Anda di halaman 1dari 6

1.

Hitung uji ambang batas pendapatan dan analisis segmen mana yang harus
terlaporkan!

Jawaban:

Untuk menghitung ambang batas pendapatan dan menganalisis segmen mana yang harus
dilaporkan, kita perlu menggunakan persentase 10% dari pendapatan total. Berikut adalah
langkah-langkahnya:

1. Hitung 10% dari total pendapatan: Ambang batas pendapatan = 10% x


Rp110.000.000 Ambang batas pendapatan = Rp11.000.000

2. Bandingkan pendapatan setiap segmen dengan ambang batas pendapatan yang telah
dihitung:

 Segmen Manufaktur: Rp30.000.000 > Rp11.000.000 (melebihi ambang batas)

 Segmen Retail: Rp7.500.000 < Rp11.000.000 (tidak mencapai ambang batas)

 Segmen Distribusi: Rp38.000.000 > Rp11.000.000 (melebihi ambang batas)

 Segmen Pembiayaan: Rp8.000.000 > Rp11.000.000 (melebihi ambang batas)

3. Berdasarkan perbandingan di atas, segmen yang harus dilaporkan adalah segmen


Manufaktur, Distribusi, dan Pembiayaan. Segmen Retail tidak memenuhi ambang
batas pendapatan 10% dan tidak harus dilaporkan.

Jadi, segmen yang harus terlaporkan adalah segmen Manufaktur, Distribusi, dan Pembiayaan.

2. Dalam menghadapi kondisi tersebut apakah Opsi akan dieksekusi/diambil atau tidak
oleh PT Mahardika? Hitung uang yang keluar atau yang diterima dari transaksi
tersebut! Buatlah analisisnya!

Jawaban:

Transaksi 1: PT. Mahardika membeli kontrak opsi untuk membeli 25.000 kuintal kopi di
harga Rp1.250 per kuintal dengan harga opsi beli sebesar Rp10.000.

1. Apabila harga kopi di pasar Rp1.300: Dalam kondisi ini, harga kopi di pasar lebih
tinggi daripada harga pelaksanaan opsi (strike price). Oleh karena itu, PT. Mahardika
akan menggunakan opsi beli untuk membeli 25.000 kuintal kopi dengan harga yang
lebih rendah yaitu Rp1.250 per kuintal.

Biaya yang dikeluarkan oleh PT. Mahardika untuk membeli kopi: Biaya opsi beli = Harga
opsi beli x Jumlah kuintal kopi Biaya opsi beli = Rp10.000 x 25.000 = Rp250.000.000

Total uang yang dikeluarkan oleh PT. Mahardika adalah Rp250.000.000.

2. Apabila harga kopi di pasar Rp1.000: Dalam kondisi ini, harga kopi di pasar lebih
rendah daripada harga pelaksanaan opsi (strike price). Oleh karena itu, PT. Mahardika
tidak akan menggunakan opsi beli karena lebih menguntungkan membeli kopi
langsung di pasar dengan harga yang lebih rendah daripada harga pelaksanaan opsi.

Dalam transaksi ini, PT. Mahardika hanya membayar biaya opsi beli sebesar Rp10.000 tanpa
menggunakan opsi tersebut, sehingga total uang yang dikeluarkan adalah Rp10.000.

Transaksi 2: PT Mahardika membeli kontrak opsi kopi untuk menjual 25.000 kuintal kopi di
harga Rp1.250 per kuintal dengan harga opsi jual sebesar Rp10.000.

1. Apabila harga kopi di pasar Rp1.300: Dalam kondisi ini, harga kopi di pasar lebih
tinggi daripada harga pelaksanaan opsi (strike price). Oleh karena itu, PT Mahardika
tidak akan menggunakan opsi jual karena lebih menguntungkan menjual kopi
langsung di pasar dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pelaksanaan opsi.

Dalam transaksi ini, PT Mahardika hanya membayar biaya opsi jual sebesar Rp10.000 tanpa
menggunakan opsi tersebut, sehingga total uang yang dikeluarkan adalah Rp10.000.

2. Apabila harga kopi di pasar Rp1.000: Dalam kondisi ini, harga kopi di pasar lebih
rendah daripada harga pelaksanaan opsi (strike price). Oleh karena itu, PT Mahardika
akan menggunakan opsi jual untuk menjual 25.000 kuintal kopi dengan harga yang
lebih tinggi yaitu Rp1.250 per kuintal.

Uang yang diterima oleh PT Mahardika dari penjualan kopi: Harga jual kopi = Harga
pelaksanaan opsi x Jumlah kuintal kopi Harga jual kopi = Rp1.250 x 25.000 = Rp31.250.000

Total uang yang diterima oleh PT Mahardika adalah Rp31.250.000.

Dalam kesimpulannya, PT Mahardika akan menggunakan opsi beli jika harga kopi di pasar
lebih tinggi daripada harga pelaksanaan opsi, sedangkan PT Mahardika akan menggunakan
opsi jual jika harga kopi di pasar lebih rendah daripada harga pelaksanaan opsi. Dalam hal
ini, PT Mahardika akan mengeluarkan biaya opsi beli sebesar Rp250.000.000 dan biaya opsi
jual sebesar Rp10.000. PT Mahardika akan menerima uang sebesar Rp31.250.000 jika
menggunakan opsi jual dalam kondisi harga kopi di pasar sebesar Rp1.000.

3. Analisis kasus di atas, kemudian buatlah jurnal yang diperlukan PT Bahagia pada
saat:

1. Kesepakatan tangga 28 November 2021

2. Jurnal penyesuaian nilai kontrak forward tanggal 31 Desember 2021

Jawaban:

1. Kesepakatan tanggal 28 November 2021:

PT Bahagia melakukan kesepakatan secara lisan dengan PT Sahaja untuk membeli peralatan
senilai S$4.000. Pada tanggal 28 November 2021, PT Bahagia akan mencatat jurnal sebagai
berikut:

Tanggal: 28 November 2021 Deskripsi: Pembelian peralatan dari PT Sahaja Debit: Peralatan
(aset) Kredit: Utang kepada PT Sahaja

Pada jurnal di atas, nilai peralatan akan diakui sebagai aset perusahaan PT Bahagia,
sedangkan utang akan dicatat sebagai kewajiban kepada PT Sahaja.

2. Jurnal penyesuaian nilai kontrak forward tanggal 31 Desember 2021:

Pada tanggal 31 Desember 2021, PT Bahagia perlu menyesuaikan nilai kontrak forward yang
dimiliki dengan PT Broker berdasarkan perubahan tarif forward. Berikut adalah jurnal
penyesuaian yang perlu dibuat:

Tanggal: 31 Desember 2021 Deskripsi: Penyesuaian nilai kontrak forward dengan PT Broker
Debit/Kredit: Laba/Rugi (pendapatan atau beban)

Dalam jurnal di atas, debit atau kredit akan tergantung pada perubahan nilai kontrak forward.
Jika tarif forward 3 bulan menjadi 9.850, maka akan ada keuntungan (debit) yang dicatat,
sedangkan jika tarif forward 2 bulan menjadi 9.900, maka akan ada kerugian (kredit) yang
dicatat.
4. Transaksi 1

Pada tanggal 31 Desember 2020, PT Arumanis memiliki investasi pada ventura


bersama dengan kepemilikan 60% dengan nilai tercatat Rp4.546.800. Pada tanggal 2
Januari 2021, perusahaan melepas 10% kepemilikannya kepada partisipan lain secara
tunai dengan harga jual Rp500.000.

Analisis kondisi tersebut kemudian jawab pertanyaan berikut ini:

1. Jurnal transaksi pelepasan kepemilikan

2. Bagaimana status pengendalian bersama pihak partisipan lain tersebut.

3. Berapa nilai investasi tercatat setelah pelepasan?

Jawaban:

Transaksi 1:

Jurnal transaksi pelepasan kepemilikan pada tanggal 2 Januari 2021:

Tanggal: 2 Januari 2021

Deskripsi: Pelepasan kepemilikan kepada partisipan lain

Debit: Kas (nilai penjualan)

Kredit: Investasi pada ventura bersama (jumlah kepemilikan yang dilepaskan x nilai tercatat)

Pada jurnal di atas, nilai penjualan (Rp500.000) akan dicatat sebagai kas yang diterima dari
penjualan kepemilikan, sedangkan bagian investasi pada ventura bersama yang dilepaskan
(10% x Rp4.546.800) akan dikurangi dari nilai tercatat sebelumnya.

Status pengendalian bersama pihak partisipan lain setelah pelepasan:

Setelah melepas 10% kepemilikan kepada partisipan lain, PT Arumanis memiliki


kepemilikan sebesar 50% pada ventura bersama. Hal ini berarti PT Arumanis tetap memiliki
pengendalian bersama dengan pihak partisipan lain, meskipun persentase kepemilikan
berkurang.
Nilai investasi tercatat setelah pelepasan:

Untuk menghitung nilai investasi tercatat setelah pelepasan, kita perlu mengurangi bagian
kepemilikan yang dilepaskan dari nilai tercatat sebelumnya.

Nilai investasi tercatat setelah pelepasan = Nilai tercatat sebelumnya - (Kepemilikan yang
dilepaskan x Nilai tercatat sebelumnya)

Nilai investasi tercatat setelah pelepasan = Rp4.546.800 - (10% x Rp4.546.800)

Nilai investasi tercatat setelah pelepasan = Rp4.546.800 - Rp454.680

Nilai investasi tercatat setelah pelepasan = Rp4.092.120

Jadi, nilai investasi tercatat setelah pelepasan adalah Rp4.092.120.

Transaksi 2

Selama tahun 2021 tercatat bahwa ventura bersama yang PT Arumanis menjadi salah
satu venturer bersamanya, menghasilkan Rugi Rp8.500.000.

Hitunglah bagian laba (rugi) yang menjadi tanggungan PT.Arumanis dan buatlah
jurnalnya!

Jawaban:

Transaksi 2:

Untuk menghitung bagian laba (rugi) yang menjadi tanggungan PT Arumanis, kita perlu
menggunakan persentase kepemilikannya pada ventura bersama.

Bagian laba (rugi) yang menjadi tanggungan PT Arumanis = Rugi ventura bersama x
Persentase kepemilikan

Bagian laba (rugi) yang menjadi tanggungan PT Arumanis = Rp8.500.000 x 60%


Bagian laba (rugi) yang menjadi tanggungan PT Arumanis = Rp5.100.000

Jurnal transaksi untuk bagian laba (rugi) tersebut akan tergantung pada apakah laba atau rugi
tersebut telah dialokasikan sebelumnya atau belum. Jika belum dialokasikan, maka jurnalnya
akan sebagai berikut:

Tanggal: Tahun 2021 (sesuai dengan periode akuntansi)

Deskripsi: Bagian laba (rugi) yang menjadi tanggungan PT Arumanis

Debit/Kredit: Laba (Rugi) ventura bersama

Ekuitas PT Arumanis

Dalam jurnal di atas, laba atau rugi akan dicatat sebagai laba atau rugi ventura bersama, dan
bagian yang menjadi tanggungan PT Arumanis akan dicatat dalam ekuitas perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai