Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit atau integumen adalah organ luar terbesar dari tubuh yang berperan sebagai
proteksi pertama dari lingkungan luar tubuh. Total luas permukaan kulit rata-rata 7600
cm2 dengan estimasi 1 cm2 terdapat 1 meter pembuluh darah, 4 meter saraf, 100 kelenjar
keringat, 15 kelenjar sebaceous, 3000 sel sensori di akhir serabut saraf, 25 pressure
opporatus sebagai stimuli taktil, 200 ujung saraf untuk merasakan nyeri, 2 sensory
apparatus untuk merasakan rasa dingin, 12 sensory apparatus merasakan rasa panas,
300.000 sel epidermal dan 10 rambut. Pengetahuan anatomi dan fisiologi system
integument sangat penting diketahui oleh tenaga kesehatan professional sebagai dasar
dalam menentukan perencanaan perawatan yang tepat.

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit
terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang
menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan
penyembuhan luka. Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ
tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tandatanda dan respon yang berurutan dimana
sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal.
Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan
penampilan.

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme karbohidrat


yang kronis, yang dapat menimbulkan komplikasi yang bersifat kronis juga. Saat ini DM
telah menjadi penyakit epidemik, ini dibuktikan dalam 10 tahun terakhir terjadi
peningkatan kasus 2 sampai 3 kalilipat, hal ini disebabkan oleh pertambahan usia, berat
badan, dangaya hidup. Indonesia sendiri menempati urutan ke 4 angka kejadian DM di
dunia setelah negara India, Cina dan Amerika Serikat. DM merupakan sekelompok
kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau biasa
disebut hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia yang lama pada pasien DM menyebabkan
arteroskelosis, penebalan membrane basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan
memudahkan terjadinya luka kaki diabetik.

Luka kaki diabetes disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu neuropati, trauma,
deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan penyakit vaskuler perifer.
Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus diabetes yang menyeluruh dan sistematik dapat
membantu memberikan dan arahan perawatan yang adekuat. Dasar dari perawatan ulkus
diabetes meliputi 3 hal yaitu debridement,offloading, dan kontrol infeksi. Ulkus kaki
pada pasien diabetes harus mendapatkan perawatan karena ada beberapa alasan, misalnya
unfuk mengurangi resiko infeksi dan amputasi, memperbaiki fungsi dan kualitas hidup,
dan mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan. Tujuan utama perawatan ulkus diabetes
sesegera mungkin didapatkan kesembuhan dan pencegahan kekambuhan setelah proses
penyembuhan.

B. Tujuan Pembuatan Aplikasi


Tujuan dari pembuatan aplikasi hallo nurse untuk perawatan luka ini dengan tujuan :
1. Memberikan kemudahan terhadap staf yang melakukan pengawasan terhadap
peralatan sehingga proses maintenance dapat dikerjakan dengan cepat.
2. Mempermudah melakukan monitoring atau pengecekan status peralatan yang tersedia
baik dalam bentuk report dan yang lainnya.
3. Membuat pengecekan peralatan menjadi cepat dan bisa langsung teratasi tanpa
menuggu lama dimana dan kapan waktu pengerjaannya serta peneyelsaiannya.
C. Manfaat Aplikasi

 Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang perawatan luka. Aplikasi pembuatan


perawatan luka dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat tentang
perawatan luka, mulai dari jenis luka, penyebab luka, gejala luka, hingga cara
perawatan luka yang tepat. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan mereka tentang perawatan luka, sehingga mereka dapat melakukan
perawatan luka dengan benar dan aman.

 Peningkatan kualitas perawatan luka. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat


tentang perawatan luka, maka kualitas perawatan luka juga akan meningkat.
Masyarakat akan lebih memahami cara merawat luka yang tepat, sehingga luka akan
lebih cepat sembuh dan tidak menimbulkan komplikasi.

 Pemantapan kemandirian masyarakat dalam merawat luka. Aplikasi pembuatan


perawatan luka dapat membantu masyarakat untuk belajar merawat luka secara
mandiri. Aplikasi ini dapat memberikan panduan langkah-langkah perawatan luka
yang mudah diikuti, sehingga masyarakat tidak perlu bergantung pada tenaga
kesehatan untuk merawat luka mereka.

Berikut adalah beberapa contoh manfaat aplikasi pembuatan perawatan luka dalam
kehidupan sehari-hari:

 Aplikasi ini dapat membantu orang tua untuk merawat luka anak mereka. Orang tua
yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan luka dapat
menggunakan aplikasi ini untuk mempelajari cara merawat luka anak mereka.

 Aplikasi ini dapat membantu orang dengan penyakit kronis yang sering mengalami
luka. Orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, sering mengalami luka yang
sulit sembuh. Aplikasi ini dapat membantu mereka untuk merawat luka mereka
dengan benar dan aman.

 Aplikasi ini dapat membantu petugas kesehatan untuk memberikan edukasi tentang
perawatan luka kepada masyarakat. Petugas kesehatan dapat menggunakan aplikasi
ini untuk memberikan edukasi yang lebih interaktif dan menarik kepada masyarakat.

Bab 2

Metode pembuatan aplikasi perawatan luka

1. Pengkajian luka
Langkah pertama dalam perawatan luka adalah melakukan pengkajian luka. Pengkajian luka
dilakukan untuk mengetahui kondisi luka, seperti ukuran luka, kedalaman luka, warna dasar

luka, jumlah jaringan nekrotik, dan adanya tanda-tanda infeksi.

Langkah pertama dalam perawatan luka

2. Pembersihan luka

Langkah kedua dalam perawatan luka adalah pembersihan luka. Pembersihan luka dilakukan
untuk menghilangkan kotoran, bakteri, dan jaringan nekrotik yang terdapat pada luka.
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan menggunakan larutan antiseptik, seperti povidon
iodine atau chlorhexidine gluconate.
Langkah kedua dalam perawatan luka

3. Pembaluan luka

Langkah ketiga dalam perawatan luka adalah pembalutan luka. Pembalutan luka berfungsi untuk
melindungi luka dari infeksi dan untuk menjaga kelembapan luka. Bahan yang digunakan untuk
membalut luka adalah kasa steril.

Langkah ketiga dalam perawatan luka

4. Evaluasi luka

Langkah keempat dalam perawatan luka adalah evaluasi luka. Evaluasi luka dilakukan untuk
mengetahui kemajuan penyembuhan luka. Evaluasi luka dilakukan secara berkala, yaitu setiap
hari atau setiap minggu.
Langkah keempat dalam perawatan luka

Berikut adalah beberapa tips untuk merawat luka:

 Gunakan sarung tangan steril saat merawat luka.

 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang sesuai.

 Gunakan kasa steril untuk membalut luka.

 Ganti balutan luka secara teratur, yaitu setiap hari atau setiap minggu.

 Observasi luka secara berkala untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi.

Bab 3
a. Kesimpulan
Kesimpulan pembuatan aplikasi perawatan luka adalah sebagai berikut:
Aplikasi perawatan luka dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat, meningkatkan
pengetahuan, kualitas, dan kemandirian masyarakat dalam merawat luka.
Metode aplikasi pembuatan perawatan luka terdiri dari empat langkah, yaitu pengkajian luka,
pembersihan luka, pembalutan luka, dan evaluasi luka.
Berikut adalah beberapa tips untuk merawat luka:
 Gunakan sarung tangan steril saat merawat luka.
 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang sesuai.
 Gunakan kasa steril untuk membalut luka.
 Ganti balutan luka secara teratur, yaitu setiap hari atau setiap minggu.
 Observasi luka secara berkala untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi.
 Jika luka tidak menunjukkan kemajuan penyembuhan atau mengalami tanda-tanda infeksi,
segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan aplikasi perawatan luka:

2. Informasi yang disajikan harus lengkap dan akurat. Informasi yang disajikan harus sesuai dengan
standar perawatan luka yang berlaku.
3. Aplikasi harus mudah digunakan. Aplikasi harus memiliki antarmuka yang user-friendly dan
mudah dipahami oleh pengguna.
4. Aplikasi harus interaktif. Aplikasi harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik
dan interaktif bagi pengguna.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka aplikasi perawatan luka dapat menjadi media
edukasi yang efektif bagi masyarakat.

b. Saran

 Gunakan bahasa yang mudah dipahami. Aplikasi perawatan luka harus menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar
belakang medis.

 Gunakan gambar dan video yang relevan. Penggunaan gambar dan video dapat membantu
pengguna untuk memahami informasi yang disajikan dengan lebih mudah.

 Tawarkan fitur interaktif. Fitur interaktif, seperti kuis dan permainan, dapat membantu pengguna
untuk belajar dan mengingat informasi dengan lebih efektif.
 Perbarui informasi secara berkala. Informasi tentang perawatan luka perlu diperbarui secara
berkala untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut tetap relevan.

Berikut adalah beberapa contoh fitur interaktif yang dapat ditambahkan ke aplikasi perawatan
luka:

 Kuis.

Kuis dapat digunakan untuk menguji pengetahuan pengguna tentang perawatan luka.

 Permainan.

Permainan dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik.

 Video tutorial.

Video tutorial dapat digunakan untuk memberikan panduan langkah-langkah perawatan luka
secara visual.

 Forum diskusi.

Forum diskusi dapat digunakan untuk bertukar informasi dan pengalaman tentang perawatan
luka.

Dengan menambahkan fitur-fitur interaktif tersebut, maka aplikasi perawatan luka dapat menjadi
media edukasi yang lebih efektif dan menarik bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai