Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO ROLE PLAY

CASE CONFERENCE

Peran :

Karu : Rahma Dwi Anti AK, S.Kep

Katim 1 : Fatmi Abdullah

Katim 2 : Silvi, S.Kep

Katim 3 : Selvi, S.Kep

Notulen : Selda Vigri Aprilia

Perawat Pelaksana 1. Dwi Rahayu, S.Kep

2. Rini Anggraini, S.Kep

3. Ria Maulana, S. Kep

4. Apriali, S.Kep

5 . Rospaneli syamsir, S.Kep

Sesuai perencanaan sebelumnya hari ini Kamis 22 Desember 2022 Jam 10. 00
Wib di Ruang Delta, berkumpul untuk melakukan case conference.

Karu : “Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatu”

Katim 1&2, PP : “Waalaikumsalam warahmatullahiwabarakatu”

Karu : “Selamat Pagi semua bagaimana kabarnya hari ini,


apakah semua anggota sudah hadir di dalam ruangan
ini?”

PP : “ Allhamdullillah baik, sudah lengkap semuanya buk”

Karu : “Baiklah semuanya pada pertemuan kali ini kita dapat


bertemu kembali dalam keadaan sehat walafiat,
selanjutnya sesuai dengan rencana rapat bulanan, kita
akan melakukan case conference, silahkan katim 1 akan
memimpin jalan case conference
Katim 1 (Fatmi) : “Baiklah saya akan menjelaskan riwayat pasien saya, atas
nama Tn.M, umur 24 tahun, nomor RM 00035852,
pasien masuk tanggal 29 November 2022, pasien telah 5
kali di rawat di rsjd, terakhir di rawat kurang lebih 3
bulan yg lalu,ternyata dirumah selalu menggangu
anggota keluarga lain nya bahkan minum obat juga
sering di buang nya, sekarang pasien telah dirawat 25
hari, namun tidak ada kemajuan , untuk saat ini
gangguan persepsi sensori pendengaran masih kuat,
pasien masih sering berbicara sendiri dan terkadang
tertawa sendiri, klien juga sering mengganggu temannya,
klien masih susah diajak komunikasi. Intervensi
keperawatan telah diberikan dengan manajemen
halusinasi, dan pemberian obat telah sesuai dengan
intruksi dan jadwal. Untuk Terapi Aktivitas Kelompok
sudah dilakanakan sesuai jadwal. Dan telah dilakukan
rehab. Dalam hal ini mungkin teman-teman bisa
memberikan saran dan masukan untuk terapi lanjutan
pada Tn.M. Terima kasih.

Katim 2 (silvi) : “Kalau menurut saya bagaimana kalau pertama kita


mengajarkan ulang cara mengenali halusinasi, kemudian
kita mengajarkan cara menghardik halusinasi. Pasien
dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinai yang
muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya. Kalau
ini dapat dilakukan pasien akan mampu mengendalikan
diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan
ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada
dalam halusinasinya.

Katim 1 (fatmi) : “Ya, bagus itu idenya. Bagaimana yang lain ada yang mau
menambahkan?

PP (Dwi) : “Menurut saya setelah kita mengajarkan cara menghardik,


langkah selanjutnya kita lakukan membuat kontrak
jadwal latihan, seperti merapikan tempat tidur, dan
membersihkan ruangan. Diupayakan pasien mempunyai
aktivitas dari bangun tidur sampai tidur malam 7 hari
dalam seminggu dan kita pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan yang telah di buat.
PP (Rini) : “Izin menambahkan kita lebih memantau jadwal pmberian
obat dan memastikan obat bena-benar diminum oleh
pasien secara teratur.

Katim 1 (fatmi) : “Baik, terima kasih atas sarannya, yang lain apa ada
tambahan?”

Katim 3 (Selvi) : “Kalau menurut saya, semua perawat dalam setiap shift
memantau dan memastikan setiap jadwal latihan haraian
benar-benar dilakukan.”

Katim 1 (fatmi) : “Terima kasih ibu selvi untuk sarannya, berarti sudah ada
4 solusi ya, yang akan kita tindak lanjuti untuk masalah
Tn.M ini. Dan untuk rencana tindak lanjut ini akan kiya
evaluasi 2 mimggu kedepan. Sebelum saya tutup case
conference ini silahkan notulen untuk membacakan hasil
yang akan kita tindak lanjuti tadi.

Notulen (selda) : “Terima kasih ibu karu, baiklah saya akan membacakan
hasil case conference kita hari ini dengan topik
pembahasan Tn.M, umur 24 tahun,dengan diagnosa
gangguan persepsi sensori halusinasi yang masuk pada
tanggal 24 November 2022, yang sudah 25 hari dirawat
tidak ada kemajuan. Klien masih sering berbicara sendiri,
terkadang tertawa sendiri, dan suka mengganggu
temannya.” Ada 4 solusi yang akan dikerjakan yaitu
yang pertama mengajarkan ulang cara mengenali
halusinasi, kemudian kita mengajarkan cara menghardik
halusinasi, pasien dilatih untuk mengatakan tidak
terhadap halusinasi yang muncul untuk tidak
memperdulikan halusinasinya, yang kedua membuat
kontrak jadwal latihan, seperti merapikan tempat tidur
dan membersihkan ruangan, yang ketiga lebih memantau
jadwal pemberian obat dan memastikan obat benar-benar
diminum oleh pasien secara teratur, dan yang keempat
semua perawat dalam setiap shift memantau dan
memastikan setiap jadwal latihan harian benar-benar
dilakukan. Dan akan dilakukan evaluasi 2 minggu lagi.
Mungkin hanya itu apakah ada yang mau menambahkan?
Apabila tidak ada saya cukupkan sampai disini, dan saya
ucapkan terima kasih.”
Katim 1 (fatmi) : Trimakasih atas semua perhatian dan saran nya untuk pasien
kita khusus nay pada Tn. M. dan saya kembalikan ke ibu
karu. Trimakasih.

karu : “Baiklah permasalahan pada Tn.M sudah ada solusinya,


untuk ibu Fatmi agar saran dan masukannya tadi
diaplikasikan kepada pasien. Demikianlah case
conference kita kali ini, saya akhiri Assalamualaikum
warahmatullahiwabarakatu.

Katim 1&2, PP : “Waalaikumsalah warahmatullahiwabarakatu.

Anda mungkin juga menyukai