Anda di halaman 1dari 18

ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN

“ISUE ETIK DALAM KEPERAWATAN”

DISUSUN OLEH :
ALDILA (NIM 23232001)
NOVIANA (NIM 23232007)
SARI NASIP SIANTURI (NIM 23232009)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TARUMANAGARA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................4
A. Pengertian Etika...................................................................................................4
B. Tipe-tipe Etik........................................................................................................4
C. Issue Etik Dalam Keperawatan...........................................................................5
D. Masalah Etika Saat Ini dalam Keperawatan.....................................................6
E. Legal Etik Dalam Praktik Keperawatan............................................................9
BAB III...........................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang
baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prisip
perbuatan yang bisa disebut benar. Etika berhubungan dengan peraturan
atau tindakan yang mempunyai prinsip benar atau salah serta prinsip
moralitas karena etika bertanggung jawab secara moral.
Haryono (2013) menyatakan permasalahan etid yang dihadapi
perawat dalam praktik keperawatan telah menimbulkan konflik antara
kebutuhan pasien dengan harapan perawat dan falsah. Masalah etika
keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, dalam
hal ini dikenal dengan istilah masalah etika biomedis dan bioestetis yang
mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah –masalah yang timbul
akibat kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang biologi dan
kedokteran.
Salah satu indikator kunci keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelyanan kesehatan ditentukan oleh kinerja tenagan
keperawatan. Profesi perawat di indonesia memiliki proporsi relatif besar
yaitu 40% dari jumlah tenaga kesehatan di indonesia sehingga baik buruk
kinerja perawat menjadi salah satu indikator utama mutu asuhan
keperawatan di rumah sakit atau instantsi kesehatan yang lain (Reni
Asmara Ariga, 2020)

B. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Mampu mengerti dan menjelaskan etik dan legal dalam keperawatan.
1.2 Tujuan Khsusus
a. Mampu menjelaskan tentang issue etik dalam keperawatan.
b. Mampu menjelaskan tentang legal dalam keperawatan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Etika
B. Etika atau etika berasal dari kata yunani yaitu etes yang artinya adat
kebiasaan perilaku atau karakter Sedangkan menurut kamus webster,etika
adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral.
Etika adalah kebiasan,model prilaku,atau standar yang diharapkan, dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai cetakan
prilaku orang yang tentang dengan Tindakan baik dan buruk yang
dilakukan secerang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab
moral (Nilalamani, 2001).
Etikaadalah ilmutentangkesusilaan yangtentukan Bagaimana
bagaimanasspatutnya manusia hidup di masyarakat yang menyangkut i
prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar
A.Baik dan buruk
B.Kewajiban dan tanggungjawab
Etika Atau adat merupakan sesuatu yang dikenal ditahui,diulang serta
menjadi tukebiasaan di dalam busyarakat, baik berupa kata-kata atau susu
bentuk perbuatan yang nyata
2.2 TIPSETIPEETIK
A.Bioetik
Bioetik adalah cabang etika yang mengkaji masalah etika dalam dunia
kachatan media pelayanan kesehatan penelitian kachatan dillyang diacbut
etika media atau etika biomedia Bioetik mulai berkembang pada awal
tahun 1960an, karen pada saat itu banyak bermunculan teknologi media
sebagai upaya untuk Memperpanjang meningkatkan kualitas hidup

4
manusia. Bioetik lebih fokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan modern, aplikasi teori etika dan prinsip etik terhadap masalah-
masalah pelayanan kesehatan
B.Klinisetiaetikklinik
Etik klinik merupakan dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etika selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh
clinikaletika adanya persetujuan atau penolakan, dan Bagaimana
bagaimana seoran acbaiknya meragona permintaan media yang
kurangbermanfaat
C. Etika
C. keperawatan tikkan
Bagian dari biotik, yang merupakan belajar resmi tentang isu stika dan
dikembangkan dalam tindakan melakukan serta dijelaskan untuk
mendapatkan keputusan etik
D. Tipe-tipe Etik
Tipe-tipe etik antara lain:
1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari kontrovesi
dalam etik, bioetik berfokus pada pertanyaan etik yang muncul tentang
hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik,
hukum dan teologi.
Pada cakupan yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik
pada moralitas perlakuan atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan manusia. Pada cakupan yang lebih luas,
bioetik, didasarkan pada semua tindakan moral.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih fokus pada dilema yang
berhubungan dengan perawatan kesehatan modern, penerapan teori
etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.
2. Etik klinik

Etik klinik ini merupakan bagian pada masalah etik selama


pemeberian peayanan pada klien. Contoh etika klinis : tidak adanya

5
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana sesorang merespon
sebaiknya permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing eyhies/ etik perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu


etik dan dikembangkan dalam tindakan pencegahan serta dianalisis
untuk mendapatkan keputusan etik.

E. Issue Etik Dalam Keperawatan


Issue Keperawaan adalah sesuatu yang dibicirakan tentang
praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak.
Issue keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan. Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan etika
kesehatan, dimana telah terjadi perkembangan-perkembangan sesuai
kemajuan ilmu dan teknologi (revolusi biomedis).
Isu dalam pelayanan kesehatan melipti anatara lain:
1. Pemberian pelayanan
2. Penolakan dan penghentian pelayanan kesehatan
3. Informed consent
4. Konfidensialitas (kerahasian)
5. Advance directive and living will
6. Awal hidup (konsepsi kehamilan)
7. Peningkatan mutu kehidupan rekayasa genetic
8. Oprasi penggantian kelamin
9. Eksperimen pada manusia: obat baru, cara pengobatan baru, alat
medis baru
10. Menunda proses kematian (transplatasi organ, respirator,pacu
jantung, hemodialisis)
11. Mengakhiri hidup (aborsi, euthanasia)

6
Keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang
berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal
tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus
mampu dipertanggung jawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap
penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada
pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

Kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang biologi dan


kedokteran telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika
kesehatan yang sebagian besar belum teratasi.

Issue bioetik keperawatan mencakup banyak hal, sesuai dengan


kewenangan perawat, sesuai dengan bidang kerjanya, diantaranya
keperawatan anak, gerontik, bedah, maternitas, komunitas, dan keluarga.
Masalah bioetik semakin berkembang dengan munculnya berbagai sistem
pelayanan kesehatan baru, seperti nursing care (perawat rumah),
telenursing (perawatan jarak jauh).

D. Masalah Etika Saat Ini dalam Keperawatan


1. Penjelasan dan persetujuan
Persetujuan yang diinformasikan terkadang bisa menjadi pertarungan
etis bagi perawat. Dilema dapat terjadi ketika terdapat kekhawatiran
bahwa pasien dan keluarganya tidak mendapat informasi atau tidak
memahami pengobatan yang digunakan pada pasien. Ada kekhawatiran
karena terkadang pasien merasa tidak nyaman bertanya dan
memberikan persetujuan tanpa sepenuhnya menyadari implikasi
pengobatannya.

Jika pasien merasa didukung dan mempercayai dokter dan perawatnya,


kemungkinan besar mereka akan mengikuti rencana pengobatan dan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Untuk menghindari dilema etika,

7
perawat harus memastikan bahwa pasien memahami sepenuhnya semua
aspek rencana perawatan mereka. Rinciannya mencakup mengetahui
semua risiko dan tata letak bagaimana suatu prosedur akan dilakukan
atau bagaimana obat dan perawatan tertentu akan
mempengaruhinya. Jika tidak, hal ini dapat membahayakan kesehatan
pasien dan mengakibatkan tingginya biaya bagi rumah sakit. Oleh
karena itu, petugas layanan kesehatan harus mengambil segala tindakan
untuk memastikan pasien mereka memahami rencana pengobatan untuk
mendapatkan persetujuan dengan aman.
2. Melindungi Privasi dan Kerahasiaan Pasien
Privasi dan kerahasiaan pasien merupakan masalah etika penting yang
dihadapi oleh perawat. Jika tidak dilakukan dengan benar, hal ini dapat
menimbulkan konsekuensi hukum dan berakibat buruk bagi profesional
kesehatan. Karena informasi medis pasien dilindungi oleh Undang-
Undang Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan (HIPA),
terdapat batasan dan pedoman yang jelas untuk melindungi privasi
pasien.

Meskipun perawat harus melindungi hak-hak pasiennya dan bertindak


demi kepentingan terbaiknya, mereka tetap berkewajiban untuk
menghormati otonomi pasien. Otonomi pasien, hak pasien untuk secara
mandiri membuat keputusan mengenai perawatannya berdasarkan
sistem kepercayaan pribadi atau budaya, merupakan prinsip utama
keperawatan dan harus dihormati oleh semua profesional
kesehatan. Dengan otonomi pasien, pasien mempunyai hak untuk
menolak pengobatan, perawatan, atau prosedur. Meskipun hal ini
mungkin bertentangan dengan saran yang diberikan oleh perawat dan
dokter, perawat tetap harus menghormati keputusan ini dan melakukan
tindakan yang sesuai.

3. Pengambilan Keputusan Pasien Bersama

8
Pengambilan keputusan bersama adalah pendekatan yang jauh lebih etis
terhadap perawatan pasien dibandingkan tahun lalu ketika para
profesional kesehatan mengendalikan sepenuhnya perawatan
pasien. Pengambilan keputusan bersama pasien memperluas otonomi
pasien di mana pasien dan profesional kesehatan bekerja sama untuk
membuat keputusan terbaik terkait perawatan pasien. Dengan
pengambilan keputusan bersama, pasien dan profesional kesehatan
melakukan percakapan terbuka tentang latar belakang, nilai, keyakinan,
dan budaya pasien, sehingga membangun hubungan saling percaya
antara pasien dan dokter.

Tanpa hubungan, akan sangat sulit bagi perawat dan profesional


kesehatan untuk membuat pasien berkomunikasi dan bekerja sama
dengan baik. Ketika pasien terlibat aktif dalam pengambilan keputusan,
mereka akan lebih puas dengan perawatan mereka dan mempercayai
rencana perawatan dokter. Para profesional layanan kesehatan harus
menyadari pentingnya mendidik pasien mereka meskipun informasi
yang dibagikan kepada mereka rumit. Jika pasien gagal memahami
pengobatannya, perselisihan antara pasien dan staf dapat terjadi.

4. Mengatasi Perencanaan Perawatan Tingkat Lanjut


Perencanaan perawatan lanjutan selalu menjadi perbincangan yang sulit
dilakukan oleh para profesional kesehatan, terutama ketika percakapan
tentang perawatan di akhir hayat melingkupinya. Percakapan ini terjadi
antara pasien dan dokter ketika mereka perlu membuat rencana untuk
perawatan kesehatan mereka di masa depan jika mereka meninggal
dunia atau terlalu sakit untuk mengambil keputusan sendiri. Pasien akan
mengeksplorasi, mendiskusikan, dan mendokumentasikan preferensi
pribadi mereka mengenai perawatan kesehatan mereka. Proses ini
membantu mereka mengidentifikasi tujuan dan nilai pribadi mereka
tentang perawatan medis di masa depan. Mereka juga akan

9
menyampaikan siapa yang mereka inginkan untuk mengambil
keputusan mengenai layanan kesehatan jika mereka tidak dapat
mengambil keputusan sendiri.
Perawat cenderung memiliki tugas yang sulit untuk memastikan
preferensi ini ditetapkan dan dihormati dalam keadaan darurat
medis. Misalnya, masalahnya mungkin terjadi jika pasien meminta
untuk tidak menggunakan ventilator, namun keluarga dekatnya
meminta. Terlepas dari skenario yang bermasalah, perawat harus
mengutamakan kebutuhan dan keinginan pasien, terutama dalam
perawatan di akhir hayat.

5. Sumber daya dan staf yang tidak memadai


Meskipun hal ini mungkin bukan merupakan masalah etika yang
dibebankan pada masing-masing perawat, eksekutif layanan kesehatan
dan manajer perawat harus memahami kurangnya sumber daya dan staf
yang tidak memadai dalam hal perawatan pasien. Ketika biaya layanan
kesehatan terus meningkat, manajer perawat berselisih mengenai
kendala anggaran dan kebutuhan pasien. Ketika fasilitas medis
mempunyai sumber daya yang terbatas, pasien berisiko tidak menerima
perawatan yang tepat sehingga perawat harus mengambil keputusan
yang sulit.

Keputusan sulit mungkin juga perlu diambil ketika fasilitas dihadapkan


pada jumlah staf yang tidak memadai. Ketika staf untuk pasien tidak
mencukupi, perawat tidak mempunyai waktu untuk melakukan semua
yang diperlukan untuk setiap pasien. Kebutuhan pasien dapat mencakup
waktu pemulihan atau bahkan memenuhi kebutuhan emosional dan
fisik pasien. Kewajiban moral perawat terhadap pasien terganggu
karena pembatasan pekerjaan dan stres yang berlebihan. Mereka
mengalami kesulitan mental dalam mencoba menguraikan di mana
mereka harus memfokuskan prioritas mereka.

10
E. Legal Etik Dalam Praktik Keperawatan
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional
melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. Seorang perawat profesional dalam
bekerja memberikan praktik asuhan keperawatan harus sesuai dengan
standar keperawatan dan peraturan perundang-undangan atau hukum,
dengan kata lain bahwa praktik asuhan keperawatan tersebut harus bersifat
legal.
1. Pengertian legal dan Issue Legal dalam Praktik Keperawatan
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-
undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Aspek legal yang sering pula
disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu pada hukum
nasional yang berlaku di suatu negara. Hukum bermaksud melindungi
hak publik, misalnya undang-undang keperawatan bermaksud
melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak perawatan.
Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa
mendatang dan sah, sesuai dengan Undang-Undang/Hukum mengenai
tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien
baik individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik
tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum.

2. Tipe Tindakan Legal


Terdapat dua macam tindakan legal (tindakan sipil/pribadi, dan
tindakan kriminal).

11
- Tindakan sipil berkaitan dengan isu antara individu-individu.
Contohnya: seorang pria dapat mengajukan tuntutan terhadap
seseorang yang diyakininya telah menipunya.
- Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu
dan masyarakat secara keseluruhan. Contohnya: jika seorang pria
menembak seseorang, masyarakat akan membawanya ke
persidangan.

12
3. Masalah legal dalam keperawatan
a) Kelalaian : seorang perawat bersalah karena kelalaian jika
mencederai pasien dengan cara tidak melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang diharpkan atau pun tidak melakukan tugas dengan
hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
b) Pencurian : mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat
anda bersalah karena mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan
dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga sekalipun dapat
dianggap sebagai pencuria.
c) Fitnah : jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang
dan merugikan orang tersebut, anda akan bersalah karena
melakukan fitnah. Hal ini benarjika anda menyatakan verbal atau
tertulis.
d) Penyerangan dan pemukulan :penyerangan artinya dengan sengaja
menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam. Pemukulan
artinya secara nyata atau menyentuh orang tanpa izin.

4. Landasan aspek legal


Landasan aspek legal adalah undang-undang keperawatan.
Aspek legal keperawatan pada kewenangannnya formalnya adalah
izin yang memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk
melakukan praktek profesi perawat yaitu surat izin kerja. Bila
bekerja didalam institusi dan surat izin praktik perawat bila bekerja
perorangan atau kelompok.
Kewenangan itu hanya diberikan kepada mereka yang
memiliki kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak
memiliki kewenangan seperti juga kemampuan yang didapat
berjenjang, kewenangan yang diberikan berjenjang.

5. Aplikasi aspek legal dalam keperawatan

13
hukum yang mengatur aspek legal dalam keperawatan adalah
pasal 1 ayat 6 undang-undang no 36/2009 tentang kesehatan yang
berbunyi “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.”

(halim, 2013)

14
BAB III

TINJAUAN KASUS
KASUS 1

Jim adalah pria 76 tahun, menikah, tidak berpendidikan, memiliki dua anak
perempuan. Sebelumnya dalam keadaan sehat dan hidup bahagia, belakangan ini
wajahnya mulai pucat, sehingga putri-putrinya menemani untuk memeriksakan
darah di rumah sakit. Hasil pemeriksaan laboratorium menegaskan bahwa Jim
menderita leukemia dengan prognosis kurang dari 1 tahun untuk hidup. Putrinya
segera diberitahu oleh dokter tetapi Jim tidak diberi tahu. Kedua putrinya meminta
agar dokter dan perawat menyembunyikan temuan medis dan berbohong kepada
Jim, bahwa dia menderita anemia ketika dirawat di rumah sakit. Mereka
menyatakan bahwa ayah mereka akan kehilangan harapan jika dia tahu yang
sebenarnya. Staf medis setuju untuk mengikuti keinginan putrinya. Dokter
memberikan pilihan pengobatan untuk kedua putrinya dan kemudian mereka
memilih kemoterapi untuk Jim tanpa memberitahunya. Para perawat
melaksanakan perintah itu.

Awalnya, setiap Jim menanyakan tentang obat selama pengobatan, para perawat
berbohong kepadanya dengan mengatakan bahwa obat kemoterapi adalah obat
bergizi. Namun, menjalankan perintah tersebut ternyata semakin sulit karena Jim
menderita banyak efek samping kemoterapi, seperti mual dan muntah. Dia terus
bertanya, "mengapa obat bergizi ini memiliki efek samping yang tak
tertahankan?" Putri-putrinya yang berdiri di samping tempat tidur selalu berusaha
menghibur dan meyakinkannya. Tiga bulan kemudian, kondisi Jim semakin
parah; Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan sering demam. Pada rawat
inap kelima untuk kemoterapi, dia mulai mencurigai diagnosisnya. Dia tampak
cemas dan terus bertanya kepada perawat yang sedang bertugas, "Apa diagnosis
saya?" Perawat itu sangat sibuk dan menjawab, "Saya kira Anda harus bertanya
kepada keluarga atau dokter Anda" dan kemudian pergi.

15
Perawat di lantai itu mulai jarang berhubungan dengan pasien, menghindari
ditanya secara langsung tentang situasinya. Menderita berbagai gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit tersebut, Jim mulai menunjukkan kemarahan kepada
staf kesehatan. Setelah dipulangkan, Jim menolak untuk melanjutkan kemoterapi
berikutnya. Kondisinya menjadi semakin buruk, dan dia akhirnya meninggal
tanpa mengetahui diagnosisnya setelah 5 bulan didiagnosis dengan leukemia.

KASUS 2

Ny. V adalah seorang perawat di bagian bedah gastroentestinal RS X. Tn.


J, pasien berumur 80 tahun, baru saja dioperasi karena kanker, operasinya
berhasil. Pemberian obat morfin baru saja distop. Sesuai dengan penilaian
perawat, dengan skala nyeri pasien sekarang 6 dari 10.

Dokter bedah telah memberi opiat. Tn. J baru saja meminta agar dosis obat
penghilang rasa sakit diberikan lagi. Ny. V (Perawat) tidak segera menuruti
permintaannya, karena Tn. Jhon telah diberikan opiat 2 jam yang lalu. Akan
terlalu berisiko untuk memberinya opiat lagi karena kemungkinan interaksi
dengan tindakan lain.

KASUS 3

Pasien Tn. G adalah seorang pria berusia 57 tahun dengan kanker prostat agresif
yang dirawat oleh tim perawat di ruang onkologi. Pasien didiagnosis menderita
kanker prostat tujuh tahun lalu tetapi menolak perawatan medis dan bedah pada
saat itu. Dia memilih untuk mencari pengobatan alternatif dan tidak
menindaklanjuti dengan ahli urologi selama periode tujuh tahun itu. Pasien
sekarang mengalami anemia dan hipoproteinemia. Setelah beberapa tes
diagnostik, ditemukan bahwa kanker telah menyebar ke tulangnya, telah
menyebar secara lokal ke kelenjar getah beningnya dan tumor primer menyerang
kandung kemih dan sebagian menghalangi ginjal kiri. Pasien mendapat beberapa
kali kunjungan selama dua bulan karena berbagai alasan, untuk hidup setelah
sistoskopi menunjukkan pertumbuhan tumor yang lebih luas, ditentukan bahwa
intervensi bedah / medis lebih lanjut tidak akan sesuai dalam kasus ini dan bahwa

16
rejimen perawatan paliatif adalah langkah selanjutnya. Pada titik ini pasien
melapor ke tim perawatan kesehatan bahwa dia telah pasrah pada kenyataan
bahwa dia akan mati. Pasien menarik salah satu perawat dan meyakinkan bahwa
dia berencana bunuh diri dan itu adalah rahasia yang tidak boleh diberitahukan
perawat kepada siapa pun (ahmad farid rivai, 2022)

17
DAFTAR PUSTAKA

ahmad farid rivai. (2022). konsep pengambilan keputusan etik dan implementasinya
dalam praktik keperawatan. Yogyakarta: Deeppublish.
halim. (2013). aspek legal keperawatan pada asuhan profesi keperawatan. kudus: .
Reni Asmara Ariga. (2020). Dalam siti zahara nasution, rina amelia, fajar amanah
ariga, & selviani ariga, Prinsip-prinsip etik berdasarkan aspek legal
dalam keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.

18

Anda mungkin juga menyukai