Skripsi Edo - 5
Skripsi Edo - 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu bentuk pewartaan dan
pengajaran gereja akan nilai-nilai iman kristiani yang dilaksanakan oleh seorang
Guru Pendidikan Agama Katolik kepada peserta didik melalui proses
pembelajaran di sekolah. Pendidikan Agama Katolik bermaksud agar peserta
didik mampu menjalani kehidupan sehari-hari seturut dengan pengajaran iman
kristiani yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran.
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Agama Katolik dalam
proses pembelajaran, seorang guru dituntun harus mampu untuk memberikan
pengajaran serta membimbing peserta didik dengan baik sesuai dengan segala
bentuk tindakan yang dilakukan oleh Yesus Kristus terhadap para murid-murid-
Nya. Tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dalam upaya untuk
memengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran dan pendidikan iman dapat
digambarkan sebagai suatu bentuk tindakan yang mencerminkan tindakan Yesus
Kristus dalam memengaruhi para murid-murid-Nya yang rela berkorban dalam
mewartakan Kerajaan Allah kepada dunia.
Kemampuan seorang guru dalam memberikan pengaruh kepada peserta
didik dalam konteks Pendidikan Agama Katolik diartikan sebagai kepemimpinan
kristiani. Kepemimpinan Kristiani adalah kepemimpinan yang berpedoman
kepada kepemimpinan Yesus Kristus. Menurut Melkisedek Takatio (105) bahwa “
kepemimpinan Kristen adalah sebuah upaya menggerekan orang-orang
berdasarkan rencana Allah, hidup sesuai dengan kehendak Allah, sedangkan
pemimpin Kristen itu sendiri adalah orang yang dipilih dan dipanggil oleh Allah
untuk memimpin orang lain kepada tujuan Allah”. Keteladan Kristus sebagai
pemimpin merupakan pedoman bagi seorang guru dalam memberikan pengajaran
iman kepada peserta didik.
Kepemimpinan guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik sangat membantu untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik bagi
2
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
dicapai”. Motivasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi melalui pengalaman
belajar yang diterima. Pengalaman belajar tersebut memiliki kerkaitan terhadap
segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut Octavia (2021:37) bahwa peserta didik yang memiliki motivasi
belajar dapat terlihat melalui, ketekunan dalam menghadapi tugas, ulet dalam
mengahadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,
ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari, selalu berusaha berprestasi
sebaik mungkin, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, senang
dan rajin belajar, penuh semangat, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin,
dapat mempertanggung jawabkan pendapat-pendapatnya, mengejar tujuan jangka
panjang, senang mencari soal dan memecahkan soal”.
Melalui pra observasi yang dilakukan oleh penulis, selama melaksanakan
kegiatan praktik pengalaman lapangan, menemukan beberapa permasalahan
berkaiatan dengan kepemimpinan seorang guru dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik di SMP Negeri 09 Ngabang. Permasalahan-permasalahan tersebut
yakni, guru kurang memberikan perhatian kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran, guru kurang menyediakan ruang diskusi bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran, guru terkadang sering meninggalkan ruang kelas saat jam
belajar sedang berlangsung. Dalam melaksanakan proses pengajaran Pendidikan
Agama Katolik seorang guru dituntun agar mampu melaksanakan tugas serta
tanggung jawabnya dengan baik, sebagaimana Yesus Kristus memberikan
pengajaran kepada para murid-murid-Nya dengan penuh kasih, rendah hati, dan
penuh dengan integritas.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan, penulis merasa tertarik
untuk melakukan kegiatan penelitian dengan judul Peran Kepemimpinan Guru
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII Di SMP Negeri 09
Ngabang.
4
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan pembahasan yang termuat pada latar belakang, kasus
penelitian ini akan berfokus pada peran kepemimpinan seorang Guru Pendidikan
Agama Katolik dalam motivasi belajar peserta didik.
C. Rumusan Masalah
Melalui pembahasan yang termuat pada latar belakang kasus penelitian,
yakni Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Motivasi
Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang?
2. Bagaimana kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam proses
pembelajaran terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?
3. Bagaimana peran kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam
motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan motivasi belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
2. Mendeskripsikan kepemimpinan seorang Guru Pendidikan Agama Katolik
dalam proses pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
3. Mendeskripsikan peran kepemimpinan guru Pendidikan Agama Katolik dalam
motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dapat dipergunakan oleh setiap orang sebagai penyelenggara Pendidikan
Agama Katolik dalam mengembangkan teori-teori kepemimpinan Guru PAK serta
motivasi belajar peserta didik.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk memenuhi persyarat kelulusan dalam menyelesaikan studi S1
Pendidikan Agama Katolik.
b. Bagi Guru PAK
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan
kemampuan kepemimpinan, pada proses kegiatan pembelajaran dalam lingkungan
persekolahan.
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam rangka
meningkatkan aspek kepemimpinan guru sebagai pendidik dan pengajar.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik
a. Pengertian Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik.
Kepemimpinan guru merupakan salah satu aspek terpenting yang
dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas serta tanggung
jawab untuk memimpin setiap orang yang dipimpinnya. Goestch and
Davis (Siahaan, 2019:11) menyatakan “kepemimpinan merupakan sebuah
kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan
memiliki tanggung-jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui
tujuan organisasi”.
Guru PAK merupakan seorang tenaga pendidik dan pengajar iman
Katolik di dalam lingkup pendidikan formal. Malino (Priandari, 2009:24)
mengaskan “bahwa Guru PAK merupakan pengantar proses belajar dan
memiliki persiapan yang sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama
Katolik merupakan seorang pembina iman yang harus memiliki
pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman iman yang mendalam”.
Sebagai sebuah pengantar di dalam proses pembelajaran, maka seorang
Guru Pendidikan Agama Katolik dalam melaksanakan tugas-tugasnya
merupakan sesosok pribadi yang memiliki kelebihan akan pengetahuan
serta pemahaman yang mumpuni mengenai nilai-nilai iman Kristiani.
Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dapat diartikan
sebagai kemampuan seorang guru dalam mempengaruhi aktivitas belajar
peserta didik berlandaskan nilai-nilai keteldanan kepemimpinan Yesus
Kristus.
b. Kepemimpinan Katolik
Kepemimpinan Katolik adalah kepemimpinan yang berorientasi
terhadap kepemimpinan Yesus Kristus dalam melaksanakan tugas dan
7
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan sebuah daya penggerak yang terdapat di
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan.
Menurut Scermerhon (Swarjana, 2022:155) bahwa “motivasi mengacu
pasa kekuatan dalam diri individu yang menjelaskan tingkat, arah, dan
kekuatan usaha yang dikeluarkan di tempat kerja”. Segala macam bentuk
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu aktivitas
tertentu merupakan perwujudan dari motivasi itu sendiri. Belajar
merupakan salah satu bentuk aktivitas yang bertujuan dalam membantu
seseorang untuk mengetahui serta memahami segala bentuk hal yang
dipelajari. Witheringto (Maki, 2019:1) menyatakan bahwa “belajar
merupakan suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaain, atau pengertian”. Pengetahuan, pemahaman, serta
perubahan kualitas diri yang dimiliki seseorang sebagai pribadi yang
berkualitas merupakan perwujudan hasil yang diperoleh melalui aktivitas
belajar.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai bentuk kekuatan
pendorong yang terdapat dan timbul dalam diri seseorang, yang
memungkinkan setiap orang untuk Melakukan aktivitas belajar, agar setiap
orang orang dapat mengalami suatu perubahan kualitas diri sebagai
seorang manusia.
akibat adanya rasa sakit yang mereka rasakan yang tidak memungkin
peserta didik dapat melalukan aktivitas belajar seperti dalam kondisi
prima.
2) Faktor Eksternal
Motivasi belajar eksternal peserta didik merupakan salah satu
faktor pembentuk motivasi yang dapat ditimbulkan dari luar diri peserta
didik.
2. Hadiah
Pemberian hadiah merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan
oleh seorang guru dalam memotivasi peserta didik. Pembeerian hadiah
dalam proses pembelajaran merupakan sebuah bentuk apresiasi guru
terhadap prestasi yang telahdiperoleh oleh peserta didik.
3. Saingan/Kompetisi
Persaiangan/kompetisi merupakan sebuah upaya yang dilakukan
dengan cara memacu rasa persaiangan dalam diri setiap peserta didik baik
secara individual maupun eksternal untuk berupaya menunjukan tindakan-
tindakan yang terbaik dalam proses pembelajaran.
4. Ego-Involment/Keterlibatan Ego
Ego-involmnet merupakan upaya memotivasi peserta didik dengan
cara menimbulkan serta menumbuhkan kesadaran-kesadaran akan
pentingnya arti sebuah tanggung-jawab dalam mengikuti serta
melaksanakan kegitan pembelajaran sebagai seorang pelajar yang baik.
B. KAJIAN EMPIRIS
Kajian empiris merupakan kajian penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai referensi atau acuan dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Kajian empiris dalam penulisan skripsi penelitian ini bertujuan untuk
menghindari segala bentuk tindakan plagiarisme, serta memperkuat fakta bahwa
topik permasalahan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis sungguh-
sungguh belum pernah dilakukan oleh siapapun. Berikut merupakan penelitian
terdahulu relevan dalam penulisan skirpsi ini:
1) Berdasarkan karya tulis Enny Irawati (2021) dalam bentuk jurnal yang
membahas tentang “Keteladan Kepemimpinan Yesus”. Dalam jurnal tersebut
memperlihatkan bahwa faktor kepemimpinan setiap pemimpin memiliki
22
C. KERANGKA BERPIKIR
23
Keteladanan
Kepmimpinan
Yesus Kristus
Kepemimpinan
Guru Pendidikan
Agama Katolik
Motivasi Belajar
Peserta Didik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
H. Metodologi Penelitian
A. Metode Penelitian
Erickson (Anggito, dkk, 2018:7) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif
berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang
akan dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan
(peneliti dan yang diteliti)”. Metode penelitian kualitatif merupakan sebuah
tindakan penelitian yang digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan
data-data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Maka, dalam melakukan
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif untuk memperoleh data secara lebih terperinci
dan mendalam untuk memperoleh suatu makna yang mampu untuk
diterapkan kedalam tindakan praktis, berkaiatan dengan permasalahan yang
dibahas dalam kegiatan penelitian yakni tentang peran kepemimpinan Guru
Pendidikan Agama Katolik dalam motivasi belajar Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 09 Ngabang. Perolehan data-data yang telah diperoleh dapat
dijabarkan secara naratif atau uraian dalam bentuk kata-kata sebagai hasil
25
2) Wawancara
Yusuf (2014: 372) menyatakan bahwa “wawancara merupakan
salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara adalah
suatau kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan
sumber informasi (orang yang akan diwawancarai) melalui komunikasi
langsung”. Kegiatan wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperkuat hasil observasi penelitian yang telah dilakukan, guna
menggali informasi secara lebih mendetail bagaimana peran
kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam memotivasi
Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang pada pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik.
Kegiatan wawancara dalam penelitian dilakukan terhadap Guru
Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09 Ngabang a.n Bapak Junaedi
dan 10 Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang yang terdiri a.n
Nika Sara, Naysila Desti, Natalia Enjela, Rio Crision, Beno, Jesika Jahara
Mutia, Tomy, Eto, Yupi, Gean, Keysha Kalistus, dan Tiara.
3) Dokumentasi
Menurut Keegan (Anggito, dkk, 2018:145) bahwa “dokumentasi
adalah data-data yang seharusnya mudah diakses, bisa ditinjau dengan
mudah, agar kasus yang diteliti menjadi baik”. Dokumentasi dalam
kegiatan penelitian ini, dipergunakan sebagai alat pelengkap untuk
memperkuat proses penelitian dalam memperoleh hasil penelitian.
Dokumentasi-dokumentasi dalam penelitian terlampir dalam bentuk foto,
serta rekaman suara dari Guru Pendidikan Agama Katolik dan Peserta
Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang.
2) Pedoman Wawancara
Menurut Mamik (2015:110) bahwa “wawancara atau interview
dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan
informasi dari responden secara langsung bertatap muka”. Dalam kegiatan
penelitian ini, pedoman wawancara adalah alat yang dipergunakan untuk
menggali informasi secara lebih mendetail sesuai dengan kisi-kisi
pertanyaan yang sesuai dengan indikator rumusan masalah penelitian,
sumber data sebagai informan dalam penelitian ini yakni, Guru Pendidikan
Agama Katolik dan Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang.
1) Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat diartikan berarti bahwa seorang
peneliti harus kemabali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara
kembali dengan sumber daya yang pernah ditemui maupun yang baru.
Perpanjangan pengamatan merupakan teknik pengujian keabsahan data
yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui serta memahami sebuah
permasalahan yang dikaji dalam kegiatan penelitian secara lebih
mendalam mengenai data-data yang diperoleh.
2) Triangulasi
Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Tringulasi merupakan teknik yang digunakan sebagai alat untuk
menguji tingkat keabsahan data, yang diperoleh dalam penelitian dengan
cara meninjau kembali hasil observasi dan wawancara.
3) Memberchek
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peniliti kepada pemberi data. Tujuan memberchek adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Memberchek merupakan teknis yang
digunakan untuk meninjau kembali hasil penelitian dengan cara
mendiskusikan data hasil penelitian bersama dengan rekan sejawat.
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan sebuah proses yang digunakan dalam
kegiatan penelitian untuk memilah hasil data yang diperoleh, yang berguna
untuk menemukan sejumlah data yang relevan dengan permasalahan yang
dikemukan dalam kegiatan penelitian.
2) Display Data/Penyajian Data
Penyajian data merupakan sebuah langkah lanjutan dari reduksi
data, untuk menyajikan hasil penelitian yang dijabarkan dalam bentuk
naratif atau uraian, maupun dalam bentuk bagan hasil penelitian.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tindakan akhir yang dilakukan
oleh peneliti setelah melakukan reduksi dan penyajian data hasil
penelitian, kemudian dari tindakan tersebut akan diperoleh sebuah
kesimpulan hasil penelitian.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Akumulasi 30
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang
Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang yang beragama
Katolik secara keselurhan berjumlah 30 peserta didik, yang masing-
masing terbagi menjadi dua kelas pembelajaran yakni, kelas VIII A
dan VIII B.
a) Kasih
Kasih sebagai bagian dari kepemimpinan kristiani merupakan
suatu bentuk tindakan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
dilandasi atas dasar persahabatan bersama dengan setiap orang yang
pemimpin yang menggambarkan kasih Allah. Berdasarkan observasi
pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru memberikan
perhatian kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Bapak J mengatakan “Ya, itu perlu pembinaan terutama dalam
KBM supaya anak-anak yang kesulitan itu, kita pantau terus, kita
pantau dan kita beri khususnya terutama dalam kegiatan belajar”.
Perhatian yang diberikan oleh Bapak J terhadap peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran dilakukan melalui
pembinaan dan pemantauan secara terus menerus untuk membantu
peserta didik memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dalam
wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta didik (JJM) mengatakan
“Sering sih, biasa pertanyaannya ngk mudah dipahami biasanya
dijawab dengan benar”
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran ada memberikan kepada
peserta didik sebuah perhatian yang memampukan peserta didik dapat
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Kerendahan hati
Kerendahan hati merupakan suatu bentuk tindakan yang
mencerminkan kemampuan seorang pemimpin mampu untuk
mendengarkan dan memahami segala bentuk pemikiran, keinginan,
yang diungkapkan oleh setiap orang yang dipimpin. Berdasarkan
observasi pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru
menyediakan ruang diskusi bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Ruang diskusi yang diperuntukkan bagi peserta didik
dapat membantu peserta didik mampu mendengar dan menyampaikan
pendepat mengenai materi pembelajaran yang diterima. Dalam
44
c) Integritas
Intergritas merupakan aspek kepempinan kristiani yang dapat
diartiakn sebagai bentuk tanggun jawab yang harus dipenuhi oleh
seorang pemimpin. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa guru datang tepat waktu pukul 07.15 Wib ke
dalam kelas pembelajaran. Kedatangan guru tepat waktu memasuki
ruang kelas pembelajaran adalah sebagai wujud integritas guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepada peserta didik.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam wawancara pada 30 Agustus
2022 peserta didik (JJM), (E), (Y), (G) mengatakan hal yang senada
“Ya tepat waktu”.
Memasuki ruang kelas tepat waktu adalah bentuk daripada
integritas yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik dan pengajar yang
45
C. Pembahasan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang
bagaimana peran kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP
Negeri 09 Ngabang. Berikut hasil penelitian yang telah diperoleh.
1. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
a) Keinginan untuk berhasil
Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa “hasrat dan
keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif
untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau
motif untuk memperoleh kesempurnaan”. Adanya hasrat dan
keinginan untuk berhasil, artinya bahwa aktivitas belajar yang
dilakukan oleh peserta didik didorong atas keinginan untuk
berhasil melalui proses pembelajaran yang diterima.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022, serta melalui perolehan
data tambahan pada 04 Januari 2023 memperlihatkan bahwa
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
keinginan untuk berhasil dalam Pendidikan Agama Katolik.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki keinginan untuk
berhasil dalam pembelajaran. Keinginan untuk berhasil tersebut
dapat terlihat melalui perolehan nilai yang mencapai KKM sebagai
motif berprestasi, yang diperoleh oleh peserta didik melalui
pengerjaan dan pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.
b) Kebutuhan dalam belajar
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan Guru Pendidikan
Agama Katolik Dalam Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri
09 Ngabang. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mewawancarai Guru Pendidikan Agama Katolik dan 10 orang
Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang untuk mengetahui
bagaimana peran kepemimpinan guru dalam membangun motivasi belajar
peserta didik pada Pendidikan Agama Katolik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat ditarik
sebuah kesimpulan yang memperlihatkan bahwa:
1. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
dapat terlihat melalui beberapa indikator seperti berikut:
a) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
keinginan untuk berhasil dalam melaksanankan kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat melalui perolehan nilai
peserta didik yang mencapai KKM.
b) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
kebutuhan dalam belajar yang dapat terlihat melalui kesediaan
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru berkaiatan
dengan materi yang diajarkan ketika guru membuka ruang diskusi.
c) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
harapan dan cita-cita dalam mengikuti dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
68
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dalam penelitian
ini, maka ada beberapa saran yang dikemukan dalam oleh penulis
berkaiatan dengan penelitian yang telah dilakukan seperti:
1. Bagi Guru Pendidikan Agama Katolik
Berdasarkan perolehan data yang telah didapatkan dalam penelitian
ini bahwa Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam
mendorong motivasi belajar peserta didik perlu untuk ditingkatkan
secara lebih kreatif, terutama dalam kemampuan guru untuk
mendorong peserta didik dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang ideal serta kondusif.
2. Bagi Sekolah
Ruang kelas pembelajaran di sekolah perlu untuk ditambahkan,
agar setiap peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran
sebagaimana mestinya, secara khusus bagi seluruh pendidikan
keagamaan.
3. Bagi Penulis/Peneliti Berikutnya
71
DAFTAR PUSTAKA
Permata, Deli. (2021). Motivasi Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
SMK Negeri 02 Kota Bengkulu. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu. (online) (http://repostory.iainbengkulu.ac.id).
Priandari, Christina Desy. (2009). Peranan Guru Pendidikan Agama Katolik
Terhadap Pembinaan Iman Siswa Kelas X Di SMA Yos Sudarso, Metro
Lampung.Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (online)
(https://repository.usd.ac.id).
Rinawati. (2021). Motivasi Belajar Siswa Pada Masa Covid-19 Di SD Negeri 14
Bengkulu Selatan.Skripsi. Bengkulu.Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu. (online) (http://repository.iainbengkulu.ac.id).
Rosyada, Dede. (2020). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Pendidikan. Prenada
Media: Jakarta.
Siahaan, Amiruddin. (2018). Kepemimpinan Pendidikan ( Aplikasi
Kepemimpinan Efektif, Strategis, dan Berkelanjutan). Widya Puspita:
Medan.
Siyoto & Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing:
Sleman.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Sukiyat. (2019). Good Leadership : Kepemimpinan Era Globalisasi Pendidikan.
Jakad Media Publishing.
Suryana, Endeng (2015). Administrasi Pendidikan dalam Pembelajaran.
Deepublish: Yogyakarta.
Swarjana. (2022). Konsep Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Persepsi, Stres,
Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasaan, Pandemi
Covid-19, Akses Layananan Kesehatan-Lengkap Dengan Konsep Teori, Cara
Mengukur Variabel, Dan Contoh Kuesioner. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Syarifah, Normawati, dkk. (2019). Etika & Profesi Guru. Indragiri Dot Com:
Riau.
Takatio, Melkisedek. (2022). Melayani, Melayani Lebih Sungguh!. Global Aksara
Pers. Surabaya.
Titik Lestari, Endang. (2015). Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah
Dasar. Deep Publisher: Yogyakarta.
Umrati & Wijaya, Hengki. (2020). Analisis Data Kualitatif “Teori Konsep Dalam
Penelitian Pendidikan”. Sekolah Tinggi Theologi Jaffray: Sulawesi
Selatan.
73
LAMPIRAN A
74
Lampiran Observasi
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang?
Aspek Indikator Deskriptif Sasaran Keteragan
Motivasi 1. Keinginan Peserta didik Peserta Peserta didik
Belajar untuk mengerjakan didik memperoleh
berhasil tugas. Kelas VIII hasil belajar.
2. Kebutuhan Peserta didik SMP Peserta didik
dalam belajar mengajukan Negeri 09 bersedia
pertanyaan Ngabang bertanya
terhadap materi jikalau diminta
yang diajarkan oleh guru
3. Memiliki Peserta didik Peserta didik
harapan dan belajar belajar
cita-cita didorong oleh dilandasi oleh
cita-cita yang cita-cita.
hendak dicapai.
4. Memiliki Peserta didik Peserta didik
penghargaan memperhatikan memperhatika
dalam dengan baik n dengan baik
pembelajaran materi yang materi yang
diajarkan guru disampaikan
guru,
meskipun
peserta didik
masih sering
membuat
keributan.
5. Memiliki Peserta didik Peserta didik
ketertarikan bersedia bersedia
dalam belajar mematuhi mematuhi
75
Rumusan Masalah
3. Bagaimana Kepemimpinan Umum Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP
Negeri 09 Ngabang?
Aspek Indikator Deskriptif Sasaran Keterangan
Peran 1. Guru Guru mampu Guru Peserta didik
Kepemimpina sebagai mendorong Pendidika terdorong
n Umum Guru sumber peserta didik n Agama untuk bertanya
Pendidikan belajar untuk bertanya- Katolik jikalau
Agama jawab terhadap SMP dimintai oleh
Katolik Dalam materi yang Negeri 09 guru, bukan
Motivasi diajarkan. Ngabang atas dasar
Belajar Peserta inisiatif
Didik Kelas pribadi.
VIII SMP 2. Guru Guru mampu Peserta didik
Negeri 09 sebagai mendorong masih sering
Ngabang fasilitator peserta didik membuat
melaksankan keributan
kegiatan dalam
pembelajaran pembelajaran.
dengan tertib.
3. Guru Guru Peserta didik
sebagai mendorong terdorong
manajer peserta didik untuk belajar
melakukan sesuai dengan
aktivitas belajar peraturan yang
sesuai dengan disepakati
pertaruran. dalam
pembelajaran.
4. Guru Guru mampu Peserta didik
sebagai mendorong terdorong
teladan peserta didik untuk datang
untuk displin tepat waktu,
77
pekerjaan kelompok, agar siswa-siswi itu jadi akrab dan lebih paham
dengan karakter masing-masing”.
4. Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam memberikan contoh yang
baik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, terutama ucapan kata-kata, selain itu juga kegiatan kita. Selain itu,
kita jadi motivator utama, motivasi maksudnya. Kedua, kita juga sebagai
contoh dalam suatu bertindak”
5. “Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam membantu peserta didik
memahami materi yang diajarkan”?.
“Ya, kita melalui presesntase, selain itu juga kita melalui cara-cara lain
terutama pendekatan persuasif, agar siswa-siswi itu mampu untuk
menyaring atau mengambil. Aahh, juga siwa-siswi mampu merespon apa
yang telah kita sampaikan dalam pembelajaran”.
6. Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam mendorong semangat
peserta didik dalam proses pembelajaran”?.
“Ya, tentu kita melalui penilaian agar siswa-siswi lebih semangat.
Terutama tugas-tugas yang kita berikan. Kalau nilai A tetap A, kalau nilai
B tetap B, yang C inilah yang menjadi intens atau pr kita untuk
memotivasi siswa itu untuk lebih semangat lagi, lebih fresh lagi untuk
belajar”.
7. “Bagaiamana tindakan yang anda lakukan dalam membangun sikap kritis
peserta didik dalam proses pembelajaran”?.
“Ya, pertama siswa lebih mengedepankan terutama etika, karakter dan
kepribadian itu yang perlu untuk ditingkatkan. Lalu, supaya siswa itu
lebih kritis, maka siswa itu kita ajarkan untuk lebih menghargai”.
Kelas : VIII
B. Pertanyaan
Bagaimana Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?
1. Apakah kamu memiliki keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik?
- Peserta didik (NS):------
- Peserta didik (ND) : Ya, karena pelajaran agama sangat menarik
- Peserta didik (NE) : Ya, karena pelajaran agama seru
- Peserta didik (RC) : Ya, karena pelajaran agama keren
- Peserta didik (B): Ya, karena pelajaran agama sangat seru
- Peserta didik (JJM): Ya, saya punya keinginan untuk berhasil, ya
sebenarnya sih pengan jadi guru agama katolik gitu, kayak ngajar. Tapi
semoga ada jalannya, semoga berhasil sih
- Peserta didik (Y): Ya, saya pengen menjadi suster
- Peserta didik (T) : Ya, saya ingin menjadi TNI
- Peserta didik (E): Ya, saya ingin menjadi Polisi
- Peserta didik (G) : Saya ingin menjadi Tentara
2. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik?
- Peserta didik (NS) : -------
- Peserta didik (ND) : Tidak sering tapi kadang-kadang nanya, menanyai
- Peserta didik (NE) : Sama pak
- Peserta didik (RC) : Ya, pak
- Peserta didik (B): Ya, pak
- Peserta didik (JJM) : Sering kalau ada pertanyaan yang kurang jelas,
biasa sih aku ajuin, biasanya aja
- Peserta didik (Y) : Ya sering
- Peserta didik (T) : Ya sering
- Peserta didik (E): Ya sering
- Peserta didik (G) : Sering sekali pak
84
- Peserta didik (JJM): Sering sih, biasa pertanyaannya ngk mudah dipahami
biasanya dijawab dengan benar
- Peserta didik (Y): Ya pernah
- Peserta didik (T): Ya pernah
- Peserta didik (E): Sering pak
- Peserta didik (G): Sering pak
2. Menurutmu apakah guru pernah memberikan kesempatan untuk
memberikan penilaian terhadap cara mengajar yang dilakukannya?”.
- Peserta didik (NS): -------
- Peserta didik (ND): Tidak sering tapi kadang-kadang nanya, menanyai
- Peserta didik (NE): Sama pak
- Peserta didik (RC): Ya, pak
- Peserta didik (B): Ya, pak
- Peserta didik (JJM): Sering kalau ada pertanyaan yang kurang jelas,
biasa sih aku ajuin, biasanya aja
- Peserta didik (Y): Ya sering
- Peserta didik (T): Ya sering
- Peserta didik (E): Ya sering
- Peserta didik (G): Sering sekali pak
3. Menurutmu apakah guru datang tepat waktu dan tidak meninggalkan
kelas dalam proses pembelajaran”?.
- Peserta didik (NS): Ya
- Peserta didik (ND): ya
- Peserta didik (NE): Ya biasa pernah, biasa telat
- Peserta didik (RC): Ya pernah
- Peserta didik (B): Pernah
- Peserta didik (JJM): Ya menurutku tepat waktu sih
- Peserta didik (Y): Ya tepat
- Peserta didik (T): Ya tepat waktu
- Peserta didik (E): Ya tepat waktu pak
- Peserta didik (G): Ya, pak tepat waktu
87
- Peserta didik (ND): Memahami agar bisa menjawab soal yang diberikan
- Peserta didik (NE): Ya sama
- Peserta didik (RC): Ya pernah
- Peserta didik (B): Ya, pak pernah
- Peserta didik (JJM): Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (K): Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (K) Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (T): Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (T): Ya, saya sangat memahaminya
b) Apakah kamu melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
dengan tertib”?.
- Peserta didik (NS): Biasanya ya ihh gimana ya
- Peserta didik (ND): Biasa tertib, biasa tidak fokus karena tertanggu
- Peserta didik (NE): Biasa tertib, biasa ndak fokus juga pak
- Peserta didik (RC): Biasa tertib, biasa ndk nurut juga pak
- Peserta didik (B): Sama pak, biasa tertib, biasa ndk nurut juga pak
- Peserta didik (JJM): Kadang tertib, kadang tidak
- Peserta didik (K): Ya saya tertib
- Peserta didik (K): Sama kadang tertib, kadang tidak juga
- Peserta didik (T): Ya tertib
- Peserta didik (T): Ya tertib
c) Apakah kamu bersedia menuruti apa yang diucapkan guru?”.
- Peserta didik (NS): Ya
- Peserta didik (ND): Bersedia
- Peserta didik (NE): Bersedia
- Peserta didik (RC): Bersedia
- Peserta didik (B): Bersedia
- Peserta didik (JJM): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (K): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (K): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (T): Ya, saya bersedia
89
LAMPIRAN B
92
93
94
LAMPIRAN C
95
96
97
98