Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas


lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana air bersih yang tidak
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah (UU No. 36 Tahun 2009).
Keluarga menggunakan sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Tahun 2022 adalah hanya sebesar 49%,
sedangkan target capaian adalah sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
capaian penggunaan sarana air bersih memenuhi syarat kesehatan masih sangat
rendah, masih jauh dari target yang ditetapkan (Profil Puskesmas Srikuncoro,
2022)
Hasil survey menunjukkan terdapat beberapa permasalahan terkait sarana
air bersih memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro
diantaranya adalah :
a. Jarak jamban dengan sumur masih berada dalam kurang dari radius 10 meter,
hal ini akan mempermudah adanya pencemaran coliform terhadap sumber air
tanah.
b. Sumur tidak dilengkapi dengan pagar/pembatas, sehingga sumur mudah
tercemar oleh kotoran hewan, seperti anjing atau ayam. Dan disekeliling
sumur masih terdapat genangan yang dapat mencemari air sumur.
c. Terdapat sumur warga yang secara fisik, air pada sumur berwarna hitam dan
berbau, sehingga warga itu tidak berani menggunakannya untuk mandi, cuci
kakus, namun hanya digunakan untuk menyiram tanaman saja.
d. Sumur gali tidak ditutup dengan baik, sehingga sumur mudah tercemar dan
tutup sumur terlihat kotor. Hal ini akan mempermudah adanya pencemaran
pada air sumur

Kesadaran masyarakat dalam menggunakan sarana air bersih memenuhi


syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro masih rendah. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor
apa saja yang berhubungan dengan penggunaan sarana air bersih memenuhi
syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro Kabupaten Bengkulu
Tengah.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Air Bersih


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti
mandi dan mencuci, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila telah diolah lebih lanjut, misalnya dimasak
(Kemenkes, 2017)
2. Pengertian Sarana Air Bersih
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air
bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang
digunakan untuk kehidupan sehari-hari

3. Sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan :


a. Air perpipaan
1. Tidak ada kebocoran/pecah pada pipa
2. Tidak ada kran yang rusak dan bersih
b. Sumur Gali
1. Tidak ada sumber pencemaran dalam radius ≤ 10 meter (Resapan
septik tank/air limbah)
2. Memiliki cincin kedap air minimal 3 meter dari permukaan tanah
3. Memiliki bibir sumur kedap air dengan tinggi minimal 80 cm
4. Memiliki lantai kedap air minimal 1 meter
5. Memiliki saluran pembuangan air limbah
6. Tertutup
7. Bila menggunakan timba/tali kerekan maka ember dan tali tidak
diletakkan di lantai

4. Teori Perilaku
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2018) perilaku individu dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu predisposing, enabling dan reinforcing. Faktor pencetus
(predisposing factor) antara lain berhubungan dengan pengetahuan, persepsi,
sikap, keyakinan dan nilai-nilai. Faktor pemungkin (Enabling factor) yaitu
faktor yang memungkinkan suatu tindakan. mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas. Faktor penguat (reinforcing factor) berupa dukungan
dari pihak terkait seperti dukungan tokoh masyarakat dan adanya penyuluhan
(Notoatmodjo, 2018).
Perilaku masyarakat dalam menggunakan sarana air bersih memenuhi syarat
kesehatan dapat dipengaruhi oleh tiga factor diatas.
3

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep


Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Tentang SAB MS

Sikap
Ketersediaan SAB Perpipaan Penggunaan SAB
Penghasilan Memenuhi Syarat
Kesehatan
Peran Tokoh Masyarakat

Penyuluhan

3.2 Definisi operasional


3.2.1 Penggunaan SAB Memenuhi Syarat Kesehatan
Definisi : Kegiatan responden dalam menggunakan sarana air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari
Cara Ukur : Wawancara dengan kuesioner
Hasil Ukur : (1) Memenuhi Syarat (MS) Jika :
a. Air perpipaan
1. Tidak ada kebocoran/pecah pada pipa
2. Tidak ada kran yang rusak dan bersih

b. Sumur Gali
1. Tidak ada sumber pencemaran dalam radius ≤ 10 meter
(Resapan septik tank/air limbah)
2. Memiliki cincin kedap air minimal 3 meter dari permukaan
tanah
3. Memiliki bibir sumur kedap air dengan tinggi minimal 80
cm
4. Memiliki lantai kedap air minimal 1 meter
5. Memiliki saluran pembuangan air limbah
6. Tertutup
7. Bila menggunakan timba/tali kerekan maka ember dan tali
tidak diletakkan di lantai

(0) Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Jika :


Ada salah satu kriteria SAB Memenuhi Syarat Kesehatan yang tidak
terpenuhi

3.3 Desain penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross
sectional. Data variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan dan
dinilai dalam satu waktu.
4

3.4 Populasi dan sampel


a. Populasi
Semua kepala keluarga yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro
b. Sampel
Menggunakan rumus sampel

3.5 Pengolahan dan analisis data


Analisa data dilakukan dengan tiga tahap, yaitu :
a. Analisa univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian. Data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

b. Analisa bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua
variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen yang terdiri dari penghasilan, pengetahuan, sikap, ketersediaan
sarana SAB Perpipaan, peran tokoh masyarakat dan penyuluhan, diuji satu
persatu dengan variabel dependen (Penggunaan SAB MS). Jenis uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square dengan
confident interval (CI) 95% dan α = 0,05. Kesimpulan dari hasil uji apabila
nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak, berarti terdapat hubungan yang bermakna
antara variabel independen dengan variabel dependen (Hastono, 2007).
c. Analisa multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Sehingga
diketahui variabel independen yang paling dominan yang berhubungan
dengan penggunaan SAB MS.
5

KONSEP PENYAJIAN HASIL

Tabel 1.Hubungan Penghasilan Dengan Penggunaan SAB Memenuhi


Syarat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Srikuncoro
Tahun 2023

Penghasilan Penggunaan SAB Jumlah p


TMS MS value
F % f % f %
Tidak Sesuai UMP 35 63,6 20 36,4 55 100 0,984
Sesuai UMP 181 62,4 109 37,6 290 100
Jumlah 216 62,6 129 37,4 345 100

Distribusi hubungan penghasilan dengan Penggunaan SAB


Memenuhi Syarat Kesehatan terdapat pada tabel 1. Hasil analisis hubungan
antara penghasilan dengan penggunaan SAB memenuhi syarat kesehatan
diperoleh bahwa persentase penggunaan SAB memenuhi syarat kesehatan
tidak jauh berbeda antara responden dengan penghasilan tidak sesuai UMP
(63,6%) dan responden dengan penghasilan sesuai UMP (62,4%). Hasil uji
statistik didapatkan nilai p value = 0,984, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan bermakna antara penghasilan dengan penggunaan SAB
memenuhi syarat kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai