Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM V

OSMOREGULASI

OLEH:

NAMA : AMDES MAHMUDAH


NIM : I1B121032
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : KHAIRUNNISA

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
OSMOREGULASI

(OSMOREGULATION)

Amdes Mahmudah1* dan Khairunnisa2


1
Jurusan Budidaya Perairan, Kendari Permai Blok F, Kec. Kambu, amdesmahmuda@gmail.com
2
Jurusan Budidaya Perairan, Jln. Perintis. No 10 Kel. Lalolara, Kec. Kambu,
khairunnisa242002@gmail.com

ABSTRAK

Osmoregulasi adalah proses pengaturan konsentrasi cairan dengan menyeimbangkan pemasukan


serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup, atau pengaturan tekanan osmotik
cairan tubuh yang layak bagi kehidupan sehingga proses-proses fisiologis dalam tubuh berjalan
normal, Setiap organisme pada saat beraktivitas masing-masing melakukan adaptasi untuk dapat
tetap bertahan hidup dalam lingkungannya. Praktikum pengamatan terhadap proses osmoregulasi
bertujuan untuk mengamati pengaruh salinitas yang berbeda terhadap proses osmoregulasi air
(ikan dan udang). Metode pengamatan yang dilakukan pada praktikum proses osmoregulasi yaitu
pengamatan secara langsung untuk mengetahui tingkah laku ikan terhadap perubahan tingkat
salinitas yang berbeda yaitu, 0, 15, 30, 45, dan 60 ppt, dengan objek pengamatan berupa
organisme ikan air tawar dan ikan air laut. Hasil yang didapatkan pada paraktikum ini yaitu
organisme ikan air tawar yang ditempatkan pada salinitas 0 ppt memiliki respon tingkah laku diam
di dasar toples. Ikan air laut yang ditempatkan pada salinitas 15 dan 30 ppt memiliki respon
tingkah laku diam di dasar toples. Ikan air laut yang ditempatkan pada salinitas 45 ppt memiliki
respon tingkah laku kepala menghadap kebawah dan aktif didasar toples. Ikan air laut yang
ditempatkan pada salinitas 45 ppt memiliki respon tingkah laku kepala menghadap kebawah dan
aktif didasar toples. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa setiap organisme
memiliki respon tingkah laku yang berbeda-beda pada tingkat salinitas yang berbeda pula.

Kata Kunci : Organisme, Osmoregulasi, Salinitas, Tekanan osmotik.

ABSTRACT

Osmoregulation is the process of regulating fluid concentration by balancing the inflow and
outflow of body fluids by living cells or organisms, or regulating the osmotic pressure of body
fluids that are appropriate for life so that physiological processes in the body run normally. can
survive in its environment. Practicum observation of the process of osmoregulation aims to
observe the effect of different salinities on the osmoregulation process of water (fish and shrimp).
The observation method used in the osmoregulation process practicum is direct observation to
determine fish behavior towards changes in different levels of salinity, namely, 0, 15, 30, 45, and
60 ppt, with the object of observation being freshwater fish and seawater fish organisms. The
results obtained in this practical are freshwater fish organisms placed at 0 ppt salinity that have a
silent behavioral response at the bottom of the jar. Saltwater fish placed at 15 and 30 ppt had a
silent behavioral response at the bottom of the jar. Seawater fish that are placed at a salinity of 45
ppt have a behavioral response facing down and are active at the bottom of the jar. Seawater fish
that are placed at a salinity of 45 ppt have a behavioral response facing down and are active at
the bottom of the jar. Based on the results obtained, it can be concluded that each organism has a
different behavioral response at different levels of salinity.

Keywords : Organisms, Osmoregulation, Osmotic Pressure. , Salinity


PENDAHULUAN Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilaksanakannya
Latar Belakang praktikum osmoregulasi yaitu untuk
Osmoregulasi adalah proses mengamati pengaruh salinitas yang
pengaturan konsentrasi cairan berbeda terhadap proses
dengan menyeimbangkan pemasukan osmoregulasi air ikan laut dan ikan
serta pengeluaran cairan tubuh oleh air tawar.
sel atau organisme hidup, atau Manfaat dilaksanakan
pengaturan tekanan osmotik cairan praktikum osmoregulasi yaitu
tubuh yang layak bagi kehidupan praktikan mampu mengetahui proses
sehingga proses-proses fisiologis osmoregulasi pada ikan air laut dan
dalam tubuh berjalan normal ikan air tawar.
(Pamungkas, 2012).
Ikan air laut terkena tekanan METODE PRAKTIKUM
osmotik yang lebih tinggi karena
salinitas di air laut lebih tinggi Waktu dan Tempat
daripada di dalam tubuhnya. Praktikum osmoregulasi
Sehingga untuk mencegah ketidak dilaksanakan pada hari Senin, 12 Juli
seimbangan tekanan osmotik
2023 Pukul 13.00 - Selesai WITA.
tersebut, ikan air asin mengeluarkan
kelebihan air melalui urin yang lebih Bertempat di Laboratorium
pekat dan menyerap air dari makanan Manajemen Sumber Daya Perairan,
yang mereka makan. Ikan juga Fakultas Perikanan dan Ilmu
memiliki kemampuan untuk Kelautan, Universitas Halu Oleo,
mengeluarkan kelebihan garam Kendari.
melalui organ rektal pada ikan
(Syakirin, 2015). Alat dan Bahan
Di sisi lain, ikan air tawar Alat yang digunakan pada
menghadapi tantangan osmoregulasi praktikum osmoregulasi yaitu, toples
yang berbeda. Air tawar memiliki digunakan sebagai wadah
konsentrasi garam yang lebih rendah pengamatan, handrefrakto meter
dari pada tubuh ikan. Oleh karena digunakan untuk mengukur salinitas
itu, ikan air tawar perlu mengambil pada air laut, seser digunakan untuk
garam dari lingkungan sekitarnya memindahkan sampel, dan alat tulis.
melalui insang dan mengeluarkan Bahan yang digunakan pada
urin yang sangat encer untuk praktikum ini yaitu, ikan air tawar
menghilangkan kelebihan air. dan ikan air laut sebagai objek
Beberapa ikan air tawar juga pengamatan, air laut dan air tawar
memiliki kemampuan untuk sebagai media pengamatan, garam
menyerap garam langsung dari air untuk mengatur salinitas pada air
melalui sel khusus di insang mereka laut, dan tissu untuk membersihkan
(Rahman et al., 2017). meja Laboratorium.
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas maka perlu Metode Pengamatan
dilakukan praktikum proses Metode pengamatan yang
osmoregulasi agar dapat mengetahui dilakukan pada praktikum proses
lingkah laku ikan dan pengaruhnya osmoregulasi yaitu pengamatan
terhadap salinitas yang berbeda-beda. secara langsung untuk mengetahui
tingkah laku ikan terhadap perubahan Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap
salinitas pada lingkungannya. salinitas yang berbeda
Langkah-langkah yang dilakukan Orga Salinit
Keterangan
yaitu menyiapkan wadah dengan nisme as
berisikan salinitas yang berbeda- Ikan air
0% Pasif
beda, kemudiam memasukkan hewan tawar
uji ke dalam tiap wadah lalu Ikan air
15 % Pasif
mengamati tingkah laku, arah laut
pergerakan serta jumlah ikan yang Ikan air
30 % Pasif
masih bertahan hidup. Serta laut
pengamatan pada perlakuan salinitas Ikan air
45 % Aktif
yang berbeda-beda yaitu. 0, 15, 30, laut
45 dan 60 ppt. Praktikum dimulai Ikan air
60 % Aktif
dengan menyiapkan 5 buah wadah laut
(toples) yang bersih dan melabel
masing-masing toples dengan Hasil pengamatan terhadap
salinitas: 0, 15, 30, 45, dan 60 ppt, perbandingan salinitas yang berbeda
dapat dilihat pada tabel berikut.
kemudian mengisi masing-masing
Tabel 2. Hasil perbandingan
wadah (toples) dengan salinitas terhadap salinitas berbeda
sesuai dengan konsentrasi label pada Organism
wadah (toples), setelah diisi Salinitas Keterangan
e
kemudian melakukan pengukuran Ikan air
15 % Agresif
pada masing-masing salinitas tawar
air/media asal organisme yang Ikan air
0% Pasif
laut
dijadikan hewan percobaan,
kemudian memasukkan secara Pembahasan
perlahan hewan uji kedalam tiap Berdasarkan hasil
wadah dan mengamati tingkah pengamatan didapatkan bahwa
lakunya, kemudian melakukan organisme ikan air air tawar ikan
pengamatan selanjutnya setiap 15 komet (Carassius auratus) yang
menit selama satu jam dan mencatat ditempatkan pada salinitas 0 ppt
semua tingkah laku, dan arah tidak mengalami gangguan, dan
pergerakan. tingkah lakunya tetap dalam keadaan
HASIL DAN PEMBAHASAN normal, hal tersebut terjadi karena
objek pengamatan tersebut
Hasil ditempatkan pada salinitas yang
Hasil yang diperoleh dari sesuai dengan habitatnya. Hal
pengamatan pengaruh salinitas yang tersebut didukung oleh. Nirmala et
berbeda terhadap proses al. (2015), bahwa tingkah laku ikan
osmoregulasi air (ikan dan udang) air tawar akan tetap normal apabila
dapat dilihat pada tabel berikut. ditempatkan pada keadaan sesuai
dengan habitat aslinya, habitat ikan
air tawar hidup pada salinitas 0-5 dan atau dipesisir adalah 5-30 ppt,
ppt. daerah tersebut merupakan habitat
Ikan air tawar yang organisme yang menjadi objek
ditempatkan pada salinitas 0 ppt pengamatan sehingga ikan air laut
cenderung diam didasar toples, hal tersebut masih dapat menunjukan
tersebut merupakan hal lazim sebagai tingkah laku yang normal.
bentuk adaptasi, diakibatkan karena Ikan air laut yang
ikan tersebut baru saja dipindahkan ditempatkan pada toples dengan
dari wadah penampungan ke toples. salinitas 45 ppt menunjukan tingkah
Hal tersebut sesuai dengan pendapat laku yang berbeda dengan ikan yang
Yasir & Khalil (2016), yang ditempatkan pada toples bersalinitas
menyatakan bahwa ikan yang diam 15 dan 30 ppt. Ikan air laut yang
didasar akuarium merupakan tingkah ditempatkan pada toples dengan
laku menyesuaikan diri terhadap salinitas 45 ppt selama pengamatan
kondisi lingkungan yang baru selalu memposisikan kepalanya
sehingga perubahan kondisi kebawah dan terlihat gelisah, objek
lingkungan yang baru tidak pengamatan selalu berenang di dasar
menyebabkan ikan stres. toples dan sesekali membenturkan
Respon tingkah laku ikan air kepalanya didasar toples, hsl tersebut
laut yang ditempatkan pada toples merupakan gejala bahwa ikan
bersalinitas 15 dan 30 ppt memiliki tersebut mengalami stress akibat
respon yang sama yaitu berada di perubahan salinitas. Hal isi sesuai
dasar toples dan tidak melakukan dengan pendapat Yatiningsih (2017),
banyak aktifitas, respon ikan air laut yang menyatakan bahwa perilaku
tersebut merupakan hal yang normal tersebut merupakan gejala stres
dan tidak menunjukan tanda-tanda ringan yang terjadi pada ikan,
stres. Hal tersebut dikarenakan ikan tingkah laku tersesbut terjadi pada
tersebut ditempatkan pada salinitas saat proses aklimatisasi ikan,
yang sesuai dengan kondisi pada sehingga ikan dapat beradaptasi
habitatnya yaitu berada di tepi laut. kembali pada lingkungannya.
Hal tersebut didukung oleh Perlakuan selanjutnya digu-
pernyataan Kasmi et al. (2023), yang nakan air bersalinitas 60 ppt.
menyatakan bahwa ikan hias air laut berdasarkan hasil pengamatan
beradaptasi dengan cara banyak terlihat bahwa ikan tersebut
berdiam diri, hal tersebut merupakan merespon kenaikan suhu ekstrim
sesuatu yang normal, dan dapat tersebut dengan berenang bahkan
diakibatkan karena ikan tersebut terapung dipermukaan air dengan
terkejut saat dipindahkan ke kepala menghadap ke bawah, bahkan
akuarium. Pernyataan diatas juga terkadang ikan tersebut mengalami
didukung oleh Budianto (2015), yang kejang ringan. Ikan tersebut
menyatakan bahwa nilai salinitas menunjukan perilaku dengan gejala
yang optimum di perairan estuaria stres, yang diakibatkan peningkatan
suhu ekstrim. Hal tersebut didukung Mulyanti et al. (2017), menjabarkan
oleh pernyataan Yatiningsih (2017), bahwa saat ikan air tawar memasuki
yang berpendapat bahwa ikan yang salinitas 14 ppt, ikan tidak mau
dikagetkan dengan tekanan salinitas makan sama sekali, akibatnya
yang ekstrim dari habitatnya, pergerakan ikan juga melemah
biasanya ikan tersebut akan karena ikan tidak mempunyai asupan
mengalami stress bahkan kejang- energi yang cukup untuk bergerak.
kejang yang diakibatkan oleh Energi dalam tubuh ikan, selain
kerusakan sel akibat tekanan osmotik digunakan untuk bergerak juga
yang tinggi. digunakan untuk berosmoregulasi
Setelah diamati tingkah laku mempertahankan laju metabolisme
ikan terhadap perubahan salinitas dalam tubuh.
kemudian dilakukan perbandingan Berdasarkan perbandingan
antara ikan air tawar dan ikan air yang dilakukan tersebut nampak
laut. Perbandingan dilakukan dengan bahwa ikan air laut dan ikan komet
cara ikan air tawar yang hidup (Carassius auratus) memiliki pola
disalinitas 0 ppt dipindahkan ke air adaptasi terhadap salinitas yang
laut dengan salinitas 15 ppt berbeda untuk menyesuaikan diri
begitupun sebaliknya, ikan air laut dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
dengan salinitas 15 ppt dipindahkan dengan pernyataan Salindeho (2022),
ke air tawar dengan salinitas 0 ppt. yang menyatakan bahwa ikan air laut
Saat diamati, kedua ikan tersebut memiliki kandungan garam yang
menunjukan respon yang berbeda lebih rendah dalam cairan tubuhnya.
dimana ikan air laut menunjukan Untuk menyeimbangkan diri dengan
respon kejang-kejang hingga kadar garam tinggi dilautan maka
badannya terbalik di dasar wadah, ikan laut melakukan adaptasi dengan
sedangkan ikan air tawar cara minum banyak air dan
menunjukan respon gelisah atau aktif mengeluarkan sedikit urin pekat.
bergerak dan lama-kelamaan ikan air Sedangkan ikan air tawar melakukan
tawar mulai lemas karena kehabisan adaptasi dengan cara minum sedikit
energi. Hal ini sesuai dengan air dan mengeluarkan banyak urin
pernyataan Rayes et al. (2013), yang yang encer.
menyatakan bahwa penurunan
salinitas dari air laut menjadi air SIMPULAN DAN SARAN
tawar dapat mempengaruhi
keseimbangan antara konsentrasi air Simpulan
dan ion dalam tubuh ikan, yang Bedasarkan hasil yang
didapatkan pada praktikum
berkaitan dengan proses
pengamatan osmoregulasi, dapat
osmoregulasi. Salinitas air tawar disimpulkan bahwa respon dan
merupakan media hiperosmotik bagi tingkah laku organisme air tawar
ikan air laut. Sementara itu maupun air laut berbeda pada tingkat
salinitas yang berbeda, Ikan air laut
merespon tingginya kadar salinitas Nirmala, K., Habibie, A. & Arfah,
dengan cara menghadapkan H. 2015. Pengaruh
kepalanya ke bawah, sedangkan ikan medan listrik terhadap
air tawar merespon naiknya salinitas perkembangan gonad
dengan berenang lambat seperti ikan komet pada media
lemas bersalinitas Effect of
electrical field on
Saran gonadal development of
Saran yang dapat saya goldfish in saline media.
berikan pada praktikum selanjutnya Jurnal Akuakultur
yakni, percobaan sebaiknya Indonesia, 14(1), 9-17.
dilakukan secara bertahap jangan Pamungkas, W. 2012. Aktivitas
satu kali di kerjakan agar kami Osmoregulasi Respon
praktikan dapat menyerap atau Pertumbuhan dan
memahami konsep percobaan dengan Energetic Cost pada Ikan
baik. yang di Pelihara dalam
Lingkungan Bersalinitas.
Jurnal Media
DAFTAR PUSTAKA Akuakultur. 7(1), 44-51.
Rayes, R. D., Sutresna, I. W.,
Kasmi, M., Amir, S. M., Andryanto, Diniarti, N. & Supii, A. I.
A., Haruna, B. & 2013. Pengaruh
Usman, A. F. 2023. perubahan salinitas
Penerapan IPTEK terhadap pertumbuhan
Pengembangan dan sintasan ikan kakap
Kewilayahan (PIPK): putih (Lates calcarifer
Peningkatan Kualitas Bloch). Jurnal Kelautan:
Produksi Ikan Hias Laut Indonesian Journal of
dengan Pemeliharaan Marine Science and
Media Akuarium Rak Technology, 6(1), 47-56.
Bersusun Sistem Salindeho, I. R. N. 2022.
Sirkulasi Modular. To Kemampuan Adaptasi
Maega: Jurnal ikan Gobi amphidormous
Pengabdian Masyarakat, terhadap perubahan
(1), 134-143. salinitas. Budidaya
Mulyanti, Y., Boesono, H. & Perairan. 10(2), 282-293
Sardiyatmo, S. 2017. Yatiningsih, R., Besono, H. &
Analisis Survival Rate Sardiyatmo, S. 2017.
Tawes (Barbonymus Analisis Perubahan
gonionotus) Terhadap Salinitas Terhadap
Perbedaan Salinitas Tingkat Kematian Dan
Sebagai Alternatif Tingkah Laku Ikan Nila
Umpan Hidup Pada Merah (Oreochromis
Penangkapan Cakalang. Niloticus) Sebagai
Journal of Fisheries Pengganti Umpan Hidup
Resources Utilization Pada Penangkapan
Mana-gement and Cakalang. Journal of
Technology, 7(1), 11-19. Fisheries Resources
Utilization Mana-gement
and Technology, 7(1),
01-10.
Syakirin, M. B. 2015. Mekanisme
Pompa Natrium Kalium
(Na+-K+) Pada
Osmoregulasi Ikan
Bertulang Sejati
(Teleostei). Pena
Akuatika: Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan,
1(1).
Sobirin, M., Soegianto, A. & Irawan,
B. 2014. Pengaruh
Beberapa Salinitas
Terhadap Osmo-regulasi
Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal
Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam,
17(2), 46-50.
Rahman, S. A., Athirah, A. & Asaf,
R. 2017. Konsentrasi
Pengen-ceran Salinitas
Terhadap Kemampuan
Osmoregulasi Ikan
Capungan Banggai
(Pterapogan cauderni).
Jurnal Saintek
Peternakan dan
Perikanan, 1(2), 66-72.

Anda mungkin juga menyukai