Anda di halaman 1dari 98

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu bentuk pewartaan dan
pengajaran gereja akan nilai-nilai iman kristiani yang dilaksanakan oleh seorang
Guru Pendidikan Agama Katolik kepada peserta didik melalui proses
pembelajaran di sekolah. Pendidikan Agama Katolik bermaksud agar peserta
didik mampu menjalani kehidupan sehari-hari seturut dengan pengajaran iman
kristiani yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran.
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Agama Katolik dalam
proses pembelajaran, seorang guru dituntun harus mampu untuk memberikan
pengajaran serta membimbing peserta didik dengan baik sesuai dengan segala
bentuk tindakan yang dilakukan oleh Yesus Kristus terhadap para murid-murid-
Nya. Tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dalam upaya untuk
memengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran dan pendidikan iman dapat
digambarkan sebagai suatu bentuk tindakan yang mencerminkan tindakan Yesus
Kristus dalam memengaruhi para murid-murid-Nya yang rela berkorban dalam
mewartakan Kerajaan Allah kepada dunia.
Kemampuan seorang guru dalam memberikan pengaruh kepada peserta
didik dalam konteks Pendidikan Agama Katolik diartikan sebagai kepemimpinan
kristiani. Kepemimpinan Kristiani adalah kepemimpinan yang berpedoman
kepada kepemimpinan Yesus Kristus. Menurut Melkisedek Takatio (105) bahwa “
kepemimpinan Kristen adalah sebuah upaya menggerekan orang-orang
berdasarkan rencana Allah, hidup sesuai dengan kehendak Allah, sedangkan
pemimpin Kristen itu sendiri adalah orang yang dipilih dan dipanggil oleh Allah
untuk memimpin orang lain kepada tujuan Allah”. Keteladan Kristus sebagai
pemimpin merupakan pedoman bagi seorang guru dalam memberikan pengajaran
iman kepada peserta didik.
Kepemimpinan guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik sangat membantu untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik bagi
2

peserta didik dalam mengembangkan iman kristiani. Pengalaman belajar yang


baik bagi peserta didik dapat dibangun melalui tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh seorang guru dalam proes pembelajaran.
Terlebih pengalaman belajar yang telah diperoleh peserta didik dalam
situasi pandemi covid-19, yang jug telah memengaruhi pengalaman belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Deli Pertama (2021:6) dalam skripsinya mengungkapkan bahwa
situasi pandemi telah menyebabkan peserta didik kurang termotivasi dalam
belajar, yang dapat terlihat melalui sikap peserta didik yang kurang peduli
terhadap proses pembelajaran, tidak memperhatikan guru saat pembelajaran, tidak
memiliki niat untuk mengerjakan tugas.
Dampak yang disebabkan oleh pandemi covid-19 dalam proses pembelajar
tidak boleh menjadi penghalang yang menyurutkan semangat seorang guru dalam
memberikan pengajaran iman kepada peserta didik. Dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik, kreativitas seorang guru dalam memimpin harus
mampu dipergunakan dengan baik, agar peserta didik juga dapat bertindak sesuai
dengan nilai-nilai iman kristiani melalui pengalaman belajar yang terbangun
dengan baik melalui kepemimpinan seorang guru.
Gibson (Sukiyat, 2019:11) mendefinisikan bahwa “kepemimpinan sebagai
suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang-
orang mencapai tujuan tertentu”. Kepemimpinan guru dalam proses pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu bentuk kemampuan guru, dalam mempersiapkan
serta mengelolala diri dengan baik sebagai pendidik dan pengajar, dan melalui
kesiapan tersebut mampu untuk memengaruhi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Tindakan-tindakan peserta didik dalam proses pembelajaran juga
merupakan cerminan dari tindakan seorang guru dalam memberikan pengajaran.
Pengaruh yang diterima peserta didik dapat diartikan sebagai sebuah motivasi
belajar.
Menurut Sardiman (Fu’Adah, 2022:35) bahwa “motivasi belajar adalah
seluruh daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada
3

kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
dicapai”. Motivasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi melalui pengalaman
belajar yang diterima. Pengalaman belajar tersebut memiliki kerkaitan terhadap
segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut Octavia (2021:37) bahwa peserta didik yang memiliki motivasi
belajar dapat terlihat melalui, ketekunan dalam menghadapi tugas, ulet dalam
mengahadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,
ingin mendalami lebih jauh materi yang dipelajari, selalu berusaha berprestasi
sebaik mungkin, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, senang
dan rajin belajar, penuh semangat, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin,
dapat mempertanggung jawabkan pendapat-pendapatnya, mengejar tujuan jangka
panjang, senang mencari soal dan memecahkan soal”.
Melalui pra observasi yang dilakukan oleh penulis, selama melaksanakan
kegiatan praktik pengalaman lapangan, menemukan beberapa permasalahan
berkaiatan dengan kepemimpinan seorang guru dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik di SMP Negeri 09 Ngabang. Permasalahan-permasalahan tersebut
yakni, guru kurang memberikan perhatian kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran, guru kurang menyediakan ruang diskusi bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran, guru terkadang sering meninggalkan ruang kelas saat jam
belajar sedang berlangsung. Dalam melaksanakan proses pengajaran Pendidikan
Agama Katolik seorang guru dituntun agar mampu melaksanakan tugas serta
tanggung jawabnya dengan baik, sebagaimana Yesus Kristus memberikan
pengajaran kepada para murid-murid-Nya dengan penuh kasih, rendah hati, dan
penuh dengan integritas.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan, penulis merasa tertarik
untuk melakukan kegiatan penelitian dengan judul Peran Kepemimpinan Guru
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII Di SMP Negeri 09
Ngabang.
4

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan pembahasan yang termuat pada latar belakang, kasus
penelitian ini akan berfokus pada peran kepemimpinan seorang Guru Pendidikan
Agama Katolik dalam motivasi belajar peserta didik.

C. Rumusan Masalah
Melalui pembahasan yang termuat pada latar belakang kasus penelitian,
yakni Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Motivasi
Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang?
2. Bagaimana kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam proses
pembelajaran terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?
3. Bagaimana peran kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam
motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?

D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan motivasi belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
2. Mendeskripsikan kepemimpinan seorang Guru Pendidikan Agama Katolik
dalam proses pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
3. Mendeskripsikan peran kepemimpinan guru Pendidikan Agama Katolik dalam
motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dapat dipergunakan oleh setiap orang sebagai penyelenggara Pendidikan
Agama Katolik dalam mengembangkan teori-teori kepemimpinan Guru PAK serta
motivasi belajar peserta didik.
5

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk memenuhi persyarat kelulusan dalam menyelesaikan studi S1
Pendidikan Agama Katolik.
b. Bagi Guru PAK
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan
kemampuan kepemimpinan, pada proses kegiatan pembelajaran dalam lingkungan
persekolahan.
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam rangka
meningkatkan aspek kepemimpinan guru sebagai pendidik dan pengajar.
6

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik
a. Pengertian Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik.
Kepemimpinan guru merupakan salah satu aspek terpenting yang
dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas serta tanggung
jawab untuk memimpin setiap orang yang dipimpinnya. Goestch and
Davis (Siahaan, 2019:11) menyatakan “kepemimpinan merupakan sebuah
kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan
memiliki tanggung-jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui
tujuan organisasi”.
Guru PAK merupakan seorang tenaga pendidik dan pengajar iman
Katolik di dalam lingkup pendidikan formal. Malino (Priandari, 2009:24)
mengaskan “bahwa Guru PAK merupakan pengantar proses belajar dan
memiliki persiapan yang sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama
Katolik merupakan seorang pembina iman yang harus memiliki
pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman iman yang mendalam”.
Sebagai sebuah pengantar di dalam proses pembelajaran, maka seorang
Guru Pendidikan Agama Katolik dalam melaksanakan tugas-tugasnya
merupakan sesosok pribadi yang memiliki kelebihan akan pengetahuan
serta pemahaman yang mumpuni mengenai nilai-nilai iman Kristiani.
Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dapat diartikan
sebagai kemampuan seorang guru dalam mempengaruhi aktivitas belajar
peserta didik berlandaskan nilai-nilai keteldanan kepemimpinan Yesus
Kristus.

b. Kepemimpinan Katolik
Kepemimpinan Katolik adalah kepemimpinan yang berorientasi
terhadap kepemimpinan Yesus Kristus dalam melaksanakan tugas dan
7

panggilan hidup untuk mengahadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah


dunia. Benny Hutahayan (2019:7) menyatakan bahwa “kepemimpinan
Kristus yaitu untuk melayani dan bukan dilayani dan mengorbankan
seluruh jiwa raga untuk menyelamatkan pengikutnya”. Kepemimpinan
Katolik bertujuan untuk menghantarkan dan membimbing kehidupan
setiap orang beriman menuju kepada keselamatan sejati, yakni Kerajaan
Allah.
Tujuan dari kepemimpinan juga tertuang dalam dokumen gereja
Lumen Gentium yang berbunyi “Untuk menggembalakan dan senantiasa
mengembangkan Umat Allah, Kristus Tuhan mengadakan dalam Gereja-
Nya aneka pelayanan, yang tujuanya kesejahteraan seluruh Tubuh. Sebab
para pelayanan, yang mempunyai kekuasaan kudus, melayani saudara-
saudara mereka, supaya semua yang termasuk Umat Allah, dan karena itu
mempunyai martabat Kristiani sejati, dengan bebas dan teratur bekerja
sama untuk mencapi tujuan tadi, dan dengan demikian mencapai
keselamatan “ (Lumen Gentium art (18)).

c. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Kristiani


Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik adalah
kepemimpinan yang berpusat kepada kepemimpinan Kristus dalam
memberikan pengajaran iman kepada peserta didik, agar peserta didik
mampu mengalami kedawasaan hidup kerohanian sebagai anggota gereja.
Karakteristik kepemimpinan yang dimiliki Kristus sebagai pemimpin,
tentu harus mampu untuk dihayati serta dihidupi oleh Guru Pendidikan
Agama Katolik. Setiap tindakan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan
Agama Katolik sebagai pemimpin juga merupakan gambaran dari karakter
kepemimpinan Yesus Kristus. Menurut Takatio (2022:105) bahwa prinsip-
prinsip kepemimpinan Kristus adalah sebagai berikut:
1) Berpusat pada Allah
2) Didasarkan pada model kepemimpinan Yesus Kristus
3) Diikat oleh kasih Kristus
8

4) Memiliki karakter Kristus yang taat


5) Dewasa secara rohani dan matang secara sosial
6) Hidup dalam kendali Kristus
7) Berorientasi kepada pelayanan
8) Bergantung pada Roh Kudus
9) Dimotivasi oleh kasih Tuhan
10) Mendasarkan kepemimpinan kepada pengorbanan

d. Karateristik Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik


Memberikan pengajaraan akan nilai-nilai Kerajaan Allah adalah
tugas serta tanggung-jawab bagi seluruh umat Allah. Pengajaraan akan
nilai-nilai Kerjaan Allah dalam hidup menggereja merupakan salah bentuk
pelayanaan yang telah diwarisi oleh Sang Guru Utama yakni, Yesus
Kristus. Dalam melaksanaan tugas pelayanaan tersebut, Yesus Kristus juga
berperan sebagai seorang pemimpin. Kepemimpinan Kristus dalam
kegiatan pelayaan-Nya dapat terlihat dari begitu banyak umat manusia
yang percaya serta mengimani setiap pengajaran yang diberikan-Nya.
Guru Pendidikan Agama Katolik adalah seorang pendidik dan
pengajaran, yang tugas serta fungsinya berperan dalam membangun
kedewasaan hidup kerohanian setiap peserta didik. Dalam membangun
kedewasaan hidup kerohanian melalui proses pendidikan, tentu dibutuhkan
suatu bentuk kemampuan dalam memberikan pengaruh kepada peserta
didik melalui setiap tindakan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan
Agama Katolik dalam proses pendidikan. Kemampuan dalam memberikan
pengaruh kepada peserta didik dalam proses pembelajaran adalah bentuk
implementasi dari kepemimpinan guru. Kepemimpinan Guru Pendidikan
Agama Katolik dalam proses pendidikan, juga harus memiliki prinsip-
prinsip kepemimpinan Yesus Kristus melaui keteladan-Nya sebagai
pemimpin. Keteladan kepemimpinan Yesus Kristus merupakan sebuah
kunci yang dapat dijadikan sebagai dasar atau prinsip bagi Guru
9

Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan kemampuan dalam


memimpin peserta didik dalam proses pembelajaran.
Mengutip dari Irawati (2021:173-180) dalam jurnalnya yang
berjudul Keteladan Kepemimpinan Yesus Serta Implikasi Terhadap
Kepemimpinan Gereja pada Masa Kini, menyatakan bahwa keteladan
kepemimpinan Yesus Kristus dikategorikan sebagai berikut:
1) Kasih
“Memimpin berdasarkan kasih sebagai indikator ketulusan dan
keikhlasan. Kasih itu hanya dapat diperankan jikalau seseorang telah
mengalami pembeharuan hidup oleh penebusan Yesus Kristus”. Seorang
Guru Agama Katolik sebagai seorang pemimpin harus memiliki kasih di
dalam dirinya. Kasih berperan dalam membentuk karakter seorang
pemimpin yang penuh dengan kelembembutan hati. Karakter seorang
Guru Pendidikan Agama Katolik yang penuh kasih memampukan Guru
Pendidikan Agama Katolik untuk bertindak selayaknya Kristus dalam
memperlakukan setiap peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Kerendahan Hati
“Untuk dapat mencapai tujuan didalam kepemimpinan seorang
pemimpin hendaknya memiliki karakter rendah hati dibuktikan dengan
mau menerima kritikan, masukan, serta saran-saran dari orang yang
dipimpin”. Kerendahan hati harus dimiliki oleh seorang Guru Pendidikan
Agama Katolik sebagai seorang pemimpin. Kerendahan hati yang dimiliki
oleh Guru Pendidikan Agama Katolik memampukan seorang Guru
Pendidikan Agama Katolik untuk mampu bertindak dalam proses
pembelajaran tanpa mementingkan kepentingan pribadi dan berfokus
dalam membantu peserta didik menuju kepada kedewasaan iman.
3) Integritas
“Integritas seorang pemimpin memberi kekuatan dan kemampuan
untuk meyelasaikan masalah dan kerumitan ketika dia memimpin”.
Seorang Guru Pendidikan Agama Katolik juga harus memiliki integritas di
dalam dirinya dalam proses pembelajaran. Intergritas dimaksudkan
10

sebagai nilai-nilai positif yang dimiliki oleh seorang Guru Pendidikan


Agama Katolik sebagai pendidik sekaligus pemimpin. Integritas
memungkinkan seorang Guru Pendidikan Agama Katolik mampu untuk
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung-jawab.
4) Berhati Hamba
“Kepemimpinan yang mengambil posisi sebagai hamba adalah
keteladan pemimpin yang melayani”. Seorang Guru Pendidikan Agama
Katolik harus memiliki karakter kepemimpinan yang berhati hamba.
Kepemimpinan yang berhati hamba dimaksudkan bahwa sebagai Guru
Pendidikan Agama Katolik harus mampu untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
5) Mengevaluasi Para Murid
“Dalam kepemimpinan Yesus ada kerja sam (Mrk. 10:30-32 dan
Mrk. 8:1-10) untuk merencanakan program-program, dan Yesus pun
berhasil mengarahkan para murid dan pengikut-Nya”. Dalam
melaksanakan tugas serta kewajibanya sebagai pendidik dan pengajar,
seorang Guru Pendidikan Agama Katolik juga harus mampu untuk
memberikan evaluasi terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran,
agar kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik untuk masa
mendatang.

e. Faktor-faktor Kepemimpinan Guru


Kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai kepemimpinan
yang dimiliki oleh setiap pendidik dalam mengamalkan visi dan misi
sekolah melalui pengaruh yang tercipta dalam proses pendidikan.Menurut
Hidayat, dkk (2020: 84) bahwa “kepemimpinan pendidikan berperan
sangat penting dalam rangka mengarahkan dan menggerakkan organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan”. Kemudian, Hadijaya
(2020:147) menyatakan bahwa kepemimpinan pendidikan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Faktor legal sebagai pengaruh dalam kepemimpinan.
11

2) Kondisi sosial dan ekonomi dapat menjadi faktor pengaruh


kepemimpinan pendidikan.
3) Hakekat atau ciri sekolah sebagai pengaruh kepemimpinan
4) Kepribadian pemimpin pendidikan dan latihan-latihan sebagai faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan.
5) Perubahan yang terjadi dalam teori pendidikan sebagai faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan.

f. Fungsi Kepemimpinan Guru


Suryana (2019:82) menyatakan bahwa kepemimpinan pendidikan
guru di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran memiliki fungsi dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Sebagai penentu arah dalam mencapai tujuan pembelajaran diartikan
bahwa seorang guru mampu untuk menerapakan suatu model
kegiatan pembelajaran yang memiliki keselarasan dengan keinginan
peserta didik. Misalnya, seorang guru menggunakan media teknologi
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Menyelenggarakan atau membuat situasi belajar yang kondusif,
nyaman, aman, dan menyenangkan diartikan bahwa seorang guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mampu menempatkan
dirinya sebagai stimulus dalam menarik minat serta perhatian peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, seorang guru membuka
kegiatan pembelajaran dengan terlebih dahulu mengajak peserta didik
melakukan sebuah permainan berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
3) Dapat dan mampu memberikan pembelajaran kepada siswa yang lebih
interaktif dan komunikatif. Artinya bahwa seorang guru mampu untuk
melakukan suatu tindakan yang memiliki hubungan timbal balik
terhadap peserta didik. Misalnya, seorang guru dalam
prosepembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik
menyampaikan pandangan mereka terhadap kegiatan pembelajaran
12

yang sedang berlangsung. Apakah peserta didik merasa terbebani atau


tidak akan cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi.
4) Berperan sebagai sesosok pribadi yang mampu melayani, membantu,
membimbing siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Artinya bahwa
seorang guru juga mampu untuk menempatkan dirinya sebagai orang
tua peserta didik yang akan senantiasa memberikan layanan terbaik
bagi peserta didik. Misalnya, apabila peserta didik di dalam kegiatan
pembelajaran melakukan suatu keributan yang menganggu aktivitas
belajar dan untuk mengatasi hal tersebut seorang terlebih dahulu
menanyakan apa yang menjadi penyebab peserta didik melakukan
suatu keributan dengan tidak serta merta langsung memarahi peserta
didik.
5) Berperan sebagai pemberi dorongan semangat atau motivasi. Artinya
bahwa peserta didik dalam kegiatan pembelajaran juga membutuhkan
sesosok guru yang dapat menjadi sumber motivasi. Misalnya, sebelum
membuka kegiatan pembelajaran seorang guru terlebih dahulu
memberikan kata-kata inspirasi bagi peserta didik.
6) Berperan sebagai evaluator. Artinya bahwa seorang guru mampu untuk
memberi penilaian terbaik bagi peserta didik yang mampu melakukan
aktivitas belajar dengan baik. Misalnya, seorang guru mengajukan
suatu pertanyaan kepada peserta didik berkaiatan dengan materi
pembelajaran yang diajarkan dan pertanyaan tersebut dapat dijawab
dengan baik oleh peserta didik, guru memberikan pengahargaan seperti
mengucapkan kata-kata yang positif maupun memberikan nilai dalam
bentuk angka.
7) Beperan sebagai suri teladan. Pengertian guru memiliki arti yakni
digugu dan ditiru. Seorang guru merupakan sosok pribadi yang melalui
sikap dan prilaku patut menjadi percontohan bagi peserta didik dalam
bertingkah laku. Misalnya, peserta didik yang merasa terinspirasi
terhadap kehadiran seorang guru yang disegani dalam kegiatan
13

pembelajaran, tentu akan melakukan suatu tindakan yang serupa


seperti yang dilakukan oleh guru tersebut seperti apabila guru tersebut
memiliki penampilan yang rapi dalam berbusana, peserta didik tentu
juga akan menggunkan pakaian sekolah dengan rapi pula.

2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan sebuah daya penggerak yang terdapat di
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan.
Menurut Scermerhon (Swarjana, 2022:155) bahwa “motivasi mengacu
pasa kekuatan dalam diri individu yang menjelaskan tingkat, arah, dan
kekuatan usaha yang dikeluarkan di tempat kerja”. Segala macam bentuk
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu aktivitas
tertentu merupakan perwujudan dari motivasi itu sendiri. Belajar
merupakan salah satu bentuk aktivitas yang bertujuan dalam membantu
seseorang untuk mengetahui serta memahami segala bentuk hal yang
dipelajari. Witheringto (Maki, 2019:1) menyatakan bahwa “belajar
merupakan suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaain, atau pengertian”. Pengetahuan, pemahaman, serta
perubahan kualitas diri yang dimiliki seseorang sebagai pribadi yang
berkualitas merupakan perwujudan hasil yang diperoleh melalui aktivitas
belajar.
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai bentuk kekuatan
pendorong yang terdapat dan timbul dalam diri seseorang, yang
memungkinkan setiap orang untuk Melakukan aktivitas belajar, agar setiap
orang orang dapat mengalami suatu perubahan kualitas diri sebagai
seorang manusia.

b. Indikator-indikator Motivasi Belajar


14

Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam


menciptakan kelencaran di dalam proses kegiatan pembelajaran. Peserta
didik yang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat
melalui beberapa indikator. Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa
indikator yang mencirikan adanya motivasi belajar dalam diri peserta didik
adalah sebagai berikut :

1) Keinginan untuk berhasil


“Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam
kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu
motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau
motif untuk memperoleh kesempurnaan”. Adanya hasrat dan keingin
untuk berhasil, artinya bahwa aktivitas belajar yang dilakukan oleh
peserta didik didorong atas keinginan untuk berhasil melalui proses
pembelajaran yang diterima.
2) Kebutuhan dalam belajar
“Penyelesaian suatu tugas tidak selamnya dilatarbelakangi oleh motif
berprestasi atas keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu
menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif
berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang
bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu”. Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, artinya bahwa peserta didik yang terdorong
untuk memperolah keberhasilan dalam pembelajaran, juga akan
terdorong oleh kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan secara lebih
mendalam dalam kegiatan pembelajaran.
3) Memiliki harapan dan cita-cita
“Harapan didasari pada keyakinan bahwa orag dipengaruhi oleh
perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka”. Adanya
harapan dan cita-cita masa depan, artninya bahwa peserta didik yang
melakukan aktivitas belajar terdorong atas cita-cita yang hendak
15

dicapai. Melalui proses pembelajaran yang diterima, peserta didik


mampu untuk mengembangkan potensi dirinya melalui pengetahuan
yang diterima.
4) Memiliki penghargaan dalam belajar
“Pernyataan verbal atau pengahargaan dalam bentuk lainnya terhadap
prilaku yang baik atay hasil belajar siswa yang baik merupakan cara
paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasu belajar siswa
kepada hasil belajar yang baik”. Adanya penghargaan dalam belajar,
artinya bahwa peserta didik mampu untuk menghargai segala bentuk
pembelajaran yang diterima, dengan cara peserta didik harus tekun
dalam melakukan aktivitas belajar.
5) Memiliki ketertarikan dalam belajar
“Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi
bermakna”. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, artinya
bahwa peserta didik terdorong untuk melakukan aktivitas belajar,
dikarenakan peserta didik mampu untuk melakukan aktivitas belajar
dengan penuh minat dan semangat
6) Lingkungan belajar yang kondusif
“Motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar
dengan baikm dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui
belajar dan latihan, dengan perkatan lain melalui pengaruh lingkungan
belajar yang kondusif salah satu pendorong belajar anak didik”.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik, artinya bahwa peserta didik
senantiasa mampu melakukan aktivitas belajar karena kondisi belajar
yang kondusif.

c. Faktor-Faktor Motivasi Belajar


Permata (2021:29) mengatakan bahwa motivasi belajar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:
1) Faktor Internal
16

Motivasi belajar internal peserta didik merupakan salah satu faktor


pembentuk motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik seperti :
a) Cita-cita
Sebagai seorang pelajar, peserta didik tentu memiliki berbagai
macam alasan kenapa mereka harus menempuh jenjang pendidikan.
Salah satu alasan mereka menempuh proses pendidikan adalah supaya
mereka dapat meraih cita-cita yang mereka inginkan. Ijazah yang mereka
peroleh setelah menyelesaikan studi yang mereka jalani, memiliki
kontribusi terhadap proses mencapi cita-cita peserta didik Ijazah yang
diperoleh dapat menjadi salah satu persyaratan yang dibutuhkan dalam
dunia kerja selepas peserta didik telah menyelesaikan proses pendidikan di
persekolahan. Alasan tersebut dapat menjadi sesuatu yang memotivasi
peserta didik untuk giat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kemampuan/potensi diri peserta didik
Sejak seorang manusia dilahirkan ke dalam dunia, tentunya Sang
Pencipta telah menganugrahkan kepada setiap manusia talenta yang
berguna bagi perkembangan kehidupan setiap manusia. Begitu pula
dengan peserta didik sebagai seorang manusia, dunia pendidikan yang
mereka tempuh melalui persekolahan dapat menjadi tempat bagi mereka
untuk menyalurkan serta mengembangkan telenta atau potensi yang
mereka miliki. Misalnya, selaian memberikan pengajaran kepada peserta
didik melalui setiap materi pembelajaran, sekolah memberikan tempat bagi
peserta didik untuk menyalurkan kemampuan atau potensi diri yang
dimiliki lewat kegiatan ekstrakulikuler.
c) Kondisi fisiologis dan psikologis peserta didik
Kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, apabila
kondisi fisik maupun psikologis peserta didik sehat. Kondisi tubuh dan
jiwa yang prima dan baik tentu memapukan setiap peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik pula. Begitu juga bila
kondisi kesehatan fisik maupun psikologis peserta didik kurang sehat,
peserta didik akan mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran
17

akibat adanya rasa sakit yang mereka rasakan yang tidak memungkin
peserta didik dapat melalukan aktivitas belajar seperti dalam kondisi
prima.

2) Faktor Eksternal
Motivasi belajar eksternal peserta didik merupakan salah satu
faktor pembentuk motivasi yang dapat ditimbulkan dari luar diri peserta
didik.

a) Kondisi lingkungan belajar


Kondisi lingkungan belajar juga dapat mempengaruhi motivasi
belajar peserta didik, karena untuk melakukan kegiatan pembelajaran
dibutuhkan konsentrasi yang cukup untuk memahami setiap pembelajaran
yang diterima oleh peserta didik. Misalnya, lingkungan belajar yakni
sekolah lokasinya terletak jauh dari pusat keramaian, sebab suara-suara
yang ditimbulkan dari keramaian akan menggangu konsentrasi belajar
peserta didik.
b) Lingkungan sosial sekolah
Kehidupan sosial di lingkungan persekolahan juga memiliki
pengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Sebab, apabila setiap
guru di sekolah memiliki relasi yang akrab dan baik dengan peserta didik,
tentu peserta didik akan merasa aman serta nyaman oleh setiap tindakan
setiap guru yang selalu dapat menjadi panutan bagi peserta didik.
c) Lingkungan sosial masyarakat
Lingkungan sosial masyarakat dimana peserta didik tinggal juga
dapat memengaruhi apakah peserta didik termotivasi untuk melakukan
aktivitas belajar. misalnya, kehidupan sosial masyarakat di tempat peserta
didik tinggal selalu memberikan dukungan terhadap satu sama lain sebagai
anggota masyarakat, peserta didik akan termotivasi untuk melakukan
18

aktivitas belajar sebab peserta didik selalu mendapatkan perhatian yang


baik dari lingkungan sekitar tempat ia berada.
d) Lingkungan sosial keluarga
Kehidupan keluarga yang harmonis antara ayah dan ibu sebagai
orang tua dari peserta didik memiliki pengaruh yang cukup signifikan
terhadap motivasi belajar peserta didik. Sebab, apabila peserta didik
berasal dari keluarga yang penuh keharmonisan sebagai orang tua, tentu
akan selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh anak berkaiatan
dengan aktivitas belajar.

e) Lingkungan non sosial


Peserta didik yang selalu mendapatkan perhatian yang baik dan
tulu dari kedua orang tuanya, tentu akan berpengaruh terhadap motivasi
belajar peserta didik. Sebab, apabila kebutuhan kondisi emosional peserta
didik akan perhatian dan kasih sayang dari orangtua terpenuhi, peserta
didik pasti akan selalu bersemangat dalam melakukan segala bentuk
aktivitas terutama dalam kegiatan pembelajaran.

d. Upaya-upaya Meningkatkan Motivasi Belajar


Titik Lestari (2020:13) menyatakan bahwa dalam upaya
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik terdapat empat tahapan yang
diperlukan untuk menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri peserta
didik yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Memberi Angka
Dalam upaya untuk memotivasi peserta didik agar selalu giat
dalam mengikutii kegiatan pembelajaran, pemberian angka merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang dalam memotivasi
peserta didik. Apabila peserta didik berhasil mengerjakan tugas belajar
dengan baik maka seorang guru akan memberikan nilai yang pula
sebagai bentukapresaiasiatasapa yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
19

2. Hadiah
Pemberian hadiah merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan
oleh seorang guru dalam memotivasi peserta didik. Pembeerian hadiah
dalam proses pembelajaran merupakan sebuah bentuk apresiasi guru
terhadap prestasi yang telahdiperoleh oleh peserta didik.
3. Saingan/Kompetisi
Persaiangan/kompetisi merupakan sebuah upaya yang dilakukan
dengan cara memacu rasa persaiangan dalam diri setiap peserta didik baik
secara individual maupun eksternal untuk berupaya menunjukan tindakan-
tindakan yang terbaik dalam proses pembelajaran.

4. Ego-Involment/Keterlibatan Ego
Ego-involmnet merupakan upaya memotivasi peserta didik dengan
cara menimbulkan serta menumbuhkan kesadaran-kesadaran akan
pentingnya arti sebuah tanggung-jawab dalam mengikuti serta
melaksanakan kegitan pembelajaran sebagai seorang pelajar yang baik.

e. Peran Kepemimpinan Guru dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar


Kehadiran seorang guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran memiliki peranan yang cukup penting dalam
mempenggaruhi motivasi belajar peserta didik. Peran kepemimpinan guru
merupakan salah satu aspek terpenting yang berperan dalam memotivasi
peserta didik, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan penuh semangat. Menurut Syarifah, dkk. (2019:14)
guru memiliki banyak peran dalam interaksi belajar mengajar seperti:
1) Guru sebagai sumber belajar
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru
sebagai sumber belajar berkaiatan erat dengan penguasaan materi”. Guru
sebagai sumber belajar dapat diartikan bahwa seorang guru memiliki
kecakapan dalam menguasi materi-materi pembelajaran. Seorang guru
yang menguasi materi pembelajaran dengan baik, akan mempermudah
20

guru dalam memapaparkan sumber pembelajaran yang menarik agar


peserta didik selalu termotivasi.
2) Guru sebagai fasilitator
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “ guru
berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran”. Guru sebagai fasilitator dapat diartikan bahwa
seorang guru mampu untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara variatif seperti
menggunakan media-media teknologi dalam kegiatan pembelajaran.

3) Guru sebagai manajer


Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman”. Guru sebagai manajer dapat diartikan
bahwa seorang guru berperan dalam menciptakan serta membangun
kondisi pembelajaran yang ideal demi kenyamanan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Misalnya, seorang guru menciptakan
suatu permainan tanya-jawab bagi peserta didik perihal materi
pembelajaran yang diajarkan.
4) Guru sebagai Teladan
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “ guru
mempertujunkan kapada siswa segala sesuatu yang dpaat membuat siswa
lebih mengertu dan memagami setiap pesan yang ditunjukkan”. Guru
sebagai teladan dapat diartikan bahwa seorang guru mampu untuk
menghidupi materi-materi pembelajaran yang diajarkan melalui sikap serta
prilaku yang baik serta menarik bagi peserta didik.
5) Guru sebagai pembimbing
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “peran guru
adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya”. Guru sebagai
21

pembimbing dapat diartikan bahwa seorang guru bisa untuk memahami


setiap karakter peserta didik dan menyesuaikan dengan keinginan peserta
didik dalam pembelajaran.
6) Guru sebagai motivator
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru harus
menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar”. Guru sebagai motivator
dapat diartikan bahwa seorang mampu untuk memotivasi peserta didik di
dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya seorang guru dalam membuka
kegiatan pembelajaran terlebih dahulu dapat menciptakan sebuah stimulus
dengan cara memberi penghargaan kepada peserta didik, selalu tersenyum,
selalu memberikan kata-kata inspirasi dalam setiap proses pembelajaran
yang dilaksanakan.
7) Guru sebagai evaluator
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “ guru
berperan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan”. Guru sebagai evaluator artinya bahwa
seorang mampu untuk memberikan penilaian terbaik terhadap hasil belajar
peserta didik seperti memberi nilai terbaik terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan oleh peserta didik.

B. KAJIAN EMPIRIS
Kajian empiris merupakan kajian penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai referensi atau acuan dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Kajian empiris dalam penulisan skripsi penelitian ini bertujuan untuk
menghindari segala bentuk tindakan plagiarisme, serta memperkuat fakta bahwa
topik permasalahan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis sungguh-
sungguh belum pernah dilakukan oleh siapapun. Berikut merupakan penelitian
terdahulu relevan dalam penulisan skirpsi ini:
1) Berdasarkan karya tulis Enny Irawati (2021) dalam bentuk jurnal yang
membahas tentang “Keteladan Kepemimpinan Yesus”. Dalam jurnal tersebut
memperlihatkan bahwa faktor kepemimpinan setiap pemimpin memiliki
22

implikasi yang cukup signfikan bagi perkembangan serta kemajuan gereja.


Kemampuan seorang pemimpin gereja dalam membangun perkembangan
serta kemajuan bagi gereja harus didasari atas keteladan kepemimpinan Yesus.
Meskipun jurnal tersebut secara tidak eksplisit berbicara mengenai
kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik, namun secara prinsipil
kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik juga dapat didasarkan atas
kepemimpinan Yesus seperti kasih, kerendahan hati, integritas, berhati hamba,
serta mengevaluasi para murid dalam memberikan pengajaran serta
pembelajaran iman bagi peserta didik, sebagaimana yang dilakukan oleh para
pemimpin gereja dalam menjaga kelangsungan gereja ditengah-tengah dunia.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Deli Permata (2020) yang membahas
mengenai “ Motivasi Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMK
Negeri 02 Kota Bengkulu”. Berdasarkan temuan penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa motivasi belajar merupakan aspek yang perlu untuk
dibangun antara seorang pendidik maupun peserta didik melalui komunikasi
serta interaksi dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar memiliki pengaruh
yang cukup penting dalam membangun kegiatan pembelajaran yang nyaman
serta menyenangkan, agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Terlebih
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam masa pandemi covid-19.
Berdasarakan kajian penelitian yang dilakukan Enny Irawati berkaiatan
dengan kepemimpinan Yesus dan Deli Pertama berkaiatan dengan motivasi
belajar peserta didik, serta keterkaitannnya dengan penelitian ini adalah
bagaimana kepemimpinan Yesus sebagaimana yang ditunjukkan oleh para
pemimpin gereja, mampu untuk diadopsi serta diterapkan juga oleh Guru
Pendidikan Agama Katolik dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran iman, agar kehidupan kerohanian peserta didik sungguh-
sungguh dapat berkembang dengan baik dan sesuai dengan ajaran iman Kristiani
yang diterima dalam proses pembelajaran.

C. KERANGKA BERPIKIR
23

Kerangka berpikir dalam penulisan ini bertujuan untuk memberikan


penjelasan mengenai alur pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam
memaparkan serta menjelasakan alur dari topik-topik permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini. Topik permasalahan yang dikemukan dalam penulisan ini
berkaitan dengan “Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam
Motivasi Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang” dalam proses
pembelajaran.

Keteladanan
Kepmimpinan
Yesus Kristus

Kepemimpinan
Guru Pendidikan
Agama Katolik

Motivasi Belajar
Peserta Didik

Berdasarkan bagan diatas memperlihatkan bagaimana keteladan


kepempinan Yesus Kristus dapat menjadi sebuah tolak ukur bagi seorang
Guru Pendidikan Agama Katolik, dalam membangun serta mengembangkan
kemampuan kemimpinannya sebagai pendidik dan pengajar iman Kristiani
bagi peserta didik, sesuai dengan nilai-nilai kepemimpinan Yesus Kristus
24

dalam mewartakan kabar sukacita. Kemimpinan Guru Pendidikan Agama


Katolik yang selaras dengan kepemimpinan Yesus Kristus dalam memberikan
pengajaran iman Kristiani bagi peserta didik harus mampu untuk mendorong
serta membangun motivasi belajar peserta didik, agar tujuan-tujuan
pembelajaran iman Kristiani yang diajarkan oleh guru dan diterima peserta
didik, sungguh-sungguh dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik
di sekolah maupun ditengah-tengah kehidupan sosial masyarakat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

H. Metodologi Penelitian
A. Metode Penelitian
Erickson (Anggito, dkk, 2018:7) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif
berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang
akan dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan
(peneliti dan yang diteliti)”. Metode penelitian kualitatif merupakan sebuah
tindakan penelitian yang digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan
data-data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Maka, dalam melakukan
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif untuk memperoleh data secara lebih terperinci
dan mendalam untuk memperoleh suatu makna yang mampu untuk
diterapkan kedalam tindakan praktis, berkaiatan dengan permasalahan yang
dibahas dalam kegiatan penelitian yakni tentang peran kepemimpinan Guru
Pendidikan Agama Katolik dalam motivasi belajar Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 09 Ngabang. Perolehan data-data yang telah diperoleh dapat
dijabarkan secara naratif atau uraian dalam bentuk kata-kata sebagai hasil
25

penelitian yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menemukan suatu


makna yang terdapat dalam sebuah permasalahan yang diteliti.
Menurut Moloeg (Mamik, 2018:4) bahwa “penelitian kualitatif bermaksud
untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus secara alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah”. Maka, dapat diartikan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah
metode penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui serta memahami
suatu fenomena secara lebih mendalam dalam usaha untuk menemukan suatu
makna yang tersirat yang terdapat dalam fenomena yang diteliti dijabarkan
secara deskriptif.
B. Desain Penelitian
Yusuf (2014: 331) menyatakan bahwa” penelitian kualiatif dalam dalam
analisis datanya tidak menggunakan analisis statistik, tetapi lebih banyak
secara naratif. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
penulis dengan metode penelitian kualitatif sebagai alat yang diguanakan
untuk memperoleh data penelitian, maka desain penelitian menggunakan jenis
penelitian kualitatif naratif. Menggunakan desaian penelitian kualitatif naratif
dalam kegiatan penilitian ini, bermaksud untuk mengetahui sejauh mana
kualitas dari kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09
Ngabang, yang dipergunakan secara efektif dalam membangun motivasi
belajar Siswa Kelas VIII.

3. Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri 09 Ngabang pada
tanggal 23 Agustus s.d. 30 Agustus 2022. Beberapa alasan yang menjadikan
SMP Negeri 09 Ngabang sebagai tempat penelitian adalah:
a) Penulis pernah melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
disekolah tersebut.
26

b) Penulis menemukan beberapa permasalahan berkaiatan dengan


kepemimpinan guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

4. Data dan Sumber Data


Menurut Dempsey (Mamik, 2015: 78) bahwa “data merupakan materi
mentah yang membentuk semua laporan penelitian”. Dalam kegiatan
penelitian yang sumber data penelitian ini terdiri atas data primer. Kegiatan
pengumpulan data dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yakni
pengumpulan sampel data yang didasarkan atas pertimbangan tertentu.
a) Data Primer
Siyoto & Sodik (2015: 68) menyatakan bahwa “data primer adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber daya. Data
disebut juga sebagai data asli atau baru yang memiliki sifat terkini”.
Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini dilakukan dengan proses
wawancara terhadap Guru Pendidikan Agama Katolik dan 10 Peserta Didik
Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang.
b) Sumber Data
1) Guru Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
2) Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Mamik (2015:104) menyatakan bahwa “ observasi
merupakan teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke
lapangan untuk memahami hal-hal yang berkaiatan dengan ruang, tempat,
waktu, peristiwa serta tujuan dan perasaan”. Dalam penelitian ini,
kegiatan observasi yang telah dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh
mana kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik berperan dalam
memotivasi Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang dalam
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
27

2) Wawancara
Yusuf (2014: 372) menyatakan bahwa “wawancara merupakan
salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara adalah
suatau kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan
sumber informasi (orang yang akan diwawancarai) melalui komunikasi
langsung”. Kegiatan wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperkuat hasil observasi penelitian yang telah dilakukan, guna
menggali informasi secara lebih mendetail bagaimana peran
kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam memotivasi
Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang pada pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik.
Kegiatan wawancara dalam penelitian dilakukan terhadap Guru
Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09 Ngabang a.n Bapak Junaedi
dan 10 Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang yang terdiri a.n
Nika Sara, Naysila Desti, Natalia Enjela, Rio Crision, Beno, Jesika Jahara
Mutia, Tomy, Eto, Yupi, Gean, Keysha Kalistus, dan Tiara.
3) Dokumentasi
Menurut Keegan (Anggito, dkk, 2018:145) bahwa “dokumentasi
adalah data-data yang seharusnya mudah diakses, bisa ditinjau dengan
mudah, agar kasus yang diteliti menjadi baik”. Dokumentasi dalam
kegiatan penelitian ini, dipergunakan sebagai alat pelengkap untuk
memperkuat proses penelitian dalam memperoleh hasil penelitian.
Dokumentasi-dokumentasi dalam penelitian terlampir dalam bentuk foto,
serta rekaman suara dari Guru Pendidikan Agama Katolik dan Peserta
Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang.

b. Alat Pengumpulan Data


1) Pedoman Observasi
Menurut Baker (Rosyada, 2020:167) bahwa “observasi merupakan
pencatatan semu fenomena atau perilaku yang terjadi dalam kehidupan apa
28

adanya”. Pedoman observasi merupakan sarana yang digunakan oleh


penulis untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam kegiatan
penelitian, yang sesuai dengan indikator-indikator permasalahan yang
termuat dalam rumusan masalah penelitian ini. Berikut pedoman observasi
yang akan digunakan oleh penulis yakni:
a) Mengamati motivasi belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang.
b) Mengamati kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik SMP
Negeri 09 Ngabang.
c) Mengamati peran kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik
dalam memotivasi Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang.

2) Pedoman Wawancara
Menurut Mamik (2015:110) bahwa “wawancara atau interview
dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan
informasi dari responden secara langsung bertatap muka”. Dalam kegiatan
penelitian ini, pedoman wawancara adalah alat yang dipergunakan untuk
menggali informasi secara lebih mendetail sesuai dengan kisi-kisi
pertanyaan yang sesuai dengan indikator rumusan masalah penelitian,
sumber data sebagai informan dalam penelitian ini yakni, Guru Pendidikan
Agama Katolik dan Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang.

D. Teknik Keabsahan Data


Sugiyono (2013:267) menjelaskan bahwa “uji keabsahan data
dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Keabsahan data merupakan sebuah tindakan yang dilakukan
dalam kegiatan penelitian untuk menguji serta mengukur keabsahan serta
reliabilitas perolehan hasil data penelitian”. Untuk menguji kebashan data
penelitian maka teknik yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut:
29

1) Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat diartikan berarti bahwa seorang
peneliti harus kemabali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara
kembali dengan sumber daya yang pernah ditemui maupun yang baru.
Perpanjangan pengamatan merupakan teknik pengujian keabsahan data
yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui serta memahami sebuah
permasalahan yang dikaji dalam kegiatan penelitian secara lebih
mendalam mengenai data-data yang diperoleh.
2) Triangulasi
Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Tringulasi merupakan teknik yang digunakan sebagai alat untuk
menguji tingkat keabsahan data, yang diperoleh dalam penelitian dengan
cara meninjau kembali hasil observasi dan wawancara.
3) Memberchek
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peniliti kepada pemberi data. Tujuan memberchek adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Memberchek merupakan teknis yang
digunakan untuk meninjau kembali hasil penelitian dengan cara
mendiskusikan data hasil penelitian bersama dengan rekan sejawat.

E. Teknik Analisis Data Penelitian


Sugiyono (Umrati & Wijaya, 2020: 85) menyatakan bahwa
“analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori
menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesis menyusun ke dalam
pola-pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain”.
30

Menurut Fossey dalam (Yusuf, 2014:400) bahwa ”Analisis data


kualitatif merupakan proses merivew dan memeriksa data, menyintesis dan
menginterpretasikan data yang terkumpul sehingga dapat menggambarkan
dan menerangkan fenomena atau situasi sosial yang diteliti”. Miles dan
Huberman (Yusuf, 2014:407) menegaskan “bahwa dalam penelitian
kualitatif data yang terkumpul melalui berbagai t e k n i k pengumpulan
data yang berbeda-beda , seperti interview, observasi, kutipan, dan sari
dari dokumen, catatan-catatan melalui tape terlihat lebih banyak berupa
kata-kata daripada angka”. Data tersebut harus diperoses dan dianlisis
sebelum dapat digunakan. Dalam penulisan hasil kegiatan penelitian ini,
untuk mengolah data yang diperoleh menggunakan teknik analisis data
yang disarankan oleh Miles dan dan Huberman sebagai berikut:

1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan sebuah proses yang digunakan dalam
kegiatan penelitian untuk memilah hasil data yang diperoleh, yang berguna
untuk menemukan sejumlah data yang relevan dengan permasalahan yang
dikemukan dalam kegiatan penelitian.
2) Display Data/Penyajian Data
Penyajian data merupakan sebuah langkah lanjutan dari reduksi
data, untuk menyajikan hasil penelitian yang dijabarkan dalam bentuk
naratif atau uraian, maupun dalam bentuk bagan hasil penelitian.
3) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tindakan akhir yang dilakukan
oleh peneliti setelah melakukan reduksi dan penyajian data hasil
penelitian, kemudian dari tindakan tersebut akan diperoleh sebuah
kesimpulan hasil penelitian.
31

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 09 Ngabang merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang berdiri sejak tahun 2012 yang
terakreditasi “B”. Pembangunan SMP Negeri 09 Ngabang berdiri diatas
bekas lahan sawit milik warga yang dibeli oleh pemerintah daerah Landak.
SMP Negeri 09 Ngabang terletak tidak jauh dari dari SD Negeri 24
Amboyo Inti yang hanya dibatasi oleh jalan selebar 2 meter. Pada saat ini,
SMP Negeri 09 Ngabang dikepelai oleh Bapak Martinus S,Pd.

1. Indentitas Sekolah Menengah Pertama Negeri 09 Ngabang


NO Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah SMP Negeri 09 Ngabang
2 NPSN 30107805
3 NPWP 002838878705000
4 Jenjang Pendidikan SMP
32

5 Status Sekolah Negeri


6 Alamat Sekolah Dusun Ampar Saga II
7 RT/RW 0/0
8 Kode Pos 79357
9 Kelurahan Amboyo Inti
10 Kecamatan Ngabang
11 Kabupaten Landak
12 Provinsi Kalimantan Barat
13 Negara Indonesia
14 SK Pendirian Sekolah 420/176/HK/-2012
15 Tanggal SK Pendirian 2012-06-26
16 Status Kepemilikan Pemerintah Daerah
17 SK Izin Operasional 420/176/HK-2012
18 Tanggal SK Operasional 2012-06026
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang

2. Visi dan Misi SMP Negeri 09 Ngabang


Visi
Mewujudkan sekolah yang Berprestasi, Beriman dan Bertaqwa
Misi
1. Membudayakan hidup sehat di lingkungan sekolah yang aman,
sejuk, rapi dan indah
2. Mengembangkan sikap toleransi antar agama, tanggungjawab dan
mandiri
3. Mengimplementasikan metode pembelajaran dan kurikulum
terkini
4. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
5. Berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
6. Membudayakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan ( PAKEM)
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang
33

SMP Negeri 09 Ngabang sebagai salah satu lembaga pendidikan


yang berdiri dengan tujuan untuk menyelenggarkan akvitas pendidikan
secara formal yang turut membantu dalam mencerdasarkan kehidupan
bangsa sebagai warga negera Indonesia. Dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga pendidikan, agar tujuan-tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai sebagaiamana mestinya maka visi serta misi
sangat diperlukan. Visi yang dimiliki oleh SMP Negeri 09 Ngabang
adalah menjadikan sekolah sebagai tempat untuk mencetak peserta
didik yang berprestasi, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa. Sedangkan, misi yang dimiliki oleh SMP Negeri 09
Ngabang adalah mengajarkan serta menumbuhkan dalam diri peserta
didik gaya hidup sehat, memiliki sikap toleran terhadap perbedaan
keyakinan, serta mampu untuk menciptakan kurikulum pembelajaran
dengan metode-metode pembelajaran yang kreatif dalam
meningkatkan aktivitas pembelajaran yang dapat mendorong
tercapainya tujuan pendidikan yang dimiliki oleh SMP Negeri 09
Ngabang.

3. Pendidik dan Tendik SMP Negeri 09 Ngabang


No Tenaga Jabatan Pendidikan Keterangan
Pendidik Terakhir
1 Agustina Guru Mapel S1 Seni Budaya
Triana
2 Azriani Guru Mapel S1 Ekonomi
Masseleng
3 Bernadeta Guru Mapel S1 Biologi
Anita
4 Claudia Guru Mapel S1 Bahasa Indonesia
Megawati
5 Enita Guru Mapel SLTA Bahasa Inggris
6 Eti Mawarni Guru BK S1 Bina Konseling
34

7 F.Cherry Guru Mapel S1 Pendidikan


Darmonoto Kewarganegaraan
8 Fanny Guru Mapel S1 Bahasa Inggris
Kartikasari
9 Fransiska Guru Mapel S1 Biologi
Melani
10 Julitrias Guru Mapel SLTA Pendidikan
Jasmani dan
Kesehatan
11 Junaedi Guru Mapel S1 Pendidikan
Agama Katolik
12 Lusius Ligon Guru Mapel S1 Pendidikan
Jasmani dan
Kesehatan
13 Marsiati Guru Mapel S1 Pendidikan
Kewarganegaraan
14 Martinus Kepala S1 Ilmu
Sekolah Pengetahuan
Sosial
15 Oktavianus Guru Mapel S1 Bahasa Indonesia
16 Ratna Guru Mapel S1 Matematika
17 Rini Guru Mapel S1 Pendidikan
Kewarganegaraan
18 Srikandi Guru Mapel S1 Bahasa Indonesia
19 Yeni Oktarina Guru Mapel S1 Biologi
No Tenaga Jabatan Pendidikan Keterangan
Kependidikan Terakhir
1 Rianto Tenaga SLTA Staf Tata USaha
Administrasi
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang
35

Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu unsur


terpenting yang harus dimiliki oleh setiap persekolahan sebagai
lembaga pendidikan, agar aktivitas pendidikan dapat dilaksanakan
dengan baik. Pendidik memiliki peran serta tanggung-jawab yang
besar dalam membantu peserta didik mampu untuk mengembangkan
potensi dirinya melalui setiap pembelajaran yang diterima. Kemudian,
tenaga kependidikan juga dibutuhkan untuk membantu memaksimal
terselenggaranya aktivitas pendidikan dengan baik. Di SMP Negeri 09
Ngabang tenaga pendidik berjumlah 19 pendidik. Tenaga pendidik
yang mengajar Pendidikan Agama Katolik berjumlah 1 pendidik
(no.11). Sedangkan, tenaga kependidikan juga berjumlah 1 yang
berperan sebagai tenaga adminstrasi SMP Negeri 09 Ngabang.

4. Identitas Guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09 Ngabang


Nama Jabatan Status Status Tenaga
Pendidikan Pendidik
Junaedi, Guru S1 Pendidikan Pegawai Negeri
S.Ag. Pendidikan Agama Katolik Sipil (Guru
Agama Katolik Tetap)
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang
Tenaga pendidik yang berperan sebagai pengajar Pendidikan
Agama Katolik di SMP Negeri 09 Ngabang dipegang oleh Bapak
Junaedi, S.Ag dengan status tenaga pendidik sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS).

5. Peserta didik Agama Katolik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang


Jumlah Peserta Didik Agama Katolik Kelas VII
No Kelas Laki-laki Perempuan
1 VIII A 6 8
2 VIII B 7 9
Total 13 17
36

Akumulasi 30
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang
Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang yang beragama
Katolik secara keselurhan berjumlah 30 peserta didik, yang masing-
masing terbagi menjadi dua kelas pembelajaran yakni, kelas VIII A
dan VIII B.

6. Fasilitas-fasilitas SMP Negeri 09 Ngabang


Fasilitas merupakan sarana serta prasarana atau alat-alat yang
berguna dalam mendukung serta menunjang segala bentuk aktivtas
yang diperlukan oleh sekolah dalam menjalakan fungsinya dengan
baik. SMP Negeri 09 Ngabang juga memilki sejumlah fasilitas sebagai
berikut:

Nama Fasilitas Jumlah


Lapangan upacara 1
Lapangan badminton 1
Lapangan Volly 2
Perpustakaan 1
Ruang dewan guru 1
Ruang Kepala Sekolah 1
Ruang Wakil Kepsek 1
Ruang kelas 7
Ruang UKS 2
Dapur 1
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 09 Ngabang
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh SMP Negeri 09 Ngabang
cukup memadai dalam menunjang aktivitas pendidikan agar dapat
terselengara dengan baik. Di luar konteks penelitian, penulis
menemukan bahwa untuk pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri 09 Ngabang sering dilaksanakan di perpustakaan dengan
37

kondisi perpustakaan yang kurang ideal untuk melaksanakan aktivitas


pembelajaran seperti ruang yang agak sempit, aliran listrik yang
terkadang sering mengalami gangguan, dan dibeberapa tempat dalam
perpustakaan digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.
Sedangkan, pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dan Pendidikan
Agama Kristen diselenggarakan di dalam ruang kelas pembelajaran.

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Berdasarkan kegiatan observasi, wawancara, serta dokumentasi berkaiatan
dengan topik permasalahan yang diangkata dalam kegiatan penelitian ini,
yakni “Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang” , hasil
penelitian dideskripiskan sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar Peserta Dididk Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang


Motivasi belajar merupakan salah satu unsur terpenting yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Motivasi belajar memunggkinkan peserta didik mampu untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik melalui semangat kerja
sama yang dibangun bersama guru, agar peserta didik dapat memahami
dengan baik materi pembelajaran yang diterima. Berikut indikator-indikator
motivasi belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik:
a) Keinginan untuk berhasil
Keinginan untuk berhasil merupakan salah satu aspek terpenting
dalam motivasi belajar peserta didik yang mendorong peserta didik
dapat melakukan aktivitas belajar dengan penuh ketekunan dan displin
untuk memperolah dampak yang baik dari aktivitas belajar yang
dilakukannya. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
menunjukkan bahwa peserta didik datang tepat waktu pukul 07.15
WIB. Perolehan data tambahan yang dilakukan pada 04 Januari 2023
juga memperlihatkan bahwa menurut keterangan yang diberikan oleh
38

Bapak J peserta didik kelas VIII memiliki keinginan untuk berhasil.


Berdasarkan wawancara pada 23 Agustus 2022 bersama Guru
Pendidikan Agama Katolik Bapak J mengatakan bahwa
“Ya, yang pertama kami melakukan pendekatan
dengan anak-anak, terus kami melakukan juga saran untuk
anak-anak yaitu supaya nanti termotivasi untuk kegiatan
KBM, pertama dalam pembinaan karakteristik dan juga
pembinaan iman”.
Pernyataan yang dikemukan oleh Bapak J memperlihatkan bahwa
kegiatan pendekatan, serta pemberian saran/masukan dan melakukan
pembinaan karakter serta iman sebagai bentuk motivasi bagi peserta
didik dalam melakukan aktivitas belajar merupakan upaya yang
dilakukan untuk membangun keberhasilan peserta didik dalam
aktivitas belajar. Peserta didik (ND) mengatakan dalam wawancara
pada 30 Agustus 2022 bahwa “Ya, karena pelajaran agama sangat
menarik”. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan yang
dikemukan oleh peserta didik (NE) dan (B) yang memiliki keinginan
untuk berhasil“Ya, karena pelajaran agama seru ”, serta peserta didik
(RC) mengatakan “Ya, pelajaran agama sangat keren”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa proses pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta
didik mampu untuk membangun keinginan untuk berhasil dalam
proses belajar. Keinginan untuk berhasil peserta didik tersebut dapat
terlihat melalui hasil belajar yang mereka peroleh.
b) Kebutuhan belajar
Kebutuhan belajar merupakan salah satu aspek terpenting dalam
motivasi belajar yang mendorong peserta didik untuk memahami
dengan baik materi pembelajaran yang diterima. Berdasarkan
observasi pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa peserta didik
bersedia untuk bertanya kepada guru, jika guru meminta kepada
peserta didik untuk bertanya. Berdasarkan obersevasi tersebut
memperlihatkan bahwa guru berperan penting sebagai stimulus untuk
mendorong peserta didik dapat melalukan aktivitas belajar secara
39

lebih aktif. Dalam wawancara 23 Agustus 2022 Bapak J mengatakan


“Ya, pertama kita harus aktif dalam kegiatan KBM, terus kita juga
minta siswa-siswa untuk lebih intens khusunya untuk kegiatan
belajar”.
Pernyataan yang dikemukan oleh Bapak J memperilhatkan bahwa
tindakan untuk mendorong peserta didik dapat belajar secara lebih
aktif dilakukan dengan cara seorang guru juga harus terlibat secara
aktif dalam aktivitas belajar bersama peserta didik. Keaktifan guru
dalam kegiatan belajar membantu peserta didik dapat melakukan
aktivitas belajar secara lebih aktif. Pada wawancara 30 Agustus 2022
peserta didik (JJM) mengatakan bahwa “Sering kalau ada pertanyaan
yang kurang jelas”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
sebagai wujud dari kebutuhan belajar dapat dipengaruhi oleh keaktifan
guru dalam kegiatan belajar mengajar.
c) Memiliki harapan dan cita-cita
Harapan dan cita-cita merupakan salah satu aspek terpenting dalam
motivasi belajar yang berguna dalam menciptakan dan membangun
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan minat peserta didik di masa
sekarang maupun di masa yang akan datang. Berdasarkan observasi
pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa peserta didik memiliki
harapan serta cita-cita dalam mengikuti proses pembelajaran.
Meskipun demikian, dalam wawancara pada 23 Agustus 2022 Bapak J
mengatakan bahwa
“Pertama, melalui itu tadi pembinaan. Kedua, kerja
sama antara dewan guru dan juga orang tua. Kerjasama ini
sangat penting, supaya mendorong anak ini lebih efektif dan
giat untuk belajar”
Kemudian pada wawancara 30 Agustus 2022 peserta didik (JJM)
mengatakan: “pengan jadi guru agama katolik”. Selain itu, peserta
didik (Y) juga mengatakan “pengen jadi suster”.
40

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan


bahwa peserta didik memiliki harapan dan cita-cita dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
d) Memiliki penghargaan dalam pembelajaran
Memiliki pengahargaan dalam pembelajaran merupakan salah satu
aspek terpenting dalam motivasi belajar yang mendorong peserta didik
memiliki kemampuan dalam menghargai setiap pembelajaran yang
diterima. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa peserta didik memperhatikan dengan baik
materi yang diajarkan oleh guru, namun terkadang masih terdapat
peserta didik yang sering membuat keributan saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung. Keributan yang dilakukan oleh
peserta didik tersebut dikarenakan peserta didik cepat merasa bosan
dalam melakukan aktivitas belajar. Dalam upaya untuk mengatasi
situasi tersebut peran seorang guru sangat berperan penting dalam
mendorong peserta didik dapat menghargai setiap proses belajar yang
diterima. Dalam wawancara pada 23 Agustus 2022 Bapak J
mengatakan bahwa:
“Ya, itu tadi melalui kerjasama yang dilakukan dalam
suatu kelas terutama, supaya jangan sampai anak itu, aahh
lebih menguasai kelas ketimbang guru yang lebih menguasai
kelas terutama saat proses belajar mengajar di dalam kelas”.
Upaya-upaya tersebut yang dilakukan oleh Bapak J dalam
mendorong peserta didik dapat melakukan aktifitas belajar dengan
nyaman. Dalam wawancara pada 30 Agustus 2022 Peserta didik (ND)
mengatakan “Ya, karena bisa mencari sesuatu tentang agama”. Peserta
didik (NE) juga memberikan pernyataan yang mengatakan bahwa “Ya,
betah karena gurunya sangat seru”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa tindakan yang digunakan oleh guru dalam mendorong peserta
didik mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh penghargaan
41

dan menciptakan kenyaman bagi peserta didik untuk melakukan


aktivitas belajar.
e) Memiliki ketertarikan dalam belajar
Memiliki ketertarikan dalam belajar merupakan salah satu aspek
terpenting dalam motivasi belajar yang berguna untuk mendorong
peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara lebih
aktif. Berdasarkan kegiatan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa peserta didik bersedia mematuhi instruksi
yang disampaikan oleh guru seperti mengerjakan tugas, berpakaian
rapi, dan membawa alat-alat rohani. Kesediaan peserta didik untuk
mematuhi perintah yang dianjurkan oleh guru menunjukkan bahwa
peserta didik memilki ketertarikan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dalam wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta didik
(NS), (ND), (NE), (RC), (B), (JJM), (T), (E), (Y), (G) mengatakan
hal yang senada bahwa “Bersedia”.
Seorang guru memilliki peran yang sangat penting dalam
mendorong peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Bapak J mengatakan pada 23 Agustus 2022 dalam
wawancara bahwa:
“Ya, kita melalui metodenya. Ya, melalui cerita
setelah itu kita melakukan dengan metode yang kedua. Ya,
kita melakukan tanya jawab. Yang ketiga, kita juga
melakukan metode untuk menginspirasi anak-anak yaitu
bernyanyi, terutama untuk siswa-siswi diwajibkan untuk
membawa buku doa-ku agar mereka bisa bernyanyi”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa ketertarikan dalam belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh
kemampuan seorang guru dalam mengembangkan berbagai metode
pembelajaran seperti bercerita, melakukan tanya jawab, maupun
bernyanyi.
f) Lingkungan belajar yang kondusif
Lingkungan belajar yang kodusif dalam motivasi belajar
merupakan salah satu aspek terpenting yang berguna dalam
42

menciptakan kondisi atau situasi pembelajaran yang dapat menunjang


kelancaran serta pemahaman peserta didik maupun guru dalam
melakukan aktivitas belajar. Berdasarkan kegiatan observasi pada 23
Agustus 2022 memperlihatkan bahwa peserta didik belum mampu
untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di dalam
kelas. Peserta didik masih sering mengobrol saat pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan kegiatan observasi menunjukkan bahwa
kondisi ideal dalam proses pembelajaran belum terpenuhi, karena
peserta didik masih sering membuat keributan. Meskipun pada
wawancara bersama Bapak J pada 23 Agustus 2022 mengatakan
bahwa
“Ya, kita harus lebih menguasai terutama materi yang
diajarkan, nah kelengkapan kita saat itu. Terus kita juga
boleh menggunakan media terutama di dalam kelas itu
menggunakan media-media terutama alat bantunya itu
berupa sound system”.
Tindakan yang dilakukan oleh Bapak (J) sudah cukup baik dalam
menciptakan kegiatan yang menarik bagi peserta didik. Namun, saat
pembelajaran peserta didik masih sering membuat keributan. Seperti
yang disampaikan oleh peserta didik (T) dalam wawancara pada 30
Agustus 2022 berkaitan dengan kondisi pembelajaran yang kurang
kondusif mengatakan bahwa “Sering pak”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa lingkungan belajar yang kondusif belum terpenuhi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2) Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09


Ngabang
Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik merupakan
sebuah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam mempengaruhi aktivitas
belajar peserta didik yang didasarkan atas kepemimpinan Yesus Kristus
sebagai seorang pemimpin. Berikut indikator-indikator kepemimpinan
Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik:
43

a) Kasih
Kasih sebagai bagian dari kepemimpinan kristiani merupakan
suatu bentuk tindakan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
dilandasi atas dasar persahabatan bersama dengan setiap orang yang
pemimpin yang menggambarkan kasih Allah. Berdasarkan observasi
pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru memberikan
perhatian kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Bapak J mengatakan “Ya, itu perlu pembinaan terutama dalam
KBM supaya anak-anak yang kesulitan itu, kita pantau terus, kita
pantau dan kita beri khususnya terutama dalam kegiatan belajar”.
Perhatian yang diberikan oleh Bapak J terhadap peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran dilakukan melalui
pembinaan dan pemantauan secara terus menerus untuk membantu
peserta didik memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dalam
wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta didik (JJM) mengatakan
“Sering sih, biasa pertanyaannya ngk mudah dipahami biasanya
dijawab dengan benar”
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran ada memberikan kepada
peserta didik sebuah perhatian yang memampukan peserta didik dapat
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Kerendahan hati
Kerendahan hati merupakan suatu bentuk tindakan yang
mencerminkan kemampuan seorang pemimpin mampu untuk
mendengarkan dan memahami segala bentuk pemikiran, keinginan,
yang diungkapkan oleh setiap orang yang dipimpin. Berdasarkan
observasi pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru
menyediakan ruang diskusi bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Ruang diskusi yang diperuntukkan bagi peserta didik
dapat membantu peserta didik mampu mendengar dan menyampaikan
pendepat mengenai materi pembelajaran yang diterima. Dalam
44

wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta didik (JJM) mengatakan


bahwa “Sering kalau ada pertanyaan yang kurang jelas”.
Kemudian, tindakan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan,
juga dilakukan melalui penilaian yang dilakukan oleh guru pada akhir
pembelajaran. Dalam wawancara pada 23 Agustus 2022 Bapak J
mengatakan bahwa:
“Penilaian-penilaian terutama mengevaluasi apakah
cakupan yang didapat itu sudah tercapai, terutama mengenai
pembelajaran yang sudah kita sampaikan, sampai dimana
kemampuan anak itu dan sampai dimana prosesnya
berjalan”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru dalam proses pembelajaran mampu menunjukkan
kerendahan hati sebagai pemimpin melalui kesediaannya untuk
memberikan kepada peserta didik ruang diskusi berkaitan dengan
materi pembelejaran yang diajarkan.

c) Integritas
Intergritas merupakan aspek kepempinan kristiani yang dapat
diartiakn sebagai bentuk tanggun jawab yang harus dipenuhi oleh
seorang pemimpin. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa guru datang tepat waktu pukul 07.15 Wib ke
dalam kelas pembelajaran. Kedatangan guru tepat waktu memasuki
ruang kelas pembelajaran adalah sebagai wujud integritas guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepada peserta didik.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam wawancara pada 30 Agustus
2022 peserta didik (JJM), (E), (Y), (G) mengatakan hal yang senada
“Ya tepat waktu”.
Memasuki ruang kelas tepat waktu adalah bentuk daripada
integritas yang dimiliki oleh guru sebagai pendidik dan pengajar yang
45

bertanggun jawab atas tugasnya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam


wawancara pada 23 Agustus 2022 Bapak J juga mengatakan bahwa
“Ya, terutama kita harus konsekuensi dalam proses kegiatan di
sekolah atau KBM”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru datang tepat waktu ke dalam kelas pembelajaran sebagai
bentuk integritas.
d) Berhati hamba
Pemimpin yang berhati hamba merupakan salah satu ciri khas
kepemimpinan Kristiani. Pemimpin yang berhati hamba dapat
diartikan sebagai pemimpin yang memimpin berdasarkan semangat
pelayanan Kristus dalam mengajar dan mewartakan Sabda Allah.
Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa
guru cukup mampu untuk memberikan keteladan dalam mengajar. Hal
tersebut dikemukan oleh Bapak J dalam wawancara pada 23 Agustus
2022 yang mengatakan bahwa “Kita tentu memberikan masukan
kepada anak-anak, sebelum kita memasuki kegiatan belajar di sekolah.
Tentu, kita lebih mendisplinkan, bahasa displin. Kedua, kita lebih
fokus kepada anak-anak yang dikatakan kurang untuk belajar”.
Memberikan masukan kepada peserta didik yang disertai sikap
displin dalam membangun karakter peserta didik dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu metode yang digunakan oleh
Bapak J menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat
peserta didik. Terlebih secara khusus kepada peserta didik yang sering
mengalami kesulitan dalam belajar. Metode yang digunakan oleh
Bapak J tersebut juga memberikan dampak yang baik bagi peserta
didik.
Hal tersebut dapat terlihat melalui kenyamanan peserta didik dalam
melaksanakan aktivitas belajar. Dalam wawancara pada 30 Agustus
2022 peserta didik (ND) juga memberikan pernyataan yang
mengatakan bahwa “Ya, karena bisa mencari sesuatu tentang agama”.
46

Peserta didik (NE) juga memberikan pernyataan yang mengatakan


bahwa “Ya, betah karena gurunya sangat seru”. Peserta didik (JJM)
juga memberikan pernyataan yang mengatakan bahwa “Betah banget,
karena soalnya, gurunya seru-seru gitu”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru yang berhati hamba dalam proses pembelajaran mampu
menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan
kenyamanan kepada peserta didik melalui keteladannya sebagi
selaknya seorang hamba.
e) Mengevaluasi para murid
Mengevaluasi para murid adalah kemampuan seorang pemimpin
dalam memberikan penilaian terhadap segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh setiap orang yang dipimpin. Guru Pendidikan Agama
Katolik juga harus mampu untuk memberikan penilaian kepada
peserta didik terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh peserta
didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi pada 23
Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru ada menyampaikan
penilaian kepada peserta didik sebagai bentuk evaluasi terhadap cara
belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Penilaian tersebut terlihat
melalui ketegasan guru dalam memberikan teguran kepada peserta
didik yang sering membuat keributan dalam proses pembelajaran.
Dalam wawancara bersama Bapak J pada 23 Agustus 2022
mengatakan “memberikan arahan, teguran lisan ada bahkan adanya
teguran tertulis”. Kemudian pernyataan tersebut juga didukung oleh
pernyataan yang dikemukan oleh peserta didik (ND) yang
mengatakan “Pernah saat melakukan kesalahan”. Selain itu, juga
didukung oleh pernyataan yang dikemukan oleh peserta didik (JJM)
dalam wawancara pada 30 Agustus 2022 yang mengatakan “Pernah
mungkin karena sayanya ngak mau dengarin gitu mungkin”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa dalam mengevaluasi para murid guru menujukkan hal tersebut
47

melalui ketegasannya dalam memberikan teguran kepada peserta didik


yang sering melakukan keributan saat proses belajar sedang
berlangsung.

3) Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Motivasi


Belajar Peserta Didik VIII di SMP Negeri 09 Ngabang.
Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik yang dilandasi oleh
semangat kepemimpinan Yesus Kristus beperan dalam mendorong timbulnya
motivasi belajar dalam diri peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Berikut peran kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik
dalam memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran:
a) Guru sebagai sumber belajar
Guru sebagai sumber belajar dapat diartikan bahwa seorang guru
memiliki kecakapan dalam menguasai materi pembelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik. Berdasarkan observasi pada 23
Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru mampu untuk mendorong
peserta didik bersedia untuk mengajukan pertanyaan terhadap materi
yang diajarkan. Hal tersebut juga dikemukakan oleh peserta didik
(JJM), (K), (K), (T), ( T) dalam wawancara pada 30 Agustus 2022
yang mengatakan bahwa hal yang senada“Ya, saya sangat
memahaminya”. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran seorang
guru dalam mendorong peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dalam wawancara bersama Bapak J pada 23 Agustus
2022 mengatakan bahwa:
“Menjadi perhatian menarik siswa-siswi yang harus
kita lakukan yaitu cara berpakaian itu pasti, yang kedua
penampilan, lalu persiapan dalam kelas terutama perangkat
mengajar”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru sebagai sumber belajar mampu mendorong peserta didik
untuk bertanya mengenai materi pembelajaran yang diajarakan.
48

Meskipun guru sebagai stimulus awal dalam menjadikan peserta didik


tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator diartikan sebagai guru yang mampu
melayani agar peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran
dengan tertib. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa peserta didik masih sering membuat keributan
dalam proses pembelajaran. Namun, ada beberapa tindakan yang telah
dilakukan oleh guru seperti yang dikemukan oleh Bapak J dalam
wawancara pada 23 Agustus 2022 mengatakan bahwa:
“Ya, pelayanan terbaik yaitu terutama kita pendekatan
persuasif untuk siswa-siswi. Selain itu juga kita melakukan
monitoring dan juga kita melakukan kepada siswa-siswi
terutama pendekatan-pendekatan yang lainnya seperti kita
lebih intens untuk mendidik siswa-siswi, agar siswa-siswi
tertarik dengan kita, dengan bahasa-bahasa kita yang
ucapkan".
Meskipun demikian, tindakan yang dilakukan oleh Bapak J belum
mampu untuk mendorong peserta didik tertib sepenuhnya dalam proses
pembelajaran. Dalam wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta didik
(ND) mengatakan bahwa “Biasa tertib, biasa tidak fokus karena
tertanggu”.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa guru sebagai


fasilitator belum mampu untuk mendorong peserta didik dapat
melakukan aktivitas belajar denga tertib.
c) Guru sebagai manajer
Guru sebagai manajer diartikan sebagai guru yang mengelola dan
mengarahkan peserta didik menuju kepada keteraturan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan
bersama. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa guru mampu mendorong peserta didik untuk
melakukan aktivitas belajar sesuai dengan peraturan yang telah
49

disepakati bersama. Dalam wawancara bersama Bapak J pada 23


Agustus 2022 mengatakan bahwa:
“Kita melakukan proses kegiatan belajar mengajar
itu, ya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Lalu, kita
juga melakukan presentase kepada siswa-siswi pekerjaan
kelompok, agar siswa-siswi itu jadi akrab dan lebih paham
dengan karakter masing-masing”.
Kemudian, pernyataan yang dikemukan oleh Bapak J juga
didukung melalui kesediaan peserta didik untuk melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati. Dalam
wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta didik (NS), (ND), (NE),
(RC), (B), (JJM), (K), (K), (T), (T) mengatakan hal yang senada
“Bersedia”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru sebagai manajer mampu untuk mendorong peserta didik
dapat melakukan aktivitas belajar sesuai dengan peraturan yang telah
disepekati bersama.
d) Guru sebagai teladan
Guru sebagai teladan adalah kapasitas seorang guru dalam
memberikan contoh-contoh yang baik kepada peserta didik dalam
bersikap maupun prilaku dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
observasi pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa guru mampu
untuk mendorong peserta didik datang tepat waktu, menjaga
penampilan, serta kebersihan kelas. Dalam kegiatan wawancara
bersama Bapak J pada 23 Agustus 2022 mengatakan bahwa “Ya,
terutama ucapan kata-kata, selain itu juga kegiatan kita. Selain itu, kita
jadi motivator utama, motivasi maksudnya. Kedua, kita juga sebagai
contoh dalam suatu bertindak.”
Pernyataan yang dikemukan oleh Bapak J menegasakan bahwa
untuk mendorong kedisplinan peserta didik tindakan yang dilakukan
adalah dengan cara memberi motivasi melalui kata-kata maupun
dalam tindakan seperti datang tepat waktu kedalam kelas. Berkaitan
50

dengan hal tersebut, dalam wawancara pada 30 Agustus 2022 peserta


didik (JJM), (K), (T), mengatakan bahwa:“Tepat waktu”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru sebagai teladan mampu untuk mendorong kedisplinan
peserta didik dalam melaksanakan aktivitas belajar.
e) Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing diartikan sebagai guru yang berperan
dalam membimbing dan membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa peserta didik masih cenderung pasif dalam
kegiatan pembelajaran dan aktif dalam kegiatan pembelajaran ketika
peserta didik diminta oleh guru untuk bertanya terhadap materi yang
diajarkan, serta dalam kesempatan tertentu. Dalam wawancara pada 30
Agustus 2022 peserta didik (ND) mengatakan bahwa“Pernah disaat
kerja kelompok”.
Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran hanya terjadi
pada saat-saat tertentu saja seperti kerja kelompok. Kemudian,
berkaiatan dengan hal tersebut, dalam wawancara bersama Bapak J
pada 23 Agustus 2022 mengatakan bahwa“Ya, kita melalui
presentase”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru sebagai pembimbing belum mampu untuk mendorong
peserta didik dapat menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang sepenuhnya sesuai
dengan keinginan peserta didik.
f) Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator dapat diartikan sebagai guru yang mampu
untuk memberikan dorongan motivasi serta semangat kepada peserta
didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi pada 23
Agustus 2022 memperlihatkan bahwa peserta didik semangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Berkaiatan dengan hal tersebut,
51

dalam wawancara bersama Bapak J pada 23 Agustus 2022 mengatakan


bahwa “Ya, tentu kita melalui penilaian agar siswa-siswi lebih
semangat”.
Dalam mendorong semangat peserta didik memberikan penilaian
terhadap peserta didik merupakan cara yang digunakan untuk
membangun semangat peserta didik. Kemudian, dalam wawancara pada
30 Agustus 2022 peserta didik (NS), (ND), (NE), (RC), (B), (JJM), (K),
(K), (T), (T), mengatakan hal yang senada bahwa “Semangat pak”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan
bahwa guru sebagai motivator dapat mendorong peserta didik menjadi
semangat dalam melakukan aktivitas belajar.
g) Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator adalah guru yang mampu untuk
memberikan penilaian dan dapat mendorong kepekaaan peserta didik
dalam memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Berdasarkan observasi pada 23 Agustus 2022
memperlihatkan bahwa peserta didik tidak terdorong untuk
memberikan penilaian terhadap bagaimana metode atau cara yang
dilakukan oleh guru dalam mengajar. Dalam wawancara pada 23
Agustus 2022 bersama Bapak J mengatakan bahwa:
“Ya, pertama siswa lebih mengedepankan terutama
etika, karakter dan kepribadian itu yang perlu untuk
ditingkatkan. Lalu, supaya siswa itu lebih kritis, maka siswa
itu kita ajarkan untuk lebih menghargai”.
Tindakan yang dilakukan oleh Bapak J sudah cukup baik untuk
membantu peserta didik memiliki sikap kritis dalam proses
pembelajaran. Namun, meminta penilaian kepada peserta didik
terhadap bagaimana proses pembelajaran berlangsung akan dapat
membantu guru dalam memahami apa yang peserta didik ingin dalam
proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam wawancara
pada 30 Agustus 2022 peserta didik (ND) mengatakan bahwa“Tidak
Pernah”
52

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memperlihatkan


bahwa guru sebagai evaluator belum mampu untuk mendorong peserta
didik mampu memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran
yang diterima.

C. Pembahasan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang
bagaimana peran kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP
Negeri 09 Ngabang. Berikut hasil penelitian yang telah diperoleh.
1. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
a) Keinginan untuk berhasil
Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa “hasrat dan
keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif
untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau
motif untuk memperoleh kesempurnaan”. Adanya hasrat dan
keinginan untuk berhasil, artinya bahwa aktivitas belajar yang
dilakukan oleh peserta didik didorong atas keinginan untuk
berhasil melalui proses pembelajaran yang diterima.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022, serta melalui perolehan
data tambahan pada 04 Januari 2023 memperlihatkan bahwa
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
keinginan untuk berhasil dalam Pendidikan Agama Katolik.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki keinginan untuk
berhasil dalam pembelajaran. Keinginan untuk berhasil tersebut
dapat terlihat melalui perolehan nilai yang mencapai KKM sebagai
motif berprestasi, yang diperoleh oleh peserta didik melalui
pengerjaan dan pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.
b) Kebutuhan dalam belajar
53

Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa


“penyelesaian suatu tugas tidak selamnya dilatarbelakangi oleh
motif berprestasi atas keinginan untuk berhasil, kadang kala
seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang
memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan
menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan
kegagalan itu”. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
juga dapat diartikan bahwa peserta didik yang terdorong untuk
memperolah keberhasilan dalam pembelajaran, juga akan
terdorong oleh kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan secara
lebih mendalam dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa
peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
kebutuhan belajar dalam Pendidikan Agama Katolik. Hal tersebut
dapat terlihat melalui kesediaan peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan ketika guru meminta peserta didik untuk bertanya
dalam proses pembelajaran dilaksanakan.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Peserta didik
Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang dalam upaya untuk
memahami materi pembelajaran, guna mencengah kegagalan
dalam proses pembelajaran peserta didik bersedia untuk
mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru berkaiatan dengan
materi yang diajarkan.
c) Memiliki harapan dan cita-cita
Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa “harapan
didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan
mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka”. Adanya harapan
dan cita-cita masa depan, artinya bahwa peserta didik yang
melakukan aktivitas belajar terdorong atas cita-cita yang hendak
dicapai. Melalui proses pembelajaran yang diterima, peserta didik
54

mampu untuk mengembangkan potensi dirinya melalui


pengetahuan yang diterima.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang dalam
Pendidikan Agama Katolik memiliki harapan dan cita-cita dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori menunjukkan bahwa
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang melaksanakan
kegiatan pembelajaran dilandasi oleh semangat cita-cita yang
hendak dicapai seperti, yang dikemukan oleh peserta didik (Y)
yang bercita-cita menjadi suster dan peserta didik (JJM) yang
bercita-cita menjadi Guru Agama Katolik. Cita-cita yang dimiliki
oleh peserta didik tersebut, juga dibina secara terus menerus oleh
guru dalam proses pembelajaran. Selain pembinaan guru dalam
proses pembelajaran, guru juga membangun relasi serta kerjasama
dengan orangtua peserta didik dalam upaya untuk terus menjaga
dan mendorong cita-cita peserta didik yang dapat terlihat melalui
keikutsertaan aktif dalam pross pembelajaran.
d) Memiliki penghargaan dalam belajar
Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa “pernyataan
verbal atau pengahargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku
yang baik atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling
mudah dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kepada hasil belajar yang baik”. Adanya penghargaan dalam
belajar, artinya bahwa peserta didik mampu untuk menghargai
segala bentuk pembelajaran yang diterima, dengan cara peserta
didik harus tekun dalam melakukan aktivitas belajar.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa
peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang dalam
55

Pendidikan Agama Katolik cukup memiliki perhatian terhadap


materi pembelajaran yang diterima.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori memperlihatkan
bahwa peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang cukup
memiliki penghargaan, meskipun peserta didik juga terkadang
kurang memiliki perhatian terhadap proses pembelajaran yang
diterima. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kurangnnya
penghargaan yang diberikan oleh guru secara verbal, apabila
peserta didik berhasil atau kurang berhasil dalam mencapai kriteria
penilaian.
e) Memiliki ketertarikan dalam belajar
Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa “suasana
yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna”.
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, artinya bahwa
peserta didik terdorong untuk melakukan aktivitas belajar,
dikarenakan peserta didik mampu untuk melakukan aktivitas
belajar dengan penuh minat dan semangat.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh kegiatan
penelitian pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memilki ketertarikan
dalam belajar. Hal tersebut terlihat melalui kepatuhan peserta didik
terhadap perintah yang diwajibkan oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki ketertarikan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat terlihat melalui
kesediaan peserta didik dalam mematuhi instruksi-instruksi yang
disampaikan oleh guru seperti membawa alat-alat rohani dalam
proses pembelajaran. Kepatuhan peserta didik tersebut, juga
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menciptakan kegiatan
pembelajaran yang menarik bagi peserta didik seperti, memulai
56

kegiatan pembelajaran melalui cerita dan melakukan sesi tanya


jawab kepada peserta didik.
f) Lingkungan belajar yang kondusif
Uno (Titik Lestari, 2020:9) menyatakan bahwa “motif
individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan
baik dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar
dan latihan, dengan perkatan lain melalui pengaruh lingkungan
belajar yang kondusif salah satu pendorong belajar anak didik”.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik, artinya bahwa peserta
didik senantiasa mampu melakukan aktivitas belajar karena kondisi
belajar yang kondusif.
Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam
kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang dalam
Pendidikan Agama Katolik belum mampu untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif di dalam kelas.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori memperlihatkan
bahwa kesadaran individu peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang belum mampu untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang kondusif, sebagaimana yang dikemukan oleh peserta didik
(T) yang mengatakan bahwa ia juga sering menciptakan keributan
saat pembelajaran sedang berlangsung.

2. Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik SMP


Negeri 09 Ngabang.
a) Kasih
“Memimpin berdasarkan kasih sebagai indikator ketulusan
dan keikhlasan. Kasih itu hanya dapat diperankan jikalau seseorang
telah mengalami pembeharuan hidup oleh penebusan Yesus
Kristus (Irawati, 2021:173-180)
57

Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam


kegiatan penelitian pada 23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa
Guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09 Ngabang ada
memberikan perhatian kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang
memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan pengajaran
dan pembelajaran kepada peserta didik. Hal tersebut dapat terlihat
melalui kesediaan guru dalam membantu peserta didik, apabila
mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran
melalui proses pembinaan serta pemantuan yang dilakukan secara
terus menerus, hingga peserta didik mampu memahami apa yang
diajarkan.
b) Kerendahan hati
“Untuk dapat mencapai tujuan didalam kepemimpinan
seorang pemimpin hendaknya memiliki skarakter rendah hati
dibuktikan dengan mau menerima kritikan, masukan, serta saran-
saran dari orang yang dipimpin (Irawati, 2021:173-180)”.
Berdasarkan hasil temuan dalam yang telah diperoleh
kegiatan penelitian pada 23 Agustus memperlihatkan bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09 Ngabang ada
menyediakan ruang diskusi bagi peserta didik untuk bertanya
terhadap materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
cukup memiliki kerendahan hati kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran, yang dapat terlihat melalui kesediaan guru dalam
membuka ruang diskusi bagi peserta didik untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik mampu memahami materi yang
disampaikan. Namun, aspek tersebut hanya mencakup materi
58

pembalajaran dan tidak mencakup kepada aspek bagaimana


pengaruh yang ditimbulkan oleh cara mengajar yang dilakukan
guru terhadap peserta didik.
c) Integritas
“Integritas seorang pemimpin memberi kekuatan dan
kemampuan untuk meyelasaikan masalah dan kerumitan ketika dia
memimpin (Irawati, 2021:173-180).”
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
Katolik SMP Negeri 09 Ngabang datang tepat waktu memasuki
kelas pembelajaran pukul 07.15 Wib.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang
dalam menyelesaikan masalah dan kerumitannya sebagai
pemimpin bagi peserta didik dalam proses pembelajaran dilakukan
dengan cara meningkatkan kedisplinan dalam memberikan
pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan aturan serta jadwal
yang telah ditentukan dan disepakati, yang dapat terlihat melalui
guru yang mengajar dengan penuh tanggung-jawab dan tidak
mengabaikan aktivitas pengajaran dan pembelajaran.
d) Berhati hamba
“Kepemimpinan yang mengambil posisi sebagai hamba
adalah keteladan pemimpin yang melayani (Irawati, 2021:173-
180)”.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
Katolik SMP Negeri 09 Ngabang melayani dengan baik peserta
didik melalui keteladan sebagai pemimpin dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa proses
pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru
59

Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09 Ngabang,


dilaksanakan dengan cara guru melayanai peserta didik melalui
serangkaian tindakan penyesuaian dalam melakukan kegiatan
pembelajaran seperti penggunaan media/perangkat seperti
penggeras suara, buku doa-ku, serta melalui tindakan penuh
tanggung-jawab dalam memberikan pengajaran kepada peserta
didik dengan tidak mengabaikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan kepada peserta didik.
e) Mengevaluasi para murid
“Dalam kepemimpinan Yesus ada kerja sama (Mrk. 10:30-
32 dan Mrk. 8:1-10) untuk merencanakan program-program, dan
Yesus pun berhasil mengarahkan para murid dan pengikut-
Nya(Irawati, 2021:173-180) ”.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
Katolik SMP Negeri 09 Ngabang ada menyampaikan kritik, saran,
berkaiatan dengan materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori memperlihatkan
bahwa Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09
Ngabang dalam merencanakan dan mengarahkan keberhasilan
peserta didik, dalam melaksanakan proses pembelajaran dilakukan
dengan cara memberikan arahan kepada peserta didik, dalam
bentuk teguran lisan maupun tertulis berkaiatan dengan cara belajar
peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan.

3. Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri


09 Ngabang.
a) Guru sebagai sumber belajar
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru
sebagai sumber belajar berkaiatan erat dengan penguasaan materi”.
60

Guru sebagai sumber belajar dapat diartikan bahwa seorang guru


memiliki kecakapan dalam menguasi materi-materi pembelajaran.
Seorang guru yang menguasi materi pembelajaran dengan baik,
akan mempermudah guru dalam memapaparkan sumber
pembelajaran yang menarik agar peserta didik selalu termotivasi.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
Katolik SMP Negeri 09 Ngabang mampu mendorong peserta didik
untuk bertanya jawab, ketika diminta oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang
mampu memahami dengan baik materi pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik, hal tersebut dapat terlihat melalui
terdorongnya peserta didik untuk mengajukan pertanyaan kepada
guru berkaiatan dengan materi yang diajarkan. Pemahaman guru
dalam memahami materi yang diajarkan kepada peserta didik dapat
diartikan juga bahwa guru tersebut mengajar dengan kasih. Kerana
kasih mendorong seorang guru mampu untuk mengajar dengan
tulus dan ikhlas. Ketulusan dan keikhlasan menuntun agar seorang
guru dapat memberikan pengajaran kepada peserta didik dengan
baik, yang dapat terlihat melalui kemampuan dalam memahami
materi yang diajarkan, supaya peserta didik juga dapat memahami
dan menerapkan dengan baik apa yang telah mereka terima dalam
proses pembelajaran.
b) Guru sebagai fasilitator
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “
guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran”. Guru sebagai fasilitator dapat
diartikan bahwa seorang guru mampu untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada peserta didik dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara tertib dan variatif seperti
61

menggunakan media-media teknologi dalam kegiatan


pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 bahwa Guru Pendidikan Agama Katolik belum
mampu untuk mendorong peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang untuk melakukan aktivitas belajar dengan tertib.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09 Ngabang
memberikan pengajaran kepada peserta didik dilakukan dengan
cara melayani/ memfasilitasi kegiatan pembelajaran menggunakan
perangkat-perangkat yang dapat dipergunakan untuk menunjang
aktivitas belajar dapat terlaksana dengan baik seperti, penggeras
suara yang dipergunakan oleh guru untuk bernyanyi lagu-lagu
rohani bersama peserta didik, dengan tujuan agar peserta didik
mampu untuk menghayati apa yang mereka pelajari. Hal tersebut
mampu untuk memudahkan peserta didik dalam memahami
aktivitas belajar yang diterima, namun belum cukup untuk
mendorong peserta didik menciptakan situasi belajar yang ideal.
Tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut, dapat diartikan bahwa
guru juga berupaya untuk bertindak sebagai seorang yang berhati
hamba sebagaimana Yesus melaksanakan tugas perutusan-Nya
juga untuk menyenangkan hati Bapa-Nya.
c) Guru sebagai manajer
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara nyaman”. Guru sebagai manajer dapat
diartikan bahwa seorang guru berperan dalam menciptakan serta
membangun kondisi pembelajaran yang ideal demi kenyamanan
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
62

Katolik belum mampu mendorong peserta didik kelas VIII SMP


Negeri 09 Ngabang untuk belajar sesuai dengan peraturan yang
telah disepakati.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09 Ngabang dalam
memberikan pengajaran kepada peserta didik dilakukan dengan
cara menyesuaikan aktivitas belajar sesuai dengan jadwal maupun
kesepakatan yang telah disepakati bersama peserta didik, selain itu
guru juga berupaya mengajar dengan cara membentuk kelompok
belajar dengan tujuan agar peserta didik mampu mengenal karakter
setiap individu peserta didik. Upaya-upaya tersebut dilakukan oleh
guru agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar
dengan baik serta nyaman. Tindakan guru tersebut, juga
mencerminkan karakteristik seseorang yang berhati hamba
sebagaimana tindakan yang dilakukan oleh Yesus Kristus yang
berupaya dalam memberikan rasa aman bagi para pengikut-
pengikut-Nya. Namun, langkah yang telah dilakukan oleh guru
tersebut belum cukup mampu dalam mengarahkan peserta didik
dapat menciptakan aktivitas belajar yang ideal.
d) Guru sebagai teladan
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “
guru mempertunjukan kapada siswa segala sesuatu yang dapat
membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang
ditunjukkan”. Guru sebagai teladan dapat diartikan bahwa seorang
guru mampu untuk menghidupi materi-materi pembelajaran yang
diajarkan melalui sikap serta prilaku yang baik serta menarik bagi
peserta didik.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
Katolik mampu untuk mendorong peserta didik kelas VIII SMP
63

Negeri 09 Ngabang untuk datang tepat waktu, mampu bernampilan


rapi, dan menjaga kebersihan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa Guru
Pendidikan Agama Katolik kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang
dalam mendorong peserta didik dapat memahami dan mengerti
dengan baik pesan yang tersirat dalam materi pembelajaran yang
diajarkan dilakukan dengan cara menjaga tutur kata yang
ditujukkan kepada peserta didik, serta bagaiamana tindakan yang
dilakukan oleh guru terhadap peserta didik melalui prilaku maupun
cara berpenampilan. Tindakan-tindakan tersebut mampu untuk
mendorong peserta didik mengerti serta memahami dengan baik
pesan yang tersirat dalam pembelajaran yang telah diterima, yang
dapat terlihat melalui terbangunnya komunikasi serta interaksi
yang baik dengan guru, serta melalui kedispilan untuk hadir tepat
waktu mengikuti kegiatan pembelajaran dan cara berpenampilan.
Tindakan guru tersebut dapat menjadi sebuah cerminan yang
menunjukkan bahwa guru memeberikan pengajaran kepada peserta
didik dengan penuh kasih. Kasih yang mendorong seorang guru
mampu memberikan contoh-contoh yang baik kepada peserta
didik, agar peserta didik juga dapat bertindak sesuai dengan nilai-
nilai iman yang diajarkan.
e) Guru sebagai pembimbing
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa
“peran guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar
siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat, dan
bakatnya”. Guru sebagai pembimbing dapat diartikan bahwa
seorang guru bisa untuk memahami setiap karakter peserta didik
dan menyesuaikan dengan keinginan peserta didik dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendididkan
64

Agama Katoli belum mampu untuk mendorong peserta didik kelas


VIII SMP Negeri 09 Ngabang dapat belajar secara aktif tanpa
terlebih dahulu didorong oleh guru. Peserta didik cenderung pasif
dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori memperlihatkan
bahwa Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09
Ngabang dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik, agar
peserta didik mampu dalam mengembangkan seluruh potensi,
minat/bakatnya, dilakukan dengan cara menginstruksikan peserta
didik membentuk kelompok belajar dan menginstruksikan untuk
mempresentasikan hasil belajar. Tindakan yang dilakukan oleh
guru tersebut dilakukan dengan penuh integritas dalam
mempertimbangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap
peserta didik melalui kerjasama yang terbangun dalam kelompok
belajar. Namun, upaya tersebut belum cukup mampu untuk
mendorong peserta didik dapat mencurahkan seluruh potensi,
minat/bakat, yang dapat terlihat melalui keaktifan peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran ditemukan bahwa peserta didik yang seringkali aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hanya 1 orang peserta
didik.
f) Guru sebagai motivator
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru harus
menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar”. Guru sebagai
motivator dapat diartikan bahwa seorang mampu untuk memotivasi
peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran..
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa Guru Pendidikan Agama
Katolik cukup mampu mendorong peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 09 Ngabang semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
65

Berdasarkan hasil penelitian dan teori memperlihatkan


bahwa Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09
Ngabang dalam mendorong serta menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran dilakukan dengan cara
memberikan nilai-nilai terhadap hasil tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik. Tindakan guru tersebut, cukup mampu dalam
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik yang dapat terlihat
melalui hasil nilai yang mencapai KKM. Upaya dalam
memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang sesuia dengan
kemampuan peserta didik mencerminkan karakteristik seseorang
yang penuh kasih yang menuntun seorang guru dapat memberikan
penilaian secara jujur, tulus, serta ikhlas, agar peserta didik dapat
merasa terbantu dalam memperoleh hasil belajar dengan baik.
g) Guru sebagai evaluator
Menurut Syarifah, dkk (2019 :14) menyatakan bahwa “guru
berperan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.” Guru sebagai evaluator
artinya bahwa seorang mampu untuk memberikan penilaian terbaik
terhadap aktivitas belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil temuan dalam kegiatan penelitian pada
23 Agustus 2022 memperlihatkan bahwa bahwa Guru Pendidikan
Agama Katolik tidak pernah untuk mendorong peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 09 Ngabang memberikan penilaian terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori bahwa upaya yang
dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP Negeri 09
Ngabang, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru
dalam mendorong peserta didik dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik, hanya dilakukan dengan cara guru
memberikan nilai hasil belajar terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan oleh peserta didik. Selain itu, untuk mengetahui secara
66

lebih mendalam bagaimana tingkat keberhasilan proses


pembelajaran yang dilaksanakan, juga perlu dilakukan dengan cara
memberikan bagi peserta didik kesempatan untuk menyampaikan
kritik, serta saran terhadap bagaimana cara mengajar yang
dilakukan oleh guru. Tindakan tersebut, tentu dapat membantu bagi
seorang guru dalam mengembangkan metode-metode
pembelajaran yang dapat mendorong peserta dapat belajar secara
lebih aktif. Dalam penelitian ditemukan bahwa terkadang peserta
didik cepat merasa bosan, dan cenderung pasif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Jika hal tersebut dilakukan, maka hal itu
dapat menjadi cerminan bagi seorang guru yang mampu untuk
lebih bersikap rendah, serta mampu dalam mengevaluasi kinerja
pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun
peserta didik.
67

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan Guru Pendidikan
Agama Katolik Dalam Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri
09 Ngabang. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mewawancarai Guru Pendidikan Agama Katolik dan 10 orang
Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 09 Ngabang untuk mengetahui
bagaimana peran kepemimpinan guru dalam membangun motivasi belajar
peserta didik pada Pendidikan Agama Katolik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat ditarik
sebuah kesimpulan yang memperlihatkan bahwa:
1. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
dapat terlihat melalui beberapa indikator seperti berikut:
a) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
keinginan untuk berhasil dalam melaksanankan kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat melalui perolehan nilai
peserta didik yang mencapai KKM.
b) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
kebutuhan dalam belajar yang dapat terlihat melalui kesediaan
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru berkaiatan
dengan materi yang diajarkan ketika guru membuka ruang diskusi.
c) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
harapan dan cita-cita dalam mengikuti dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
68

d) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang cukup memiliki


penghargaan dalam proses pembelajaran, meskipun peserta didik
juga terkadang kurang memperhatikan dengan baik apa yang
diajarkan oleh guru.
e) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang memiliki
ketertarikan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dapat
terlihat melalui kepatuhan peserta didik dalam mematuhi instruksi-
instruksi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran seperti,
membawa alat-alat rohani pada setiap pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik.
f) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang belum mampu
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
2. Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik Kelas VIII
SMP Negeri 09 Ngabang adalah sebagai berikut:
a) Guru Pendidikan Agama Katolik kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang mampu mengajar dengan penuh ketulusan dan keikhlasan
sebagai bentuk kasih yang terungkap melalui kesediaan guru dalam
memberikan pembinaan dan pemantuan secara terus menerus
terhadap peserta didik yang kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran.
b) Guru Pendidikan Agama Katolik kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang mampu untuk mengajar dengan kerendahan hati yang
dapat terlihat melalui kesediaan guru untuk membuka ruang
diskusi, guna mengetahui sejauh mana peserta didik mampu
memahami materi pembelajaran sebagai bentuk tindakan evaluasi
bagi guru dalam memberikan saran, kritik, bagi peserta didik.
c) Guru Pendidikan Agama Katolik kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang mampu untuk mengajar dengan penuh integritas, yang
terlihat melalui tindakan guru yang tidak mengabaikan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
69

d) Guru Pendidikan Agama Katolik kelas VIII SMP Negeri 09


Ngabang dapat melayani peserta didik dengan cara menyesuaikan
metode pengajaran dapat menarik minat bagi peserta didik, serta
melalui tanggung-jawab guru untuk tidak mengabaikan kegiatan
pembelajaran.
e) Guru Pendidikan Agama Katolik kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang dalam merencakan serta mengarahkan peserta didik
dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran
dilakukan dengan cara memberikan arahan dalam bentuk teguran
lisan maupun tertulis dalam mendorong peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik di waktu yang
akan datang.
3. Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam
Moivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang.
a) Guru Pendidikan Agama Katolik mampu mendorong peserta didik
untuk bertanya mengenai materi pembelajaran yang diajarkan.
b) Pelayanan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Katolik
mampu untuk memudahkan peserta didik memahami materi yang
diterima, namun belum mampu mendorong peserta didik dapat
tertib dalam kegiatan pembelajaran.
c) Guru Pendidikan Agama Katolik belum cukup mampu untuk
mengarahkan serta mendorong peserta didik dapat menciptakan
kondisi belajar yang kondusif.
d) Guru Pendidikan Agama Katolik mampu untuk mendorong peserta
didik dapat mengerti pesan yang disampaikan oleh guru berkaiatan
dengan materi yang diajarkan, yang dapat terlihat melalui
terbangunnya komunikasi dan interaksi yang baik dengan peserta
didik, dan mampu mendorong peserta didik untuk displin
berkaiatan dengan kehadiran di kelas maupu dalam berpenampilan.
70

e) Guru Pendidikan Agama Katolik belum cukup mampu untuk


mendorong keseluruhan peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar secara lebih aktif di dalam kelas pembelajaran.
f) Guru Pendidikan Agama Katolik mampu untuk mendorong peserta
didik dapat termotivasi melalui pengerjaan tugas, serta perolehan
hasil belajar yang mampu mencapai KKM.
g) Guru Pendidikan Agama Katolik kurang mampu dalam mendorong
peserta didik dapat memberikan secara langsung penilaian
berkaiatan dengan cara atau metode mengajar yang dilakukan oleh
guru, yang sebenarnya berguna dalam membantu guru untuk dapat
menggembangkan metode pengajaran yang lebih kreatif agar
peserta didik tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dalam penelitian
ini, maka ada beberapa saran yang dikemukan dalam oleh penulis
berkaiatan dengan penelitian yang telah dilakukan seperti:
1. Bagi Guru Pendidikan Agama Katolik
Berdasarkan perolehan data yang telah didapatkan dalam penelitian
ini bahwa Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik dalam
mendorong motivasi belajar peserta didik perlu untuk ditingkatkan
secara lebih kreatif, terutama dalam kemampuan guru untuk
mendorong peserta didik dapat melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang ideal serta kondusif.
2. Bagi Sekolah
Ruang kelas pembelajaran di sekolah perlu untuk ditambahkan,
agar setiap peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran
sebagaimana mestinya, secara khusus bagi seluruh pendidikan
keagamaan.
3. Bagi Penulis/Peneliti Berikutnya
71

Bagi penulis/peneliti yang akan datang, apabila memiliki minat


untuk menjadikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu sumber
referensi bagi kegiatan penelitian yang akan dilakukan, semoga dapat
dipergunakan dengan baik, dapat dibaca dengan lebih teliti, dan
tentukan keputusan anda dengan tepat, agar apa yang anda kerjakan
nantinya tidak menjadi sebuah penyesalan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Albi, dkk. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jejak Publisher:


Jawa Barat.
Departemen Dokumentasi Dan Penerangan Konferensi WaliGereja Indonesia.
(1990). Lumen Gentium. Jakarta. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.
Dosen Pendidikan 2. (2022). Efektivitas Adalah. (online).
(https//www.dosenpendidikan.co.id, 26 Juli 2020).
Fu’Adah,Anis. (2022). Pembelajaran Metode Tutor Sebaya ( untuk meningkatkan
prestasi dan motivasi belajar). Pusat Pengembangan pendidikan dan penelitian
Indonsia: Nusa Tenggara Barat.
Hadijaya, Yusuf. (2020). Budaya Organisasi. Pusdikari Mitra Jaya. Medan.
Hidayat, Ara, dkk. (2016). The Handbook Of Education Management. Kencana:
Jakarta.
Hutayan, Benny (2019). Peran Kepemimpinan Spiritual dan Media Sosial Pada
Rohani Pemuda Di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Cililitan. Deepublish:
Yogyakarta
Irawati, Erny. (2021). Keteladanan Kepemimpinan Yesus Serta Implikasi
Terhadap Kepemimpinan Gereja Pada Masa Kini. Jurnal. 10 (01).
Khalilah Nasution. (2016). Kepemimpinan Guru Dalam Meningkatkan Efektivitas
Pembelajaran PAI. Jurnal. 04 (01) 119.
Makki, Ismail. (2019). Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran. Duta Media
Publishing: Jawa Timur.
Mamik. (2015). Metodologi Kualitatif. Zifatama Publisher: Sidoarjo.
Octavia, Shilpy A. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Memahami
Perkembangan Peserta Didik. Deepublish: Sleman.
72

Permata, Deli. (2021). Motivasi Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
SMK Negeri 02 Kota Bengkulu. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu. (online) (http://repostory.iainbengkulu.ac.id).
Priandari, Christina Desy. (2009). Peranan Guru Pendidikan Agama Katolik
Terhadap Pembinaan Iman Siswa Kelas X Di SMA Yos Sudarso, Metro
Lampung.Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (online)
(https://repository.usd.ac.id).
Rinawati. (2021). Motivasi Belajar Siswa Pada Masa Covid-19 Di SD Negeri 14
Bengkulu Selatan.Skripsi. Bengkulu.Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu. (online) (http://repository.iainbengkulu.ac.id).
Rosyada, Dede. (2020). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Pendidikan. Prenada
Media: Jakarta.
Siahaan, Amiruddin. (2018). Kepemimpinan Pendidikan ( Aplikasi
Kepemimpinan Efektif, Strategis, dan Berkelanjutan). Widya Puspita:
Medan.
Siyoto & Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing:
Sleman.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Sukiyat. (2019). Good Leadership : Kepemimpinan Era Globalisasi Pendidikan.
Jakad Media Publishing.
Suryana, Endeng (2015). Administrasi Pendidikan dalam Pembelajaran.
Deepublish: Yogyakarta.
Swarjana. (2022). Konsep Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Persepsi, Stres,
Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasaan, Pandemi
Covid-19, Akses Layananan Kesehatan-Lengkap Dengan Konsep Teori, Cara
Mengukur Variabel, Dan Contoh Kuesioner. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Syarifah, Normawati, dkk. (2019). Etika & Profesi Guru. Indragiri Dot Com:
Riau.
Takatio, Melkisedek. (2022). Melayani, Melayani Lebih Sungguh!. Global Aksara
Pers. Surabaya.
Titik Lestari, Endang. (2015). Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah
Dasar. Deep Publisher: Yogyakarta.
Umrati & Wijaya, Hengki. (2020). Analisis Data Kualitatif “Teori Konsep Dalam
Penelitian Pendidikan”. Sekolah Tinggi Theologi Jaffray: Sulawesi
Selatan.
73

Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian


Gabungan. Kencana: Jakarta.

LAMPIRAN A
74

Lampiran Observasi
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang?
Aspek Indikator Deskriptif Sasaran Keteragan
Motivasi 1. Keinginan Peserta didik Peserta Peserta didik
Belajar untuk mengerjakan didik memperoleh
berhasil tugas. Kelas VIII hasil belajar.
2. Kebutuhan Peserta didik SMP Peserta didik
dalam belajar mengajukan Negeri 09 bersedia
pertanyaan Ngabang bertanya
terhadap materi jikalau diminta
yang diajarkan oleh guru
3. Memiliki Peserta didik Peserta didik
harapan dan belajar belajar
cita-cita didorong oleh dilandasi oleh
cita-cita yang cita-cita.
hendak dicapai.
4. Memiliki Peserta didik Peserta didik
penghargaan memperhatikan memperhatika
dalam dengan baik n dengan baik
pembelajaran materi yang materi yang
diajarkan guru disampaikan
guru,
meskipun
peserta didik
masih sering
membuat
keributan.
5. Memiliki Peserta didik Peserta didik
ketertarikan bersedia bersedia
dalam belajar mematuhi mematuhi
75

perintah guru perintah yang


dalam proses disampaikan
pembelejaran guru seperti
mengerjakan
tugas,
berpakaian
rapi, dan
membawa
alat-alat
rohani.
6. Peserta didik Peserta didik
Lingkungan tidak membuat belum mampu
belajar yang keributan dalam menciptakan
kondusif proses kondisi
pembelajaran pembelajaran
yang kondusif.
Rumusan Masalah
2. Bagaimana Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik di
SMP Negeri 09 Ngabang?
Aspek Indikator Deskriptif Sasaran Keterangan
Kepemimpina 1. Kasih Guru Guru Guru ada
n Kristiani memberikan Pendidika memberikan
Guru perhatian n Agama perhatian
Pendidikan kepada peserta Katolik kepada peserta
Agama didik yang SMP didik yang
Katolik mengalami Negeri 09 mengalami
kesulitan dalam Ngabang. kesulitan
pembelajaran dalam belajar.
2. Guru Guru
Kerendahan menyediakan menyediakan
hati ruang diskusi ruang diskusi
dan bersedia bagi peserta
mendengarkan didik untuk
kritikan, saran, bertanya
maupun terhadap
masukan dari materi yang
peserta didik disampaikan.
3. Integritas Guru datang Guru datang
tepat waktu dan tepat waktu
tidak jam 07.15
meninggalkan Wib.
ruang kelas saat
pembelajaran
berlangsung
4. Berhati Guru mengajar Guru dapat
hamba sesuai dengan mengajar
76

minat peserta sesuai dengan


didik dalam minat peserta
proses didik.
pembelajaran
5. Guru Guru ada
Mengevaluas menyampaikan menyampaika
i para murid kritik, saran, n kritik, saran,
masukan berkaiatan
kepada peserta dengan materi
didik dalam yang
proses disampaikan.
pembelajaran.

Rumusan Masalah
3. Bagaimana Kepemimpinan Umum Guru Pendidikan Agama Katolik di SMP
Negeri 09 Ngabang?
Aspek Indikator Deskriptif Sasaran Keterangan
Peran 1. Guru Guru mampu Guru Peserta didik
Kepemimpina sebagai mendorong Pendidika terdorong
n Umum Guru sumber peserta didik n Agama untuk bertanya
Pendidikan belajar untuk bertanya- Katolik jikalau
Agama jawab terhadap SMP dimintai oleh
Katolik Dalam materi yang Negeri 09 guru, bukan
Motivasi diajarkan. Ngabang atas dasar
Belajar Peserta inisiatif
Didik Kelas pribadi.
VIII SMP 2. Guru Guru mampu Peserta didik
Negeri 09 sebagai mendorong masih sering
Ngabang fasilitator peserta didik membuat
melaksankan keributan
kegiatan dalam
pembelajaran pembelajaran.
dengan tertib.
3. Guru Guru Peserta didik
sebagai mendorong terdorong
manajer peserta didik untuk belajar
melakukan sesuai dengan
aktivitas belajar peraturan yang
sesuai dengan disepakati
pertaruran. dalam
pembelajaran.
4. Guru Guru mampu Peserta didik
sebagai mendorong terdorong
teladan peserta didik untuk datang
untuk displin tepat waktu,
77

dalam waktu, mampu


kebersihan, berpenampilan
maupun rapi, dan
penampilan. menjaga
kebersihan
kelas.
5. Guru Guru mampu Peserta didik
sebagai mendorong cenderung
pembimbing peserta didik pasif dalam
menjadi lebih pembelajaran,
aktif dan bersedia
(mengerjakan bertanya jika
tugas tepat dimintai oleh
waktu, mampu guru.
berdiskusi)
dalam
pembelajaran.
6. Guru Guru mampu Peserta didik
sebagai mendorong bersemangat
motivator semangat dalam
belajar peserta pembelajaran,
didik ( peserta tetapi
didik bersedia cenderung
memperhatiaka pasif.
n dan
mendengarkan
dengan baik
pengajaran
guru).
7. Guru Guru mampu Peserta didik
sebagai mendorong tidak pernah
evaluator peserta didik memberikan
untuk penilaian
memberikan terhadap
penilaian proses
terhadap proses pembelajaran
pembelajaran yang
yang dilakukan dilakukan oleh
oleh guru. guru.
78

Hasil wawancara Guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 09 Ngabang


A. Identitas Informan
Nama : Junaedi S.Ag
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Katolik
B. Pertanyaan
1. Bagaimana Motivasi Belajar Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 09
Ngabang?
a) Bagaimana tindakan yang anda lakukan untuk mendorong keberhasilan
peserta didik dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, yang pertama kami melakukan pendekatan dengan anak-anak, terus
kami melakukan juga saran untuk anak-anak yaitu supaya nanti
termotivasi untuk kegiatan KBM, pertama dalam pembinaan
karakteristik dan juga pembinaan iman setiap jam pelajaran maupun
diluar jam pelajaran khususnya di gereja”
b) Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam mendorong minat belajar
peserta didik?”.
“Ya, pertama kita harus aktif dalam kegiatan KBM, terus kita juga
minta siswa-siswa untuk lebih intens khusunya untuk kegiatan belajar.
Tidak hanya dilakukan disekolah saja, melainkan diluar sekolah
khususnya belajarnya, kami juga minta pembinaan kerjasama untuk
orangtua dari dewan guru”.
79

c) Bagaimana tindakan yang anda lakukan untuk menumbuhkan kesadaran


peserta didik akan arti penting proses pembelajaran yang diterima?”.
“Yang pertama, untuk menumbuhkan anak-anak dari kegiatan proses
belajar mengajar. Pertama, melalui itu tadi pembinaan. Kedua,
kerjasama antara dewan guru dan juga orang tua. Kerjasama ini sangat
penting, supaya mendorong anak ini lebih efektif dan giat untuk belajar”.
d) Bagaimana tindakan yang anda lakukan untuk menumbuhkan sikap
menghargai peserta didik dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, itu tadi melalui kerjasama yang dilakukan dalam suatu kelas
terutama, supaya jangan sampai anak itu, aahh lebih menguasai kelas
ketimbang guru yang lebih menguasai kelas terutama saat proses belajar
mengajar di dalam kelas”.
e) “Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam membangun ketertarikan
peserta didik terhadap proses pembelajaran yang anda ajarkan?”.
“Ya, kita melalui metodenya. Ya, melalui cerita setelah itu kita melakukan
dengan metode yang kedua. Ya, kita melakukan tanya jawab. Yang
ketiga, kita juga melakukan metode untuk menginspirasi anak-anak yaitu
bernyanyi, terutama untuk siswa-siswi diwajibkan untuk membawa buku
doa-ku agar mereka bisa bernyanyi dan terutam untuk mengingat kembali
kegiatan yang dilakukan di lingkungan maupun di gereja dan sekolah”.
f) “Bagaimana tindakan yang anda lakukan untuk mendorong peserta didik
mampu menjaga ketertiban dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, kita harus lebih menguasai terutama materi yang diajarkan, nah
kelengkapan kita saat itu. Terus kita juga boleh menggunakan media
terutama di dalam kelas itu menggunakan media-media terutama alat
bantunya itu berupa sound system. Aahh, kita pakai terus gunakan laptop
kita pakai untuk membuat video pembelajaran”

2. Bagaimana Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik di


SMP Negeri 09 Ngabang?
80

a) “Bagaimana tindakan yang anda lakukan ketika peserta didik mengalami


kesulitan dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, itu perlu pembinaan terutama dalam KBM supaya anak-anak yang
kesulitan itu, aahh tentu kita pantau terus, kita pantau dan kita beri
khususnya terutama dalam kegiatan belajar. Karena dari itu, kita juga
mengedepankan asas kebersamaan”.
b) Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam mengevaluasi kinerja
anda dalam proses pembelajaran?.
“Ya, pertama kita melalui penilaian. Penilaian-penilaian terutama
mengevaluasi apakah cakupan yang didapat itu sudah tercapai, terutama
mengenai pembelajaran yang sudah kita sampaikan, sampai dimana
kemampuan anak itu dan sampai dimana prosesnya berjalan”.
c) Bagaiaman tindakan yang anda lakukan dalam membangun integritas
kinerja anda dan aktivitas belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran?”.
“Ya, terutama kita harus konsekuensi dalam proses kegiatan di sekolah
atau KBM. Dalam proses ini, kita membangun relasi yang baik.
Terutama untuk rekan-rekan yang ada di sekolah guru-guru, kepala
sekolah dan juga kita membangun relasi dengan anak-anak. Anak-anak
ini adalah di rumah kurang perhatian, tentu di sekolah juga kita memberi
perhatian. Ya, itu trik kami untuk membangun integritas di sekolah”.
d) Bagaiamana tindakan yang anda lakukan dalam memberikan pelayanan
kepada peserta didik dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, kita memberikan pelayanan sesuai dengan masing-masing porsi kita
terutama dalam bidang studi. Karena sudah ada bagian itu, aahh tentu
dalam situasi itu sebelumnya kita tentu memberikan masukan kepada
anak-anak, sebelum kita memasuki kegiatan belajar di sekolah. Tentu, kita
lebih mendisplinkan, bahasa displin. Kedua, kita lebih fokus kepada
anak-anak yang dikatakan kurang untuk belajar. Terutama, kurang
dalam pendidikan dalam arti dia kekurangan uang bukan, tapi dia lebih
butuh perhatian kepada kita”.
81

e) Bagaimana ketegasan yang anda lakukan kepada peserta didik dalam


proses pembelajaran?
“Ya, itu melalui tingkatan. Ketegasan kita terutama, kita tentu
memberikan arahan, teguran lisan ada bahkan adanya teguran tertulis
nantinya. Supaya anak ini hanya mengingatkan saja. Ya itu tadi yang
ditekankan adalah kerjasama orang tua dan guru”.
3. Bagaimana Peran Kepemimpinan Guru Dalam Motivasi Belajar Peserta Didik
Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang
1. Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam menarik perhatian peserta
didik dalam proses pembelajaran?
Ya, baik terutama untuk menjadi perhatian menarik siswa-siswi yang
harus kita lakukan yaitu cara berpakaian itu pasti, yang kedua
penampilan, lalu persiapan dalam kelas terutama perangkat mengajar,
aahh terus persiapan-persiapan yang lain, agar siswa-siswi itu tertarik
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam memberikan pelayanan
terbaik kepada peserta didik”?.
“Ya, pelayanan terbaik yaitu terutama kita pendekatan persuasif untuk
siswa-siswi. Selain itu juga kita melakukan monitoring dan juga kita
melakukan kepada siswa-siswi terutama pendekatan-pendekatan yang
lainnya seperti kita lebih intens untuk mendidik siswa-siswi, agar siswa-
siswi tertarik dengan kita, dengan bahasa-bahasa kita yang ucapkan,
bahasa-bahasa yang baiklah ya. Kita juga perlu mengetahu karena jaman
sekarang inikan jaman milenial kata orang ya, jadi perhatian juga
kendala-kendala yang ditemui dimasyarakat”.
3. “Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam mengelola serta
mengarahkan peserta didik dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, kita mengelola terutama dalam kelas. Kita melakukan proses
kegiatan belajar mengajar itu, ya sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Lalu, kita juga melakukan presentase kepada siswa-siswi
82

pekerjaan kelompok, agar siswa-siswi itu jadi akrab dan lebih paham
dengan karakter masing-masing”.
4. Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam memberikan contoh yang
baik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran?”.
“Ya, terutama ucapan kata-kata, selain itu juga kegiatan kita. Selain itu,
kita jadi motivator utama, motivasi maksudnya. Kedua, kita juga sebagai
contoh dalam suatu bertindak”
5. “Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam membantu peserta didik
memahami materi yang diajarkan”?.
“Ya, kita melalui presesntase, selain itu juga kita melalui cara-cara lain
terutama pendekatan persuasif, agar siswa-siswi itu mampu untuk
menyaring atau mengambil. Aahh, juga siwa-siswi mampu merespon apa
yang telah kita sampaikan dalam pembelajaran”.
6. Bagaimana tindakan yang anda lakukan dalam mendorong semangat
peserta didik dalam proses pembelajaran”?.
“Ya, tentu kita melalui penilaian agar siswa-siswi lebih semangat.
Terutama tugas-tugas yang kita berikan. Kalau nilai A tetap A, kalau nilai
B tetap B, yang C inilah yang menjadi intens atau pr kita untuk
memotivasi siswa itu untuk lebih semangat lagi, lebih fresh lagi untuk
belajar”.
7. “Bagaiamana tindakan yang anda lakukan dalam membangun sikap kritis
peserta didik dalam proses pembelajaran”?.
“Ya, pertama siswa lebih mengedepankan terutama etika, karakter dan
kepribadian itu yang perlu untuk ditingkatkan. Lalu, supaya siswa itu
lebih kritis, maka siswa itu kita ajarkan untuk lebih menghargai”.

Hasil Wawancara bersama Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09


Ngabang
A. Identitas Informan
Nama : Peserta didik Agama Katolik Kelas VIII
83

Kelas : VIII
B. Pertanyaan
Bagaimana Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?
1. Apakah kamu memiliki keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik?
- Peserta didik (NS):------
- Peserta didik (ND) : Ya, karena pelajaran agama sangat menarik
- Peserta didik (NE) : Ya, karena pelajaran agama seru
- Peserta didik (RC) : Ya, karena pelajaran agama keren
- Peserta didik (B): Ya, karena pelajaran agama sangat seru
- Peserta didik (JJM): Ya, saya punya keinginan untuk berhasil, ya
sebenarnya sih pengan jadi guru agama katolik gitu, kayak ngajar. Tapi
semoga ada jalannya, semoga berhasil sih
- Peserta didik (Y): Ya, saya pengen menjadi suster
- Peserta didik (T) : Ya, saya ingin menjadi TNI
- Peserta didik (E): Ya, saya ingin menjadi Polisi
- Peserta didik (G) : Saya ingin menjadi Tentara
2. Apakah kamu sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik?
- Peserta didik (NS) : -------
- Peserta didik (ND) : Tidak sering tapi kadang-kadang nanya, menanyai
- Peserta didik (NE) : Sama pak
- Peserta didik (RC) : Ya, pak
- Peserta didik (B): Ya, pak
- Peserta didik (JJM) : Sering kalau ada pertanyaan yang kurang jelas,
biasa sih aku ajuin, biasanya aja
- Peserta didik (Y) : Ya sering
- Peserta didik (T) : Ya sering
- Peserta didik (E): Ya sering
- Peserta didik (G) : Sering sekali pak
84

3. Apakah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, kamu pernah


menyampaikan ide terhadap bagaimana cara Guru Pendidikan Agama
Katolik mengajar?
- Peserta didik (NS): ------
- Peserta didik (ND): Tidak pernah
- Peserta didik (NE) : Tidak pernah
- Peserta didik (RC): Tidak pernah
- Peserta didik (B): Tidak pernah pak
- Peserta didik (JJM): Hmm, ndak pernah sih karena dia kalau aku lihat
guru agama katolik mengajar itu udah pas, udah benar, ngak yang mau di
apa ya namanya mau diajukan lagi karena memang
- Peserta didik (Y): Tidak pernah
- Peserta didik (T): Tidak pernah
- Peserta didik (E): Tidak pernah
- Peserta didik (G): Tidak pernah pak
4. Apakah kamu merasa betah atau nyaman dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik?
- Peserta didik (NS): ya
- Peserta didik (ND): Ya, karena bisa mencari sesuatu tentang agama
- Peserta didik (NE): Ya, betah karena gurunya sangat seru
- Peserta didik (RC): Ya betah
- Peserta didik (B): Betah sangat betah
- Peserta didik (JJM): Betah banget, karena soalnya gurunya seru-seru
gitu
- Peserta didik (Y): Betah
- Peserta didik (T): Sangat betah banget
- Peserta didik (E): Sangat betah banget pak
- Peserta didik (G): Betah pak
5. Apakah kamu bersedia mengikuti apa yang diperintahkan guru dalam proses
pembelajaran?
- Peserta didik (NS): -----
85

- Peserta didik (ND):Bersedia


- Peserta didik (NE):Bersedia
- Peserta didik (RC): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (B): Bersedia
- Peserta didik (JJM): Bersedia
- Peserta didik (Y): Bersedia
- Peserta didik (T): Bersedia
- Peserta didik (E): Bersedia
- Peserta didik (G): Bersedia
6. Apakah kamu pernah membuat keributan dalam proses pembelajaran?
- Peserta didik (NS): Ya pernah
- Peserta didik (ND): Pernah saat melakukan kesalahan
- Peserta didik (NE): Sama pak
- Peserta didik (RC): Sama
- Peserta didik (B): Pernah pak
- Peserta didik (JJM) :Pernah mungkin karena sayanya ngak mau
dengarin gitu mungkin
- Peserta didik (Y): Ya pernah
- Peserta didik (T) Pernah
- Peserta didik (E): Ya, pak pernah
- Peserta didik (G): Sering pak

2. Bagaimana Kepemimpinan Kristiani Guru Pendidikan Agama Katolik


SMP Negeri 09 Ngabang
1. Menurutmu apakah guru pernah membantu kamu mengatasi kesulitan
dalam memahami materi yang diajarkan?”.
- Peserta didik (NS): Ya pernah
- Peserta didik (ND): Pernah di soal-soal uraian
- Peserta didik (NE): Pernah pak
- Peserta didik (RC): Pernah
- Peserta didik (B): Pernah
86

- Peserta didik (JJM): Sering sih, biasa pertanyaannya ngk mudah dipahami
biasanya dijawab dengan benar
- Peserta didik (Y): Ya pernah
- Peserta didik (T): Ya pernah
- Peserta didik (E): Sering pak
- Peserta didik (G): Sering pak
2. Menurutmu apakah guru pernah memberikan kesempatan untuk
memberikan penilaian terhadap cara mengajar yang dilakukannya?”.
- Peserta didik (NS): -------
- Peserta didik (ND): Tidak sering tapi kadang-kadang nanya, menanyai
- Peserta didik (NE): Sama pak
- Peserta didik (RC): Ya, pak
- Peserta didik (B): Ya, pak
- Peserta didik (JJM): Sering kalau ada pertanyaan yang kurang jelas,
biasa sih aku ajuin, biasanya aja
- Peserta didik (Y): Ya sering
- Peserta didik (T): Ya sering
- Peserta didik (E): Ya sering
- Peserta didik (G): Sering sekali pak
3. Menurutmu apakah guru datang tepat waktu dan tidak meninggalkan
kelas dalam proses pembelajaran”?.
- Peserta didik (NS): Ya
- Peserta didik (ND): ya
- Peserta didik (NE): Ya biasa pernah, biasa telat
- Peserta didik (RC): Ya pernah
- Peserta didik (B): Pernah
- Peserta didik (JJM): Ya menurutku tepat waktu sih
- Peserta didik (Y): Ya tepat
- Peserta didik (T): Ya tepat waktu
- Peserta didik (E): Ya tepat waktu pak
- Peserta didik (G): Ya, pak tepat waktu
87

4. Apakah kamu merasa nyaman dengan proses pembelajaran yang


diajarkan oleh Guru Pendidikan Agama Katolik”?.
- Peserta didik (NS): ------
- Peserta didik (ND):Bersedia
- Peserta didik (NE):Bersedia
- Peserta didik (RC): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (B): Bersedia
- Peserta didik (JJM): Bersedia
- Peserta didik (Y): Bersedia
- Peserta didik (T): Bersedia
- Peserta didik (E): Bersedia
- Peserta didik (G): Bersedia
5. Apakah guru pernah memberikan teguran kepada kalian dalam proses
pembelajaran?”.
- Peserta didik (NS): Ya pernah
- Peserta didik (ND): Pernah saat melakukan kesalahan
- Peserta didik (NE): Sama pak
- Peserta didik (RC): Sama
- Peserta didik (B): Pernah pak
- Peserta didik (JJM): Pernah mungkin karena sayanya ngak mau dengarin
gitu mungkin
- Peserta didik (Y): Ya pernah
- Peserta didik (T): Pernah
- Peserta didik (E): Ya, pak pernah
- Peserta didik (G): Sering pak

3. Bagaimana Peran Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam


Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 09 Ngabang?
a) Apakah kamu memahami dengan baik materi yang diajarkan dalam
Pendidikan Agama Katolik?”.
- Peserta didik (NS): Ya pernah
88

- Peserta didik (ND): Memahami agar bisa menjawab soal yang diberikan
- Peserta didik (NE): Ya sama
- Peserta didik (RC): Ya pernah
- Peserta didik (B): Ya, pak pernah
- Peserta didik (JJM): Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (K): Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (K) Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (T): Ya, saya sangat memahaminya
- Peserta didik (T): Ya, saya sangat memahaminya
b) Apakah kamu melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
dengan tertib”?.
- Peserta didik (NS): Biasanya ya ihh gimana ya
- Peserta didik (ND): Biasa tertib, biasa tidak fokus karena tertanggu
- Peserta didik (NE): Biasa tertib, biasa ndak fokus juga pak
- Peserta didik (RC): Biasa tertib, biasa ndk nurut juga pak
- Peserta didik (B): Sama pak, biasa tertib, biasa ndk nurut juga pak
- Peserta didik (JJM): Kadang tertib, kadang tidak
- Peserta didik (K): Ya saya tertib
- Peserta didik (K): Sama kadang tertib, kadang tidak juga
- Peserta didik (T): Ya tertib
- Peserta didik (T): Ya tertib
c) Apakah kamu bersedia menuruti apa yang diucapkan guru?”.
- Peserta didik (NS): Ya
- Peserta didik (ND): Bersedia
- Peserta didik (NE): Bersedia
- Peserta didik (RC): Bersedia
- Peserta didik (B): Bersedia
- Peserta didik (JJM): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (K): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (K): Ya, saya bersedia
- Peserta didik (T): Ya, saya bersedia
89

- Peserta didik (T): Ya, saya siap bersedia


d) Apakah kamu datang tepat waktu sebelum pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dimulai?”.
- Peserta didik (NS): Ya
- Peserta didik (ND): Biasa tepat waktu, biasa terlambat
- Peserta didik (NE): Ya
- Peserta didik (RC): Ya
- Peserta didik (B): Ya tepat waktu
- Peserta didik (JJM): Kadang tepat, kadang tidak
- Peserta didik (K): Kadang tepat waktu, kadang tidak
- Peserta didik (K): Tepat waktu
- Peserta didik (T): Tepat waktu
- Peserta didik (T): Kadang tepat waktu, kadang tidak
e) Apakah kamu pernah berdiskusi bersama guru ketika mengalami kesulitan
dalam belajar?”.
- Peserta didik (NS): Ya pernah
- Peserta didik (ND): Pernah disaat kerja kelompok
- Peserta didik (NE): Biasa pernah, biasa ndak pak
- Peserta didik (RC): Biasa pernah, biasa ndak juga
- Peserta didik (B): Pernah pak
- Peserta didik (JJM): Ya, kadang-kadang sering sih berdiskusi
- Peserta didik (K): Pernah
- Peserta didik (K): Pernah
- Peserta didik (T): Ya pernah
- Peserta didik (T): Ya kadang sering, kadang tidak
f) Apakah kamu bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik”?.
- Peserta didik (NS): Semangat pak
- Peserta didik (ND): Ya
- Peserta didik (NE): Semangat
- Peserta didik (RC): Bersemangat
90

- Peserta didik (B): Ya pak semangat


- Peserta didik (JJM): Saya sangat-sangat bersemangat
- Peserta didik (K): Saya sangat bersemangat
- Peserta didik (K): Saya sangat bersemangat
- Peserta didik (T): Saya sangat bersemangat
- Peserta didik (T): Saya sangat bersemangat
g) Apakah kamu pernah memberikan penilain terhadap bagaimana cara
guru mengajar dalam proses pembelajaran”?
- Peserta didik (NS): -------
- Peserta didik (ND): Tidak Pernah
- Peserta didik (NE): Pernah
- Peserta didik (RC): Pernah
- Peserta didik (B): Pernah
- Peserta didik (JJM) Pernah
- Peserta didik (K): Pernah
- Peserta didik (K): Pernah
- Peserta didik (T): Pernah
- Peserta didik (T): Pernah
91

LAMPIRAN B
92
93
94

LAMPIRAN C
95
96
97
98

Anda mungkin juga menyukai