Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

“ PENANGANAN AWAL KEJANG DEMAM PADA BAYI DAN BALITA”

BIDANG KEGIATAN :

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Dosen Pembimbing :

Novita Ana Anggraini, S.Kep., Ns., M.Kep

NIDN:................................

Anggota Kelompok :

1.Inggit Dea Puspita (1911B0027)

2.Jefrianus Beti (1911B0030)

3.Nera setyana (1911B1041)

4.Novia Mardiana (1911B0044)

5.Pratika Surya A (1911B0046)

6.Ria Syafira K (1911B0048)

7.Rina Rahmawati (1911B0049)

PROGAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

KEDIRI
2022

LEMBAR PERSETUJUAN

1.Judul Kegiatan : Pengabdian Masyarakat “Penanganan Awal Kejang Demam Pada


Bayi dan Balita”

2.Bidang Kegiatan : Keperawatan Gawat Darurat

3.Bidang Ilmu : S1 Ilmu Keperawatan

4. Ketua Pelaksana

a.Nama Lengkap : Novita Ana Anggraini, S.Kep., Ns., M.Kep

b.NIK : 13.07.11.105

c.NIDN/NUPN : 0727118601

d.Alamat : Srengat Blitar

5.Anggota Pelaksana : Inggit Dea Puspita (1911B0027)

Jefrianus Betty (1911B0030)

Nera Setyana (1911B0041)

Novia Mardiana (1911B0044)

Pratika Surya Anandayu (1911B0046)

Ria Syafira Khalili (1911B0048)

Rina Rahmawati (1911B0049)

6.Tempat Pelaksanaan : Jln. Tirtoudan Raya GG 05 No.03 RT. 27 RW.10

7.Waktu Pelaksanaan : Rabu, 27 Juli 2022

8. Jumlah Anggaran : Rp245.000,00


Ketua RT.27 Ketua Pelaksana

Rudy Prasetya

Novita Ana Anggraini, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0727118601

Dekan F2K Ketua LPPM


Institut Ilmu Kesehatan STRADA Institut Ilmu Kesehatan STRADA
Indonesia Indonesia

Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep., Ns., M.Kes Heri Saputro, S.Kep., Ns., M.Kep
NIDN. 0707037901 NIDN. 0728128502

Mengetahui,
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Rektor

Dr. dr. Sentot Imam Suprapto., M.M


NIDK. 8842201019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan ini yang berjudul “PENANGANAN
AWAL KEJANG DEMAM PADA BAYI DAN BALITA” sesuai waktu yangdi tentukan. Laporan
kegiatan ini kami susun sebagai tugas dari Program Studi S1 Keperawatan di Institut Ilmu Kesehatan
STRADA Indonesia.

Dalam penyusunan, kami mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr.dr.H. Sentot Imam Suprapto,M.M. Selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan


STRADA Indonesia.

2. Heri Saputro ,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Masyarakat.

3. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dekan F2K (Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan).

4. Semua Teman dan ihak yangtelah membantu dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh untuk di katakan sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan padamasa yang akan
datang .

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih. Semoga hasil laporan ini bermanfaat bagi kami
dan bagi pembaca.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia ynag paling penting didalam
kehidupan. Indikator pertama, kesehatan suatu bangsa dapat dilijat dari tinggi rendahnya angka
kematian pada bayi dan anak (Arifuddin,2016). Anak merupakan hal yang terpenting dan sangat
berarti bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan keluarga, nantinya anak juga
sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya
sakit, terutama bila anak mengalami kejang demam.

Kejang demam merupakan kelainan pada sistem neurologis dan sering dijumpai keadaan
tersebut terjadi pada anak-anak. Kejang dapat terjadi karena adanya peningkatan suhu tubuh.
Suhu tubuh pada bagian rektal biasannya mencapai 380C (Mangunatmadja, 2011). Kejang
demam yang terjadi pada anak perlu diwaspadai karena kejang yang terjadi dalam waktu yang
lama dapat mengakibatkan kematian (Wong, 2009). Faktor pemicu kejang demam yang paling
utama adalah karena demam itu sendiri. Demam pada anak biasanya disebabkan karena adanya
infeksi virus (Setiawati, 2009).

Demam tinggi yang terjadi pada anak akan berdampak negatif seperti dehidrasi, kerusakan
neurologis, kekurangan oksigen, dan kejang demam (Cahyaningrum, 2016). Salah satu cara
sederhana untuk penanganan demam supaya tidak menimbulkan kejang dapat dilakukan kompres
hangat. Penanganan tersebut dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk menurunkan suhu tubuh
pada anak (Aryanti. dkk, 2016)

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, keluarga anak diharapkan mampu
memahami tentang penyakit kejang demam.

b.Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, diharapkan keluarga pasien mampu :

1. Menjelaskan pengertian penyakit kejang demam pada bayi dan balita


2. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit kejang demam.

3. Menjelaskan cara penanganan saat kejang dan saat demam pada bayi dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kejang Demam

Kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang yang terjadi pada saat demam dan
tidak disebabkan oleh proses infeksi didalam kepala seperti : radang selaput otak (meningitis),
radang otak (ensifilitis), ataupun adanya infeksi lain seperti : infeksi saluran pernafasan,
infeksi saluran pada telinga dan infeksi pada saluran pencernaan. Kejang demam terjadi pada
anak pada usia 6 bulan sampai 5 tahun (Lusia, 2015).

Kejang demam yaitu kejang yang berbuhungan dengan demam, biasanya ditandai
dengan demam yang suhunya bisa mencapai 380C pada bagian rektal dan lebih dari 37,80C
dibagian aksilaris. Kejang demam terjadi pada saat anak berusia antara 3 bulan - 5 tahun,
untuk bangkitan kejang demam sendiri biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan
22 bulan (Seineld,2013).Dapat disimpulkan bahwa kejang demam adalah kejang yang terjadi
pada anak - anak saat adanya kenaikan suhu tubuh secara mendadak dan biasanya kejang
timbul pada hari pertama saat demam.

2.2 Penyebab Kejang Demam

Adapun menurut IDAI, penyebab terjadinya kejang demam antara lain : demam,
patologis otak, eklamsia, obat - obatan, ketidakseimbangan kimiawi seperti hiperkalemia,
hipoglikemia, dan asidosis (IDAI, 2013). Biasanya kejang demam diawali dengan adanya
infeksi virus atau bakteri. Adapun untuk penyakit penyerta dari kejang demam seperti
penyakit infeksi saluran pernafasan, gastroenteritis, dan otitis media. Meningkatnya suhu
tubuh secara cepat juga dapat mempengaruhi terjadinya kejang. Faktor hereditas juga
mempunyai peranan sekitar 8-22% anak yang mengalami kejang demam bisa juga orang tua
memiliki riwayat kejang demam pada waktu kecil (Lumbantobing. SM, 2007 ; Behrman. RE,
& Kliegman. RM, 2005).

2.3 Tanda dan gejala

1. Demam Terutama demam tinggi (suhu > 380 C)


2. Kejang tonik-klonik

a. Diawali dengan penurunan kesadaran selama 3 detik sampai 5 menit, kaku umum
pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung < 1 menit

b. Dapat disertai hilangnya kontrol kandung kemih dan usus

c. Tdiak ada respirasi atau apnoe (henti napas) dan sianosis

d. Saat tpnik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah

e. Letargi, konfulsi dna tidur f. Mata melihat ke atas, gigi dan rahang terkatup rapat,
lidah dan pipinya tergigi

2.4 Manifestasi Klinik

Kejang demam pada anak dapat terjadi bengkitan kejang dengan suhu tubuh
mengalami peningkatan secara cepat dan disebabkan karena adanya infeksi diluar susunan
saraf pusat seperti otitis media akut, tonsilitis, furunkolitis, dan bronchitis. Biasanya kejang
demam terjadi dalam waktu 24 jam pertama pada saat demam dan berlangsung singkat
dengan sifat bangkitan berbentuk tonik-klonik, klonik, tonik dan fokal atau akinetik. Kejang
demam dapat berhenti sendiri dan pada saat berhenti, anak tidak dapat memberikan reaksi
apapun, tetapi setelah berhenti beberapa detik atau beberapa menit anak kemudian sadar
kembali tanpa adanya kelainan pada saraf (Ngastiyah, 2014). Adapun ciri-ciri anak yang
mengalami kejang adalah sebagai berikut:

1. Suhu badan mencapai 390C.

2. Bagian tubuh termasuk pada tangan, kaki menjadi kaku, bagian kepala terkulai
kebelakang disusul dengan munculnya gejala kejut yang kuat.

3. Saat terjadi kejang anak mengalami kehilangan kesadaran, terkadang juga napas bisa
berhenti beberapa saat.

4. Kulit berwarna pucat sampai kebiruan dan bola mata naik ke atas.

5. Gigi terkatup dan terkadang disertai muntah.

6. Anak tidak dapat mengontrol untuk buang air kecil dan buang air besar (Djamaludin,
2010).

2.5. Cara Penanganan Kejang demam


Menurut (Ngastiyah, 2014) Penatalaksanaan saat kejang demam antara lain sebagai
berikut :

1. Baringkan pasien ditempat yang datar, miringkan kepala pasien.

2. Singkirkan benda-benda disekitar pasien apabila dapat membahayakan keadaan


pasien.

3. Longgarkan pakaian jika mengganggu pernafasan.

4. Jangan memasang tongue spatel karena dapat beresiko lidah tergigit.

5. Bila pasien sadar segera berikan minuman hangat.

6. Pemberian oksigen untuk mencukupi perfusi jaringan.

7. Bila suhu pasien tinggi berikan kompres hangat.

2.6 Penatalaksanaan kejang demam

1. Medis

Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan yaitu :

a. Mengobati kejang secepat mungkin Bila pasien datang dalam keadaan status
konvulsivus, obat pilihan utama adalah diazepam yang diberikan secara intravena
(IV). Efek terapeutiknya sangat cepat dan efek toksik yang serius hampir tidak
dijumpai apabila diberikan secara perlahan dan tidak melebihi 50 mg persuntikan.
Setelah suntikan pertama IV ditunggu 15 menit, bila masih terdapat kejang di ulangi
suntikan kedua dengan dosis yang sama juga IV setelah suntikan kedua masih kejang
berikan suntikan ketiga dengan dosis yang sama akan tetapi pemberiannya secara IM,
diharapkan kejang berhenti. Bila belum juga berhenti dapat diberikan fenobarbital
paralidehid 4 % secara IV. Bila kejang tidak dapat dihentikan dengan obat-obatan,
maka sebaliknya anak dirawat di ruangan ICU untuk diberikan anastesia umum
dengan tropenitas yang diberikan oleh seorang ahli anastesi

b. Pengobatan penunjang Sebelum menagtasi kejang tidak boleh dilupakan perlu


pengobatan penunjang yaitu semua pakaian ketat dibuka, posisi kepala sebaikanya
miring untuk mencegah aspirasi isi lambung, bebaskan jalan napas untuk memperoleh
kebutuhan O2 (oksigen). Fungsi fital diawali secara ketat
c. Memberikan pengobatan rumah Setelah kejang diatasi harus disusul pengobatan
rumah, daya kerja diazepam sangat singkat yaitu berkisar 45-60 menit sesudah
disuntikan oleh karena itu perlu diberikan obat anti epileptik dengan daya kerja lebih
lama

d. Mencari dan mengobati penyebab Penyebab kejang demam yang disebabkan oleh
demam adanya infeksi respiratorius bagian atas dan otitis media akut, pemberian
antibiotik yang adekuat pelu diberikan untuk mengobati penyakit tersebut

2.7. Tindakan pertama saat anak kejang demam

1. Saat kejang berlangsung :

a. Pertahankan sikap tenang

b. Baringkan anak ditempat yang aman agar tidak ada kemungkinan

c. jatuh dan jauhkan benda berbahaya yang ada disekitar anak.

d. Miringkan anak

e. .Keluarkan sisa makanan seperi roti, permen dan sebagainya yang mungkin ada
dimulut anak

f. .Lepaskan pakaian / ikatan pada tubuh supaya anak bisa bernafas dengan leluasa,
Longgarkan pakaian disekitar kepala dan leher

g. .Jangan menahan gerakan anak seperti memegang tangan dan kaki yang terlalu kuat.

2. Turunkan suhu tubuh segera dengan kompres air hangat suam suam kuku secara
efektif :

a. Sediakan air hangat dalam waskom serta handuk kecil minimal 6 buah

b. Letakkan 5 handuk kecil yang sudah basah dan dingin terutama pada daerah kepala,
leher, dada, kedua ketiak dan lipat paha kanan kiri.

c. 1 handuk kecil disiapkan untuk menganti secara teratur dan terus menerus mulai dari
kepala, leher dan seterusnya.

2.8 Klasifikasi kejang demam pada bayi dan balita

1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau
lebih hal berikut ini :- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau
salah satu sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama

b. Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil

c. Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik,merasa seakan jatuh dari


udara

d. Gejala psikis, rasa takut

2. Kejang Parsial Kompleks

a. Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial


kompleks.

b. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik,mengecap-ngecap bibir,


mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan
tangan lainnya

c. Tatapan terpaku. ( Natsiyah : 2004 )

3. Kejang Umum.

a. Kejang Tonik

Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu
ekstremitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai
yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah
dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi
harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang
meningkatkarena infeksi selaput otak atau kernikteru

b. Kejang Klonik kejang klonik

dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal
yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3
detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya
tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio
cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh
ensepalopati metabolik.

c. Kejang Mioklonik

Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau
keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Kejang ini
merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat.

2.9 KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu

1. Kejang berulang

2. Epilepsi

3. Hemiparese

4. Gangguan mental dan belajar

2.10 UPAYA PENANGANAN KEJANG DEMAM ANAK

1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu

2. tubuh anak diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung
parasetamol

3. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol )

4. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak untuk mencegah
cedera bila anak sedang kejang.

5. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk

6. menghindari tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisamengganggu pernafasan.

7. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang dimasukkan ke dubur

8. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti kejang, tunggu
beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk menghindari anak tersedak

9. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan untuk mencari dokter atau
klinik yang terdekat dengan rumah untuk menghindari resiko yang lebih berbahaya
akibat terlambat mendapat pertolongan pertama. Pertolongan pertama pada kejang
demam

3. Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejang demam ialah :

1. tidak panik

2. Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan anakpada dasar


yang lembut

3. Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring

4. Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi

5. Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak

6. Jangan memberi obat ke mulut anak

7. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin

8. Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah Sakit

9. Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk mencari pemicu
damam dankejang serta mendapat saran danobat untuk pencegahan kejang demam di
masa yang akan datang
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Kegiatan

Topik : Penanganan Awal Kejang Demam Pada Bayi dan Balita

Sasaran : Ibu – ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)

Tempat : Jalan Raya Tirtoudan No.96

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Juli 2022

Waktu : 09.00 WIB –10.00 WIB

No Tahapan Kegiatan Waktu

Penyuluhan Sasaran

1. Pembukaan  Mengucapkan  Menjawab salam 10 menit


salam
 Memberikan respon
 Perkenalan

 Menjelaskan
tujuan

2. Penyajian  Menjelaskan  Mendengarkan 30 menit


pengertian kejang penyaji
demam
 Me,mperhatikan
 Menjelaskan penyaji
tanda dan gejala
kejang demam

 Menjelaskan cara
penanganan
yangtepat saat
kejang demam

3. Evaluasi  Tanya jawab  Penyuluh menjawab 15 menit


antara peserta dan pertanyaan dari
penyuluh peserta

4. Penutup  Menyimpukan  Peserta menjawab 5 menit


materi salam

 Salam

3.2 Metode

Penyuluhan Secara Langsung

3.3 Media

Power Point dan Leaflet

3.4 Pengorganisasian

1. Ketua Pelaksana : Novita Ana Anggraini, S.Kep., Ns., M.Kep

2. Wakil Pelaksana : Nera Setyana

3. Sekretaris : Rina Rahmawati

4. Bendahara : Ria Syafira Khalili

5. Sie Acara : Novia Mardiana

6. Humas : Jefrianus Betty

7. Moderator : Pratika Surya Anandayu

8. Penyaji : Nerra Setyana

9. Fasilitator : Novita Ana Anggraini, S.Kep., Ns., M.Kep

10. Dokumentasi : Inggit Dea Puspita

11. Perlengkapan : Novia & Rina

12. Konsumsi : Nera & Syafira


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kejang demam merupakan suatu keadaan dimana bangkitan kejang yang


terjadi karena peningkatan suhu tubuh (suhu recta l lebih dari 38°C) yangsering di
jumpai pada bayi dan balita. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat dan
kemudian kaku dan memutar matanya, anak tidak responsif untuk beberapa
waktu ,nafas akan terganggu dan kulit akan tampak lebih gelap pada biasanya .
setelah kejang anak akan segera normal kembali, kejang biasanya berakhir kurang
dari satu menit, tetapi walaupun jarang terjadi selama lebih dari 15 menit. Oleh
karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk melakukan pemeriksaan pada anaknya
agar hal-hal yang tidak di inginkan dapat di ketahui sehingga kejang demam dapat di
cegah dengan sebaik mungkin.

B. Saran

Penanganan yang dapatdi lakukan seperti longgarkan pakaian yang tepat,


terutama di sekitar leher. Singkirkan benda yang berbahaya yangdapat melukai bayi,
jangan menahan gerak anak selama kejang, serta jangan menaruh benda apapun ke
dalam mulutnya, cobalah untuk tetap tenang karena kejang akan berhenti dalam
bebeapa menit kemudian. Setelah kejang berakhir langkah yang paling penting
adalah mengidentifikasi penyebab demamnya, segera bawa ke UGD untuk
mengetahui penyebab dan mendapat saran perawat lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai