Anda di halaman 1dari 14

Pinrang, 22 September 2023

Perihal : Surat Gugatan Perdata.


Kepada Yth.
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Pinrang

di –
P I N R A N G.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M A J I D A.
Tempat dan tgl. Lahir : Bakaru, 31-12-1959
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani / Perkebun
Bertempat tinggal di : Jl. Bakaru, RT 001/RW 000, Kel/Desa
Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat,
Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara
KTP (NIK) : 7315073112590079

Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya, yaitu :

Nama : A B D U L L A H, SH.
Tempat dan tgl. lahir : Makuring, 31-12-1960
Agama : Islam
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : Sarjana Hukum (S1),
Status perkawinan : Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Advokat dan Pengacara
No. KTPA / NIA : 98.11616 dari PERADI, dengan masa
berlakunya sampai dengan tanggal
31-12-2024
No. KTP (NIK) : 7315113112600017.

1
Berkedudukan /berkantor di : Kompleks PERUMNAS Corawali Blok
C. No. 90 Pinrang, Kelurahan Benteng
Sawitto, Kecamatan Paleteang,
Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi
Selatan.

 Untuk ini bertindak selaku Kuasa dari Pemberi Kuasa tersebut


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Februari 2023 dan
telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pinrang pada
tanggal 22 Februari 2023, dengan No. 12 /Pendt/SK/Pdt/2023
(Surat Kuasa Khusus tersebut terlampir dalam berkas perkara ini),
yang selanjutnya disebut sebagai Penggugat.

Dengan ini mengajukan Gugatan Perdata tehadap :

1. N a m a : NGUJU alias PN. NAHA


Umur : 80 Tahun
Agama : Islam,
Jenis kelamin : laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani/ Perkebun
Status perkawinan : Kawin
Bertempat tinggal di : Dusun Bakaru, Desa Bakaru, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi
Sulawesi Selatan ;

 Untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat I.

2. N a m a : HUSEN alias PN. SAHAWI


Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani / Perkebun.
Bertempat tinggal di : Dusun Bakaru, Desa Bakaru, Kecamatan
Lembang Kabupaten Pinrang, Provinsi
Sulawesi Selatan ;

 Untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat II.

3. N a m a : SAPPE
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki

2
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Petani / Perkebun
Bertempat tinggal di : Dusun Bakaru, Desa Bakaru, Kecamatan
Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi
Sulawesi Selatan ;

 Untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat III.


 Atau selanjutnya masing-masing disebut sebagai Tergugat-
Tergugat dan/atau Para Tergugat,

Adapun Duduk Perkaranya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa MAJIDA (Penggugat) memiliki (mempunyai) tanah


perkebunan atau tanah kebun, seluas kurang lebih 1,53 Ha. yang
terletak di Mandallo Dusun Bakaru, Desa Bakaru Kecamatan
Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan dengan
batas-batas sebagai erikut :

- Pada sebelah Utara berbatasan dengan tanah kebun Mahoddin


- Pada sebelah Timur berbatasan dengan saluran air dan kebun
Bunga/Racang
- Pada sebelah Selatan berbatasan dengan tanah kebun Daeng
Mancing/Sulili
- Pada sebelah Barat berbatasan dengan tanah kebun Dullah / PN.
Sana

2. Bahwa tanah perkebunan atau tanah kebun milik sah MAJIDA


(Penggugat) sebagaimana yang disebutkan pada Nomor : 1 (satu) di
atas adalah diperoleh atau didapat Penggugat sebagai bagiannya
dari pemagian harta benda (tanah) dari orang tuanya, dalam hal ini
Ayah /Bapak Penggugat yang bernama PATIWI pada tahun 1990,
sedangkan PATIWI memperleh tanah perkebunan (tanah kebun)
tersebut dari orang tuanya yang bernama INDO PAROSI (Ibu
kandung PATIWI).

3. Bahwa semasa hidupnya PATIWI dengan Istrinya yaitu I LIJA telah


dilahirkan 3 (tiga) orang anak, yakni Pr. MAJI, MAJIDA (Penggugat)
dan Lk. BOKHORI.

3
4. Bahwa PATIWI meninggal dunia pada tanggal 21 September tahun
1994, sedangkan istrinya yaitu I LIJA meninggal dunia pada 05
Juni tahun 1983, demikian pula anaknya yang bernama Lk.
BOKHORI telah pula meninggal dunia pada tahun 2015.

5. Bahwa INDO PAROSI (ibu kandung PATIWI) telah meninggal dunia


pada tahun 1947, sedangkan suami INDO PAROSI yaitu SAKKA
(Ayah/Bapak PATIWI) meninggal dunia pada tahun 1945.

6. Bahwa tanah perkebunan (tanah kebun) milik sah Penggugat yang


disebutkan pada Nomor : 1 (satu) di atas, yang selanjutnya dalam
Gugatan Perkara Perdata ini disebut sebagai tanah kebun obyek
sengketa atau tanah obyek sengketa dan/atau obyek sengketa.

7. Bahwa tanah kebun obyek sengketa dikuasi oleh Penggugat secara


terus-menerus (kontinyu) dan turun temurun dari Nenek bersama
dengan Kakek ke Ayah/Bapak Penggugat sampai kepada Penggugat.

8. Bahwa tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah sudah lama


dikuasai dan digarap atau kekerjakan oleh Penggugat yaitu sejak
tahun 1980 an, yaitu jauh sebelum PATIWI (Ayah/Bapak Penggugat)
membagi-bagikan harta bendanya kepada anak-anaknya sampai
dengan tahun 1995.

9. Bahwa pada waktu Penggugat menguasai dan menggarap atau


mengelola tanah obyek sengketa tersebut, di mana tanah obyek
sengketa a quo adalah ditanami oleh Penggugat tanaman jangka
pendek seperti sayur-sayuran, jagun dan lain-lain.

10. Bahwa pada bulan Februari tahun 1994, Ayah/Bapak


Penggugat yaitu PATIWI jatuh sakit dan dan akhirnya PAIWI
meninggal dunia pada bulan 21 September 1994.

11. Bahwa pada tahun 1995, Penggugat hijrah ke Tarakan, yaitu di


Jalan Bakaru, RT 002/RW 005, Kelurahan Karang Harapan,
Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan
Utara, untuk mencari sumber kehidupan yang baik, dan karenanya
tanah kebun Penggugat tersebut in sacu tanah kebun sengketa
tersebut tidak ada yang menggarapnya.
4
12. Bahwa oleh karena pada tahun 1995, tanah obyek sengketa
tersebut tidak ada yang menggarapnya atau mengerjakannya,
karenanya pada tahun 1996, NGUJU alias PN. NAHA (Tergugat I)
bersama dengan HUSEN alias PN. SAWI mengambil alih dan
menguasai tanah kebun Penggugat in casu tanah kebun obyek
sengketa tersebut tanpa sepengetahuan dan tanpa seijin dengan
Penggugat selaku pemilik sah atas tanah obyek sengketa tersebut.

13. Bahwa kemudian pada tahun 1996 itu pula, Tergugat I dan II
menyuruh SAPPE (Tergugat III) untuk membantu Tergugat I dan II
menggarap dan/atau mengerjakan tanah kebun obyek sengketa
tersebut, dengan bagi hasil antara Tergugat I, II dan III.

14. Bahwa karenanya pada tahun 1996 itu juga, tanah obyek
sengketa tersebut digarap dan/atau dikerjakan dan ditanami
tanaman jangka pendek oleh Tergugat I, II dan III yaitu jagung
sampai dengan sekarang.

15. Bahwa pada bulan Mei 1996, Penggugat adalah sangat kaget
dan terkejuk setelah Penggugat mengetahui dari Pr. MAJI PATIWI
(kakak kandung Penggugat) yang memberitahukan kepada
Penggugat, bahwa tanah kebun milik sah Penggugat in casu tanah
kebun obyek sengketa tersebut adalah diambil alih dan dikuasai
oleh Tergugat-Tergugat serta digarap atau dikelola oleh Tergugat I,
II dan III tersebut.

16. Bahwa oleh karena pada waktu itu (1996), Penggugat sangat
sibuk karena Penggugat sedang membukan dan mencetak tambak
(empang) di Tarakan, dan nanti pada tahun 1998 Penggugat pulang
ke Kampung halanan yaitu Bakaru, Desa Bakaru, untuk melihat
secara langsung tanah kebun Penggugat, ternyata betul tanah obyek
sengketa a quo adalah dikuasai dan digarap atau dikelola oleh
Tergugat-Tergugat.

17. Bahwa oleh karena tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
tanah kebun milik sah Penggugat atau sebagaimana yang
disebutkan di atas, oleh karena itu, maka perbuatan dan tindakan
Tergugat I, II dan III mengambil alih dan menguasai serta
menggarap atau mengerjakan tanah kebun obyek sengketa tersebut
5
tanpa seizin dan tanpa sepengetahuan dengan Penggugat adalah
perbuatan dan penguasaan yang tidak sah, sebab penguasaan dan
perbuatan Tergugat I, II dan III tersebut adalah sangat merugikan
Penggugat.

18. Bahwa setelah Tergugat I, II dan III mengambil alih dan


menguasai serta menggarap secara tidak sah tanah kebun milik sah
Penggugat in casu tanah kebun obyek sengketa tersebut, maka
Penggugat telah bebarapa kali kembali dari Tarakan atau pulang ke
Bakaru untuk menghubungi dan menemui Tergugat I, II dan III
secara langsung, dengan maksud dan tujuan Penggugat yakni agar
Tergugat-Tergugat bersedia dan mau menyerahkan kembali tanah
kebun obyek sengketa tersebut kepada Penggugat secara
musyawarah dan kekeluargaan dengan baik-baik. Namun maksud
baik Penggugat tersebut adalah ditanggapi secara tidak baik oleh
Tergugat-Tergugat, dan bahkan Tergugat-Tergugat pada waktu itu
marah-marah kepada Penggugat, sehingga upaya Penggugat
tersebut adalah tidak membuahkan hasil.

19. Bahwa oleh karena tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
bukan milik (kepunyaan) Tergugat-Tergugat, melainkan bahwa
tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah tanah kebun milik sah
Penggugat atau sebagaimana yang disebutkan di atas. Oleh karena
itu, maka perbuatan dan penguasaan Tergugat I, II dan III atas
tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah tidak sah dan
merupakan perbuatan dan penguasaan yang melawan hukum
(onrechtmatige daad), sebab perbuatan dan penguasaan Tergugat
I, II dan III atas tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah sangat
merugikan Penggugat.

20. Bahwa, oleh karena Tergugat-Tergugat sama sekali tidak mau


menyerahkan kembali tanah perkebunan obyek sengketa tersebut
kepada Penggugat, meskipun Penggugat telah memintanya secara
musyawarah dan kekeluargaan dengan baik-baik kepadanya atau
sebagaimana yang disinggung di atas, sedangkan Tergugat I, II dan
III, adalah sama sekali tidak mempunyai alas hak (dasar hukum)
apapun atas tanah kebun obyek sengketa tersebut, oleh sebab
tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah bukan kepunyaan
Tergugat-Tergugat, melainkan bahwa tanah kebun obyek sengketa
6
tersebut adalah tanah kebun milik sah Penggugat. Oleh karena itu,
meskipun permintaan Penggugat sebagaimana yang dikemukakan
di atas adalah ditanggapi secara tidak wajar oleh Tergugat-Tergugat,
namun karena tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah tanah
kebun milik sah Penggugat sehingga Penggugat tetap berupaya
menghubungi dan menemui Tergugat I, II dan III baik secara
langsung maupun dengan perantaraan sanak keluarga dan
Pemerintah setempat seperti Kepala Desa Bakaru yang dianggap
mampu menjadi mediator yang baik dan jujur dalam memediasi
(menengahi) antara Penggugat dengan Tergugat I, II dan III dengan
maksud dan tujuan Penggugat yakni agar Tergugat I, II dan III mau
menyerahkan kembali tanah kebun obyek sengketa tersebut kepada
Penggugat secara musyawarah dan kekeluargaan dengan baik-baik.
Namun usaha dan uapaya Penggugat tersebut adalah tetap
ditanggapi secara tidak baik oleh Tergugat I, II dan III dan bahkan
Tergugat-Tergugat pada waktu itu marah-marah kepada Penggugat,
sehingga karenanya usaha Penggugat tersebut juga kembali tidak
membuahkan hasil, sedangkan tanah kebun obyek sengketa
tersebut adalah tetap saja dikuasai dan digarap atau dikerjakan
oleh Tergugat-Tergugat secara tidak sah dan melawan hukum
(onrechtmatige daad). Dengan demikian Tergugat-Tergugat adalah
sengaja merugikan Penggugat, untuk itu adalah wajar dan patut
bilamana Para Tergugat tidak mendapatkan perlindungan Hukum
dan Undang-Undang dalam perkara ini.

21. Bahwa kerugian mana yang diderita dan dialami oleh Penggugat
sebagai akibat dari perbuatan dan penguasaan Tergugat-Tergugat
atas tanah kebun obyek sengketa tersebut, yakni berupa :

a. hilangnya kesempatan Penggugat menguasai, menggarap


dan/atau mengelola tanah kebun obyek sengketa tersebut.
b. hilangnya kesempatan memperoleh hasil panen dan
menikmati hasil panen dari tanah kebun obyek sengketa
tersebut pada setiap kali panennya.

22. Bahwa oleh karena tanah kebun obyek sengketa tersebut pada
setiap kali panennya adalah menghasilkan Jagung Kering rata-rata
sebanyak 7.000 kg (Tujuh Ribu Kilogram), dan jika jagung kering
hasil panen dari tanah kebun obyek sengketa tersebut dalam per
7
kali panennya dinilai dengan uang sesuai dengan harga jagung
kering per kilogramnya sekarang adalah sebesar Rp. 3.000,- (Tiga
Ribu Rupia).

23. Bahwa dengan demikian perincian dan/atau perhitungan hasil


panen dari tanah kebun obyek sengketa tersebut pada setiap kali
penennya :

- Adalah 7.000 kg. jagung kering per kali panen x harga jagung
kering per kilogramnya adalah Rp.3.000, - (Tiga Ribu Rupiah)
adalah = Rp. 21.000.000,- (Dua Puluh Satu Juta Rupiah).
- Dengan demikian besarnya kerugian yang dialami dan/atau
diderita oleh Penggugat pada setiap kali panennya adalah sebesar
/sebanyak Rp. 21.000.000,- (Dua Puluh Satu Juta Rupiah).
- Oleh karena tanah kebun obyek sengketa a quo dalam setiap
tahunnya adalah rata-rata sebanyak 2 (dua) keli panen Jagung
kering. Dengan demikian besarnya kerugian yang dialami
dan/atau diderita oleh Penggugat pada setiap tahunnya adalah
sebesar/ sebanyak Rp. 21.000.000,- (Dua Puluh Satu Juta
Rupiah) x 2 (dua) kali panen adalah = Rp. 42.000.000,- (Empat
puluh Dua Juta Rupiah).
- Dengan demikian besarnya kerugian yang diderita dan/atau
dialami oleh Penggugat atas hasil panen dari tanah kebun obyek
sengketa tersebut dalam per kali panennya adalah sebesar/
sebanyak Rp. 21.000.000,- (Dua Puluh Satu Juta Rupiah)
dan/atau dalam setiap tahunnya adalah sebesar/ sebanyak Rp.
42.000.000,- (Empat puluh Dua Juta Rupiah).
- Kerugian mana yang diderita oleh Penggugat pada setiap kali
panennnya dan/atau dalam per tahunnya adalah dihitung mulai
sejak bulan Januari tahun 2022 sampai dengan
dilaksanakannya putusan perkara ini secara utuh dan tuntas
oleh Tergugat-Tergugat, dan atau hinggal sekarang ini
(September 2023) adalah sudah berlangsung 2 (dua) kali
panen. Dengan demikian besarnya kerugian yang didesrita oleh
Penggugat atas hasil panen dari tanah kebun obyek sengketa
tersebut hingga sekarang ini adalah sebesar/sebanyak Rp.
42.000.000,- (Empat puluh Dua Juta Rupiah).

8
24. Bahwa oleh karena ini, adalah wajar dan beralasan hukum
bilamana Tergugat I, II dan III dibebani kewajiban dan/atau
dihukum secara tanggung renteng untuk membayar kerugian yang
diderita oleh Penggugat pada setiap kali panennya atas tanah kebun
obyek sengketa tersebut adalah sebesar 21.000.000,- (Dua Puluh
Satu Juta Rupiah), dan atau dalam setiap tahunnya adalah Rp.
42.000.000,- (Empat Puluh Dua Juta Rupiah) secara lunas,
sekali gus dan utuh, kerugian mana yang diderita oleh Penggugat
pada setiap kali panennnya dan/atau dalam per tahunnya adalah
dihitung mulai sejak bulan Januari tahun 2022 sampai dengan
dilaksanakannya putusan perkara ini secara utuh dan tuntas oleh
Tergugat-Tergugat, dan atau hinggal sekarang ini (September 2023)
adalah sudah berlangsung 2 (dua) kali panen. Dengan demikian
besarnya ganti kerugian yang harus dibayar oleh Para Tergugat
kepada Penggugat atas hasil panen dari tanah kebun obyek
sengketa tersebut hingga sekarang ini adalah sebesar/sebanyak Rp.
42.000.000,- (Empat puluh Dua Juta Rupiah).

25. Bahwa oleh karena tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
tanah kebun milik sah Penggugat, karenanya adalah wajar dan
patut bilamana Penggugat meminta dan memohon kepada Yth.
Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pinrang agar kiranya
menghukum kepada Tergugat–Tergugat atau siappa saja yang
memperoleh hak dari padanya untuk nyerahkan tanah kebun obyek
sengketa tersebut kepada Penggugat dalam keadaan kosong, utuh,
dan aman serta bebas dari segala ikatan hukum apapun,
penyerahan dan pengosongan mana bilamana dipandang perlu
dengan menggunakan POLISI atau alat Negara lainnya.

26. Bahwa untuk menghindari agar tuntutan ganti kerugian


Penggugat tersebut tidak kosong (hampa) atau “illusoir”,
karenanya adalah wajar dan patut bilamana Penggugat memohon
dan meminta kepada Yth. Bapak Ketua / Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Pinrang agar kiranya seluruh harta kekayaan Tergugat-
Tergugat, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak supaya
diletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadapnya.

9
27. Bahwa Penggugat khawatir dengan adanya gugatan ini Para
Tergugat berupaya menjual atau memidahtangankan dan/atau
mengalihkan baik sebagian maupun keseluruhan tanah kebun
obyek sengketa tersebut kepada pihak ketiga atau kepada orang
lain, sehingga nantinya bilamana gugatan Penggugat a quo
dikabulkan oleh Pengadilan, maka nantinya akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan putusan (eksekusi). Oleh karena itu
adalah wajar dan patut bilamana Penggugat memohon dan meminta
kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pinrang
agar kiranya tanah kebun obyek sengketa tersebut diletakkan Sita
Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadapnya.

28. Bahwa, oleh karena tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
tanah kebun milik sah Penggugat atau sebagaimana yang diuraikan
di atas, maka adalah wajar bilamana Penggugat meminta dan
memohon kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Pinrang agar segala macam surat-surat yang ada di dalam
tangan/penguasaan Tergugat-Tergugat baik atas nama Tergugat-
Tergugat atau atas nama orang lain yang erat hubungannya atau
keterkaitannya dengan tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum apapun serta
tidak mengikat tanah kebun obyek sengketa tersebut.

29. Bahwa, oleh karena tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
tanah milik sah Penggugat atau sebagaimana yang diuraikan di
atas, maka adalah wajar bilamana Penggugat memohon dan
meminta kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Pinrang agar kiranya Tergugat-Tergugat dibebani kewajiban secara
tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwangsom) dalam
setiap harinya kepada Penggugat sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus
ribu rupiah) dalam setiap hari Tergugat-Tergugat lalai
menjalankan/melaksanakan isi putusan perkara ini secara utuh
dan tuntus, terhitung sejak putusan perkara ini memperoleh
kekuatan hukum tetap atau pasti sampai dengan dilaksanakannya
isi putusan perkara ini secara utuh dan tuntas oleh Tergugat-
Tergugat.

30. Bahwa, oleh karena gugatan Penggugat ini adalah didasarkan


atas dalih dan dalil yang benar dan tepat, disertai dengan alat-alat
10
bukti yang sah menurut hukum. Untuk itu adalah wajar dan patut
kiranya bilamana Penggugat memohon dan meminta kepada Yth.
Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pinrang, agar
putusan perkara perdata ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih
dahulu (Uit Voerbaard bij Voorraad), meskipun Tergugat-Tergugat
menyatakan upaya hukum baik verzet (perlawanan), banding dan
kasasi ataupun upaya hukum lainnya.

-----Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas,


maka dengan ini Penggugat dengan segala kerendahan hati memohon
kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pinrang,
kiranya berkenan memeriksa, mengadili dan memutusan perkara ini
dengan benar dan adil sesuai dengan Hukum dan Undang-Undang
yang berlaku, dengan menyatakan sebagai berikut :

Primair:

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat (MAJIDA) untuk


seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga menurut hukum terhadap Sita


Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diletakkan atas/terhadap
tanah kebun obyek sengketa tersebut ;

3. Menyatakan, sah dan berharga menurut hukum terhadap Sita


Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diletakkan atas/terhadap
seluruh harta kekayaan Tergugat-Tergugat, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak ;

4. Menyatakan dan menetapkan, bahwa obyek sengketa tersebut yaitu


berupa tanah perkebunan atau tanah kebun seluas kurang lebih
1,53 Ha. yang terletak di Mandallo Dusun Bakaru, Desa Bakaru
Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan
dengan batas-batas sebagai erikut :

- Pada sebelah Utara berbatasan dengan tanah kebun Mahoddin


- Pada sebelah Timur berbatasan dengan saluran air dan kebun
Bunga / Racang
- Pada sebelah Selatan berbatasan dengan tanah kebun Daeng
Mancing / Sulili

11
- Pada sebelah Barat berbatasan dengan tanah kebun Dullah / PN.
Sana

 Adalah tanah kebun milik sah Penggugat (MAJIDA) tersebut ;

5. Menyatakan, bahwa perbuatan dan tindakan Tergugat I, II dan III


mengambil alih dan menguasai serta menggarap atau mengerjakan
tanah kebun obyek sengketa tersebut tanpa seizin dan tanpa
sepengetahuan dengan Penggugat adalah perbuatan dan
penguasaan yang tidak sah dan melawan hukum (onrechtmatige
daad), sebab penguasaan dan perbuatan Tergugat I, II dan III
tersebut adalah sangat merugikan Penggugat ;

6. Manyatakan dan menetapkan menurut hukum, bahwa besarnya


kerugian yang dialami dan/atau diderita oleh Penggugat pada setiap
kali panennya adalah sebesar /sebanyak Rp. 21.000.000,- (Dua
Puluh Satu Juta Rupiah) dan/atau dalam setiap tahunnya adalah
sebesar/sebanyak Rp. 42.000.000,- (Empat puluh Dua Juta
Rupiah), kerugian mana yang diderita oleh Penggugat pada setiap
kali panennnya dan/atau dalam per tahunnya adalah dihitung
mulai sejak bulan Januari tahun 2022 sampai dengan
dilaksanakannya putusan perkara ini secara utuh dan tuntas oleh
Tergugat-Tergugat, dan atau hinggal sekarang ini (September 2023)
adalah sudah berlangsung 2 (dua) kali panen. Dengan demikian
besarnya kerugian yang didesrita oleh Penggugat atas hasil panen
dari tanah kebun obyek sengketa tersebut hingga sekarang ini
adalah sebanyak/sebesar Rp. 42.000.000,- (Empat puluh Dua
Juta Rupiah) ;

7. Menghukum kepada Tergugat-Tergugat secara tanggung renteng


untuk membayar kerugian yang diderita oleh Penggugat pada setiap
kali panennya atas tanah kebun obyek sengketa tersebut adalah
sebesar 21.000.000,- (Dua Puluh Satu Juta Rup[iah) dan/atau
dalam setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 42.000.000,- (Empat
Puluh Dua Juta Rupiah) secara lunas, sekali gus dan utuh,
kerugian mana yang diderita oleh Penggugat pada setiap kali
panennya dan/atau dalam per tahunnya tersebut adalah dihitung
mulai sejak bulan Januari tahun 2022 sampai dengan
dilaksanakannya putusan perkara ini secara utuh dan tuntas oleh
12
Tergugat-Tergugat, dan atau hinggal sekarang ini (September 2023)
adalah sudah berlangsung 2 (dua) kali panen. Dengan demikian
besarnya ganti kerugian yang harus dibayar oleh Para Tergugat
kepada Penggugat atas hasil panen dari tanah kebun obyek
sengketa tersebut hingga sekarang ini adalah sebesar/sebanyak Rp.
42.000.000,- (Empat puluh Dua Juta Rupiah) ;

8. Menghukum kepada Tergugat–Tergugat atau siapa saja yang


memperoleh hak dari padanya untuk menyerahkan tanah kebun
obyek sengketa tersebut kepada Penggugat dalam keadaan kosong,
utuh, dan aman serta bebas dari segala ikatan hukum apapun,
penyerahan dan pengosongan mana bilamana dipandang perlu
dengan menggunakan POLISI atau alat Negara lainnya ;

9. Menyatakan, bahwa segala macam surat-surat yang ada di dalam


tangan/penguasaan Tergugat-Tergugat baik baik atas nama
Tergugat-Tergugat atau atas nama orang lain yang erat kaitannya
atau hubungannya atau keterkaitannya dengan tanah kebun obyek
sengketa tersebut adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan
hukum apapun serta tidak mengikat Penggugat ;

10. Menghukum kepada Tergugat-Tergugat secara tanggung renteng


untuk membayar uang paksa (dwangsom) dalam setiap harinya
kepada Penggugat sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
dalam setiap hari Tergugat-Tergugat lalai menjalankan/
melaksanakan isi putusan perkara ini secara utuh dan tuntus,
terhitung sejak putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum
tetap atau pasti sampai dengan dilaksanakannya isi putusan
perkara ini secara utuh dan tuntas oleh Tergugat-Tergugat ;

11. Menghukum kepada Tergugat-Tergugat secara tanggung renteng


untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini ;

12. Menyatakan, bahwa putusan perkara ini dapat dilaksanakan dan


atau dijalankan terlebih dahulu (Uit Voerbaard bij Voorraad),
meskipun Tergugat-Tergugat menyatakan upaya hukum baik verzet
(perlawanan), banding dan kasasi ataupun upaya hukum lainnya ;

13
Subsidair :

Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang


seadil-adilnya (Ex aequo et bono).

Atas segala perkenan dan kearifan Bapak Ketua/Majelis Hakim


yang mulia, sebelum dan sesudahnya Penggugat bersama kuasanya
tak lupa mengucapkan banyak terima kasih, teriring, Aamiin.

Wassalam
Hormat kami,

A B D U L L A H, SH.
Kuasa

14

Anda mungkin juga menyukai