Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Yosep Purnairawan ,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Aliffa Nurul Humaira 32722001D21011


Apriani Nurpadilah 32722001D21015
Meiliya 32722001D21055
Pramudita Noval P 32722001D21075
M. Rizki 32722001D21061
Triana Agung Nugraha 32722001D21105
Verni Ling Keke K 32722001D21107

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Sukabumi, 13 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

MAKALAH............................................................................................................1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH............1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan penulisan...........................................................................................5
1. Tujuan umum............................................................................................5
2. Tujuan khusus............................................................................................5
C. Rumusan Masalah.........................................................................................5
D. Metode Penulisan..........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...............................................................................................6
A. Konsep Dasar Keluarga................................................................................6
1. Pengertian......................................................................................................6
2. Fungsi Keluarga Menurut Friedman, (1987)................................................6
3. Tipe Keluarga................................................................................................7
4. Tingkat Perkembangan Keluarga..................................................................8
5. Lima Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan.........................................10
6. Konsep Dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah.. .10
7. Tugas-tugas perkembangan keluargadengan anak sekolah........................13
8. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah...........................13
9. Rencana Asuhan Keperawatan....................................................................15
BAB IV..................................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DAN NY.B DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH.................................................17
A. PENGKAJIAN............................................................................................17

3
A. PEMERIKSAAN FISIK.............................................................................26
B. MASALAH YANG MUNCUL..................................................................29
C. Analisa data.................................................................................................31
D. SKORING...................................................................................................32
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS...............35
BAB III..................................................................................................................36
PENUTUP.............................................................................................................36
A. Kesimpulan.................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakukan
perawat untuk mengetahui keadaan keluarga tersubut baik yang sehat maupun
sakit yang berada dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
berikatan dengan tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya
baik anak kandung maupun adopsi.

Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari


secara Bio-Psiko -Sosio-kultur-spritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi
untuk menuruskan kelangsungan menambah SDM.

Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga, salah


satunya adalah Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia Sekolah, tahap ini
dimulai sejak anak berusia 6-12 Tahun, dalam tahap ini orang tua mempunyai
tugas untuk menghadapi pisah dengan anaknya dan melepaskan anknya karena
anak usia prasekolah ini akan lebih senang bergaul dan bermain dengan teman
sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai tahap perkembangan untuk
mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi anak.

Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat


memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan keluarga,
apakah keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada usia ini atau
belum, serta mejelaskan kepada keluarga tugas perkembangan anak usia sekolah,
selain itu perawat juga melakukan pengkajian disekitar lingkungannnya, apakah
tempat keluarga yang ditempati keluarga layak untuk ditempati atau tidak, serta
melakukan perawatan dan memberi solusi kepada keluarga untuk mencegah
terjadinya penyakit

5
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengenal dan
mengetahui tahap perkembangan keluarga anak usia sekolah dan asuhan
keparawatannya

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah
a. Mengatahui tugas keluarga dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah
b. Mengetahui asuahan keprawatan keluarga dengan tahap perkembangan
anak usia sekolah

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar askep keluarga anak usia sekolah?
2. Bagaimana pengkajian keperawatanya?
3. Bagaimana diagnosa keperawatannya?
4. Bagaimana intervensi,implementasi dan evaluasinyA?

D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode diskritip melalui pendekatan
studi kasus yang meliputi pengumpulan data, analisa data, dan menarik
kesimpulan. Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan
sumber-sumber lain yang berhubungan dengan judul dan permasalahan.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena


hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( Salvicion G.
Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 ).

2. Fungsi Keluarga Menurut Friedman, (1987).


a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi
internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki
dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi Social

7
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma
keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu
maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti
makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan
atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu. ( Zaidin Ali, 1999 ).

3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan
tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan
anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.

8
e. Recontituened atau Blended Family
Kseluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing
membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak
dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

4. Tingkat Perkembangan Keluarga


Terdapat delapan tahap tingkat perkembangan keluarga menurut Friedman, ( 1998
):
a. Tahap I : Keluarga Pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap
pernikahan). Tugasnya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai
umur 30 bulan). Tugasnya adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan).
2) Rekontruksi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga
3) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran orang tua, kakek dan nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2
hingga 6 tahun). Tugasnya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah
2) Mensosialisasikan anak.

9
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga
13 tahun). Tugasnya adalah :
1) Mensosialisakan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan Kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 20
tahun). Tugasnya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah). Tugasnya adalah :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun
istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension). Tugasnya
adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan Kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.

10
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia (juga menunjuk
kepada keluarga yang berusia lanjut usia atau pension hingga pasangan yang
sudah meninggal dunia). Tugasnya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).

5. Lima Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan


Lima tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, (1981) adalah :
1) Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas Kesehatan yang ada.

6. Konsep Dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah


Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum dan hubungan keluarga
diakhir tahap ini ( Duval, 1977 ).

Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak


mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-
kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua
sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri,

11
sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya
sendiri.

Menurut Erikson (1950)orangtua berjuang dengan tuntutan


ganda yaituberupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya
(tugas perkembangan generativitas) danmemperhatikan perkembangan mereka
sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense
of industry–kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengangkis
perasaan rendah hati.

Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah
dengan atau lebih sederhana membiarkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan
dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan
peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah. Tahun-tahun ini
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga kekuatan-kekuatan
yang secara perlahanmendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai
persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai perhatian di luar anak
mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan-lahan. Akan
tetapi, dalam contoh-contoh dimana peran ibu merupakan central dan satu-satu
nya peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini
merupakan sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan mati-matian.

Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar biasa dari
komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar
keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri dengan
standar-standar komunitas bagi anak. Hal ini cendrung mempengaruhi keluarga-
keluarga kelas menengah untuk kelas menengah menekan nilai-nilai tradisional
pencapaian dan produktivitas, dan menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas
pekerja dan banyak keluarga miskin meras tersingkir dari dan konflik dengan
sekolah dan/atau nilai-nilai komunitas.

Kecacatan pada anak-anak akan ketahuan selama periode kehidupan anak.


Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak defek penglihatan,

12
pendengaran, wicara, selain sulit belajar gangguan tingkah laku, dan perawatan
gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak , penyalahgunaan zat, dan penyakut-
penyakit menular (Edelman dan Mandle, 186). Bekerja dengan keluarga dengan
peran sebagai konselor dan pendidik dalam bidang kesehatan, selain untuk
memulai rujukan yang layak untuk skrining lanjutan, membutuhkan energi yang
sangat banyak dari seorang perawat sekolah. Ia juga bertindak sebagai narasumber
bagi guru sekolah, memungkinkan guru mampu menangani kebutuhan-kebutuhan
kesehatan individu atau yang telah lazim dari siswa-siswa secara efektif. Ada
banyak keadaan cacat yangterdeteksi selama tahun-tahun sekolah,
termasuk epilepsi, serebral palsi, reterdasi mental, kanker,kondisi ortopedik.
Fungsi utama perawat kesehatan disini disampingfungsi rujukan, mengajar,
danmemberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan
membantu keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari
cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.

Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat keluarga di sekolah,


klinik, kantor dokter, dan lembaga-lembaga komunitas harus mengupayakan
keterlibatan orangtua secara aktif. Memulai rujukan untuk konseling/terapi
keluarga sering amat bermanfaat dalam membantu keluarga agar sadar akan
masalah-masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi anak usia sekolah secara
merugikan. Jika orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak
sebagai sebuah masalah keluarga dan berupaya mencari resolusi dengan fokus
baru tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku
anak yang sehat (Bradt, 19888).

Tabel :Tahap Siklus Kehidupan Keluarga ini dengan Dua Orangtua, dan Tugas-
Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.

Tahap Siklus Kehidupan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga


Keluarga

Keluarga dengan anak usia 1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk


sekolah meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan

13
hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang


memuaskan.

3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota


keluarga.

Sumber : Carter & McGoldrick (1988), Duvall & Miller (1985)

7. Tugas-tugas perkembangan keluargadengan anak sekolah


Salah satu tugas orangtua yang sangat penting dalam mensosialisasikan
anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah.Tugas keluarga
yang signifikan lainnya adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang
bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa kebahagiaan perkawinan selama tahap ini
menurun. Dua buah penelitian yang besar menguatkan observasi ini ( Burr, 1970 :
Rollins dan Feldman, 1970). Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan
mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital dalam bekerja dengan
keluarga dalam anak usia sekolah.

8. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah


a. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi
askep keluarga).
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
3. Identitas anak
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
5. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
6. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari
7. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang
telah dicapai)
8. Pemeriksaan fisik
9. Lengkapi dengan pengkajian focus :
1) Bagaimana karakteristik teman bermain

14
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah
sarana yang dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini\
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekola
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat
bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
b. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima
tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan
yaitu :
1) Masalah aktual/risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan
tubuh.
b. Menarik diri dari lingkungan social
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah

15
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain)
2) Potensial atau sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal

9. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit

Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan


yang adekuat
Intervensi :

 Diskusikan tentang tugas keluarga


 Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit
 Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
 Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan
 Ajarkan cara merawat anak dirumah
 Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
2. Risiko/risiko tinggi

16
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan : Ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
 Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
 Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
 Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
 Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
 Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
 Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
 Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau membaut
alternative
3. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi :
 Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
 Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
 Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia
sekolah)
 Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah.

17
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Data Umum


1) Nama Kepala Keluarga : Bapak. E
2) Umur : 38 tahun
3) Alamat : Kelurahan Tarantang RT. 1 RW. 1 No 9
4) Pekerjaan Kepala Keluarga : Swasta
5) Pendidikan Kepala Keluarga : Tamatan SLTA
6) Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
C
Hub. B a
J Pendidik
No Nama Dgn Umur C Polio DPT Hep m Ket
K -an
KK G p
a
1 2 3 1 2 3 1 2 3 k
1 Ibu . S P Istri 36 th SLTA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 An. A P Anak 12 th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 An. S L Anak 8 th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 An. R L Anak 17 Bln SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1
7) Genogram

Keterangan
Keluarga ini terdiri dari Bapak E, Ibu S, dan tiga orang anaknya. Bapak E
berusia 38 tahun sedangkan ibu S berusia 36 tahun. Anak pertama An.A berusia
12 tahun, anak ke dua An.S berusia 8 thn, anak ke tiga An.R berusia 17 bulan.

8) Tipe Keluarga
Keluarga Bapak E merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri sepasang
suami isteri yang memiliki 3 orang anak. Anak pertama An.A berusia 12 tahun,
anak kedua An. S berusia 8 thn, dan anak ketiga anak R berusia 17 bulan.

9) Suku
Bapak E dan ibu S berasal dari Kuningan Jawa barat, suku sunda. Bahasa
dominan yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia. Terkait budaya,
keluarga Bapak E tidak memiliki ritual khusus untuk mengatasi penyakit yang
ada pada keluarga. Keluarga sudah bisa menggunakan fasilitas kesehatan dengan
baik.

2
10) Agama
Bapak E dan Ibu S beragama Islam. Keluarga bapak E sehari-hari mejalankan
ajaran Islam sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, dan mengaji. Ibu S mengatakan
tidak ada permasalahan pada diri dan keluarganya untuk menjalankan ibadah,
dan tidak ada keyakinan dalam agamanya yang mengganggu kesehatan
keluarganya. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga juga selalu
mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sakit tersebut.

11) Status Sosial Ekonomi


Bapak E bekerja sebagai supir pribadi. Sedangkan ibu S sebagai ibu rumah
tangga yang mengurusi rumah tangga. Saat ini, Keluarga Bapak E tinggal
dirumah kontrakan. Pendapatan Bapak E perbulan adalah sekitar Rp 1.500.000.
Ibu S mengatakan penghasilan Bapak E diperhitungkan untuk sebulan, cukup
tidak cukup dibiasakan untuk cukup.

12) Aktifitas Rekreasi Keluarga


Keluarga bapak E jarang berekreasi ke tempat wisata karena tidak ada dana
khusus. Tetepi ibu S mengatakan 1 tahun sekali pasti ajak anak-anak berenang.

3.2 Riwayat dan Perkembangan Keluarga


13) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak E saat ini adalah keluarga dengan anak
remaja. Karena anak pertama berusia 12 tahun dan akan masuk sekolah SMP.
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi saat ini antara lain :
a) Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan keluarga
b) Menetapkan pembagian tanggung jawab dalam keluarga
c) Memperbaiki hubungan dengan saudara, teman dan kerabat

3
14) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga bapak.E mengatakan saat ini belum dapat menyediakan fasilitas untuk
individu yang berbeda dan kebutuhan anggota keluarga. Bapak.E belum dapat
menyediakan kamar pribadi untuk anak-anaknya karena rumah mereka masih
ngontrak.

15) Riwayat Keluarga Inti


Bapak E dan Ibu S menikah pada tahun 2000. Ibu S dan Bapak E mengaku
saling mencintai. Setelah satu tahun menikah lahirlah anak pertama. 2004
kemudian anak kedua lahir. Kemudian pada januari 2012 lahirlah anak ketiga.

16) Riwayat Keluarga Sebelumnya


Bapak E berasal dari keluarga besar (5 bersaudara) yang bersuku sunda . orang
tua Bapak E masih berada di Jawa Barat. Orang tua Bapak E tidak memiliki
riwayat penyakit tertentu. Sampai sekarang, orang tua Bapak E masih sehat dan
masih bekerja sebagai petani. Ibu S adalah anak ke dua dari empat bersaudara.
Orang tua dari ibu S juga tidak ada riwayat penyakit tertentu.

3.3 Pengkajian Lingkungan


17) Karakteristik Rumah
2
Keluarga bapak E tinggal dirumah kontrakkan yang berukuran 3X6 m yang
berada di RT 05 RW 03 kelurahan Cisalak Pasar. Rumah ini bertipe permanen,
dengan lantai keramik. Kamar mandi ada di dalam rumah. Pencahayaan pada
malam hari menggunakan listrik. Rumah terdiri dari 3 ruang yaitu ruang tamu,
ruang tidur dan dapur. Di dapur, terdapat kamar mandi dan tempat mencuci
pakaian. Pada ruang tamu terdapat dua buah jendela. Pencahayaan dan sirkulasi
udara pada rumah Bapak E baik karena semua jendela dibuka pada siang hari.
Rumah terlihat rapih dan bersih.

4
Denah Rumah :
Ruang Tamu

Kamar
Tidur
Dapur Kamar
Mandi

18) Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Tipe komunitas dan lingkungan keluarga Bapak E adalah kontrakan padat.
Kondisi tempat tinggal dan jalan terpelihara dengan baik. Sanitasi karena padat
dibuang ke pembuangan buatan dan rumah bersih, tidak ada terlihat sampah
yang menumpuk. Keluarga Bapak E tinggal di lingkungan masyarakat yang
mayoritas penduduk asli daerah setempat dan pendatang dari Jakarta. Sebagian
besar tetangga bekerja sebagai karyawan swasta dan buruh. Terjalin hubungan
yang baik dengan tetangga. Ibu S biasa berkumpul dengan tetangga, sedangkan
Bapak E terkadang ikut kumpul juga dengan para tetangga terutama pada
malam hari selesai pulang kerja.

19) Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga Bapak E tinggal dirumah tersebut sejak menikah. Dari rumah ke
pelayanan kesehatan seperti RS atau puskesmas mereka harus naik kendaraan
karena letaknya jalan menujju jalan raya kedepan. Keluarga Bapak E biasanya
menggunakan angkot untuk pergi ketempat kerja atau ke pelayanan kesehatan
dan lain-lain.

20) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Bapak E biasanya berkumpul pada malam hari setelah semua
kesibukan anggota keluarga masing-masing selesai atau kadang tidak bertemu

5
karena bpk E suka pulang telat malam. Pada sore dan malam hari, biasanya
keluarga ini berkumpul, makan malam berama, dan menonton TV.
Kebersamaan di malam hari biasanya digunakan keluarga untuk bercerita dan
berdiskusi apabila terdapat masalah dalam keluarga. Bapak E mengatakan
bahwa hubungan antar aggota pada keluarga Bapak E sangat baik. Sama halnya
dengan hubungan antar anggota keluarga, hubungan dengan tetangga sekitar
juga terjalin sangat baik meskipun Ibu S dan Bapak E jarang mengikuti
perkumpulan RT.

21) Sistem Pendukung keluarga


Fasilitas yang dimanfaatkan keluarga untuk pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan adalah Puskesmas. Biasanya kalau Ibu S atau Bapak E merasakan
sakit, Ibu S dan Bapak E biasanya langsung berobat ke puskesmas atau ke
dokter praktek dekat rumah. Keluarga memiliki jaminan kesehatan yaitu
jamkesda.

3.4 Struktur Keluarga


1) Pola komunikasi keluarga.
Bapak E dan Ibu S mengatakan setiap hari pasti selalu berkomunikasi. Jika ada
hal yang penting selalu dibicarakan bersama. Ibu S mengatakan suaminya mau
mendengarkan keluhan-keluhannya, begitupun juga sebaliknya. Ibu S merasa ia
lebih terbuka jika berbicara dengan suaminya. Ibu S mengatakan tidak ada
masalah komunikasi pada keluarga ini. Semua masalah bisa diselesaikan dengan
cara berkomunikasi dan mencari jalan keluarnya.

2) Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga Bapak E yang mengambil keputusan adalah Bapak E bersama
Ibu S. Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan bersama. Ibu S patuh
pada suaminya. Begitu juga halnya dengan anak-anaknya.

6
3) Struktur Peran.
Bapak E dalam keluarga berperan sebagai kepala keluarga, dalam rumah
tangganya hanya Bapak E yang berperan sebagai pencari nafkah. Bapak E
mengatakan dirinya merasa senang sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah,
walau pendapatan yang ia terima sebagai supir pribadi sangat pas-pasan dalam
memenuhi kebutuhan keluarganya. Ibu S dalam keluarganya berperan sebagai
istri dan Ibu S sehari-hari mengurusi rumah tangganya. Ibu S merasa bahagia,
dan puas dengan pernikahannya. Ibu S mengatakan ia patuh pada suaminya
sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan dalam keluarganya. An. A
sebagai anak tertua di rumah, merupakan anak yang bertanggung jawab. Ibu S
mengatakan bahwa An. A suka membantu menjaga adik – adiknya. Ibu S juga
mengatakan bahwa An. S merupakan anak yang patuh pada orang tua dan sangat
menyayangi kedua orang tuanya. Anak terakhir adalah An. R yang merupakan
anak bungsu yang masih balita.

4) Nilai dan norma keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dalam
agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya. Keluarga ini
menggangap suatu kondisi sakit sebagai bagian dari siklus kehidupan. Terkait
dengan norma agama, Ibu S menggangap datangnya penyakit sebagai cobaan
dari Tuhan YME.

3.5 Fungsi Keluarga


1) Fungsi Afektif
Bapak E dan Ibu S saling menghormati dan menyayangi satu sama lain, begitu
juga terhadap orang tua mereka yang berada di kota lain. Bila ada masalah selalu
Bapak E dan Ibu S bicarakan bersama. Ibu S sangat menyayangi suami dan
keluarga suaminya. Hubungan persaudaraan antara anak-anak Ibu S sangat
harmonis. Mereka tidak pernah bertengkar. Semua merasa saling menyayangi.

7
2) Fungsi sosial.
Keluarga Bpk. E, terutama Ibu S selalu mengingatkan anak-anaknya untuk
senantiasa bersikap sopan jika bergaul dengan orang lain. Bapak E dan Ibu S
selalu berinteraksi satu sama lain begitu juga dengan kedua keluarga besar
mereka. Biasanya Bapak E dan Ibu S berinteraksi dengan keluarga besar Bapak E
yang berada di kampung melalui telpon. Begitu juga dengan tetangga Ibu S. jika
siang hari dan tidak ada pekerjaan, Ibu S biasanya berkunjung ke rumah saudara-
saudaranya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Ibu S.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan.


Bapak E mengatakan saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Bapak E
memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Bapak E juga memiliki
kebiasaan minum kopi 2 gelas perhari. Bapak E makan 3x per hari. Saat ditanya
mengenai akibat dari merokok dan minum kopi, bapak E mengatakan menyadari
bahwa minum kopi dan merokok tidak baik untuk kesehatan.

Ibu S mengatakan saat ini tidak memiliki keluhan masalah kesehatan. Ibu S
mengatakan memliki riwayat sakit maag. Sakit maag akan kambuh jika ibu S
telat makan. Ibu S mengatakan selalu makan teratur agar sakit maag nya tidak
kambuh. Ibu S mengatakan saat ini sakit maag nya bukanlah masalah kesehatan
utama dikeluarganya.Saat ini ibu S menggunakan KB suntik 3 bulan sekali.

An.A saat ini dalam kondisi sehat, namun ibu S mengatakan An.A yang paling
mudah terserang penyakit batuk pilek jika terlalu capek atau jika ada orang lain
yang batuk pilek. Ibu S mengatakan An.A mengalami penyakit ISPA yang
muncul jika daya tahan tubuh menurun. Ibu S mengatakan selalu memberi obat
batuk yang dibeli diapotik jika An.A batuk pilek. Ibu S mengatakan akan
membawa An.A ke puskesmas jika batuk pilek sudah 1 minggu tak sembuh.

8
An. S saat ini tidak ada keluhan masalah kesehatan. Menurut ibu S dalam
keluarga yang paling tampak kurus adalah an.S. Ibu S mengatakan An.S sulit
makan dirumah, makan hanya 1-2x sehari , setiap makan hanya 1 centong nasi
ditambah lauk. Ibu S mengatakan An. S tidak pernah menghabiskan
makanannya. Ibu S mengatakan jarang masak dirumah karna bingung dengan
menu masakan. Ibu S mengatakan jika tidak masak dirumah, beliau akan
membeli ayam siap saji atau menggoreng nuggets untuk makan anak – anaknya.
Ibu S mengatakan jika masak dirumah, memasak nasi ditambah 1 macam lauk
ikan atau ayam, terkadang ditambah sayur. Ibu S mengatakan meskipun An.S
tampak kurus, namun An.S termasuk anak yang aktif dan jarang sakit. Ibu S
mengatakan An.S sering jajan diluar dan disekolah. Ibu S mengatakan selalu
menuruti An.S jika ingin jajan. Ibu S mengatakan tidak pernah membawakan
bekal ke sekolah. Ibu S mengatakan meskipun An.S kurus tapi tidak ada
massalah dalam belajar. An.S (8 th) mengatakan bosan makan dirumah karna
lauknya itu – itu saja. An. S mengatakan senang jajan chiki dan mie instan dan
es di warung. Bapak E mengatakan An.S memang kurus karna BB lahirnya juga
kecil. Bapak E mengatakan merasa penasaran apakah benar anaknya kurang gizi
atau tidak. Keluarga bapak E mengatakan belum mengetahui pengertian gizi
kurang, penyebab serta tanda dan gejalanya. Keluarga juga mengatakan tidak
tahu jumlah takaran makanan yang sesuai untuk anak usia sekolah. Bapak E
mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka akan segera membawa ke
puskesmas. Ibu S mengatakan ingin mengetahui mengenai gizi seimbang agar
an.S bisa gemuk.

An.R (17 bulan) saat ini tidak memiliki keluhan kesehatan. Riwayat imunisasi
lengkap. BB lahir 2800gr. Saat ini An. R sudah dapat berjalan, bicara 2 suku
kata. Tidak ada masalah dalam tumbuh kembang.

9
3.6 Stres dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka panjang dan pendek
a) Stresor jangka pendek
Ibu S mengatakan saat ini sedang memikirkan biaya sekolah An. A yang tahun
ini masuk SMP. Terkadang bila ada masalah ini menjadikan Ibu S susah tidur.
Bila merasa banyak pikiran lebih mengungkapkan perasaan dengan suami.
b) Stresor jangka panjang
Ibu S mengatakan bahwa stressor jangka panjang adalah ingin memiliki rumah
sendiri dan ingin melihat anak-anaknya bisa sekolah sampai perguruan tinggi.

2) Kemampuan untuk berespon terhadap situasi/stresor.


Keluarga mengatakan tiap ada masalah, keluarga mencoba untuk ikhlas. Berdoa
dan melakukan ibadah kepada Allah adalah cara terbaik yang biasa dilakukan
oleh keluarga. Ibu S mengatakan sangat menyayangi keluarganya, sehingga ia
berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk keluarganya. Begitu juga halnya
dengan masalah kesehatan. Walaupun mengaku tidak mengerti banyak hal
tentang penyakit, Ibu S tidak pernah menyepelekan penyakit yang menyerang
salah satu anggota keluarganya. Kalau merasa tidak enak badan, biasanya Ibu S
langsung membawa anggota keluarganya untuk berobat ke puskesmas, jika tidak
sempat, Ibu S biasanya membelikan obat yang tersedia di apotik.

3) Strategi koping yang digunakan


Diskusi dan komunikasi antar anggota keluarga adalah cara yang digunakan oleh
keluarga ini dalam menghadapi stress. Bapak E merasa sangat menyayangi Ibu S.

10
sebaliknya, Ibu S selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik demi
keluarganya.

4) Strategi adaptaasi disfungsional


Ibu S suka termenung sendiri jika memikirkan masalah biaya sekolah anak-
anaknya.. Ibu S dan suaminya selalu membicarakan bersama-sama masalah
mereka. Sebagai istri yang baik, Ibu S selalu mendukung apapun yang dilakukan
oleh suaminya.

3.7 Harapan Keluarga


Dengan adanya mahasiswa keluarga merasa senang ada teman untuk
berdiskusi dan berharap mahasiswa dan pihak lainnya mau membantu keluarga Ibu
S untuk mengatasi masalah kesehatan keluarganya khususnya masalah kesehatan
An.S.

3.8 Pemeriksaan Fisik

Nama anggota keluarga


N Pemeriksaa Tn. B Ny. S An. A An An
o n Fisik .S .R
1 Keadaan
Umum : 55kg 50 kg 20 kg
BB 165 cm 155 cm 120 cm
TB
2 Kepala :
 Rambut  Ikal, hitam, dan  Lurus, hitam,  Lurus, hitam,
bersih halus dan halus dan
bersih bersih
 Mata  Konjungvita  Konungvita  Konungvita
anemis, anemis, anemis,
scleraan ikterik, scleraan scleraan
penglihatan ikterik, ikterik,
baik penglihatan penglihatan
baik baik

11
 Hidung  Sinusitis(-),Poli
p (-),  Sinusitis(-),Pol  Sinusitis(-),Po
penciuman baik ip (-), lip (-),
(-) penciuman penciuman
baik (-) baik (-)
 Mulut bersih
 Mulut mukosa  Mulut bersih  Mulut bersih
lembab, lidah mukosa
bersih, gigi lembab, lidah
cukup bersih, gigi
cukup
 Pendengaran
 Telinga baik, serumen  Pendengaran  Pendengaran
(-) baik, serumen baik, serumen
(-) (-)
3 Leher :
 JVP  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
 Kelenjar  Pembesaran  Pembesaran  Pembesaran
tiroid vena jubularis vena jubularis vena jubularis
(-) (-) (-)
pembengkakan pembengkakan pembengkaka
(-) (-) n (-)
4 dada :
Mamae
 Inspeksi  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
pembengkaka pembengkaka pembengkakan
n, simetris n, simetris , simetris
antara kiri dan antara kiri dan antara kiri dan
kanan kanan kanan

 Palpasi  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada


pembengkaka pembengkaka pembengkakan
n n
Paru
 Saat bernafat

12
 Inspeksi  Saat bernafat  Saat bernafat tidak
tidak tidak menggunakan
menggunakan menggunakan otot bantuan
otot bantuan otot bantuan pernafasan
pernafasan pernafasan

 Tidak ada
 Tidak ada
pembengkaka
pembengkakan
n(-)  Tidak ada
 Palpasi
pembengkakan (-)
(-)
 Tidak ada
 Tidak ada
penimbunan penimbunan
cairan
 Tidak ada cairan
 Perkusi
penimbunan
cairan  Bunyi nafas
 Bunyi nafas
veskuler, RR veskuler, RR
Normal
 Bunyi nafas Normal
 Auskulta
veskuler, RR
si
Normal
 Letak normal  Letak normal
ics 2 dan 3-4
ics 2 dan 3-4
dan 6
 Letak normal
dan 6
ics 2 dan 3-4
Jantung :  Irama teratur,
dan 6
suara
 Palpasi  Irama teratur,
tambahan
 Irama teratur,
tidak ada TD: suara
120/70 mmHg suara
tambahan
tambahan
 Perkusi tidak ada TD:
tidak ada TD:
 Auskulta 100/70 mmHg
110/70 mmHg
si

13
5 Abdomen :
 Inspeksi  Simetris,  Simetris,  Simetris,
warna warna warna
normal,asites( normal,asites(- normal,asites(-
-) ) )
 Palpasi  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan benjolan benjolan

 Auskulta  Bisisng usus  Bisisng usus  Bisisng usus


si (+) (+) (+)

 Organ pada  Organ pada  Organ pada


 Perkusi
abdomen abdomen abdomen
normal normal normal

6 Genetalia : - - -
7 Ekstremita
s bawah :  berfungsi  berfungsi  berfungsi
 Inspeksi dengan baik dengan baik dengan baik
 reflek patella  reflek patella  reflek patella
 Perkusi (+) (+) (+)

14
A. MASALAH YANG MUNCUL
a. Daftar masalah pengkajiaan khusus berdasarkan 5 tugas keluarga dengan
diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.
S

N KRITERIA PENGKAJIAN
O

1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah

2 Mengambil Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang


Keputusan yang tepat tepat.

3 Merawat anggota Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota keluarga
keluarga yang sakit yang sakit dilakukan oleh pasangan yang tidak sakit
ataupun punya serta merawatnya hingga sembuh. Dan jika anak
masalah yang sakit ke dua orang tua ini merawat anaknya

4 Memodifikasi -
lingkungan

5 Memanfaatkan jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung


sarana kesehatan berobat ke dokter

b. Daftar masalah pengkajian khusus berdasarkan 5 tugas kleuarga deengan


Diagnosa Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA
pada An.A
N KRITERIA PENGKAJIAN
O

1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah

2 Mengambil Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang


Keputusan yang tepat tepat.

15
3 Merawat anggota Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota keluarga
keluarga yang sakit yang sakit dilakukan oleh pasangan yang tidak sakit
ataupun punya serta merawatnya hingga sembuh. Dan jika anak
masalah yang sakit ke dua orang tua ini merawat anaknya

4 Memodifikasi -
lingkungan

5 Memanfaatkan jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung


sarana kesehatan berobat ke dokter

c. Daftar masalah pengkajian khusus berdasarakan 5 tugas keluarga dengan


diagnose
Perilaku cenderung beresiko pada Bpk. E

N KRITERIA PENGKAJIAN
O

1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah

2 Mengambil Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang


Keputusan yang tepat tepat.

3 Merawat anggota Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota keluarga
keluarga yang sakit yang sakit dilakukan oleh pasangan yang tidak sakit
ataupun punya serta merawatnya hingga sembuh. Dan jika anak
masalah yang sakit ke dua orang tua ini merawat anaknya

4 Memodifikasi -
lingkungan

5 Memanfaatkan jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung


sarana kesehatan berobat ke dokter

16
ANALISA DATA
N DIAGNOSA
DATA MASALAH
O KEPERAWATAN
1. Data Subjektif :
 Ibu S mengatakan dalam
keluarga, An. S (8.5th) yang
tampak paling kurus
 Ibu S mengatakan An.S sulit
makan dirumah, pada An. S
makan hanya 1-2x sehari,
setiap makan hanya 1centong
nasi ditambah lauk
 Ibu S mengatakan An. S tidak
pernah menghabiskan
makanannya
 Ibu S mengatakan jarang
masak dirumah karna Perubahan nutrisi Ketidakseimbangan
bingung dengan menu
kurang dari nutrisi : kurang dari
masakan
 Ibu S mengatakan jika tidak kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
masak dirumah, beliau akan pada An. S
membeli ayam siap saji atau
menggoreng nuggets untuk
makan anak – anaknya
 Ibu S mengatakan jika masak
dirumah, memasak nasi
ditambah 1 macam lauk ikan
atau ayam, terkadang
ditambah sayur
 Ibu S mengatakan meskipun
An.S tampak kurus, namun
An.S termasuk anak yang
aktif dan jarang sakit
 Ibu S mengatakan An.S
sering jajan diluar dan
disekolah
 Ibu S mengatakan selalu
menuruti An.S jika ingin
jajan
 Ibu S mengatakan tidak
pernah membawakan bekal
ke sekolah
 Ibu S mengatakan meskipun
An.S kurus tapi tidak ada

17
massalah dalam belajar
 An.S mengatakan bosan
makan dirumah karna
lauknya itu – itu saja
 An. S mengatakan senang
jajan chiki dan mie instan dan
es di warung

Data Objektif :
2.  An.S tampak kurus
 Rambut An.S tampak merah
 BB 16 kg, TB 113cm, IMT
12.5(Berat badan kurang),
LLA 15 cm
 antropometri (IMT/U) An. S
tergolong kurus
 konjungtiva tidak anemis,
perut tidak buncit
 kedua kaki tidak edema
 Pernapasan: 21 x/mnt, Suhu:
0
36.2 C, Nadi: 100 x/mnt
 Ronchi -/- , suara napas cc
vesikular, otot bantu napas Ketidakmampuan
tidak ada. keluarga
 Tak tampak pengeluaran merawat anggota
lendir dari hidung keluarga dengan
 TD: 120/80 mmHg, Nadi: 84 ISPA
x/mnt,
0
 RR: 18 x/mnt, Suhu: 36,3 C
 BJ I & II normal, murmur (-),
gallop (-), suara napas
vesikuler, ronchi -/-, wheezing
-/-,sesak (-)

3.
Perilaku
Data Subjektif : cenderung
 Ibu S mengatakan An.A beresiko pada
yang paling mudah Bpk. E
terserang penyakit batuk
pilek jika terlalu capek
atau jika ada orang lain
yang batuk pilek.

18
 Ibu S mengatakan An.A Perilaku
mengalami penyakit cenderung
ISPA yang muncul jika beresiko
daya tahan tubuh
menurun.
 Ibu S mengatakan selalu
memberi obat batuk
yang dibeli diapotik jika
An.A batuk pilek.
 Ibu S mengatakan akan
membawa An.A ke
puskesmas jika batuk
pilek sudah 1 minggu
tak sembuh.
 Bapak E mengatakan
memiliki kebiasaan
merokok 1 bungkus
perhari.
 Bapak E juga memiliki
kebiasaan minum kopi 2
gelas perhari.
 Bapak E mengatakan
menyadari bahwa
minum kopi dan
merokok tidak baik
untuk kesehatan.

19
PRIORITAS MASALAH

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S

NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN

1 Sifat masalah 3/3 X 1 1 An.S tampak kurus,


- aktual rambut tampak
kemerahan, BB 16 kg,
TB 113cm, IMT 12.5,
LLA 15 cm,
antropometri (IMT/U)
An. Sa tergolong kurus

2. Kemungkinan 2/2 X 2 2
masalah dapat
dirubah Keluarga memiliki
- mudah jaminan kesehatan,
perawat memiliki
pengetahuan mengenai
gizi seimbang dan
memiliki waktu untuk
memberikan asuhan
keperawatan kepada
3. Potensial 3/3 X 1 1 keluarga, dan
masalah dapat tersedianya pelayanan
dicegah kesehatan dimasyarakat
yaitu posyandu dan
- tinggi
puskesmas.

Masalah gizi kurang


pada An.S masih dapat
diceegah untuk menjadi
4. 1/2 X 1 1/2 gizi buruk. Karena
Menonjolnya secara antropometri
masalah memang an.S tergolong

20
- ada masalah kurus, namun secara
tapi tidak perlu fisik an.S masih
ditangani segera tergolong normal.

Menurut keluarga
masalah gizi pada an.S
tidak terlalu berat,
karena an.S masih aktif
dan tidak ada masalah
dalam pelajaran. An.S
juga jarang sakit.
TOTAL 4 1/2

Ketidakefeftifan pemeliharaan kesehatan pada An.A


N PERHITUNGA NILA PEMBENARA
KRITERIA
O N I N

1 Sifat masalah 2/3 X 1 2/3 Masalah ini


- resiko bersifat resiko
karena saat ini
An.A tidak
sedang sakit
ISPA tapi
beresiko terkena
2. Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Perilaku bpk.E
dapat dirubah yang minum
- mudah kopi dan
merokok sangat
beresiko
terhadap
kesehatan
ISPA jika
terpapar dengan
factor resikonya
Keluarga
3. Potensial masalah dapat 3/3 X 1 1 memiliki
dicegah jaminan

21
- tinggi kesehatan,
tersedianya
4. Menonjolnya masalah 1/2 X 1 1/2 pelayanan
- ada masalah tidak kesehatan
perlumsegera ditanga dimasyarakat
ni yaitu posyandu
dan puskesmas

Keluarga
memiliki
jaminan
kesehatan,
perawat
memiliki
pengetahuan
menganai ISPA
dan memiliki
waktu untuk
memberikan
asuhan
keperawatan
kepada keluarga,
dan tersedianya
pelayanan
kesehatan
dimasayarakat
yaitu posyandu
dan puskesmas

Masalah dapat
dicegah jika
An.A
menghindari
faktor resiko

Keluarga

22
menyatakan
masalah ISPA
pada An.A
sudah sering
terjadi, jadi
menganggap itu
adalah hal yang
biasa
TOTAL 4 1/6

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An.S
2) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada An.A

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Ketidakseimbanga Setelah dilakukan  Diskusikan dengan
n nutrisi : kurang perawatan/kunjunga keluarga tentang
dari kebutuhan n 3x diharapkan pengertian gizi
tubuh pada An.S keluarga mampu seimbang
mengatasi  Diskusika
kekurangan nutrisi n dengan
keluarga
mengenai
triguna
makanan
 Diskusikan
dengan keluarga
tentang manfaat
gizi seimbang
 Jelaskan pengertian
gizi kurang
 Jelaskan penyebab

23
gizi kurang
 Jelaskan tanda dan
gejala giizi kurang
 Bersama keluarga
identifikasi status
gizi An.s
 Beri penjelasan
kepada keluarga
tentang akibat
lanjut dari kurang
gizi pada anak
 Bimbing dan
motivasi keluarga
untuk memutuskan
mengatasi masalah
gizi kurang pada
an.s pada anggota
keluarga dengan
tepat
 Disikusikan
dengan keluarga
tentang cara
perawatan anggota
keluarga dengan
masalah gizi
kurang
 Jelaskan cara
memilih bahan
makanan
 Jelaskan cara
mengolah bahan
makanan yang
benar
 Demonstrasikan
pengelompokan
sumber / bahan
makanan
berdasarkan
kelompok zat
energi, zat

24
pembangun dan zat
pengatur
 Demonstrasikan
penyusunan menu
makan bergizi
seimbang untuk 1
hari
Ketidakmampuan Setelah dilakukan  Tanyakan kepada keluarga
keluarga merawat perawatan/kunjungan 3x apakah sudah memodifikasi
diharapkan keluarga
anggota keluarga perilaku atau belum
mampu merawat anggota
dengan ISPA pada keluarga dengan  Jelaskan pengertian, penyebab
An.A penyakit yang diderita dan tanda gejala ISPA
 Jelaskan cara penularan dan
pencegahan ISPA
 Jelaskan akibat langsung dari
ISPA
 Demonstrasikan cara inhalasi
buatan untuk mengatasi ISPA
Perilaku Setelah dilakukan  Tentukan motivasi Bpk.E terhadap
cenderung perawatan/kunjunga perubahan perilaku
n 3x diharapkan  Datang untuk mengganti kebiasaan
beresiko pada
yang tidak diinginkan dengan
Bpk. E keluarga mampu
kebiasaan yang diinginkan
mengenal masalah  Pilah-pilah perilaku menjadi bagian -
kesehatan dan bagian kecil untuk dirubah menjadi
mengindarkan dari unit perilaku yang terukur (misalnya
resiko penyakit berhenti merokok, jumlah rokok yang
dihisap)
 Kaji tingkat pengetahuan Bpk.E
terkait proses penyakit yang spesifik
 Jelaskan tanda dan gejala serta proses
penyakit
 Identifikasi kemungkinan penyebab
 Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Ketidakseimbang  Mendiskusikan Subjektif :
an nutrisi : dengan keluarga  Ibu S
kurang dari tentang pengertian mengatak
kebutuhan tubuh gizi seimbang an sudah
memasak

25
pada An.S  Mendisku sesuai
sikan dengan
dengan menu
yang
keluarga
disusun
mengenai  Ibu S
triguna mengatakan
makanan belum bisa
 Mendiskusikan membatasi
dengan keluarga jajan an.S
tentang manfaat  Ibu S
mengatakan
gizi seimbang
belum dapat
 Menjelaskan membuat
pengertian gizi cemilan atau
kurang makanan
 Menjelaskan selingan
penyebab gizi sehatuntuk
keluarga
kurang
 Keluarga
 Menjelaskan tanda
menyatakan
dan gejala giizi porsi makanan
kurang yang
 Bersama keluarga dihabiskan
mengidentifikasi An. S mulai
status gizi An.s bertambah,
meskipun
 Memberi
masih belum
penjelasan kepada menghabiskan
keluarga tentang 1 porsi makan
akibat lanjut dari yang
kurang gizi pada disediakan
anak
Obektif :
 Membimbing dan
 Saat
motivasi keluarga
kunjungan
untuk memutuskan
rumah,
mengatasi masalah
tampak tersaji
gizi kurang pada masakan nasi,
an.s pada anggota sayur bayam,
keluarga dengan ikan
tepat kembung,
 Mendisikusikan tempe goreng
dengan keluarga dan ada buah
tentang cara

26
perawatan anggota pisang
keluarga dengan  Tampak
masalah gizi tertempel di
kurang dinding menu
 Menjelaskan cara
makanan
memilih bahan
makanan untuk 3 hari
 Menjelaskan cara Analisa :
mengolah bahan  Modifik
makanan yang asi
benar perilaku
 Mendemonstrasika belum
n pengelompokan tercapai
sepenuh
sumber / bahan
nya
makanan
berdasarkan Planing :
kelompok zat  Lanjutkan
energi, zat intervensi
pembangun dan zat
pengatur
 Mendemonstrasika
n penyusunan
menu makan
bergizi seimbang
untuk 1 hari
Ketidakmampua  Menanyakan kepada keluarga Subjektif :
n keluarga apakah sudah memodifikasi  Keluarga
merawat anggota perilaku atau belum mengatakan
lingkungan yang
keluarga dengan  Menjelaskan pengertian,
baik untuk
ISPA pada An.A penyebab dan tanda gejala mengatasi ISPA
ISPA yaitu Rumah
 Menjelaskan cara penularan dan dan lingkungan
pencegahan ISPA bersih,
 Menjelaskan akibat langsung pencahayaan
dari ISPA dalam rumah
adekuat
 Mendemonstrasikan cara
 Keluarga
inhalasi buatan untuk mengatasi
mengatakan
ISPA fasilits
kesehatan yang
dapat

27
dikunjungi
yaitu
puskesmas,
dokter praktik
dan rumah
sakit
 Ibu S
mengatakan
akan
membawa anak S
kepuskesmas jika
an.S terkena ISPA

Objektif
 Ibu S tampak dapat
mendemonstrasika
n ulang pembuat
larutan jeruk nipis
madu

Analisa : -

Planing : lakukan
evaluasi

Perilaku  Menentukan motivasi Bpk.E terhadap Subjektif :


cenderung perubahan perilaku  Bpk. E dan
 Datang untuk mengganti kebiasaan keluarga
beresiko
yang tidak diinginkan dengan mengatakan sudah
pada Bpk. E kebiasaan yang diinginkan mulai sedikit
 Memilah-milah perilaku menjadi mengerti
bagian -bagian kecil untuk dirubah mengenai bahaya
menjadi unit perilaku yang terukur merokok dan
(misalnya berhenti merokok, jumlah
meminum kopi
rokok yang dihisap)
 Menkaji tingkat pengetahuan Bpk.E
Objektif :
terkait proses penyakit yang spesifik
 TD : 110/80
 Menjelaskan tanda dan gejala serta
mmHg
proses penyakit
 Mengidentifikasi kemungkinan
 S : 36,5 oC
penyebab  N : 87 x/m
 mendiskusikan perubahan gaya hidup  RR : 18 x/m
yang mungkin diperlukan
Analisa :
Masalah perilaku
cenderung berisiko
teratasi sebagian

28
Planning :
Lanjutkan intervensi
dan memberikan
pendidikan kesehatan
bahaya merokok

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social
dari tiap anggota keluarga
 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
4) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
5) Menyediakan aktivitas untuk anak

4.2 Saran
Sebaiknya sevagai seorang perawat selalu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga yang sudah mempunyai anak dengan usia sekolah
agar bisa menyiapkan kebutuhan kedepannya dengan baik

29
DAFTAR PUSTAKA

Padila. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika


Muchlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Setiadi. 2008. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta Graha Ilmu

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami,
istri dan anak-anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga
juga merupakan pusat perkembangan anak untuk dapat berkembang dengan baik
atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung anak dapat berkembangan baik
pula.

30
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas
perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi
sekolahnya, meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang
pengalaman yang dialaminya, selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan
anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain dengan teman sebayanya.

Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih
senang untuk bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah
dengan anaknya untuk sementara waktu.

Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam


berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga
proses keperawatan dapat diterapkan dengan baik.

31
DAFTAR PUSTAKA

Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi

4 ( alih bahasa : yuyun yuningsih, yasmin asih ). Jakarta : EGC.

Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.

Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan

praktik dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika.

Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta :

EGC

Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik.

Jakarta : EGC.

32

Anda mungkin juga menyukai