Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN LOGISTIK ORGANISASI PUBLIK

SOAL DISKUSI :

Berikut adalah studi kasus yang perlu didiskusikan:

Banyak daerah yang melakukan optimalisasi aset negara baik dalam bentuk sewa,
pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna.
Beberapa kasus diantaranya kontribusi atas pemanfaatan aset sangat minim seperti
beberapa contoh kasus dibahawh ini:

1. Aset Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Gili Trawangan


seluas 65 hektare dikerjasamakan dengan PT. Gili Trawangan Indah (GTI)
sesuai perjanjian kontrak produksi Nomor 1 Tahun 1995 dengan jangka waktu
kerjasama selama 70 tahun. Nilai royalti yang diperoleh Pemprov per tahun
dari kontrak panjang ini hanya sebesar Rp 22,5 juta. Informasi lengkap dapat
dilihat pada link berikut:

https://www.suarantb.com/headline/2018/07/258470/Kerjasama.Hingga.70.Tahun,Kon
tribusi.Pemanfaatan.Aset.Pemprov.Hanya.Puluhan.Juta.Setahun/

1. Kerja sama Pemerintah Daerah dengan pemodal/dunia usaha untuk


pemanfaatan aset daerah. Dengan dalih kerja sama untuk mendapatkan
keuntungan agar ada bagian pendapatan pemerintah daerah atas pemanfaatan
dan pengelolaan aset tersebut, namun pada kenyataannya, aset Pemerintah
Daerah yang dijadikan modal tergerus habis. Oleh karena jangka waktu
kerjasama begitu panjang melewati batas kepemimpinan seorang
gubernur/bupati atau walikota dan diperparah dengan kacaunya administrasi
pencatatan aset, lambat laun aset daerah tersebut dikuasai oleh pihak ke tiga.
Pemerintahan dengan beberapa periode berikutnya kehilangan jejak untuk
menelusuri keberadaan aset daerah tersebut hingga aset tersebut berpindah
tangan dari satu kepemilikan kepada pemilikan berikutnya. Informasi
selengkapnya dapat dilihat pada link berikut:

http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/03/08/penyimpangan-dalam-
pengelolaan-barang-milik-daerah/

3. Hasil riset dan pemeriksaan BPK terdapat 4 permasalahan dalam pemanfaatan


aset, yaitu:

a. Aset belum dioptimalkan

b. Inefisiensi aset

c. Pemanfaatan aset belum optimal bagi pemasukan daerah

d. Rendahnya fungsi manfaat aset


Informasi selengkapnya dapat dilihat pada link berikut:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12534/Identifikasi-Masalah-Aset-
Berdasar-Riset-dan-Hasil-Pemeriksaan-BPK.html

Berdasarkan beberapa studi kasus yang telah dikemukakan, diskusikan hal-hal berikut:

1. Apa yang menjadi permasalahan utama daerah belum mampu mengoptimalkan


pemanfaatan aset?
2. Apa strategi yang harus dilakukan oleh daerah jika dikaitkan dengan konsep
pendekatan quality function deployment (QFD) dan industri kreatif dalam
pemanfaatan aset?

Jawab:

1. Permasalahan utama daerah belum mampu mengoptimalkan pemanfaatan


aset seperti :

a. Belum komprehensifnya kerangka kebijakan;


b. Persepsi tradisional yang tidak mengedepankan potensi pemanfaatan
aset publik bagi pemasukan daerah;

c. Inefisiensi;
d. Keterbatasan data;
e. Keterbatasan SDM.

2. Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses


perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu
mengintegrasikan ‘suara- suara konsumen’ ke dalam proses
perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi
perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta
keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya.
Quality Function Deployment (QFD) merupakan pendekatan sistimatik
yang menentukan tuntutan atau permintaan konsumen kemudian
menterjemahkan tuntutan tersebut secara akurat kedalam teknis,
manufacturing, dan perencanaan produksi yang tepat. Kemudian
menerjemahkan tuntutan tersebut secara akurat ke dalam perencanaan
pengembangan yang tepat. Dengan demikian, penerapan Quality
Function Deployment dapat menjamin kelangsungan perusahaan dalam
proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan
spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai