Anda di halaman 1dari 2

Khairukum atqoqum, laqod kholaknal insana minutfatin Amsajin Nabtalih, dulunya dia bukan

siap siapa tapi ketika ditiupkan ruh kedalam kehidupannya, maka dia pun mulia memiliki
nafsu keinginan, nafsu biologis, nafsu kekuasaan, nafsu politik membuat ia jatuh serendah
rendahnya, tsumma radadnahu asfala safilin, namun ketika ada rasa takut di dalam hatinya ia
di angkat oleh Allah Waliman khofa maqoma rabbihi jannatan, orang orang yang takut
kepada Allah ia diberikan dua karunia surga, Ya rasulullah apakah ada surga di dunia, wa
idza marartum birayadil jannah, yaitu majleis Dzikir, ketika mendengar ayat ayat Allah ada
rasa takut didalam hatimu maka itulah tanda bahwa Imanmu dalam keadaaan baik Innamal
mukminuuna idza dzukirallahu wajilats quluubuhum wai idza tuliyat ‘alaihim ayatuh
zaadathum imaan dan itul tanda bahwa engkau lebih baik dari yang kamren. Tapi rasa takut
itu tidak masuk kedalam dirimu, maka perlu engkau pikirkan ternyata laknat Allah bukan
dalam bentuk kemiskinan, orang miskin belum tentu dilaknat oleh Allah, laknat belum tentu
dari penyakit, karena belum tentu orang yang sakit di laknat oleh Allah. Ma asoba min
musibatin... boleh jadi ada hikmah hikmah
Baginda Nabi SAW telah bersabda: ” ‫َم ا ُيِص يُب اْلُم ْس ِلَم ِم ْن َنَصٍب َو َال َو َصٍب َو َال َهٍّم َو َال ُح ْز ٍن َو َال‬
‫ ”َأًذ ى َو َال َغ ٍّم َح َّتى الَّش ْو َك ِة ُيَش اُك َها ِإَّال َك َّف َر ُهَّللا ِبَه ا ِم ْن َخ َطاَي اُه‬yang artinya: ” Tidaklah sesuatu menimpa
kepada seorang muslim dari kesusahan, rasa sakit, rasa gelisah, rasa sedih, sesuatu yang
menyakitkan, dan rasa gundah, hingga duri yang mengenai dirinya kecuali Allah
menjadikannya sebagai pelebur atas kesalahan-kesalahannya”(HR . Bukhari).

Tapi yang kita khwatirkan adalah ketika tak ada rasa takut kepada Allah walau
sedikutpun, lalu dimana rasa takut itu, apakah dimata, apakah ditelinga, sesusngguhnya rasa
takut itu ada didalam segumpal bagan dari tubuh,

‫ َو ِإَذ ا َفَس َد ْت َفَس َد الَجَس ُد ُك ُّلُه؛ َأاَل َوِهَي الَقْلُب‬,‫َأاَل ِإَّن ِفي الَجَسِد ُم ْض َغ ًة ِإَذ ا َص َلَح ْت َص َلَح الَجَس ُد ُك ُّلُه‬

“Ala wa inna fil-jasadi mudhgatan idza shalahat shalahal-jasadu kulluhu wa idza fasadat
fasadal-jasadu kulluhu ala wa hiyal-qalbu.”

Laknat Allah pertama kali turun kepada hati, khatamallahu ala qulubihm, kalau sudah
hati terkunci maka akan menular ketelinga, kalau telinga sudah tertutup maka terus menjalar
kemata,.....
Dimata mereka ada penutup, sehingga telinga tak lagi mampu mendengar panggilan
Allah, ‫ ۙ ُص ٌّۢم ُبْك ٌم ُع ْمٌي َفُهْم اَل َيْر ِج ُعْو َن‬shummum bukmun 'umyun fa hum laa yarji'uun "Mereka tuli,
bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali."

Maka kita bersihkan yang segumpal itu kita dengan rasa takut tatkala menyebut dan
mendengar panggilan Allah Allahu Akbar, kitapun masuk kedalam tempat wudhu kita basuh
kedua tangan saat itu terasa mengalir dosa dari ujung jari jemari tangan, saat dimasukkan
kedalam mulut dan hidung, keluarlah dosa lidah, saat air dibasuhkan kemuka, keluarlah dosa
dari mata, saat air dibasukhkan ke kepala dan telinga keluaarlah dosa dari telinga, saat kaki
dibasuh maka keluarlah dosa dari langkah kaki yang salah selama ini kita langkahkan,
fisiknya bersih bathunnya juga bersih namun ia tetap bersyahadat kepada Allah dan
Rasulullah Asyahadu Anlailaha illlah wahdahu la sayraika lah.... setelah itu memohon
Allahumma ‘jalni minattawabina masukkan aku kedalam orang yang baik waj’alni minak
mutathohhirin jadikan aku orang yang mampu mensucikan hati, dari hasad, riya, sum’ah,
takabbur, dari merasa yang paling baik, waj’alni min ibadika ssholihin jadikan aku termasuk
hambamu yang sholeh, lalu kemudian bersujud kepada Allah menetes air matanya menagisi
setiap dosa yang sudah ia lalui, saat itulah ia dimuliakan oleh Allah walau mungkin
didaerahnya, ditempatnya dia bukan siapa siapa, dia tidak punya jabatan apa apa tapi ia
dimuliakn oleh Allah karena rasa takutnya kepada Allah, rasa khawatir didalam dirinya,
apakah aku termasuk hamba yang diridhohi oleh Allah, sebagaimana ia sebut didalam
sholatnya Ilahi anta maqsudi wa ridhoka mathlubi, semua yang kami kerjakan hari ini adalah
semua semata-mata untuk sampai kepada ridhoMu ya Allah, maka beruntunglah hari jika ada
diantara kita ada yang dititipi dengan

Anda mungkin juga menyukai