Anda di halaman 1dari 95

SKRIPSI

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK SEKOLAH SELAMA MASA


PANDEMI DI SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KOTA KEDIRI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK SEKOLAH SELAMA MASA
PANDEMI DI SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KOTA KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar S.Kep Fakultas


Keperawatan Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia Kediri

Disusun Oleh :
Yuni Selvina Kobos, NIM. 2011B1006
Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes, NIDN. 0707037901

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022

i
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Kediri, November 2022


Yang Menyatakan

Yuni Selvina Kobos


NIM. 2011B1006

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK SEKOLAH SELAMA MASA


PANDEMI DI SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KOTA KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Yuni Selvina Kobos
NIM. 2011B1006

TELAH DISETUJUI UNTUK DI LAKUKAN UJIAN

Kediri, November 2022


Dosen Pembimbing

(Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes)


NIDN. 0707037901

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes


NIDN. 0707037901

iii
LEMBAR PENGESAHAN

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK SEKOLAH SELAMA MASA


PANDEMI DI SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KOTA KEDIRI

Oleh :
Yuni Selvina Kobos
NIM. 2011B1006

Skripsi ini telah diuji dan dinilai


oleh Panitia penguji
Pada Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Pada Hari……Tanggal…….November 2022

DOSEN PENGUJI
Ketua Penguji
(Retno Palupi Yonni Siwi, SST., M.Kes) ..........................................

Anggota Penguji
(Nur Yeny Hidajaturrokhmah S.Kep.Ns., M.Kes) ..........................................

(Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes) .........................................

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes


NIDN. 0707037901

iv
ABSTRAK

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK SEKOLAH SELAMA MASA


PANDEMI DI SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KOTA KEDIRI

Byba Melda Suhita¹, Yuni Selvina Kobos²


¹Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
²Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
E-mail : yuniselvinakobos@gmail.com

Latar Belakang : Kurangnya pola asuh orang tua dirumah menyebabkan rendahnya
prestasi belajar anak dan bahkan anak mudah tertular virus Covid 19. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Sekolah Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Informan diambil dengan teknik purposive sampling yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi dengan informan sebanyak 4 orang. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara mendalam, dokumentasi, observasi. Teknik analisa data
kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verification. Uji keabsahan data dimana peneliti menggunakan
trianggulasi sumber.
Hasil Dan Analisa: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pola asuh yang
diterapkan orang tua kepada anak selama masa pandemic Covid 19 dimana ibu selalu
mengingatkan anak untuk selalu berada dirumah ketika pulang sekolah dan anak
selalu tertib waktu untuk belajar. Ibu juga selalu memantau aktifitas anak setiap hari
sehingga anak tidak tertular virus corona. Ibu juga merasa khawatir ketika anak
bermain jauh dari rumah akan tetapi ibu selalu mengingatkan anak untuk selalu
memakai masker ketika keluar rumah ataupun bahkan bermain bersama teman sebaya
disekitaran lingkungan dan selalu mencuci tangan. Informan juga selalu mengecek
tugas yang diberikan oleh guru ketika anak pulang sekolah sehingga informan dapat
mendampingi anak untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa orang tua
dituntut untuk menerapkan pola asuh yang baik dalam mendampingi anak selama
waktu nyaris 24 jam selama pandemi Covid 19 sehingga prestasi belajar anak menjadi
baik bahkan anak pun dapat terhindar dari penularan virus Covid 19.

Kata Kunci : Anak Sekolah, Orang Tua, Pandemi, Pola Asuh

v
ABSTRACT

PARENTS' PARENTING PATTERNS TO SCHOOL CHILDREN DURING


PANDEMIC TIME AT SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KEDIRI CITY

Byba Melda Suhita¹, Yuni Selvina Kobos²


¹Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
²Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
E-mail : yuniselvinakobos@gmail.com

Introduction : Lack of parenting style at home causes low learning achievement in


children and even children are easily infected with the Covid 19 virus. The purpose of
this study was to explore Parenting Styles of Parents towards School Children During
the Pandemic Period at SD Tosaren 4 Tirto Udan, Kediri City.
Method : The research method used is qualitative with a case study approach.
Informants were taken by purposive sampling technique that met the inclusion and
exclusion criteria with 4 informants. Data collection techniques through in-depth
interviews, documentation, observation. Qualitative data analysis techniques using
data reduction, data presentation, conclusion/verification. Test the validity of the data
where researchers use source triangulation.
Results and analysis : Based on the results of the research, it is known that the
parenting style applied by parents to their children during the Covid 19 pandemic
where mothers always remind their children to always be at home when they come
home from school and their children are always orderly when it comes to studying.
Mothers also always monitor children's activities every day so that children do not
contract the corona virus. Mothers also feel worried when children play away from
home, but mothers always remind children to always wear masks when leaving the
house or even playing with peers around the environment and always washing hands.
The informant also always checked the assignments given by the teacher when the
child came home from school so that the informant could accompany the child to
complete the task.
Disscusion : Based on the results of the study, it was concluded that parents are
required to apply good parenting in accompanying children for almost 24 hours
during the Covid 19 pandemic so that children's learning achievements become good
and even children can avoid transmission of the Covid 19 virus.

Keywords: School Children, Parents, Pandemic, Parenting

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Anak Sekolah Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar S1 Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. H. Sentot Iman Suprapto, MM, selaku (Plt) Rektor Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.

2. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia dan selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pendidikan selama peneliti
mengikuti pendidikan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

3. Nur Yeny Hidajaturrokhmah S.Kep.Ns., M.Kes, selaku Kaprodi Keperawatan


Program Studi Ilmu Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) STRADA
Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pendidikan selama peneliti
mengikuti pendidikan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu keperawatan Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pendidikan
selama peneliti mengikuti pendidikan.

5. Bapak/Ibu guru SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

vii
6. Semua orang tua siswa SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri yang telah bersedia
menjadi informan dalam penelitian ini.

7. Keluarga tercinta yang telah memberi do’a dan semangat juang yang tak henti -
hentinya.

8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan berkah-Nya. Harapan
peneliti semoga skripsi ini berguna bagi peneliti, maupun pihak yang berkepentingan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Kediri, November 2022

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..… iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI........................................... iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
1. Tujuan Umum................................................................... 5
2. Tujuan Khusus................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis................................................................ 6
2. Manfaat Praktis................................................................. 6
a) Bagi Peneliti................................................................ 6
b) Bagi Orang Tua........................................................... 7
c) Bagi Institusi Pendidikan............................................ 7
d) Bagi Peneliti Selanjutnya............................................ 7
E. Keaslian Penelitian.................................................................. 8

BAB II KONSEP TEORI........................................................................... 10


A. Konsep Pola Asuh Orang Tua................................................. 10
1. Definisi.............................................................................. 10
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua...................................... 11
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang
Tua.................................................................................14
B. Konsep Anak Sekolah Dasar.................................................. 16
1. Definisi.............................................................................. 16
2. Ciri-Ciri Anak Sekolah Dasar........................................... 17
3. Karakteristik Anak Usia Sekolah...................................... 17
4. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar...................... 19
C. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama
Masa Pandemi......................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 22


A. Desain Penelitian..................................................................... 22
B. Kerangka Kerja....................................................................... 23
C. Subyek Penelitian, Informan, Sampling.................................. 23

ix
1. Subyek Penelitian.............................................................. 23
2. Informan............................................................................ 24
3. Teknik Sampling............................................................... 25
D. Instrumen Penelitian Dan Alat Pengumpulan Data................. 25
1. Instrumen Penelitian.......................................................... 25
2. Alat Pengumpulan Data.................................................... 25
3. Metode Pengumpulan Data............................................... 26
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................. 28
1. Lokasi Penelitian............................................................... 28
2. Waktu Penelitian............................................................... 28
G. Analisa Data............................................................................ 29
1. Reduksi Data..................................................................... 29
2. Penyajian Data................................................................... 29
3. Penarikan Kesimpulan/Verification.................................. 30
H. Keabsahan Data...................................................................... 30
1. Credibility.......................................................................... 30
2. Transferability................................................................... 33
3. Dependability.................................................................... 34
4. Confirmability................................................................... 34
I. Prosedur Kerja........................................................................ 35
J. Etika Penelitian....................................................................... 35
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan).......................... 35
2. Anonimity (Tanpa Nama).................................................. 35
3. Confidentiality (Kerahasiaan)........................................... 35
K. Keterbatasan Penelitian............................................................ 35

BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................... 36


A. Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................... 36
B. Karakteristik Sosio Demografi Informan Yang Diteliti.......... 36
C. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah
Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota
Kediri....................................................................................... 38
D. Hasil Trianggulasi Data........................................................... 46

BAB V PEMBAHASAN............................................................................ 47
A. Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam
keluarga selama masa pandemic Covid 19............................. 47
B. Peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama
masa pandemic Covid 19........................................................ 51
C. Kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak
di rumah oleh karena perhentian segala aktivitas di luar
rumah termasuk proses belajar di sekolah selama masa
pandemic Covid 19................................................................. 53
D. Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak
termotivasi untuk giat belajar selama masa pandemic
Covid 19.................................................................................. 56

x
E. Penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat
meningkatkan prestasi belajar anak selama masa pandemic
Covid 19.................................................................................. 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 60


A. Kesimpulan.............................................................................. 60
B. Saran........................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 64
LAMPIRAN..................................................................................................... 66

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 : Kerangka Kerja...................................................................... 23

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal........................................ 66
Lampiran 2 : Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal........................... 67
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian................................................................ 68
Lampiran 4 : Surat Balasan Ijin Penelitian.................................................. 69
Lampiran 5 : Informed Consent................................................................... 70
Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi Informan................................. 71
Lampiran 7 : Panduan Wawancara Mendalam............................................ 72
Lampiran 8 : Hasil Wawancara Mendalam................................................. 73
Lampiran 9 : Hasil Dokumentasi Penelitian................................................ 74
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi................................................................. 80

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan yang terjadi hingga saat ini dimana rantai penyebaran Covid-
19 yang masih merebak diberbagai wilayah di Indonesia. Hal ini menyebabkan
penghentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di sekolah.
Sehingga pembelajaran di masa darurat Covid-19 dilakukan secara jarak jauh
atau pembelajaran secara daring. Kebijakan yang diambil Pemerintah membuat
guru dan murid terpaksa bekerja dan belajar dari rumah baik jenjang PAUD
hingga Perguruan Tinggi. Tentunya, perubahan pembelajaran ini mempengaruhi
pola interaksi antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan anak dengan
orang tua. Sejak kebijakan belajar dari rumah diberlakukan, peran orang tua
semakin bertambah. Orang tua dituntut untuk menerapkan pola asuh yang baik
dalam mendampingi anak selama waktu nyaris 24 jam (DepKes, 2020).
Sejak akhir tahun 2019, dunia telah dihebohkan dengan kemunculan
Corona Virus Disease 19 atau sering dikenal dengan Covid-19, di Kota Wuhan,
China. Covid-19 membuat kehidupan manusia lumpuh di berbagai sector, mulai
dari sektor perekonomian sampai dengan sektor pendidikan. Virus ini mulai
masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 dan menyebar secara masif pada
Maret 2020. Dari kasus-kasus yang muncul pemerintah Indonesia banyak
mengambil kebijakan-kebijakan sebagai upaya memutuskan rantai penyebaran
Covid-19. Pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown (Satgas Covid
19, 2020).
Kebudayaan tentang PSBB di sekolah di pertengahan bulan maret 2020
yang meniadakan pembelajaran tatap muka dan digantikan dengan
Pembelajaran jarak jauh atau daring atau pembelajaran online membuat orang
tua merasa kewalahan dalam mengajarkan anaknya di rumah. Proses
pembelajaran online siswa membutuhkan sarana dan prasarana yang
mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki kualitas
pembelajaran yang lebih baik. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah

1
2

smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan


internet yang digunakan sebagai media dalam berlangsungnya pembelajaran.
Untuk melakukan permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan
diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan
meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Pemberlakuan pembelajaran
online membuat orang tua merasa harus mengeluarkan biaya ekstra dalam
pengeluaran keuangan karena orang tua harus menyisihkan uangnya untuk
pembelian pulsa kuota agar bisa mengakses internet dari HP atau laptop sebagai
alat belajar siswa di rumah selama pembelajaran online. Tidak semua
keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana tersebut mengingat
status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses pemberlajaran
berbasis online tidak tersampaikan dengan sempurna (DepKes, 2020).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SD Tosaren 4 Tirto
Udan Kota Kediri pada tanggal 06 Desember 2021 dengan wawancara dengan
10 orang tua siswa diketahui bahwa 5 (50%) mengatakan bahwa tidak dapat
meluangkan waktu lebih kepada anak dan tidak mendampingi anak belajar
online oleh karena kesibukan dalam bekerja. Salah satu orang tua mengatakan
bahwa tidak susah membagi waktu untuk mendampingi anak-anaknya dalam
belajar online, untuk mendampingi anak-anak dalam belajar online tentunya
akan berpengaruh pada aktivitas pekerjaan rutin sehari-hari yang akan menjadi
berkurang, orang tua juga tidak ikut membantu mengerjakan tugas bersama-
anak anaknya. Orang tua juga tidak mengingatkan anak agar mau belajar, tidak
mendampingi anak saat mengerjakan tugas maupun belajar, tidak membimbing
anak ketika mendapati kesulitan belajar, tidak memberikan hadiah kecil seperti
jajan saat anak rajin belajar atau mendapatkan nilai yang baik, tidak
menanyakan aktivitasnya. 3 (30%) mengatakan bahwa pembelajaran online
dirasa sangat tidak efektif dalam perkembangan belajar siswa. Mereka berharap
pembelajaran tatap muka agar segera aktif kembali dilakukan karena sangat
membantu orang tua yang sudah merasa kewalahan dan stress mengajarkan
anaknya di rumah. 2 (20%) mengatakan bahwa pemberlakuan pembelajaran
online membuat orang tua merasa harus mengeluarkan biaya ekstra dalam
3

pengeluaran keuangan karena orang tua harus menyisihkan uangnya untuk


pembelian pulsa kuota agar bisa mengakses internet dari HP atau laptop sebagai
alat belajar siswa di rumah selama pembelajaran online. Tidak semua
keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana tersebut mengingat
status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses pemberlajaran
berbasis online tidak tersampaikan dengan sempurna (Hasil Studi Pendahuluan
Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri, 2021).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah latar
belakang pola pengasuhan orang tua, Tingkat pendidikan orang tua, Status
ekonomi serta pekerjaan orang tua, Penurunan metode pola asuh yang didapat
sebelumnya, Perubahan budaya, Ideologi yang berkembang dalam diri
orangtua, Letak geografis dan norma etis, Orientasi religious, Bakat dan
kemampuan orangtua, Gaya hidup, Lingkungan sosial dan fisik tempat dimana
keluarga itu tinggal (Santrock, 2017).
Pola pengasuhan orang tua bermacam-macam, ada pola asuh orang tua
yang menggunakan otoriter, adapula pola asuh yang demokrasi. Selain itu ada
juga pola asuh yang permisif. Pola asuh otoriter cenderung menerapkan standar
yang mutlak yang harus dipenuhi, biasanya diiringi dengan ancaman-ancaman.
dimana orang tua memiliki kaidah dan peraturan yang kaku dalam mengasuh
anaknya. Tingkah laku anak dikekang dan tidak ada kebebasan kecuali
perbuatan yang sudah ditetapkan oleh peraturan. Sedangkan pola asuh
demokratis lebih memprioritaskan kepentingan anak, namun juga tidak ragu
dalam mengontrol anak. Orang tua menggunakan diskusi, penjelasan dan alasan
yang membantu anak agar mengerti mengapa ia diminta untuk mematuhi suatu
aturan. Orang tua menekankan aspek pendidikan ketimbang aspek hukuman.
Sedangkan pola asuh permisif ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk
melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua. Orang tua
bersikap membiarkan atau mengizinkan setiap tingkah laku anak, dan tidak
pernah memberikan hukuman kepada anak. Pola ini ditandai oleh sikap orang
tua yang membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang
memberi batasan-batasan dari tingkah lakunya (Junaidi, 2019).
4

Disadari maupun tidak disadari, pengasuhan orang tua selama ini


cenderung terfokus pada perawatan, pembimbingan dan keterampilan yang
mendasar, seperti sikap mematuhi perintah agama dan tuntutan berperilaku baik
sesuai norma kebiasaan. Sedangkan tanggung jawab pendidikan secara
akademik dialihkan kepada lembaga pendidikan (Santrock, 2017). Kebanyakan
orang tua cenderung hanya berfokus pada kelengkapan fasilitas dan merasa saat
anak masuk ke lembaga pendidikan, maka orang tua sudah tidak memiliki
tanggungjawab dalam mendidik anak. Padahal, sejatinya pelaksanaan
pendidikan bukan hanya tanggung jawab lembaga saja. Namun, tanggung jawab
orang tua dan masyarakat sekitar juga (Tohirin, 2018).
Situasi pandemic Covid-19, telah mengubah segalanya. Saat ini, peran
orang tua benar-benar menjadi hal utama dalam menciptakan kebahagiaan dan
kesuksesan seorang anak. Beragam bentuk pola asuh tentu akan berimplikasi
terhadap pembentukan karakter anak (DepKes, 2020). Orang tua yang
notabennya sebagai lingkungan terdekat anak, segala perilakunya akan diamati
bahkan diimitasi oleh anak itu sendiri. Sebagaimana pendapat yang
disampaikan oleh Hurlock (2017), perlakuan orang tua ke anak akan
mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Kondisi pengasuhan dan komunikasi
dalam keluarga memiliki dampak negatif maupun positif terhadap
perkembangan anak. Jika anak sering mendapatkan kritikan, anak akan belajar
mudahnya menyalahkan orang lain; jika anak sering mendapat penghinaan,
anak akan tumbuh menjadi pribadi pemalu; jika anak mendapatkan toleransi,
anak belajar menjadi pribadi sabar; begitu juga jika anak hidup dengan pujian,
anak akan mengembangkan penghargaan pada diri sendiri maupun orang lain
(DepKes, 2020).
Solusi untuk dapat mengatasi masalah diatas dimana orang tua harus
menentukan bentuk pola asuh sebagai tujuan atau harapan dalam mendidik
anak-anak mereka. Bisa saja menggunakan semua bentuk pola asuh sekaligus
atau secara bergantian. Selain itu, karakter atau sifat bawaan anak merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam menerapkan
suatu bentuk pola asuh. Bagi anak-anak yang agresif, lebih baik menggunakan
5

pola asuh yang otoriter, sedang anak-anak yang muda merasa takut dan cemas
lebih baik digunakan pola yang demokratis. Yang sering terjadi adalah orang
tua tidak pernah memperhatikan faktor karakter anak ketika menerapkan pola
asuh. Anak yang introvert, penakut, dan pendiam justru harus mendapatkan
perhatian lebih dalam pengasuhan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Sekolah Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka fokus penelitiannya adalah
sebagai berikut :
1. Mengeksplorasi kondisi pengasuhan dan komunikasi yang diterapkan orang
tua kepada anak selama masa pandemic Covid 19.
2. Mengeksplorasi persepsi yang muncul dalam pikiran orang tua tidak anak
tidak menerapkan pola asuh yang diberikan selama masa pandemi Covid
19.
3. Mengeksplorasi perilaku orang tua dalam menerapkan pola asuh kepada
anak selama masa pandemi Covid 19.
4. Mengeksplorasi kesulitan/hambatan yang dialami orang tua dalam
menerapkan pola asuh kepada anak selama masa pandemi Covid 19.
5. Mengeksplorasi perasaan orang tua ketika anak selalu menerapkan pola
asuh selama masa pandemic Covid 19.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya
konsep atau teori yang menyokong perkembangan pengetahuan dibidang
ilmu Kebidanan, khususnya pengetahuan yang terkait “Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Anak Sekolah Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto
Udan Kota Kediri”.
6

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Penelitian diharapkan agar dapat memberikan dan menambah
wawasan bagi peneliti dan menerapkan ilmu dan memberikan solusi
mengenai “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama
Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”.
b) Bagi Orang Tua
Diharapkan agar orang tua harus mengingatkan anak agar mau
belajar, mendampingi anak saat mengerjakan tugas maupun belajar,
membimbing anak ketika mendapati kesulitan belajar, memberikan
hadiah kecil seperti jajan saat anak rajin belajar atau mendapatkan nilai
yang baik, menanyakan aktivitasnya, mengatur waktu belajar dan
bermain anak agar bisa disiplin. Perhatian orang tua sangatlah penting
karena dapat mempengaruhi motivasi belajar anak, ketika anak
memiliki motivasi belajar yang baik, anak akan senang belajar dan
mendapatkan hasil atau nilai yang baik.
c) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah kelengkapan literatur dalam
pengembangan riset keperawatan khususnya tentang pola asuh orang
tua terhadap anak sekolah selama masa pandemi.
d) Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar dapat dijadikan sebagai masukan dan data dasar
bagi penelitian selanjutnya dan dapat meneliti faktor lain yang
mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak sekolah selama masa
pandemi.
7

D. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian : “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Sekolah Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota
Kediri”

Metode
Nama Jurnal (Desain, sample,
N
Author Vol, No, Judul Variable, Hasil Penelitian Link Jurnal
o
Tahun Instrumen,
Analisis)
1 Putu Jurnalfti.unme Pola Asuh D : Literatur Hasil penelitian https://
Audina r.ac.id ISSN : Orang Tua review menunjukkan bahwa scholar.google.co
Suksma 2598-0076, Pada Anak S : Jurnal maupun dalam masa pandemic m/scholar?
Cintya Seminar Di Masa buku yang relevan Covid-19. hl=id&as_sdt=0
Dewi, Nasional Pandemi V : Independen : Orang tua perlu %2C5&scioq=Da
Husnul Sistem Covid-19 Pola Asuh Orang menciptakan pola asuh mpak+Psikologis
Khotimah, Informasi Tua Pada Anak yang baik dan tepat +Pada+Perkawin
2020 2020, 20 Dependen : Masa agar anak tidak an+Remaja+Di+
Oktober 2020 Pandemi Covid- mengimitasi perilaku Jawa+Timur&q=
Fakultas 19 yang salah. Mengingat POLA+ASUH+O
Teknologi A : Jurnal inklusi waktu kebersamaan RANG+TUA+PA
Informasi – antara orang tua dan DA+ANAK+DI+
UNMER anak dalam masa MASA+PANDEM
Malang pandemic sangatlah I+COVID-
panjang, sehingga anak 19&btnG
mungkin sekali
menunjukkan mirror of
effect dalam
berperilaku. Pola asuh
yang dimungkinkan
untuk tetap menjaga
keharmonisan, kasih
sayang dan ketegasan
orang tua kepada anak
adalah pengasuhan
authoritative. Bentuk
peengasuhan
authoritative ini perlu
disesuaikan untuk masa
pandemic, seperti
menjaga kesehatan
anak, mendampingi
anak belajar daring,
meluangkan waktu
untuk kegiatan
bersama, menciptakan
lingkungan aman dan
nyaman, menjalin
komunikasi yang intens
dengan anak, dan
melakukan variasi serta
inovasi kegiatan di
rumah
8

2 Ilyun JURNAL Pola Asuh D : Penelitian Hasil penelitian https://


Navida, ILMIAH BINA Orang Tua mixed methods menunjukkan bahwa scholar.google.co
Fina EDUKASI Dalam S : 3 orang (1) Orang tua subjek 1 m/scholar?
Fakhriyah, ISSN 1979- Meningkatka V : Independen : menerapkan pola asuh hl=id&as_sdt=0
Lintang 8598 E-ISSN: n Motivasi Pola Asuh Orang permisif dan motivasi %2C5&scioq=Da
Kironoratr 2655-8378 Belajar Tua belajar anak rendah, mpak+Psikologis
i, 2021 http://journal. Siswa Di Dependen : orang tua subjek 2 +Pada+Perkawin
binadarma.ac. Masa Motivasi Belajar menerapkan pola asuh an+Remaja+Di+
id/index.php/j Pandemi Siswa Di Masa demokratis dan Jawa+Timur&q=
urnalbinaeduk Pandemi motivasi belajar anak Pola+Asuh+Oran
asi Vol. 14, A : Wawancara tinggi. Orang tua g+Tua+Dalam+
No. 1, Juni dan angket subjek 3 menerapkan Meningkatkan+M
2021, 11 – 21 pola asuh permisif dan otivasi+Belajar+
motivasi belajar anak Siswa+Di+Masa
rendah. (2) Faktor +Pandemi&btnG
pendukung pola asuh
orang tua dalam
meningkatkan motivasi
belajar siswa selama
pandemi yaitu berupa
perhatian orang tua
dengan berbagai cara
masing-masing orang
tua sedangkan faktor
penghambatnya yaitu
berupa kesibukan
orang tua seperti
pekerjaan dan kondisi
anak seperti bermain
dengan teman sebaya,
bermain hp, dan nonton
TV.
3 Wahyu Jurnal Media Analisis Pola D : Studi kasus Hasil penelitian https://
Utama, Penelitian Asuh Orang S : 10 orang menunjukkan bahwa scholar.google.co
Suprapto, Pendidikan: Tua dalam V : Independen : banyak dari orang tua m/scholar?
2021 Jurnal Mendampin Pola Asuh Orang yang merasa hl=id&as_sdt=0
Penelitian gi Anak Tua dalam kewalahan %2C5&scioq=Da
dalam Bidang Belajar Mendampingi mengajarkan anaknya mpak+Psikologis
Pendidikan Selama Anak Belajar di rumah karena +Pada+Perkawin
dan Pandemi Dependen : minimnya alat belajar an+Remaja+Di+
Pengajaran COVID-19 Pandemi COVID- baik itu sarana dan Jawa+Timur&q=
Vol. 15, No. 1, 19 prasarana yang Analisis+Pola+A
Juni 2021, pp. A : Pedoman digunakan sehingga suh+Orang+Tua
95-101 p-ISSN wawancara hasil belajar online +dalam+Mendam
: 1978-936X selama masa pandemic pingi+Anak+Bela
e-ISSN : 2528- covid-19 ini dirasa jar+Selama+Pan
0562 DOI: tidak efektif terhadap demi+COVID-
http://dx.doi.o perkembangan belajar 19&btnG
rg/10.26877/m siswa
pp.v15i1.9344
9

BAB II
KONSEP TEORI

A. Konsep Pola Asuh Orang Tua


1. Definisi
Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berarti model, sistem,
cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan kata asuh mengandung
arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri. Orang tua
adalah pendidik utama dan pertama sebelum anak memperoleh pendidikan
di sekolah, karena dari keluargalah anak pertama kalinya belajar. Jadi
keluarga tidak hanya berfungsi terbatas sebagai penerus keturunan saja,
tetapi lebih dari itu adalah pembentuk kepribadian anak (Sarwono, 2017).
Menurut Eka (2019), pola asuh merupakan sikap orang tua dalam
berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang
tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua
menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta
tanggapan terhadap anaknya. Latifah (2019), menyatakan bahwa, pola asuh
merupakan interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan
pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan
mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan dengan
norma-norma yang ada di masyarakat.
Menurut Rakhmawati (2018), bahwa pola asuh orang tua adalah cara-
cara orang tua berinteraksi secara umum dengan anaknya. Dalam hal ini
banyak macam klasifikasi yang dapat dilakukan, salah satunya adalah
kalasifikasi berikut: otoriter, permisif, dan otoritatif. Wulansari (2020)
mengatakan bahwa pola pertemuan antara orang tua sebagai pendidik dan
anak sebagai terdidik dengan maksud bahwa orang tua mengarahkan
anaknya sesuai dengan tujuannya, yaitu membantu anak memiliki dan
mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Orang tua dengan anaknya
sebagai pribadi dan sebagai pendidik, dapat menyingkap pola asuh orang

9
10

tua dalam mengembangkan disiplin diri anak yang tersirat dalam situasi
dan kondisi yang bersangkutan (Hidayanti, 2017).
Sementara itu, Zulma (2020) mengatakan bahwa sebenarnya anak-
anak yang diasuh secara langsung oleh ibu dan ayah adalah anak-anak yang
beruntung, karena mereka tidak hanya mengalami satu tetapi beberapa
pendekatan yang membuatnya dewasa. Proses pendewasaan ini akan
banyak menentukan pembentukan kepribadian anak kelak. Ia akan
memiliki cara berpikir dan kehidupan perasaan yang kaya dan seimbang
karena terbiasa menghadapi dua macam individu yang berbeda secara dekat
dan terus menerus (Baumrind, 2019).
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua
Menurut Junaidi (2019), Jenis-jenis pola asuh orang tua adalah sebagai
berikut
a) Pola asuh permissif
Definisi pola asuh permissif menurut beberapa ahli yaitu :
Orang tua yang menerapkan pola asuh permissif memperlihatkan
ciri-ciri sebagai berikut: orang tua cenderung memberikan kebebasan
penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua, tidak
adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial baik, tidak
adanya hukuman meski anak melanggar peraturan. Orang tua yang
menerapkan pola asuh permissif memberikan kekuasaan penuh pada
anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurang kontrol
terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas,
serta kurang berkomunikasi dengan anak. Dalam pola asuh ini,
perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah
mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang
ada di lingkungannya.
Pola asuh permissif atauü biasa disebut pola asuh penelantar yaitu
di mana orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri,
perkembangan kepribadian anak terabaikan, dan orang tua tidak
mengetahui apa dan bagaimana kegiatan anak sehari-harinya. Pola
11

asuh permissif yang diterapkan orang tua, dapat menjadikan anak


kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Namun bila
anak mampu menggunakan kebebasan secara bertanggung jawab,
maka dapat menjadi seorang yang mandiri, kreatif, dan mampu
mewujudkan aktualitasnya. Pola asuh permissif, antara lain
mempunyai indikator :
(1) Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan
dari orang tua
(2) Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meski anak
berperilaku sosial baik
(3) Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar
peraturan
(4) Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak
sehari-hari
(5) Orang tua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas.
b) Pola asuh otoriter
Definisi pola asuh otoriter menurut beberapa ahli yaitu :
Orang tua yang mendidik anak denganü menggunakan pola asuh
otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut : orang tua
menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang
dibuat oleh orang tua, berorientasi pada hukuman (fisik maupun
verbal), dan orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian.
Pola asuh otoriter yaitu pola asuh di manaü orang tua menerapkan
aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi
kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi
akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan
akibat hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya
menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada
kemampuannya.Anak yang dididik dalam pola asuh otoriter,
12

cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu. Pola asuh


otoriter, antara lain mempunyai indikator :
(1) Orang tua menerapkan peraturan yang ketat
(2) Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat
(3) Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak
(4) Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal)
(5) Orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian
c) Pola asuh demokratis
Definisi pola asuh demokratis menurut beberapa ahli yaitu :
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis
memperlihatkan ciri-ciri adanya kesempatan anak untuk berpendapat
mengapa ia melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan,
hukuman diberikan kepada perilaku salah, dan memberi pujian
ataupun hadiah kepada perilaku yang benar. Dalam menanamkan
disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis memperlihatkan dan menghargai kebebasan yang tidak
mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan
orang tua, memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika
keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini, anak
tumbuh rasa tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma
yang ada.
Pola asuh demokratis ini, di samping memiliki sisi positif dari
anak, terdapat juga sisi negatifnya, di mana anak cenderung
merongrong kewibawaan otoritas orang tua, karena segala sesuatu itu
harus dipertimbangkan oleh anak kepada orang tua. Diakui dalam
prakteknya di masyarakat, tidak digunakan pola asuh yang tunggal,
dalam kenyataan ketiga pola asuh tersebut digunakan secara
bersamaan di dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan
anaknya, adakalanya orang tua menerapkan pola asuh otoriter,
demokratis dan permissif. Pola asuh demokratis, antara lain
mempunyai indikator :
13

(1) Adanya kesempatan bagi anak untuk berpendapat.


(2) Hukuman diberikan akibat perilaku salah.
(3) Memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar.
(4) Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan
kehendak kepada anak.
(5) Orang tua memberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak
tidak sesuai.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Menurut Santrock (2017), Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh
orang tua adalah sebagai berikut :
a) Latar belakang pola pengasuhan orang tua ; Maksudnya para orang tua
belajar dari metode pola pengasuhan yang pernah didapat dari orang
tua mereka sendiri.
b) Tingkat pendidikan orang tua ; Orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi berbeda pola pengasuhannya dengan orang tua yang
hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
c) Status ekonomi serta pekerjaan orang tua ; Orang tua yang cenderung
sibuk dalam urusan pekerjaannya terkadang menjadi kurang
memperhatikan keadaan anak-anaknya. Keadaan ini mengakibatkan
fungsi atau peran menjadi “orang tua” diserahkan kepada pembantu,
yang pada akhirnya pola pengasuhan yang diterapkanpun sesuai
dengan pengasuhan yang diterapkan oleh pembantu. Dengan
perekonomian yang cukup, kesempatan dan fasilitas yang diberikan
serta lingkungan material yang mendukung cenderung mengarahkan
pola asuh orangtua menuju perlakuan tertentu yang dianggap orangtua
sesuai. Berdasarkan UMR di Kota Kediri (2021) diketahui status
ekonomi masyarakat yaitu Rp 1.673.500. Kategori UMR adalah
sebagai berikut :
(1) Pendapatan rendah (kurang dari besaran UMR = Rp 1.673.500)
(2) Pendapatan sedang (sama dengan besaran UMR = Rp. Rp
1.673.500) yang diberlakukan saat ini.
14

(3) Pendapatan tinggi (lebih dari besaran nilai UMR = Rp 1.673.500)


d) Penurunan metode pola asuh yang didapat sebelumnya ; Orang tua
menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola
pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya.
e) Perubahan budaya, yaitu dalam hal nilai, norma serta adat istiadat
antara dulu dan sekarang. Dalam hal ini mencakup segala aturan,
norma, adat dan budaya yang berkembang di dalamnya.
f) Ideologi yang berkembang dalam diri orangtua ; Orangtua yang
mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung untuk
menurunkan kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya
nilai dan ideologi tersebut dapat tertanam dan dikembangkan oleh anak
dikemudian hari.
g) Letak geografis dan norma etis ; Penduduk pada dataran tinggi tentu
memiliki perbedaan karakteristik dengan penduduk dataran rendah
sesuai tuntutan dan tradisi yang dikembangkan pada tiap-tiap daerah.
h) Orientasi religious ; Orangtua yang menganut agama dan keyakinan
religius tertentu senantiasa berusaha agar anak pada akhirnya nanti
juga dapat mengikutinya.
i) Bakat dan kemampuan orangtua ; Orangtua yang memiliki
kemampuan komunikasi dan berhubungan dengan cara yang tepat
dengan anaknya cenderung akan mengembangkan pola asuh yang
sesuai dengan diri anak.
j) Gaya hidup ; Gaya hidup masyarakat di desa dan di kota besar
cenderung memiliki ragam dan cara yang berbeda dalam mengatur
interaksi orangtua dan anak. Secara garis besar menyebutkan bahwa
“ada dua faktor yang mempengaruhi dalam pengasuhan seseorang
yaitu faktor eksternal serta faktor internal.”Faktor eksternal adalah
lingkungan sosial dan lingkungan fisik serta lingkungan kerja orang
tua, sedangkan faktor internal adalah model pola pengasuhan yang
pernah didapat sebelumnya.
15

k) Lingkungan sosial dan fisik tempat dimana keluarga itu tinggal ; Pola
pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat dimana
keluarga itu tinggal.Apabila suatu keluarga tinggal di lingkungan yang
otoritas penduduknya berpendidikan rendah serta tingkat sopan santun
yang rendah, maka anak dapat dengan mudah juga menjadi ikut
terpengaruh.
B. Konsep Anak Sekolah Dasar
1. Definisi
Anak pada usia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Anak sudah lebih aktif
memilih makanan yang disukai atau disebut konsumsi aktif. Kebutuhan
energi lebih besar karena mereka lebih banyak melakukan aktifitas fisik,
misalnya olahraga, bermain, atau membantu orang tua. Makanan yang
beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan yang optimal akan
menghasilkan pertumbuhan yang optimal (Tohirin, 2018). Perhatian
terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk
perkembangan mental yang mengacu pada skill anak. Anak sekolah
biasanya mempunyai kebiasan jajan makanan tinggi kalori yang rendah
serat, sehingga sangat rentan terjadi kegemukan atau obesitas. Jajan
merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh anak-anak. Satu sisi jajan
mempunyai aspek yang positif, dan dalam segi lainnya jajan juga bisa
bermakna negatif. Jajan bisa diartikan makan diantara rentan waktu antara
makan pagi dan makan siang yang relatif panjang. Sehingga anak-anak
memerlukan asupan gizi tambahan diantara kedua waktu tersebut
(Soetjiningsih, 2018).
2. Ciri-Ciri Anak Sekolah Dasar
Menurut Santrock (2017), Ciri-ciri anak sekolah dasar adalah sebagai
berikut :
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan jasmani
dan prestasi sekolah.
16

b) Memiliki sikap cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan


permainan tradisional.
c) Ada kecenderungan memuji sendiri.
d) Suka membandingkan-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal
itu dirasanya menguntungakan untuk meremehkan anak lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soalnya itu
dianggap tidak penting.
f) Anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan,
dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga
yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya,
hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan
melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
g) Anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak
dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan
anggota keluarga lainnya.
3. Karakteristik Anak Usia Sekolah
Menurut Hurlock (2017), Karakteristik anak usia sekolah adalah
sebagai berikut :
a) Perkembangan kognitif
Anak Usia sekolah dasar Teori perkembangan kognitif yang
dikemukakan oleh piaget menyatakan bahwa anak usia sekolah pada
umunya berada pada tahap operasional konkret untuk anak dengan
rentang usia 7 samapai 11 tahun. Tahap operasional konkret
merupakan tahap ketiga dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada
tahap ini, anak sudah dapat melakukan penalaran secara logis untuk
hal-hal yang bersifat konkret, sedangkan untuk hal-hal yang bersifat
abstrak masih belum mampu. Anak sudah mampu mengklasifikasi
objek konkret ke dalam kelompok yang berbeda. Selama masa sekolah
dasar terjadi perkembangan kognitif yang pesat pada anak. Anak mulai
belajar membentuk sebuah konsep, melihat hubungan, dan
17

memecahkan masalah pada situasi yang melibatkan objek konkret dan


situasi yang tidak asing lagi bagi dirinya.
b) Perkembangan Psikologis
Anak Usia sekolah dasar Perkembangan psikologis dalam teori
Erikson memberikan pandangan bahwa manusia dalam perkembangan
psikososialnya mengalami perubahan-perubahan sepanjang hidupnya.
Perkembangan anak usia sekolah dasar menekankan pada proses-
proses sadar yang dialami anak ketika berinteraksi sosial. Anak usia
sekolah dasar pada tahap ini telah menyadari bahwa dirinya memiliki
keunikan dan kemampuan yang berbeda dengan temannya. Anak
mulai membentuk konsep diri sebagai anggota kelompok sosial di luar
keluarga.
c) Perkembangan Moral
Anak Usia Sekolah Dasar Perkembangan moral merupakan
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam bentuk
sikap/perilaku sebagai hasil dari interaksi seseorang dengan norma-
norma atau nilai-nilai sosial masyarakat. Ukuran moralitas menjadi
sangat penting jika dikaitkan dengan perkembangan anak. Anak
sejatinya adalah makhluk murni dan nilai moral tidak dibawah anak
dari lahir. Peran lingkungan keluarga sosial lebih yang lebih luas di
luar keluarga menajdi pusat dari pebelajar moral anak yang akan
membawah anak untuk melakukan setiap tahap perkembangan
moralnya. Penanaman moral dilakukan tanpa disadari anak sehingga
dapat mendorong kedasaran dalam dirinya untuk bertindak dengan
moral yang baik.
d) Perkembangan Fisik dan Motorik
Anak Usia Sekolah Dasar Perkembangan fisik dan motorik anak
adalah sesuatu yang tidak terpisahkan. Fisik seseorang akan
mempengaruhi gerak motoriknya. Perkembangan fisik merupakan
suatu proses tumbuh kembang serta pematangan seluruh organ tubuh
manusia sejak lahir sehingga dewasa. Perkembangan fisik ini
18

dipengaruhi oleh kesehataan fisik atau fungsi organ tubuh. Organ yang
sehat secara fisik akan dapat melakukan aktivitas dengan baik
sehingga perkembangan motoriknya berjalan dengan baik.
Perkembangan fisik anak usia sekolah dasar dapat dilihat dari gambar
umum menyamgkut pertambahan proporsi tinggi dan berat badan serta
ciri-ciri fisik lain yang tampak. Anak usia sekolah dasar umumnya
pada fase tenang, dimana perkembangan fisik pada masa ini terbilang
lambat namun konsisten. Perkembangan motorik penting untuk
dikembangkan melalui proses pembelajaran. Orang tua dirumah juga
penting untuk memberikan asupan gizi yang sehat dan seimbangan
agar pertumbuhan fisik anak sekolah dapat beraktivitas dengan penuh
semangat.
4. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Menurut Hurlock (2017), Tugas perkembangan anak sekolah dasar
adalah sebagai berikut :
a) Mempelajari ketrampilan fisik yang dipelukan untuh permainan-
permaianan yang umum.
b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk
yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung.
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan seharihari.
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan
nilai.
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan
lembaga-lembaga.
i) Mencapai kebebasan pribadi.
19

C. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama Masa Pandemi
Disadari maupun tidak disadari, pengasuhan orang tua selama ini
cenderung terfokus pada perawatan, pembimbingan dan keterampilan yang
mendasar, seperti sikap mematuhi perintah agama dan tuntutan berperilaku baik
sesuai norma kebiasaan. Sedangkan tanggung jawab pendidikan secara
akademik dialihkan kepada lembaga pendidikan (Santrock, 2017). Kebanyakan
orang tua cenderung hanya berfokus pada kelengkapan fasilitas dan merasa saat
anak masuk ke lembaga pendidikan, maka orang tua sudah tidak memiliki
tanggungjawab dalam mendidik anak. Padahal, sejatinya pelaksanaan
pendidikan bukan hanya tanggung jawab lembaga saja. Namun, tanggung jawab
orang tua dan masyarakat sekitar juga (Tohirin, 2018).
Situasi pandemic Covid-19, telah mengubah segalanya. Saat ini, peran
orang tua benar-benar menjadi hal utama dalam menciptakan kebahagiaan dan
kesuksesan seorang anak. Beragam bentuk pola asuh tentu akan berimplikasi
terhadap pembentukan karakter anak. Orang tua yang notabennya sebagai
lingkungan terdekat anak, segala perilakunya akan diamati bahkan diimitasi
oleh anak itu sendiri. Sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Hurlock
(2017), perlakuan orang tua ke anak akan mempengaruhi sikap dan perilaku
anak. Kondisi pengasuhan dan komunikasi dalam keluarga memiliki dampak
negatif maupun positif terhadap perkembangan anak. Jika anak sering
mendapatkan kritikan, anak akan belajar mudahnya menyalahkan orang lain;
jika anak sering mendapat penghinaan, anak akan tumbuh menjadi pribadi
pemalu; jika anak mendapatkan toleransi, anak belajar menjadi pribadi sabar;
begitu juga jika anak hidup dengan pujian, anak akan mengembangkan
penghargaan pada diri sendiri maupun orang lain (DepKes, 2020).
Oleh karena itu di pandemic Covid 19, para orang tua harus tetap menjaga
kebersihan, menerapkan hidup sehat untuk memastikan kesehatan anak oleh
karena orang tua cenderung merasa khawatir dengan kesehatan anaknya. Agar
orang tua dapat menjaga kesehatan anaknya, maka orang tua mengajarkan
kepada anak untuk mengikuti protocol kesehatan. Saat mengajarkan penerapan
hidup sehat, orang tua perlu memberikan contoh hidup sehat, rapi dan selalu
20

menjaga protokol sebagai bentuk dari mendidik anak. Anak cenderung lebih
cepat belajar dengan cara meniru lingkungannya, sehingga penting untuk
menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Edukasi tentang hidup
sehat, dapat disampaikan dengan memberikan contoh untuk selalu mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir dan menggunakan masker jika harus ke
luar rumah. Selain itu, orang tua juga perlu memastikan asupan makanan yang
bergizi dan teratur.
21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu


pengetahuan atau suatu pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan
metode ilmiah (Notoatmodjo, 2019). Dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah sebuah metode riset
yang sifatnya deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung, serta menghasilkan
suatu teori. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
deskriptif kualitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara
objektif dan memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian secara holistik (Nursalam, 2019).

Pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus. Studi kasus merupakan salah
satu jenis penelitian yang meneliti permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang menjadi studi kasus tersebut secara
mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu
sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian-kejadian khusus yang
muncul sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap
suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun didalam studi kasus ini
yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal namun di analisis mendalam
mencakup berbagai aspek yang cukup luas (Nursalam, 2019). Penelitian studi
kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan
untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam
suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2019).

21
22

B. Kerangka Kerja (Frame Work)


Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian (Hidayat,
2019). Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

:: Subyek Penelitian

Seluruh Orang Tua Siswa Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri

Purposive Sampling

Informan

Sebagian Orang Tua Siswa Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri yang
memenuhi kritria inklusi dan eksklusi

Wawancara Mendalam

Analisa data

1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan/Verification

Uji Keabsahan Data :Trianggulasi Sumber


(Kepala Sekolah SD Tosaren 4 Tirto Udan
Kota Kediri)

Penyajian Hasil

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah
Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”
23

C. Subyek Penelitian, Informan, Sampling

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien)


yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2019). Subyek
penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh Orang Tua Siswa Di SD
Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri.

2. Informan

Informan adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan


dianggap mewakili subyek penelitian (Notoatmojo, 2019) atau informan
adalah bagian dari subyek penelitian yang diambil melalui cara-cara
tertentu dan lengkap yang dianggap bisa mewakili subyek penelitian.
Informan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagian Orang Tua
Siswa Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri yang memiliki kriteria
sebagai berikut :

a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian
yang layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan subjek. Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah :
(1) Orang Tua Siswa yang ada pada saat penelitian berlangsung.
(2) Orang Tua Siswa yang bersedia menjadi informan penelitian.
b) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
(1) Orang Tua Siswa yang tidak bias membaca dan menulis
(2) Orang Tua Siswa yang tidak kooperatif
24

3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Nursalam, 2019). Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan metode Purposive
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang ada (Sugiyono, 2019).
D. Instrumen Penelitian Dan Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Peneliti kualitatif sebagai Human Instrumen berfungsi menetapkan


fokus penelitian, memilih informan sabagai sumber data, menafsirkan data,
menilai kualitas data, analisis data, dan membuat kesimpulan atas
semuanya. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian
adalah peneliti sendiri. Validasi dilakukan oleh peneliti sendiri tentang
seberapa jauh penguasaan teori dan wawasan peneliti terhadap bidang yang
diteliti serta bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2019).

2. Alat Pengumpulan Data

Untuk mempermudah pengumpulan data dan menjadi keaslian data


serta menghindari kehilangan data akibat unsur dari peneliti maka
diperlukan alat bantu pengumpulan data yang baik dan akurat. Alat yang
digunakan untuk membuat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
alat perekam berupa tape recorder dan kamera sebagai dokumentasi.

3. Metode Pengumpulan Data

a) Wawancara Mendalam (Terstruktur)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.


Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
25

(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu


(Sugiyono, 2019). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena
itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
pengumpul data mencatatnya.

Dalam wawancara terstruktur, pengumpulan data dapat


dilakukan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data, yang mana
Guba dan Lincoln dalam Notoatmodjo (2019) menyebutnya dengan
istilah wawancara tim atau panel. Selain mempersiapkan instrumen
sebagai pedoman wawancara, peneliti dalam wawancara terstruktur
mempersiapkan dan menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
kamera dan lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
berjalan lancar. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa
instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data
juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder dan lain - lain
yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

(1) Langkah - langkah wawancara

Sugiyono (2019), Mengemukakan ada tujuh langkah dalam


penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu :

(a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

(b) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan


pembicaraan.
26

(c) Mengawali atau membuka alur wawancara.

(d) Melangsungkan alur wawancara.

(e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan


mengakhirinya.

(f) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

(g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah


diperoleh.

(2) Alat-Alat Wawancara

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan


peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada
informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat - alat
sebagai berikut :

(a) Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua percakapan


dengan sumber data.

(b) Tape recorder :berfungsi untuk merekam semua percakapan


atau pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam
wawancara perlu memberi tahu kepada informan apakah
dibolehkan atau tidak.

(c) Camera :untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan


pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya
foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan
lebih terjamin, karena peneliti betul - betul melakukan
pengumpulan data.
27

(3) Mencatat Hasil Wawancara

Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai


melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Wawancara
dilakukan untuk mengungkapkan mengenai pandangan atau
persepsi tentang “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah
Selama Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”.
Pengambilan data wawancara dilakukan secara langsung kepada
informan pada saat pengamatan langsung atau observasi dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu.

b) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, ceritera, biografi.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup.
Untuk pengambilan gambar informan atau dokumentasi kegiatan
penelitian digunakan kamera digital atau sejenisnya.

c) Observasi

Jenis observasi atau pengamatan di sini adalah obervasi


partisipasif pasif (passive participation). Jadi dalam hal ini peneliti
datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut. Proses kegiatan observasi terlebih dahulu
peneliti menyiapkan alat observasi berupa check list, skala penilaian,
daftar riwayat kelakuan (anecdotal record) dan alat-alat mekanik
(electronics) seperti : kamera, tape recorder, dsbnya (Notoatmodjo,
2019).
28

E. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-15 Oktober 2022.
F. Analisis Data
Sugiyono (2019), Mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisa data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data
kualitatif yang dilakukan secara interaktif dimana komponen reduksi data dan
sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpalan data. Setalah data
terkumpul, 4 komponen analisis (pengumpulan data, reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan) berinteraksi. Adapun tahap - tahap yang dilakukan
oleh peneliti dilapangan menurut Sugiyono (2019), dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal - hal
yang pokok, memfokuskan pada hal - hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah


mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar
29

kategori. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk


memahami apa yang terjadi, merencanaka kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan


kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti - bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.

G. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2019), Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif


meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability :

1. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil


penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan
tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.

a) Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan


kredibilitas/kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan
berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,
wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data
yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara
peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin
30

terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh


semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data


penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan
benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan
pengamatan perlu diakhiri.

b) Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan


maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau
direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan
merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah
data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau
belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan
dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian
terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan
hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka
peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada
akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.

c) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai


pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu.
31

(1) Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara


mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data. Dalam
penelitian ini yang menjadi trianggulasi sumber yaitu Kepala
Sekolah SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri.

(2) Triangulasi teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara


mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisamelalui wawancara,
observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

(3) Triangulasi waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari


pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih
valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
sampai ditemukan kepastian datanya.

d) Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data


yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
32

dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang


bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan mengubah temuannya.

e) Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan


data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-
foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.

f) Mengadakan membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data


yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan
akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.

2. Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian


kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat
diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat
bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan
dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbedavaliditas nilai
transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.

3. Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain


beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.
Penelitian yang dependabilityatau reliabilitas adalah penelitian apabila
33

penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang
sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang
independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti
dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana
peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber
data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai
pada pembuatan laporan hasil pengamatan.

4. Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability


penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak
berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah
disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

H. Prosedur Kerja

Dalam penelitian ini ada beberapa prosedur kerja yang harus dikuasi oleh
peneliti. Adapun prosedur tersebut meliputi :

1. Minta ijin dari kampus Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.


2. Pendekatan dengan informan.
3. Memilih dan menetapkan informan penelitian.
4. Meminta persetujuan kepada informan.
5. Dilakukan pengumpulan data dengan teknik :
a) Wawancara langsung kepada informan.
34

b) Record hasil wawancara.


c) Pengambilan gambar dengan kamera digital atau sejenisnya pada saat
penelitian.
d) Tuliskan hasil wawancara.
e) Menyelesaikan hasil wawancara.
6. Pengolahan data penelitian.
7. Penyajian data.
8. Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian secara umum.
I. Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2019), Prinsip - prinsip etis dalam penelitian adalah
sebagai berikut :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)


Lembar persetujuan ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika calon
responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut. Jika calon responden menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak - haknya.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak akan
menentukan nama responden pada lembar pengumpulan data. Cukup
dengan memberi nomer kode pada masing - masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya
kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
riset.
J. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian merupakan bagian dari riset yang menjelaskan
tentang kelemahan/keterbatasan dalam penulisan riset (Hidayat, 2019). Dalam
penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :
35

1. Keterbatasan waktu membuat penelitian ini hanya diperuntukkan pada


orang tua siswa di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri.
2. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive sampling
dimana pengambilan sampelnya berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.
3. Kesulitan yang dialami peneliti dimana pengetahuan informan yang kurang
sehingga hanya bisa memberikan informasi secara singkat.
4. Hasil penelitian kemungkinan bisa berubah sewaktu-waktu menurut situasi.
36

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


SD Negeri Tosaren 4 beralamat di Jl. Tirtoudan Raya 166, Tosaren,
Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, dengan kode pos 64133. SD
Negeri Tosaren 4 memiliki akreditasi A, berdasarkan sertifikat
175/BAP-S/M/SK/X/2015. SD Negeri Tosaren 4 berada dalam naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan No. SK. Pendirian 1980-07-22,
Tanggal SK. Pendirian 1980-07-22, No. SK. Operasional
421.3/1239/419.42/2016, Tgl. SK. Operasional 2016-03-08, File. SK.
Operasional
http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/verval/dokumen/skoperasional/464823-
139459157-1011656832.pdf. SD Negeri Tosaren 4 menyediakan listrik untuk
membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SD
Negeri Tosaren 4 berasal dari PLN. SD Negeri Tosaren 4 menyediakan akses
internet yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih mudah. Provider yang digunakan SD Negeri Tosaren 4 untuk
sambungan internetnya adalah Telkom Speedy. Pembelajaran di SD Negeri
Tosaren 4 dilakukan pada Pagi. Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama
6 hari.
B. Karakterisitk Sosio Demografi Seluruh Informan Yang Di Teliti
1. Informan 1
Usia informan 1 berusia 37 tahun dengan jenis kelamin perempuan.
Informan informan merupakan ibu kandung dari siswa. Pada saat peneliti
melakukan wawancara dimana pola asuh orang tua terhadap anak sekolah
selama masa pandemi sangat baik dimana orang tua selalu memberikan
kesempatan kepada anak untuk belajar dan bermain sesuai waktu yang telah
ditentukan orang tua. Pendidikan terkahir orang tua adalah SMA dengan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Selain pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga dimana informan juga berjualan disekitaran lingkungan tempat

36
37

tinggal untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Informan menunjukan sikap


yang kooperatif ketika wawancara berlangsung bahkan informan tidak
merasa malu untuk bertanya ketika tidak mengerti atas pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti.
2. Informan 2
Usia informan 1 berusia 40 tahun dengan jenis kelamin perempuan.
Informan informan merupakan ibu kandung dari siswa. Pada saat peneliti
melakukan wawancara dimana pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap
anak sekolah selama masa pandemi ditandai dengan ibu selalu menjaga anak
dengan cara mengantar dan menjemput anak ketika pulang sekolah. Ibu juga
selalu mengingatkan anak untuk mematuhi protokol kesehatan selama
pandemi sehingga dapat terhindar dari penularan virus corona. Pendidikan
terkahir orang tua adalah SMA dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Selain pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dimana informan juga berjualan
disekitaran lingkungan tempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Informan menunjukan sikap yang kooperatif ketika wawancara berlangsung
bahkan informan tidak merasa malu untuk bertanya ketika tidak mengerti
atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
3. Informan 3
Usia informan 1 berusia 35 tahun dengan jenis kelamin perempuan.
Informan informan merupakan ibu kandung dari siswa. Pada saat peneliti
melakukan wawancara dimana pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap
anak sekolah selama masa pandemi ditandai dengan ibu selalu mengingatkan
anak untuk selalu memakai masker ketika disekolah, mencuci tangan,
menjaga jarak, tidak bersalaman dengan orang yang tidak dikenal, bahkan
ibu selalu menjemput anak ketika pulang sekolah. Ibu juga selalu
memperhatikan aktifitas belajar anak dirumah seperti jam belajar dan jam
istirahat, sehingga anak dapat mematuhi aturan yang diterapkan tersebut. Ibu
juga selalu mengingatkan anak untuk mematuhi protokol kesehatan selama
pandemi sehingga dapat terhindar dari penularan virus corona. Pendidikan
terkahir orang tua adalah SMA dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
38

Informan menunjukan sikap yang kooperatif ketika wawancara berlangsung


bahkan informan tidak merasa malu untuk bertanya ketika tidak mengerti
atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
4. Informan 4
Usia informan 1 berusia 38 tahun dengan jenis kelamin perempuan.
Informan informan merupakan ibu kandung dari siswa. Pendidikan terkahir
orang tua adalah SMA dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Pada saat
peneliti melakukan wawancara dimana pola asuh yang diterapkan orang tua
terhadap anak sekolah selama masa pandemi ditandai dengan ibu selalu
mengingatkan anak untuk tetap dirumah sepulang sekolah dan membantu
akfititas orang tua seperti mencuci piring, mengepel lantai, menyapu
halaman. Ibu juga selalu memotivasi anak untuk belajar bahkan ibu selalu
mengatur jam belajar setiap hari. Ibu juga selalu membangunkan anak pada
pagi hari untuk menyiapkan diri agar berangkat kesekolah tepat waktu. Ibu
selalu menjaga anak dengan cara mengantar dan menjemput anak ketika
pulang sekolah. Ibu juga selalu mengingatkan anak untuk mematuhi protokol
kesehatan selama pandemi sehingga dapat terhindar dari penularan virus
corona. Informan menunjukan sikap yang kooperatif ketika wawancara
berlangsung bahkan informan tidak merasa malu untuk bertanya ketika tidak
mengerti atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
C. Gambaran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama Masa
Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri

1. Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga
selama masa pandemic Covid 19

Hasil wawancara peneliti dengan informan diketahui bahwa pola asuh


yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga selama masa
pandemic Covid 19 diketahui bahwa ibu selalu mengingatkan anak untuk
selalu berada dirumah ketika pulang sekolah dan anak selalu tertib waktu
untuk belajar. Ibu juga selalu memantau aktifitas anak setiap hari sehingga
anak tidak tertular virus corona. Ibu juga merasa khawatir ketika anak
bermain jauh dari rumah akan tetapi ibu selalu mengingatkan anak untuk
39

selalu memakai masker ketika keluar rumah ataupun bahkan bermain


bersama teman sebaya disekitaran lingkungan dan selalu mencuci tangan.
Informan juga selalu mengecek tugas yang diberikan oleh guru ketika anak
pulang sekolah sehingga informan dapat mendampingi anak untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan
yang mengatakan bahwa :
“Pola asuh yang saya terapkan ya seperti belajar yang tertib waktu,bantu
bantu dalam rumah. Kita sebagai orang tua harus ingatkan mereka karena
mereka anak kecil, tidak tau apa-apa soal Covid sekarang ini, sehingga
tugas kita ya, itu, kita harus terus pantau aktifitas mereka setiap hari,
sehingga mereka tidak tertular virus itu” (Hasil Wawancara Dengan
Informan 1)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Pola asuh yang saya terapkan ya seperti belajar yang tertib waktu, supaya
bisa jadi anak yang pintar buat keluarga. Biasanya juga saya khawatir kalau
anak bermain jauh dari rumah dan saya merasa khawatir tertular virus itu.
Saya selalu ngomong baik-baik dan ingatkan untuk selalu pakai masker
ketika bermain dengan teman-teman” (Hasil Wawancara Dengan Informan
2)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Ya yang biasanya diterapkan kepada anak ya belajar dari rumah waktu
pagi kan, bangun tidur makan setelah itu kita liat Hp ada tugas atau jadwal
ya, tugas dari guru apa kita kerjakan. Kalau komunikasi ya, saya tidak
memarahi anak dan selalu membimbing anak untuk patuh pakai masker,
sehingga tidak tertular virus itu” (Hasil Wawancara Dengan Informan 3)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Selama masa pandemi ya kita harus selalu di rumah kan jadi main juga di
lingkungan rumah, kalau mau keluar pakai masker, dari luar mau masuk
rumah cuci tangan” (Hasil Wawancara Dengan Informan 4)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga selama
masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa ibu selalu mengingatkan anak
40

untuk selalu berada dirumah ketika pulang sekolah dan anak selalu tertib
waktu untuk belajar. Ibu juga selalu memantau aktifitas anak setiap hari
sehingga anak tidak tertular virus corona. Ibu juga merasa khawatir ketika
anak bermain jauh dari rumah akan tetapi ibu selalu mengingatkan anak
untuk selalu memakai masker ketika keluar rumah ataupun bahkan bermain
bersama teman sebaya disekitaran lingkungan dan selalu mencuci tangan.
Informan juga selalu mengecek tugas yang diberikan oleh guru ketika anak
pulang sekolah sehingga informan dapat mendampingi anak untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
2. Peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa
pandemic Covid 19

Hasil wawancara peneliti dengan informan diketahui bahwa peran orang


tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa pandemic Covid 19
diketahui bahwa orang tua selalu memotivasi anak untuk belajar dan anak
bisa membagi waktu antara belajar dan bermain. Orang tua juga selalu
memberikan semangat kepada anak untuk rajin belajar. Hal ini diungkapkan
oleh salah satu informan yang mengatakan bahwa :
“Peran saya memotivasi anak waktu belajar ya belajar,waktu main ya
bermain” (Hasil Wawancara Dengan Informan 1)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Perannya ya anak anak saya juga aga lebai ya kasih semangat aja gitu”
(Hasil Wawancara Dengan Informan 3)

Hasil wawancara juga diketahui bahwa peran orang tua dalam


membimbing anak bertambah ketika adanya Covid 19. Orang tua selalu
mendampingi anak untuk aktif dalam belajar dirumah selama masa pandemi
Covid 19. Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan yang mengatakan
bahwa :
“Peran saya bertambah seperti biasa bangun ya tetap bangun pagi, mandi,
jam belajar ya harus pegang buku belajar sampai ya kurang lebih waktunya
lebih pendek daripada di sekolah, nanti untuk malam belajar lagi seperti itu”
(Hasil Wawancara Dengan Informan 4)
41

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Peran saya ya selalu ingatkan anak untuk rajin belajar sehingga bisa
mendapat nilai yang baik. Setiap malam juga saya selalu membagi waktu
untuk belajar, menonton televisi dan waktu tidur selalu saya atur” (Hasil
Wawancara Dengan Informan 2)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa pandemic
Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu memotivasi anak untuk belajar
dan anak bisa membagi waktu antara belajar dan bermain. Orang tua juga
selalu memberikan semangat kepada anak untuk rajin belajar. Hasil
wawancara juga diketahui bahwa peran orang tua dalam membimbing anak
bertambah ketika adanya Covid 19. Orang tua selalu mendampingi anak
untuk aktif dalam belajar dirumah selama masa pandemi Covid 19.
3. Kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah
oleh karena perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses
belajar di sekolah selama masa pandemic Covid 19

Hasil wawancara peneliti dengan informan diketahui bahwa kesulitan


yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah oleh karena
perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di sekolah
selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu
mendampingi anak dalam proses belajar oleh karena pembelajaran secara
daring, sehingga ketika orang tua tidak mendampingi anak maka gadget yang
digunakan anak tersebut akan disalahgunakan anak untuk bermain game
online, youtube untuk menonton film, facebook. Hal ini diungkapkan oleh
salah satu informan yang mengatakan bahwa :
“Kesulitannya karena mereka belajarnya online dan belajarnya pakai Hp ya
jadi kalau tidak didampingi anak saya maunya main game” (Hasil
Wawancara Dengan Informan 1)
42

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Kesulitannya banyak mba. Karna sekarang ini anak-anak juga belajarnya
online atau pake Hp untuk belajar. Ini yang harus kita aktif dampingi
mereka mba, karena anak akan bermain game, membuka youtube untuk
menonton film, main facebook kalo tidak kita dampingi” (Hasil Wawancara
Dengan Informan 2)

Hasil wawancara juga diketahui bahwa ketika anak belajar secara daring
dan mendapat tugas secara online, orang tua juga merasa bingung untuk
membantu anak oleh karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
pengoperasian gadget, sehingga orang tua meminta bantuan kepada kakaknya
untuk dapat mendampingi anak dalam menyelesaikan tugasnya. Orang tua
juga merasa kesulitan untuk mengisi pulsa data ketika data internet habis
oleh karena kondisi ekonomi keluarga selama masa pandemi yang membuat
pendapatan keluarga menjadi berkurang. Hal ini diungkapkan oleh salah satu
informan yang mengatakan bahwa :
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Kesulitannya kan kalau tidak didampingi ya anaknya sulit diatur mba.
Apalagi saat ini mereka belajarnya online juga. Saya juga merasa pusing
mba, karena tidak tau tugas yang guru beri itu, saya minta bantuan
kakaknya untuk bantu adiknya” (Hasil Wawancara Dengan Informan 4)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Kesulitannya ya mungkin seperti kuota habis mba, pendapatan keluarga
juga minim sekali mba karna kondisi virus ini. Memang dikasih sama
sekolah tapi ngga sampai 1 bulan gitu, terus kita kan besiknya bukan guru
jadi kita kan harus memahami anak tingkat kesulitannya di bagian yang
mana gitu. Saya juga tidak terlalu paham operasikan Hp android mba, saya
suruh kakak untuk bantu gitu” (Hasil Wawancara Dengan Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah oleh
karena perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di
sekolah selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu
43

mendampingi anak dalam proses belajar oleh karena pembelajaran secara


daring, sehingga ketika orang tua tidak mendampingi anak maka gadget yang
digunakan anak tersebut akan disalahgunakan anak untuk bermain game
online, youtube untuk menonton film, facebook. Hasil wawancara juga
diketahui bahwa ketika anak belajar secara daring dan mendapat tugas secara
online, orang tua juga merasa bingung untuk membantu anak oleh karena
kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pengoperasian gadget, sehingga
orang tua meminta bantuan kepada kakaknya untuk dapat mendampingi anak
dalam menyelesaikan tugasnya. Orang tua juga merasa kesulitan untuk
mengisi pulsa data ketika data internet habis oleh karena kondisi ekonomi
keluarga selama masa pandemi yang membuat pendapatan keluarga menjadi
berkurang.
4. Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi
untuk giat belajar selama masa pandemic Covid 19

Hasil wawancara peneliti dengan informan diketahui bahwa perhatian


yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi untuk giat
belajar selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa informan selalu
tegas dalam membimbing dan mendampingi anak dalam belajar. Orang tua
juga selalu memberikan motivasi dan semangat kepada anak dalam proses
belajar dan mengingatkan anak untuk menyelesaikan tugas oleh guru. Hal ini
diungkapkan oleh salah satu informan yang mengatakan bahwa :
“Yang pastinya saya tegas waktu belajar saya dampingi sampai selesai.
Kalau tidak tegas gak bisa mba, karna terkadang anak itu bandel, tidak mau
belajar, maunya nonton televisi atau main game mba. Jadi kita harus tegas
mba” (Hasil Wawancara Dengan Informan 1)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Perhatian yang diberikan ya seperti selalu cek kuota internet sehingga anak
dapat selesaikan tugas yang guru berikan. Saya juga selalu dampingi anak
ketika belajar, dan berikan semangat dan motivasi sehingga anak merasa
diperhatikan oleh orang tua. Mungkin itu mba dari saya” (Hasil Wawancara
Dengan Informan 2)
44

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Perhatiannya ya belajar tetap semangat, bermain ada waktunya sendiri,
jam belajar ya belajar seperti ada PR dari sekolah ya dikerjakan dulu gitu”
(Hasil Wawancara Dengan Informan 2)

Hasil wawancara juga diketahui bahwa orang tua selalu mengikuti mood
anak dalam belajar, sehingga kondisi yang dilakukan tersebut tidak menjadi
beban bagi anak dalam belajar. Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan
yang mengatakan bahwa :
“Saya selalu mengikuti mood anak jadi kalau tidak bisa fokus belajar saya
biarkan dulu nant kalau moodnya sudah kembali membaik akan saya
dampingi lagi lanjut belajar gitu” (Hasil Wawancara Dengan Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi untuk
giat belajar selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa informan
selalu tegas dalam membimbing dan mendampingi anak dalam belajar.
Orang tua juga selalu memberikan motivasi dan semangat kepada anak
dalam proses belajar dan mengingatkan anak untuk menyelesaikan tugas oleh
guru. Hasil wawancara juga diketahui bahwa orang tua selalu mengikuti
mood anak dalam belajar, sehingga kondisi yang dilakukan tersebut tidak
menjadi beban bagi anak dalam belajar.
5. Penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan
prestasi belajar anak selama masa pandemic Covid 19

Hasil wawancara peneliti dengan informan diketahui bahwa penanganan


yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan prestasi belajar anak
selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu
memeriksa hasil belajar anak sepulang sekolah dan mengulang pelajaran
yang didapat disekolah. Orang tua juga selalu mengingatkan anak untuk
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua juga selalu
mengajak anak refresing ditempat wisata terdekat guna meningkatkan minat
dan motivasi belajar anak. Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan
yang mengatakan bahwa :
45

“Saya selalu memeriksa hasil belajar dari sekolah, mengulang pelajaran


dari sekolah dan untuk pelajaran untuk besoknya berarti materinya
dipelajari hari ini. Saya juga ingatkan anak untuk kerja PR yang guru
berikan agar dapat diselesaikan anak” (Hasil Wawancara Dengan Informan
4)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Biasanya ya, saya ajak anak refresing ditempat wisata dekat sini, biar anak
senang dan belajar pun dia akan senang nanti. Tiap malam juga saya selalu
pantau dia belajar, tugas yang guru berikan juga selalu saya tanya dan lihat,
apa sudah dikerjakan atau belum, agar jangan dimarahi guru nanti
disekolah” (Hasil Wawancara Dengan Informan 1)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu informan yang
mengatakan bahwa :
“Biasanya kalau anak saya malas belajar saya ajak jalan kalau Sabtu, ke
tempat rekreasi delat sini. Biar anak senang, dan dia rajin belajar mba. Saya
juga selalu dampingi belajar mereka tiap malam hari. Mungkin itu saja sih
mba” (Hasil Wawancara Dengan Informan 3)

Hasil wawancara juga diketahui bahwa orang tua akan memberikan


hadiah kepada anak ketika mendapat prestasi yang baik. Orang tua juga
memotivasi anak untuk bisa meniru prestasi kakaknya, dimana merupakan
salah satu sikap orang tua untuk meningkatkan minat belajar anak. Hal ini
diungkapkan oleh salah satu informan yang mengatakan bahwa :
“Karena anak saya 2 dan yang cewenya sering juara jadi saya sering
gunakan itu sebagai motivasi juga buat rajin belajar. Saya juga kasih hadiah
kepada anak apabila mereka juara, seperti sepeda. Sehingga mereka senang
gitu mba. Kami sebagai orang tua juga merasa senang saat anak mendapat
nilai prestasi yang baik disekolah. Kami bangga mba” (Hasil Wawancara
Dengan Informan 2)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan prestasi
belajar anak selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua
selalu memeriksa hasil belajar anak sepulang sekolah dan mengulang
pelajaran yang didapat disekolah. Orang tua juga selalu mengingatkan anak
untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua juga
46

selalu mengajak anak refresing ditempat wisata terdekat guna meningkatkan


minat dan motivasi belajar anak. Hasil wawancara juga diketahui bahwa
orang tua akan memberikan hadiah kepada anak ketika mendapat prestasi
yang baik. Orang tua juga memotivasi anak untuk bisa meniru prestasi
kakaknya, dimana merupakan salah satu sikap orang tua untuk meningkatkan
minat belajar anak.
D. Hasil Trianggulasi Sumber Data

Hasil pencocokan data antara keterangan informan (Orang Tua Siswa)


dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah diketahui bahwa pernyataan
yang diberikan oleh para informan dapat dinyatakan valid mengingat beberapa
informan mengatakan bahwa pola asuh orang tua terhadap anak sekolah selama
masa pandemi dimana orang tua selalu memperhatikan aktifitas siswa seperti
mengingatkan anak untuk selalu mematuhi protokol kesehatan Covid 19
sehingga dapat terhindar dari penularan virus corona. Orang tua siswa juga
selalu mendampingi dan memperhatikan aktifitas belajar siswa dirumah dimana
dibuktikan dengan selalu mengisi kuota internet ketika siswa mendapat tugas
belajar secara online, sehingga siswa mudah untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Selain itu orang tua selalu mengantar dan menjemput anak ketika
pulang sekolah. Hal ini diugnkapkan oleh informan trianggulasi sumber data
(Kepala Sekolah) yang mengatakan bahwa :
“Pola asuh orang tua yang saya lihat selama pandemi ini, saya rasa sudah
sangat bagus yang dilakukan orang tua, dimana mereka selalu mengawasi dan
memperhatikan aktifitas anak dimanapun ia berada, siswa juga selalu mematuhi
protokol kesehatan Covid yang diterapkan selama masa pandemi ini. Selain itu,
sesuai pengamatan saya selama ini ya, orang tua selalu rutin mengantar dan
menjemout anak ketika pulang sekolah, sehingga tindakan ini sangat baik
dimana anak merasa bahwa mereka selalu diperhatikan orang tua walaupun
sesibuk apapun mereka bekerja, mereka selalu luangkan waktu untuk mengantar
dan menjemput anak. Untuk tugas yang diberikan secara online yang diberikan
oleh guru selama ini saya pikir tidak ada hambatan oleh karena pemahaman
orang tua yang baik dalam mengikuti perubahan belajar secara daring. Orang
tua juga merasa senang ketika anak belajar secara daring karena itu dapat
mengasah perkembangan anak menjadi lebih baik. saya rasa itu saja mba” (Hasil
Wawancara Dengan Kepala Sekolah)
47

BAB V
PEMBAHASAN

A. Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga selama
masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa pola


asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga selama masa
pandemic Covid 19 diketahui bahwa ibu selalu mengingatkan anak untuk selalu
berada dirumah ketika pulang sekolah dan anak selalu tertib waktu untuk belajar.
Ibu juga selalu memantau aktifitas anak setiap hari sehingga anak tidak tertular
virus corona. Ibu juga merasa khawatir ketika anak bermain jauh dari rumah akan
tetapi ibu selalu mengingatkan anak untuk selalu memakai masker ketika keluar
rumah ataupun bahkan bermain bersama teman sebaya disekitaran lingkungan
dan selalu mencuci tangan. Informan juga selalu mengecek tugas yang diberikan
oleh guru ketika anak pulang sekolah sehingga informan dapat mendampingi
anak untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Menurut Eka (2019), pola asuh merupakan sikap orang tua dalam
berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua
memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua
menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta
tanggapan terhadap anaknya. Latifah (2019), menyatakan bahwa, pola asuh
merupakan interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan
pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan
mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan dengan
norma-norma yang ada di masyarakat.
Pola pengasuhan orang tua bermacam-macam, ada pola asuh orang tua
yang menggunakan otoriter, adapula pola asuh yang demokrasi. Selain itu ada
juga pola asuh yang permisif. Pola asuh otoriter cenderung menerapkan standar
yang mutlak yang harus dipenuhi, biasanya diiringi dengan ancaman-ancaman.
dimana orang tua memiliki kaidah dan peraturan yang kaku dalam mengasuh
anaknya. Tingkah laku anak dikekang dan tidak ada kebebasan kecuali

47
48

perbuatan yang sudah ditetapkan oleh peraturan. Sedangkan pola asuh


demokratis lebih memprioritaskan kepentingan anak, namun juga tidak ragu
dalam mengontrol anak. Orang tua menggunakan diskusi, penjelasan dan alasan
yang membantu anak agar mengerti mengapa ia diminta untuk mematuhi suatu
aturan. Orang tua menekankan aspek pendidikan ketimbang aspek hukuman.
Sedangkan pola asuh permisif ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk
melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua. Orang tua
bersikap membiarkan atau mengizinkan setiap tingkah laku anak, dan tidak
pernah memberikan hukuman kepada anak. Pola ini ditandai oleh sikap orang
tua yang membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang
memberi batasan-batasan dari tingkah lakunya (Junaidi, 2019).
Disadari maupun tidak disadari, pengasuhan orang tua selama ini cenderung
terfokus pada perawatan, pembimbingan dan keterampilan yang mendasar,
seperti sikap mematuhi perintah agama dan tuntutan berperilaku baik sesuai
norma kebiasaan. Sedangkan tanggung jawab pendidikan secara akademik
dialihkan kepada lembaga pendidikan (Santrock, 2019). Kebanyakan orang tua
cenderung hanya berfokus pada kelengkapan fasilitas dan merasa saat anak
masuk ke lembaga pendidikan, maka orang tua sudah tidak memiliki
tanggungjawab dalam mendidik anak. Padahal, sejatinya pelaksanaan pendidikan
bukan hanya tanggung jawab lembaga saja. Namun, tanggung jawab orang tua
dan masyarakat sekitar juga (Tohirin, 2018).
Sarwar (2020), menjelaskan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh
otoriter memiliki ciri membatasi anak. Berorientasi pada hukuman, sangat jarang
memberikan pujian. Dalam pengasuhan otoriter, orang tua berusaha membentuk,
mengendalikan serta mengevaluasi tindakan anak sesuai dengan kehendak orang
tua. Dampak dari pola asuh otoriter, menjadikan anak yang tidak stabil emosinya,
cenderung pasif, tidak mandiri, penuh dengan konflik, kurang percaya diri,
dipenuhi rasa khawatir jika tidak sesuai dengan kehendak orang tua, sehingga
kurang mengeksplorasi diri dan menghindari tugas-tugas menantang. Sedangkan
orang tua dengan pengasuhan permissive cenderung sedikit memberikan perintah,
jarang menggunakan kekuasaan dalam mencapai tujuan.
49

Dalam pola asuh ini, orang tua memberikan kebebasan kepada anak,
memanjakan anak, membiarkan anak melakukan apapun tanpa bimbingan. Akibat
dari pengasuhan permissive, anak cenderung menjadi pribadi agresif dan impulsif
karena memiliki kebebasan berlebihan. Selain itu, anak menjadi pencemas,
karena bingung apa yang harus dilakukan dan apakah dia sudah melakukan
sesuatu yang benar. Sementara itu pula orang tua dengan pengasuhan
authoritative disebut dengan orang tua yang demokratis. Dalam pengasuhan
orang tua tetap memiliki standar perilaku dan juga tetap responsif terhadap
kebutuhan anak. Ciri pengasuhan demokratis, orang tua mendengarkan pendapat
anak, mengarahkan, menghargai, menerapkan standar perilaku dengan jelas dan
konsisten serta tetap mengenali kebutuhan penting bagi anak. Di masa depan,
anak yang mendapatkan pengasuhan demokratis, cenderung menjadi pribadi yang
hangat, merasa dihargai, percaya diri, memiliki kematangan emosi dan sosial
yang baik (Sarwar, 2020).
Pola asuh aothoritative dapat dijadikan acuan untuk pengasuhan anak selama
pandemi Covid 19. Santrok (2019) menjelaskan pola asuh authoritative
memberikan dampak positif bagi anak. Karena selama pengasuhan orang tua
cenderung bersikap responsif, bersahabat dan mampu mengontrol diri. Pola asuh
authoritative, akan membesarkan anak yang memiliki tanggung jawab, mampu
mengatur diri sendiri. Selain itu, orang tua yang authoritative cenderung
memberikan bimbingan secara rasional dan cukup sabar dalam memberikan
konsekuensi tindakan kepada anak. Walaupun dalam pengasuhan authoritative,
tingkatan tuntutan sangat tinggi namun orang tua tetap menerapkan komunikasi
yang efektif antara orang tua dengan anak, sehingga anak dengan aturan tertentu
tetap dapat meregulasi diri untuk menjamin kemandiriannya (Sarwar, 2020).
Selama pandemi, pola asuh authoritative orang tua bagi anak dapat
diwujudukan dalam bentuk menjaga kesehatan anak, mendampingi anak belajar
daring, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama, menciptakan
lingkungan aman dan nyaman, menjalin komunikasi yang intens dengan anak,
melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah (Kurniati, 2020). Ilyun (2021),
mengatakan bahwa pola asuh orang tua yang tepat akan mempengaruhi motivasi
50

belajar anak menjadi lebih baik karena adanya hubungan keluarga yang hangat
antara orang tua dan anak, sehingga dapat tercipta suasana kebahagiaan yang
diperoleh anak. Hal tersebut dapat menumbuhkan semangat anak. Apabila
kemampuan anak dikombinasikan dengan motivasi yang anak punya baik secara
internal maupun eksternal anak akan mempunyai semangat tinggi dan
bersungguh-sungguh dalam belajar serta tidak mudah putus asa sehingga dapat
memperoleh hasil belajar dengan baik.
Menurut pendapat peneliti bahwa agar orang tua dapat menjaga kesehatan
anaknya, maka orang tua mengajarkan kepada anak untuk mengikuti protocol
kesehatan. Saat mengajarkan penerapan hidup sehat, orang tua perlu memberikan
contoh hidup sehat, rapi dan selalu menjaga protokol sebagai bentuk dari
mendidik anak. Anak cenderung lebih cepat belajar dengan cara meniru
lingkungannya, sehingga penting untuk menerapkan hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Edukasi tentang hidup sehat, dapat disampaikan dengan
memberikan contoh untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
dan menggunakan masker jika harus ke luar rumah. Selain itu, orang tua juga
perlu memastikan asupan makanan yang bergizi dan teratur.
Orang tua juga harus menentukan bentuk pola asuh sebagai tujuan atau
harapan dalam mendidik anak-anak mereka. Bisa saja menggunakan semua
bentuk pola asuh sekaligus atau secara bergantian. Selain itu, karakter atau sifat
bawaan anak merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh orang tua
dalam menerapkan suatu bentuk pola asuh. Bagi anak-anak yang agresif, lebih
baik menggunakan pola asuh yang otoriter, sedang anak-anak yang muda merasa
takut dan cemas lebih baik digunakan pola yang demokratis. Yang sering terjadi
adalah orang tua tidak pernah memperhatikan faktor karakter anak ketika
menerapkan pola asuh. Anak yang introvert, penakut, dan pendiam justru harus
mendapatkan perhatian lebih dalam pengasuhan.
51

B. Peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa
pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran


orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa pandemic Covid 19
diketahui bahwa orang tua selalu memotivasi anak untuk belajar dan anak bisa
membagi waktu antara belajar dan bermain. Orang tua juga selalu memberikan
semangat kepada anak untuk rajin belajar. Hasil wawancara juga diketahui bahwa
peran orang tua dalam membimbing anak bertambah ketika adanya Covid 19.
Orang tua selalu mendampingi anak untuk aktif dalam belajar dirumah selama
masa pandemi Covid 19. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Lia
(2021), dalam jurnal penelitiannya menjelaskan bahwa dengan adanya pandemi
ini terdapat beberapa perubahan dalam sistem pembelajaran diantaranya tidak ada
aktivitas belajar mengajar di sekolah, dan beralih pada belajar dirumah sehingga
siswa mengalami beberapa perubahan dalam proses pembelajaran dan
mengalihkan peran orang tua sebagai peran penting dalam proses belajar
mengajar yang membuat rasa antusiasme pada diri anak dalam belajar terus
meningkat. Hal ini mengakibatkan tugas seorang guru berpindah ke orang tua
dengan membimbing anak dan memfasilitasi sarana pendukung untuk proses
pembelajaran.
Situasi pandemic Covid-19, telah mengubah segalanya. Saat ini, peran orang
tua benar-benar menjadi hal utama dalam menciptakan kebahagiaan dan
kesuksesan seorang anak. Beragam bentuk pola asuh tentu akan berimplikasi
terhadap pembentukan karakter anak. Orang tua yang notabennya sebagai
lingkungan terdekat anak, segala perilakunya akan diamati bahkan diimitasi oleh
anak itu sendiri. Sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Hurlock (2019),
perlakuan orang tua ke anak akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak.
Kondisi pengasuhan dan komunikasi dalam keluarga memiliki dampak negatif
maupun positif terhadap perkembangan anak. Jika anak sering mendapatkan
kritikan, anak akan belajar mudahnya menyalahkan orang lain; jika anak sering
mendapat penghinaan, anak akan tumbuh menjadi pribadi pemalu; jika anak
mendapatkan toleransi, anak belajar menjadi pribadi sabar, begitu juga jika anak
52

hidup dengan pujian, anak akan mengembangkan penghargaan pada diri sendiri
maupun orang lain lain (DepKes, 2020).
Dalam perannya orang tua mampu memotivasi siswa dengan menciptakan
suatu pembelajaran yang optimal walaupun kondisi pembelajaran yang sedikit
berbeda. Dilihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa pentingnya peranan
orangtua dalam pendidikan anak untuk perkembangan dan hasil belajar siswa,
karena orangtua yang memperhatikan pendidikan anak ketika di rumah (Theresia,
2020). Sehingga orang tua sangat berperan aktif dalam menuntun anak untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar. Pemberian edukasi terhadap anak sangat
perlu diterapkan pada anak, sebagaimana beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa selain guru yang berperan dalam proses pembelajaran siswa, orang tua pun
memiliki peran penting dalam ruang lingkup pendidikan (Valeza, 2019).
Kurangnya Pendidikan anak di rumah dapat memberikan efek negatif pada
keberhasilan siswa dalam belajar sebagaimana disebutkan bahwa orang tua
adalah sisi lain yang berperan sebagai orang terdekat ketika melakukan belajar
siswa (Misdar, 2020). Menurut Saumi (2021), juga menjelaskan bahwa
penanaman konsep yang pertama didapatkan dari lingkungan keluarga yang
memiliki peran yang sangat erat dalam menunjang minat belajar siswa, karena
dimasa pandemi covid-19 minat belajar yang terdapat pada setiap siswa
mengalami penurunan dan memiliki hambatan yang berbeda-beda. Dengan
demikian motivasi belajar akan tumbuh pada diri siswa jika ada seseorang yang
merangsangnya.
Menurut pendapat peneliti bahwa orang tua selalu memberikan perhatian dan
dukungan langsung pada anak seperti membantu dalam kegiatan belajar dirumah
sehingga membuat anak lebih semangat dan terdorong untuk mencoba hal yang
baru dalam mengetahui materi yang dipelajari dan selalu berfikir untuk maju
karena orang tua memiliki arahan atau fikiran yang sama untuk anaknya. Oleh
karena itu orang tua berperan penting dalam membimbing siswa agar
pembelajaran lebih bermakna dan dicerna baik oleh siswa. Dengan demikian
orang tua perlu mempelajari beberapa Teknik-teknik belajar, dapat memotivasi
anak hingga dapat mendekatkan anak terhadap ilmu pengetahuan. Maka dari itu
53

perlu adanya penanaman konsep untuk memotivasi anak demi mencapai


pembelajaran yang ideal disesuaikan dengan tingkat pola pikir anak dan memberi
dampak baik pada hasil belajar, Salah satunya peran dari orang tua ketika proses
belajar anak dirumah.
C. Kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah oleh
karena perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di
sekolah selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah oleh karena
perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di sekolah
selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu mendampingi
anak dalam proses belajar oleh karena pembelajaran secara daring, sehingga
ketika orang tua tidak mendampingi anak maka gadget yang digunakan anak
tersebut akan disalahgunakan anak untuk bermain game online, youtube untuk
menonton film, facebook. Hasil wawancara juga diketahui bahwa ketika anak
belajar secara daring dan mendapat tugas secara online, orang tua juga merasa
bingung untuk membantu anak oleh karena kurangnya pengetahuan orang tua
terhadap pengoperasian gadget, sehingga orang tua meminta bantuan kepada
kakaknya untuk dapat mendampingi anak dalam menyelesaikan tugasnya. Orang
tua juga merasa kesulitan untuk mengisi pulsa data ketika data internet habis oleh
karena kondisi ekonomi keluarga selama masa pandemi yang membuat
pendapatan keluarga menjadi berkurang.
Kendala selanjutnya yang dirasakan orang tua yaitu mereka harus
meluangkan lebih ekstra waktu kepada anak anak mendampingi belajar online,
mereka harus membagi waktu lagi untuk mendampingi anak-anaknya dalam
belajar online, untuk mendampingi anak-anak dalam belajar online tentunya akan
berpengaruh pada aktivitas pekerjaan rutin sehari-hari yang akan menjadi
berkurang, terkadang para orang tua juga ikut belajar bersama anak-anaknya dan
ikut membantu mengerjakan tugas bersama-anak anaknya.Hampir semua orang
tua dalam penelitian ini sepakat mengatakan pembelajaran online dirasa sangat
tidak efektif dalam perkembangan belajar siswa. Mereka berharap pembelajaran
54

tatap muka agar segera aktif kembali dilakukan karena sangat membantu orang
tua yang sudah merasa kewalahan dan stress mengajarkan anaknya di rumah.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Prawiyogi (2020), dalam jurnal
penelitiannya mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh efektif dilakukan pada
siswa. kebanyakan orang tua menganggap bahwa pembelajaran dirumah sama
saja efektifnya. Namun, tidak semua orang tua menganggap bahwa pembelajaran
dirumah sama efektifnya dengan disekolah karena kurangnya sarana dan prasana
Ketika proses pembelajaran termasuk alat teknologi yang menjadi poin penting
dalam terlaksananya pembelajaran dirumah hingga orang tua tidak melaksanakan
proses pembelajaran dirumah. Cahyati (2020), juga menygatakan bahwa ketika
pembelajaran dirumah setidaknya memilki kemampuan untuk menggunakan
suatu alat teknologi berupa computer, Hp, maupun kesiapan dalam jaringan
internet.
Masa pandemi seperti sekarang ini anak sekolah lebih banyak berhadapan
dengan Handphone (HP), karena HP memang sedang sangat dibutuhkan di
kondisi seperti ini untuk menunjang belajar. Diperlukan pengawasan yang ketat
dari orang tua agar anak tidak berlebihan dalam bermain HP, karena di masa
pandemi anak akan merasa cepat bosan pada aktivitas-aktivitas yang
dilakukannya di rumah dan disitulah hp secara mudah dan cepat dapat menjadi
alternatif anak untuk berpindah aktivitas. Bakar (2020) berpendapat bahwa
pengawasan orang tua sangat penting dalam penggunaan HP agar mencegah hal
negatif dan menjadikan penggunaan HP lebih bermanfaat.
Kebudayaan tentang PSBB di sekolah di pertengahan bulan maret 2020 yang
meniadakan pembelajaran tatap muka dan digantikan dengan Pembelajaran jarak
jauh atau daring atau pembelajaran online membuat orang tua merasa kewalahan
dalam mengajarkan anaknya di rumah. Proses pembelajaran online siswa
membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar pembelajaran dapat
berlangsung dan memiliki kualitas pembelajaran yang lebih baik. Sarana dan
prasarana tersebut diantaranya adalah smartphone (handphone pintar),
komputer/laptop, aplikasi, serta jaringan internet yang digunakan sebagai media
dalam berlangsungnya pembelajaran. Untuk melakukan permbelajaran online
55

selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi
dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Pemberlakuan pembelajaran online membuat orang tua merasa harus
mengeluarkan biaya ekstra dalam pengeluaran keuangan karena orang tua harus
menyisihkan uangnya untuk pembelian pulsa kuota agar bisa mengakses internet
dari HP atau laptop sebagai alat belajar siswa di rumah selama pembelajaran
online. Tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana
tersebut mengingat status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses
pemberlajaran berbasis online tidak tersampaikan dengan sempurna (DepKes,
2020).
Kebijakan belajar dari rumah, secara positif memberikan banyak waktu
antara anak dan orang tua untuk saling interaksi dan lebih mengenal anggota
keluarga. Dimana secara tidak langsung, kebijakan belajar dan bekerja dari rumah
telah mengembalikan fungsi keluarga sebagai pusat segala kegiatan dan tempat
utama terjadinya pendidikan bagi anak. Namun, di sisi lain, dalam mendampingi
anak belajar secara daring, sebagian orang tua mengalami kesulitan dalam
mengarahkan anak untuk belajar (Sabiq, 2020), sehingga orang tua cenderung
mengalami stress, khususnya seorang ibu rumah tangga yang mendadak harus
mendampingi anak-anaknya belajar dengan segala kesulitannya. Selain itu,
seorang anak juga dapat mengalami stress akademik, akibat banyaknya tekanan
terkait berbagai tuntutan tugas sekolah (Muslim, 2020). Jika situasi penuh
tekanan baik dari orang tua maupun dari anak terus terjadi, maka rentan sekali
terjadinya stress pengasuhan, yang akhirnya menyebabkan kemerosotan kualitas
dan efektivitas perilaku pengasuhan, seperti menurunnya kehangatan perilaku
pengasuhan dan meningkatnya pendisiplinan yang keras (Lestari, 2019).
Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan problem emosi dan
perilaku pada anak (Sarwar, 2020).
Menurut pendapat peneliti bahwa untuk melakukan permbelajaran online
selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi
dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet.
Pemberlakuan pembelajaran online membuat orang tua merasa harus
56

mengeluarkan biaya ekstra dalam pengeluaran keuangan karena orang tua harus
menyisihkan uangnya untuk pembelian pulsa kuota agar bisa mengakses internet
dari HP atau laptop sebagai alat belajar siswa di rumah selama pembelajaran
online. Tidak semua keluarga/orang tua mampu memenuhi sarana dan prasana
tersebut mengingat status perekonomian yang tidak merata. Sehingga proses
pemberlajaran berbasis online tidak tersampaikan dengan sempurna
D. Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi
untuk giat belajar selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi untuk giat
belajar selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa informan selalu tegas
dalam membimbing dan mendampingi anak dalam belajar. Orang tua juga selalu
memberikan motivasi dan semangat kepada anak dalam proses belajar dan
mengingatkan anak untuk menyelesaikan tugas oleh guru. Hasil wawancara juga
diketahui bahwa orang tua selalu mengikuti mood anak dalam belajar, sehingga
kondisi yang dilakukan tersebut tidak menjadi beban bagi anak dalam belajar.
Keluarga adalah institusi pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Pada institusi keluarga ini seorang anak mengalami apa yang disebut sebagai
pengasuhan. Keberhasilan seorang anak dalam melewati tugas-tugas
pertumbuhan dan perkembangannya sangat bergantung pada pola pengasuhan
yang diberikan di dalam keluarga, (Adnan, 2018). Pola asuh yang diterapkan
orang tua akan tercermin tidak hanya dari perilaku anak secara umum akan tetapi
dapat tercermin juga pada kebiasaan siswa dalam belajar. Kepedulian orang tua
dalam mendorong dan memotivasi agar anak memiliki kebiasaan belajar yang
baik ditunjukkan dalam berbagai bentuk, antara lain: (1) membantu memecahkan
kesulitan belajar, (2) mendorong semangat dan kesungguhan belajar, (3)
melakukan pemantauan saat anak sedang belajar, (4) mengingatkan anak pada
tugas-tugas belajar , (5) keterlibatan orang tua di sekolah, (6) mengadakan diskusi
dengan anak, (7) membatasi waktu bermain dan menonton televisi, dan (8)
menerapkan sanksi dan memberikan hadiah, (Dasmo, Nurhayati, dan Marhento,
(2015)). Orang tua merupakan orang yang pertama kali dikenal dan dekat dengan
57

anak, keberadaan siswa antara di sekolah dengan di rumah tentunya lebih banyak
di rumah, maka dari itu peran orang tua sebagai orang yang dekat dengan siswa
dinilai sangat penting terutama dalam memotivasi belajar siswa, (Rumbewas,
Laka, dan Meokbun (2018).
Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak dapat berpengaruh terhadap
motivasi belajarnya. Anak yang mendapatkan perhatian dari orang tua merasa di
dalam dirinya terdapat kasih sayang dan kepedulian sehingga anak menjadi
nyaman dan senang berada di dekat orang tuanya serta lebih mudah untuk
diarahkan ke hal-hal yang baik, misalnya diperintah untuk belajar. Lain halnya
ketika anak tidak mendapatkan perhatian, anak akan mencari perhatian di luar
karena tidak dekat dengan orang tuanya dan cenderung lebih mudah mengikuti
keadaan di lingkungan sekitarnya. Sama halnya dengan pendapat (Fadhilah,
2019). Sikap orang tua yang selalu memerhatikan kemajuan belajar anaknya,
akan mendorong anak lebih semangat dalam belajar. Perhatian dan peran orang
tua memang sangat dibutuhkan oleh anak, karena dalam usia ini, mereka belum
mampu mandiri dalam segala hal, termasuk dalam belajar.
Menurut pendapat peneliti bahwa perhatian yang diberikan oleh orang tua
sangatlah penting untuk dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar. Salah
satu upaya orang tua dalam memotivasi anak dalam belajar ialah dengan
membantu anak dalam membimbing ketika mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru, mendampingi dan menjelaskan kepada anak, ketika anak bingung
terhadap tugas yang dikerjakan dan memberikan pujian dan semangat kepada
anak untuk dapat meraih prestasi yang baik. Dengan demikian perhatian yang
diberikan orang tua melalui pendampingan anak dalam belajar dilihat dari cara
orang tua memahami kesulitan anak, mampu menjelaskan materi yang tidak
dimengerti anak, dan memiliki respon yang baik dalam pembelajaran daring di
sekolah.
58

E. Penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan prestasi


belajar anak selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan prestasi belajar
anak selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu
memeriksa hasil belajar anak sepulang sekolah dan mengulang pelajaran yang
didapat disekolah. Orang tua juga selalu mengingatkan anak untuk dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua juga selalu mengajak
anak refresing ditempat wisata terdekat guna meningkatkan minat dan motivasi
belajar anak. Hasil wawancara juga diketahui bahwa orang tua akan memberikan
hadiah kepada anak ketika mendapat prestasi yang baik. Orang tua juga
memotivasi anak untuk bisa meniru prestasi kakaknya, dimana merupakan salah
satu sikap orang tua untuk meningkatkan minat belajar anak.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Lia (2021), dalam jurnal
penelitiannya mengatakan bahwa penanganan yang dilakukan orang tua agar
dapat meningkatkan prestasi belajar anak selama masa pandemic Covid 19
melalui pendampingan anak dalam belajar dilihat dari cara orang tua memahami
kesulitan anak, mampu menjelaskan materi yang tidak dimengerti anak, dan
memiliki respon yang baik dalam pembelajaran daring di sekolah. Selain itu pula
orang tua menjalin komunikasi dengan baik, dengan membangun komunikasi
antara orang tua dengan anak perlu strategi yang membuat anak bisa
menyampaikan kesulitan yang dialami. Orang tua berusaha membuat komunikasi
yang baik dengan anak, dengan menanyakan kesulitan dalam proses pemahaman
materi ketika belajar dan membuat anak dapat terbuka dengan orang tua.
Hasil ini pula sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lanes (2021),
mengatakan bahwa penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat
meningkatkan prestasi belajar anak selama masa pandemic Covid 19 dimana
dalam keterbukaan anak terhadap orang tua selalu menjadi poin penting dalam
keluarga, terbuka tentang apa yang dialami dan dirasakan anak, selalu memberi
empati mengenai perasaan anak, dan memberikan dukungan penuh dan bersikap
59

positif dalam proses pembelajaran daring dan hal tersebut dapat memicu anak
untuk selalu merasa senang dan nyaman dalam belajar di rumah.
Dila (2021), dalam jurnal penelitiannya juga menjelaskan bahwa penanganan
yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan prestasi belajar anak selama
masa pandemic Covid 19 dimana ketika anak bosan dan sampai tidak mau belajar
adalah dengan memberikan motivasi dan memberikan nasehat kepada anak agar
anak tetap mau belajar. Pemberian motivasi dan nasihat kepada anak juga telah
dibuktikan oleh Rustiana dan Amalia (2021) dan menghasilkan hal yang sama
pada penelitiannya yang menyatakan bahwa peran orang tua sebagai motivator,
orang tua di desa Cibadak memberikan stimulus-stimulus kepada anaknya agar
mereka rajin belajar dan memahami betapa pentingnya ilmu pengetahuan.
Menurut pendapat peneliti bahwa orang tua harus senantiasa memberikan
bimbingan secara berkelanjutan. Pada masa pandemi dan pembelajaran
dilaksanakan secara daring, anak akan sering berada di rumah dan akan lebih
banyak diajarkan oleh orang tuanya. Maka prestasi belajar anak sangat didukung
oleh bimbingan belajar yang diberikan orang tua secara berkelanjutan, langsung
maupun tidak langsung. Hasil dari bimbingan dan arahan yang baik dari orang
tua akan menimbulkan dampak yang positif bagi anak, salah satunya adalah
peningkatan prestasi belajar anak di sekolah, berdasarkan hasil penelitian anak
yang mendapat perhatian dan bimbingan yang cukup dari orang tua mengalami
peningkatan prestasi belajar, karena orang tuanya dapat meluangkan waktu di
sela-sela kesibukan pekerjaan orang tuanya.
60

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga
selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak didalam keluarga selama
masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa ibu selalu mengingatkan anak
untuk selalu berada dirumah ketika pulang sekolah dan anak selalu tertib
waktu untuk belajar. Ibu juga selalu memantau aktifitas anak setiap hari
sehingga anak tidak tertular virus corona. Ibu juga merasa khawatir ketika
anak bermain jauh dari rumah akan tetapi ibu selalu mengingatkan anak
untuk selalu memakai masker ketika keluar rumah ataupun bahkan bermain
bersama teman sebaya disekitaran lingkungan dan selalu mencuci tangan.
Informan juga selalu mengecek tugas yang diberikan oleh guru ketika anak
pulang sekolah sehingga informan dapat mendampingi anak untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
2. Peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa
pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar selama masa pandemic
Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu memotivasi anak untuk belajar
dan anak bisa membagi waktu antara belajar dan bermain. Orang tua juga
selalu memberikan semangat kepada anak untuk rajin belajar. Hasil
wawancara juga diketahui bahwa peran orang tua dalam membimbing anak
bertambah ketika adanya Covid 19. Orang tua selalu mendampingi anak
untuk aktif dalam belajar dirumah selama masa pandemi Covid 19.

60
61

3. Kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah


oleh karena perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses
belajar di sekolah selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


kesulitan yang dialami orang tua selama membimbing anak di rumah oleh
karena perhentian segala aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di
sekolah selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua selalu
mendampingi anak dalam proses belajar oleh karena pembelajaran secara
daring, sehingga ketika orang tua tidak mendampingi anak maka gadget yang
digunakan anak tersebut akan disalahgunakan anak untuk bermain game
online, youtube untuk menonton film, facebook. Hasil wawancara juga
diketahui bahwa ketika anak belajar secara daring dan mendapat tugas secara
online, orang tua juga merasa bingung untuk membantu anak oleh karena
kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pengoperasian gadget, sehingga
orang tua meminta bantuan kepada kakaknya untuk dapat mendampingi anak
dalam menyelesaikan tugasnya. Orang tua juga merasa kesulitan untuk
mengisi pulsa data ketika data internet habis oleh karena kondisi ekonomi
keluarga selama masa pandemi yang membuat pendapatan keluarga menjadi
berkurang.
4. Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi
untuk giat belajar selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


perhatian yang diberikan orang tua kepada anak agar anak termotivasi untuk
giat belajar selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa informan
selalu tegas dalam membimbing dan mendampingi anak dalam belajar.
Orang tua juga selalu memberikan motivasi dan semangat kepada anak
dalam proses belajar dan mengingatkan anak untuk menyelesaikan tugas oleh
guru. Hasil wawancara juga diketahui bahwa orang tua selalu mengikuti
mood anak dalam belajar, sehingga kondisi yang dilakukan tersebut tidak
menjadi beban bagi anak dalam belajar.
62

5. Penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan


prestasi belajar anak selama masa pandemic Covid 19

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


penanganan yang dilakukan orang tua agar dapat meningkatkan prestasi
belajar anak selama masa pandemic Covid 19 diketahui bahwa orang tua
selalu memeriksa hasil belajar anak sepulang sekolah dan mengulang
pelajaran yang didapat disekolah. Orang tua juga selalu mengingatkan anak
untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Orang tua juga
selalu mengajak anak refresing ditempat wisata terdekat guna meningkatkan
minat dan motivasi belajar anak. Hasil wawancara juga diketahui bahwa
orang tua akan memberikan hadiah kepada anak ketika mendapat prestasi
yang baik. Orang tua juga memotivasi anak untuk bisa meniru prestasi
kakaknya, dimana merupakan salah satu sikap orang tua untuk meningkatkan
minat belajar anak.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan agar dapat memberikan dan menambah
wawasan bagi peneliti dan menerapkan ilmu dan memberikan solusi
mengenai “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama Masa
Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”.
2. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian diharapkan agar orang tua harus mengingatkan anak
agar mau belajar, mendampingi anak saat mengerjakan tugas maupun
belajar, membimbing anak ketika mendapati kesulitan belajar, memberikan
hadiah kecil seperti jajan saat anak rajin belajar atau mendapatkan nilai
yang baik, menanyakan aktivitasnya, mengatur waktu belajar dan bermain
anak agar bisa disiplin. Perhatian orang tua sangatlah penting karena dapat
mempengaruhi motivasi belajar anak, ketika anak memiliki motivasi
belajar yang baik, anak akan senang belajar dan mendapatkan hasil atau
nilai yang baik.
63

3. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian diharapkan agar dapat menambah kelengkapan literatur
dalam pengembangan riset keperawatan khususnya tentang pola asuh orang
tua terhadap anak sekolah selama masa pandemi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan agar dapat dijadikan sebagai masukan dan
data dasar bagi penelitian selanjutnya dan dapat meneliti faktor lain yang
mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak sekolah selama masa
pandemi.
64

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz, Alimul Hidayat. 2019. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Penerbit. Salemba Medika.

Adek, 2019. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap karakteristik anak. Viewed 13
http://valmband.multiply.com/jurnal/item/31/pengaruh-pola-asuh-orang-
tuaterhadap-karakteristik-anak.

Baumrind, 2019. Pola asuh otoritas orang tua.Jakarta :YayasanObor Indonesia.

Darwis, S. D. 2019. Metode Penelitian. Jakarta : EGC.

DepKes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2020 : Menuju Indonesia Sehat 2020.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Dewi, I. 2020. Mengenal bentuk pola asuh orang tua. Viewed 2 september 2020,
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20080706135419.

Eka Nirmalasari, 2019. Pola asuh orang tua dalam membentuk kecerdasan emosional
anak (kajian kitab tarbiyah al-aulad fi al-islam karya Abdullah Nashih Ulwan)
Yogyakarta.

Elizabeth B. Hurlock. 2017. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Hidayanti, W. 2017. Peran Orang Tua Dengan Pola Asuh Demokratis Terhadap
Prestasi Anak Didesa Sipatuhu Kec,Bandung Kab,Oku Selatan. Lampung : UIN
Raden Patah intan.

John W. Santrock, 2017. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas. Jakarta : PT.
Erlangga.

Junaidi, W. 2019. Macam-macam pola asuh orang tua.Dari


http:www.blogspot.com.Diunduh pada 22 November 2019.

Latifah, A. 2019. Pola Asuh Orang Tua Dalam Mendidik Disiplin Anak di Desa
Margorukun Kecamatn Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin. Palembang :
UIN Raden Fatah.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2019. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2019. Konsep Pengetahuan, Pendidikan dan Perilaku


Kesehatan. Jakarta, EGC.
65

Nursalam, 2019. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Rakhmawati, I. 2018. Peran Keluaraga Dalam Pengasuhan Anak. Jurnal Bimbingan


Konseling Islam, Vol. 6, No 1.

Septiari, B. 2019. Mencetak Anak Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Soetjiningsih, 2018. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Edisi Revisi).
Bandung : CV. Alfabeta.

Tohirin, 2018. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Wulansari, M. 2020. Hubungan Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan Lingkungan
Sekolah dengan Kecerdasan Emosional Anak Siswa SD Kelas V Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman Tahun 2020. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.

Zulma, I. 2020. Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan prestasi pada
anak usia sekolah dasar (studi observasi analtik di SDI Darul Huda Semarang).
Skripsi fakultas ilmu keperawatan Universitas Islam Sultan Agung. Semarang.
66
Lampiran 1

SURAT IJIN PENGAMBILAN DATA AWAL


67
Lampiran 2

SURAT BALASAN PENGAMBILAN DATA AWAL


68
Lampiran 3

SURAT IJIN PENELITIAN


69
Lampiran 4

SURAT BALASAN IJIN PENELITIAN

No : 422/112/419.109.03.116/2022
Perihal : Balasan Permohonan Ijin Penelitian Yth. Dekan Fakultas Keperawatandan
kebidanan IIK STRADA Indonesia
Di Tempat

Dengan Hormat. Berdasarkan surat nomor : 406/IIK-STRADA/2/2.2.4.2/Vll/2022


yamng kami terima 24 Oktober 2022 yang bersangkutan melaksanakan
penelitian tanggal 24 s/d 31 Oktober 2022 di SD Tosaren 4 tirtoudan raya kota
kediri. Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya

Nama : Yuni Selfina Kobos


Nim : 2011B1006
Prodi : S1 Keperawatan
Fakultas : Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Judul Penelitian : Pola Asu Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama Masa
Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirtoudan Raya Kota Kediri

Kediri 24 Oktober 2022


70

Lampiran 5

INFORMED CONSENT

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI INFORMAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul ; “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama
Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; Wawancara mendalam.
3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian ; dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pola asuh orang tua terhadap anak sekolah selama masa pandemi.
4. Bahaya yang akan timbul ; tidak ada bahaya potensial bagi informan.
5. Hak undur diri ; informan memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia menjadi
informan tanpa ada paksaan apapun.
6. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada informan.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya sudah
jelas dengan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, saya dengan
penuh kesadaran bersedia menjadi informan penelitian dan tanpa keterpaksaan
menyatakan bersedia ikut dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

Kediri, November 2022 Responden


Peneliti

(Yuni Selvina Kobos) (…...................................)


NIM. 2011B1006 Saksi,
71

Lampiran 6

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Kepada Yth
Bapak/Ibu yang menjadi responden
Di
Tempat

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yuni Selvina Kobos
NIM : 2011B1006
Judul : Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama Masa Pandemi Di SD
Tosaren 4 Tirto Udan Kota Kediri

Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi S1


Keperawatan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan
STRADA Indonesia, yang akan melakukan penelitian saya mohon kesediaan
bapak/ibu untuk memberikan informasi dan jawaban dengan tujuan mengumpulkan
data sesuai dengan jawaban yang sudah terisi pada form yang disediakan peneliti.
Adapun tujuan dari peneliti adalah dapat meningkatkan pengetahuan tentang pola
asuh orang tua terhadap anak sekolah selama masa pandemi. Oleh karena itu saya
mohon untuk kesediaan bapak/ibu untuk menjadi informan dalam penelitian ini.
Penelitian ini bersifat bebas tanpa ada paksaan dan saya berjanji akan merahasiakan
hal-hal yang berhubungan dengan data bapak/ibu. Selanjutnya saya mohon kesediaan
bapak/ibu untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi informan.
Demikian permohonan penelitian ini saya buat, atas perhatian, bantuan dan
partisipasinya saya sampaikan terima kasih.

Kediri, November 2022


Peneliti

(Yuni Selvina Kobos)


NIM. 2011B1006
72

Lampiran 7

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK SEKOLAH SELAMA MASA


PANDEMI DI SD TOSAREN 4 TIRTO UDAN
KOTA KEDIRI

Petunjuk Pengisian

- Kesediaan bapak/ibu untuk mengisi dan menjawab kuesioner ini merupakan suatu
kehormatan bagi saya. Oleh karena itu, isilah dengan memberikan tanda silang (√)
pada jawaban yang menurut bapak/ibu yang paling benar dan tepat. Jawaban
bapak/ibu akan terjaga kerahasiaannya.

A. Data Umum
No. Informan : …………………
Tanggal Pengisian : …………………
1. Usia
≤ 25 Tahun
25-35 Tahun
≥ 35 Tahun

2. Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan

3. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Diploma/PT
4. Pekerjaan
Petani/IRT
Wiraswasta/Pengusaha/Berdagang
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri (PNS, TNI/POLRI)
73

B. Data Khusus

LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA

Nama (Inisial)
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan

No Daftar Pertanyaan Jawaban Informan


Bagaimanakah pola asuh yang diterapkan bapak/ibu kepada
1 anak didalam keluarga selama masa pandemic Covid 19?
Tolong Bapak/ibu berikan penjelasan!
Bagaimanakah peran bapak/ibu dalam memotivasi anak
2 untuk belajar selama masa pandemic Covid 19? Tolong
Bapak/ibu berikan penjelasan? Tolong Bapak/ibu berikan
penjelasan!
Seperti apasajakah kesulitan yang bapak/ibu alami selama
3 membimbing anak di rumah oleh karena perhentian segala
aktivitas di luar rumah termasuk proses belajar di sekolah?
Tolong Bapak/ibu berikan penjelasan!
Bagaimanakah perhatian yang bapak/ibu berikan kepada
4 anak agar anak termotivasi untuk giat belajar selama masa
pandemic Covid 19 ? Tolong Bapak/ibu berikan penjelasan!
Bagaimanakah penanganan yang bapak/ibu lakukan agar
5 dapat meningkatkan prestasi belajar oleh anak karena proses
pembelajaran jarak jauh yang membutuhkan pola asuh yang
baik dari orang tua? Tolong Bapak/ibu berikan penjelasan!
74

Lampiran 8

HASIL WAWANCARA MENDALAM

No. Informan 1
Usia 37 Tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT

No Daftar Pertanyaan Jawaban Informan


1 Bagaimanakah pola asuh yang Pola asuh yang saya terapkan ya seperti
diterapkan bapak/ibu kepada anak belajar yang tertib waktu,bantu bantu dalam
didalam keluarga selama masa rumah. Kita sebagai orang tua harus ingatkan
pandemic Covid 19? Tolong mereka karena mereka anak kecil, tidak tau
Bapak/ibu berikan penjelasan apa-apa soal Covid sekarang ini, sehingga
tugas kita ya, itu, kita harus terus pantau
aktifitas mereka setiap hari, sehingga mereka
tidak tertular virus itu
2 Bagaimanakah peran bapak/ibu Peran saya memotivasi anak waktu belajar ya
dalam memotivasi anak untuk belajar,waktu main ya bermain
belajar selama masa pandemic
Covid 19? Tolong Bapak/ibu
berikan penjelasan? Tolong
Bapak/ibu berikan penjelasan
3 Seperti apasajakah kesulitan yang Kesulitannya karena mereka belajarnya online
bapak/ibu alami selama dan belajarnya pakai Hp ya jadi kalau tidak
membimbing anak di rumah oleh didampingi anak saya maunya main game.
karena perhentian segala aktivitas
di luar rumah termasuk proses
belajar di sekolah? Tolong
Bapak/ibu berikan penjelasan!
4 Bagaimanakah perhatian yang Yang pastinya saya tegas waktu belajar saya
bapak/ibu berikan kepada anak agar dampingi sampai selesai. Kalau tidak tegas
anak termotivasi untuk giat belajar gak bisa mba, karna terkadang anak itu
selama masa pandemic Covid 19 ? bandel, tidak mau belajar, maunya nonton
Tolong Bapak/ibu berikan televisi atau main game mba. Jadi kita harus
penjelasan! tegas mba
5 Bagaimanakah penanganan yang Biasanya ya, saya ajak anak refresing
bapak/ibu lakukan agar dapat ditempat wisata dekat sini, biar anak senang
meningkatkan prestasi belajar oleh dan belajar pun dia akan senang nanti. Tiap
anak karena proses pembelajaran malam juga saya selalu pantau dia belajar,
jarak jauh yang membutuhkan pola tugas yang guru berikan juga selalu saya
asuh yang baik dari orang tua? tanya dan lihat, apa sudah dikerjakan atau
Tolong Bapak/ibu berikan belum, agar jangan dimarahi guru nanti
75

penjelasan ! disekolah

No. Informan 2
Usia 40 Tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT

No Daftar Pertanyaan Jawaban Informan


1 Bagaimanakah pola asuh yang Pola asuh yang saya terapkan ya seperti
diterapkan bapak/ibu kepada anak belajar yang tertib waktu, supaya bisa jadi
didalam keluarga selama masa anak yang pintar buat keluarga. Biasanya juga
pandemic Covid 19? Tolong saya khawatir kalau anak bermain jauh dari
Bapak/ibu berikan penjelasan rumah dan saya merasa khawatir tertular virus
itu. Saya selalu ngomong baik-baik dan
ingatkan untuk selalu pakai masker ketika
bermain dengan teman-teman
2 Bagaimanakah peran bapak/ibu Peran saya ya selalu ingatkan anak untuk rajin
dalam memotivasi anak untuk belajar sehingga bisa mendapat nilai yang
belajar selama masa pandemic baik. Setiap malam juga saya selalu membagi
Covid 19? Tolong Bapak/ibu waktu untuk belajar, menonton televisi dan
berikan penjelasan? Tolong waktu tidur selalu saya atur
Bapak/ibu berikan penjelasan
3 Seperti apasajakah kesulitan yang Kesulitannya banyak mba. Karna sekarang ini
bapak/ibu alami selama anak-anak juga belajarnya online atau pake
membimbing anak di rumah oleh Hp untuk belajar. Ini yang harus kita aktif
karena perhentian segala aktivitas dampingi mereka mba, karena anak akan
di luar rumah termasuk proses bermain game, membuka youtube untuk
belajar di sekolah? Tolong menonton film, main facebook kalo tidak kita
Bapak/ibu berikan penjelasan! dampingi
4 Bagaimanakah perhatian yang Perhatian yang diberikan ya seperti selalu cek
bapak/ibu berikan kepada anak agar kuota internet sehingga anak dapat selesaikan
anak termotivasi untuk giat belajar tugas yang guru berikan. saya juga selalu
selama masa pandemic Covid 19 ? dampingi anak ketika belajar, dan berikan
Tolong Bapak/ibu berikan semangat dan motivasi sehingga anak merasa
penjelasan! diperhatikan oleh orang tua. Mungkin itu mba
dari saya
5 Bagaimanakah penanganan yang Karena anak saya 2 dan yang cewenya sering
bapak/ibu lakukan agar dapat juara jadi saya sering gunakan itu sebagai
meningkatkan prestasi belajar oleh motivasi juga buat rajin belajar. Saya juga
anak karena proses pembelajaran kasih hadiah kepada anak apabila mereka
jarak jauh yang membutuhkan pola juara, seperti sepeda. Sehingga mereka senang
asuh yang baik dari orang tua? gitu mba. Kami sebagai orang tua juga merasa
Tolong Bapak/ibu berikan senang saat anak mendapat nilai prestasi yang
penjelasan ! baik disekolah. Kami bangga mba
76

No. Informan 3
Usia 35 Tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT

No Daftar Pertanyaan Jawaban Informan


1 Bagaimanakah pola asuh yang Ya yang biasanya diterapkan kepada anak ya
diterapkan bapak/ibu kepada anak belajar dari rumah waktu pagi kan, bangun
didalam keluarga selama masa tidur makan setelah itu kita liat Hp ada tugas
pandemic Covid 19? Tolong atau jadwal ya, tugas dari guru apa kita
Bapak/ibu berikan penjelasan kerjakan. Kalau komunikasi ya, saya tidak
memarahi anak dan selalu membimbing anak
untuk patuh pakai masker, sehingga tidak
tertular virus itu
2 Bagaimanakah peran bapak/ibu perannya ya anak anak saya juga aga lebai ya
dalam memotivasi anak untuk kasih semangat aja gitu
belajar selama masa pandemic
Covid 19? Tolong Bapak/ibu
berikan penjelasan? Tolong
Bapak/ibu berikan penjelasan
3 Seperti apasajakah kesulitan yang kesulitannya ya mungkin seperti kuota habis
bapak/ibu alami selama mba, pendapatan keluarga juga minim sekali
membimbing anak di rumah oleh mba karna kondisi virus ini. memang dikasih
karena perhentian segala aktivitas sama sekolah tapi ngga sampai 1 bulan gitu,
di luar rumah termasuk proses terus kita kan besiknya bukan guru jadi kita
belajar di sekolah? Tolong kan harus memahami anak tingkat
Bapak/ibu berikan penjelasan! kesulitannya di bagian yang mana gitu. Saya
juga tidak terlalu paham operasikan Hp
android mba, saya suruh kakak untuk bantu
gitu
4 Bagaimanakah perhatian yang saya selalu mengikuti mood anak jadi kalau
bapak/ibu berikan kepada anak agar tidak bisa fokus belajar saya biarkan dulu nant
anak termotivasi untuk giat belajar kalau moodnya sudah kembali membaik akan
selama masa pandemic Covid 19 ? saya dampingi lagi lanjut belajar gitu
Tolong Bapak/ibu berikan
penjelasan!
5 Bagaimanakah penanganan yang biasanya kalau anak saya malas belajar saya
bapak/ibu lakukan agar dapat ajak jalan kalau Sabtu, ke tempat rekreasi
meningkatkan prestasi belajar oleh delat sini. Biar anak senang, dan dia rajin
anak karena proses pembelajaran belajar mba. Saya juga selalu dampingi
jarak jauh yang membutuhkan pola belajar mereka tiap malam hari. Mungkin itu
asuh yang baik dari orang tua? saja sih mba
Tolong Bapak/ibu berikan
penjelasan !
77

No. Informan 4
Usia 378Tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT

No Daftar Pertanyaan Jawaban Informan


1 Bagaimanakah pola asuh yang selama masa pandemi ya kita harus selalu di
diterapkan bapak/ibu kepada anak rumah kan jadi main juga di lingkungan
didalam keluarga selama masa rumah,kalau mau keluar pakai masker,dari
pandemic Covid 19? Tolong luar mau masuk rumah cuci tangan.
Bapak/ibu berikan penjelasan
2 Bagaimanakah peran bapak/ibu peran saya bertambah seperti biasa bangun ya
dalam memotivasi anak untuk tetap bangun pagi, mandi, jam belajar ya
belajar selama masa pandemic harus pegang buku belajar sampai ya kurang
Covid 19? Tolong Bapak/ibu lebih waktunya lebih pendek daripada di
berikan penjelasan? Tolong sekolah, nanti untuk malam belajar lagi
Bapak/ibu berikan penjelasan seperti itu.
3 Seperti apasajakah kesulitan yang kesulitannya kan kalau tidak didampingi ya
bapak/ibu alami selama anaknya sulit diatur mba. Apalagi saat ini
membimbing anak di rumah oleh mereka belajarnya online juga. Saya juga
karena perhentian segala aktivitas di merasa pusing mba, karena tidak tau tugas
luar rumah termasuk proses belajar yang guru beri itu, saya minta bantuan
di sekolah? Tolong Bapak/ibu kakaknya untuk bantu adiknya
berikan penjelasan!
4 Bagaimanakah perhatian yang perhatiannya ya belajar tetap semangat,
bapak/ibu berikan kepada anak agar bermain ada waktunya sendiri, jam belajar ya
anak termotivasi untuk giat belajar belajar seperti ada PR dari sekolah ya
selama masa pandemic Covid 19 ? dikerjakan dulu gitu
Tolong Bapak/ibu berikan
penjelasan!
5 Bagaimanakah penanganan yang saya selalu memeriksa hasil belajar dari
bapak/ibu lakukan agar dapat sekolah, mengulang pelajaran dari sekolah
meningkatkan prestasi belajar oleh dan untuk pelajaran untuk besoknya berarti
anak karena proses pembelajaran materinya dipelajari hari ini. Saya juga
jarak jauh yang membutuhkan pola ingatkan anak untuk kerja PR yang guru
asuh yang baik dari orang tua? berikan agar dapat diselesaikan anak
Tolong Bapak/ibu berikan
penjelasan !
78

Lampiran 9

HASIL DOKUMENTASI PENELITIAN

(Peneliti melakukan wawancara dengan informan)


79

(Foto bersama guru dan siswa)


80

Lampiran 10

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Yuni Selvina Kobos


NIM : 2011B1006
Judul : Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sekolah Selama
Masa Pandemi Di SD Tosaren 4 Tirto Udan Kota
Kediri
Pembimbing : Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.Ns., M.Kes

No Tanggal Materi Bimbingan Paraf

8
81

Anda mungkin juga menyukai