahraga.
Selanjutnya, Miller dkk dalam Harsuki (2005) menyatakan bahwa industri
olahraga adalah semua produk, barang, servis, tempat, orang-orang dan
pemikiran yang ditawarkan pada pelanggan yang berkaitan dengan
olahraga.

2.4.2 Produk Olahraga

Baru-baru ini salah satu orang terkaya di Amerika (ke 164), yaitu
Stanley Kroenke dengan yakin membeli saham Arsenal, salah satu klub
besar dan favorit di Inggris. Maka lengkaplah sudah kepemilikan empat
klub besar Inggris yang sudah dibeli oleh para kapitalis Amerika.
Liverpool dibeli oleh George Gillet dan Tom Hicks. Randy Lerner
membeli Aston Villa. Sebelumnya Malcolm Glazer menguasai MU.

Hal ini membuktikan bahwa :

1. Olah raga merupakan ladang bisnis yang menggiurkan (jika digarap


dengan baik)
2. Atlet merupakan profesi yang terhormat
3. Amerika benar-benar cerdik melihat peluang bisnis

2.4.3 Koordinasi Proses Produk Olahraga

Kegiatan olahraga memiliki nilai kepada kehidupan manusia, baik


nilai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Nilai-nilai olahraga itu
mempengaruhi keberhasilan pembangunan nasional, termasuk

11
pembangunan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia. Bahkan dapat
dikatakan sistem manajemen dan pembinaan olahraga merupakan bagian
integral pembangunan kualitas sumber daya manusia.

Olahraga kurang memiliki kontribusi kepada pembangunan


nasional. Padahal olahraga memiliki nilai ekonomi karena dapat
meningkatkan produktivitas manusia sebagai sumber Sayangnya, sebagian
pihak menganggap kegiatan olahraga (termasuk Jasmani dan daya
pembangunan.

Kesegaran jasmani yang memadai meningkatkan kemampuan kerja


optimal serta dapat menghemat biaya pemeliharaan kesehatan. Pembinaan
olahraga secara matang di masa depan akan memberi kontribusi terhadap
peningkatan kesejahteraan perorangan. Misalnya melimpah ruahnya bonus
yang diterima Taufik Hidayat setelah mendapat medali emas olimpiade.

12
BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya kegiatan olahraga sudah dilakukan sejak manusia ini ada,
Olahrga membutuhkan para manajer yang memiliki perspektif luas dalam
bidang organisasi keolahragaan. Fungsi-fungsi manajemen juga harus dikuasai
oleh para manajer di bidang olahgara seperti planning, organizing, actuating,
dan controlling di dalam menjalankan roda organisasi keolahrgaan.
Manajemen olahraga pada dasarnya merupakan perpaduan antara ilmu
manajemen dengan ilmu olahrga. Pemahaman manajemen akan membantu
dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efesien, tidak hanya di perusahan
bisnis tetapi semua bentuk organisasi seperti rumah sakit, sekolah, klub-klub
olahraga, memerlukan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lismadiana. (2017). Dasar-dasar Manajemen Olahraga.Yogyakarta: UNY


Press.

Komaludin. (1989). Manajemen. Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti.

Anonim. (2003). Gerakan Nasional Garuda Emas. Jakarta: KONI Pusat.

Arifin Abdulrachman. (1973). Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum.


Jakarta: PT. Ikhtiar Baru.

Bambang Tri Cahyono.(1995). Pengadaan Sumberdaya Manusia. Jakarta:


IWAPI.

Eko. (2021, September 2). Manajemen Olahraga - Ruang Lingkup Olahraga.


Retrieved April 7, 2022, from Ruang Lingkup Manajemen Olahraga:
http://ekonominator.blogspot.com/2021/09/manajemen-olahraga-ruang-
lingkup.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai