Anda di halaman 1dari 15

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama MahaPeserta didik : VINA PRADIPTA AGUSTINA


Asal Institusi : SMP Negeri 1 Ciawigebang

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Peserta didik A. Kajian Literatur: Dari beberapa kajian
masih memiliki 1. Motivasi merupakan proses internal literatur dan hasil
motivasi yang menjadi salah satu faktor wawancara dengan
belajar yang penggerak bagi siswa untuk mau teman sejawat,
rendah dalam Kepala Sekolah dan
melibatkan dan mengarahkan dirinya
Pelajaran Pakar dapat di
Informatika ke dalam pembelajaran hingga analisis eksplorasi
mencapai hasil tertentu. Motivasi penyebab
siswa dapat digerakkan dari faktor masalahnya:
eksternal seperti pemberian materi 1. Guru belum
oleh guru yang disusun secara menggunakan
kreatif, dukungan dari orang tua, media
pembelajaran
sedangkan motivasi dari faktor
yang konkret dan
internal dapat digerakkan dengan inovatif,
adanya minat belajar dari siswa. 2. Kurang aktifnya
Sumber : Peserta didik
Dyah Lukita., & Niko Sudibjo. dalam
(2021). Faktor-Faktor yang pembelajaran,
Mempengaruhi Motivasi 3. Ketergantungan
Belajar Siswa Di Era Pandemi Covid- Peserta didik
terhadap gadget,
19
4. Materi yang
https://doi.org/10.34005/akademika dipelajari susah.
.v10i01.1271

2. Rendahnya motivasi belajar Peserta


didik karena sikap belajar Peserta
didik yang tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran di kelas, tingkat
aktivitas Peserta didik yang kurang,
dan tingkat kepuasan belajar yang
rendah.
Sumber :
Rike Kurnia Sari (2020) Analisis
Faktor Rendahnya Motivasi Belajar
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Peserta didik dalam Proses
Pembelajaran IPA di SD Negeri 80/I
Rengas Condong Kecamatan Muara
Bulian
https://www.semanticscholar.org/au
thor/Rike-Kurnia-Sari/2184861782
B. Wawancara dengan Guru/Kepala
Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1
Ciawigebang:
Faktor penyebab rendahnya motivasi
belajar yaitu belum optimal
dukungan orangtua dalam
pencapaian hasil belajar dan
pembelajaran hanya terpusat satu
arah (monoton)

2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang


Bapak Subagio, M.Pd.:
Faktor penyebab rendahnya motivasi
Peserta didik, mungkin Peserta didik
tersebut mempelajari materi belum
sesuai dengan minat dan bakat nya,
anggapan Peserta didik bahwa belajar
itu sulit, ketergantungan pada gadget
dirumah juga membuat Peserta didik
belum optimal dalam motivasi
belajarnya, karena tidak ada
keinginan untuk belajar, yang di
ingat hanya gadgetnya.

C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak


Terkait Lainnya:
1. Pemilik Sancita Daycare dan Psikolog
Terapan Ibu Hj. Nida Nadia M.Psi. :
Peserta didik masih memiliki motivasi
belajar rendah disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
materi yang dipelajari susah, Peserta
didik tidak menyukai cara pengajaran
guru, Peserta didik tidak menyukai
mata pelajaran tertentu bahkan
kondisi lingkungan keluarga yang
kurang mendukung.

2 Peserta didik A. Kajian Literatur: Setelah dilakukan


tidak percaya 1. Faktor yang dapat mempengaruhi kajian analisis
diri saat kepercayaan diri yaitu : Faktor terhadap hasil kajian
pembelajaran. literatur observasi
internal adalah faktor yang ada
dan wawancara
dalam diri seperti faktor kemandirian dapat diketahui
dan faktor konsep diri. Sedangkan bahwa penyebab
faktor eksternal adalah faktor yang Peserta didik tidak
dapat mempengaruhi yang timbul percaya diri saat
dari luar diri individu itu sendiri pembelajaran:
seperti faktor kemampuan pribadi, 1. Guru belum
memberi
teman sebaya, keterlibatan Peserta
reward/pujian
didik, dukungan orang tua, kepada Peserta
interpersonal, pemberian reward, didik yang berani
kemampuan pribadi. tampil ke depan.
Sumber : 2. Guru belum
Sri Lestari, Zulfan Sam & menstimulus
Rosmawati (2021) Studi Literatur Peserta didik
untuk bertanya.
tentang Kepercayaan Diri Peserta
3. Belum sinkronnya
didik Remaja. Guidance and kebiasaan atau
Counseling Study Program Faculty of nilai-nilai yang
Teacher Training and Education Riau diajarkan di
University sekolah dengan di
https://jom.unri.ac.id/index.php/JO rumah.
4. Didikan orang tua
MFKIP/article/view/30476
yang kadang
hanya berfokus
2. Rasa percaya diri penting dimiliki pada hasil.
oleh seluruh Peserta didik, tanpa 5. Masih adanya
rasa percaya diri yang tinggi Peserta senioritas di
didik akan sulit untuk mencapai kalangan Peserta
prestasi belajar yang optimal. Peserta didik.
didik yang tidak percaya diri
menyebabkan Peserta didik kurang
berani tampil di depan kelas dengan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
sukarela, beberapa Peserta didik
beralasan malu, Peserta didik mudah
bersikap takut dan tegang ketika
guru menawarkan kepada Peserta
didik untuk maju ke depan kelas.
Sumber :
Isti Nurjanah (2018) Peningkatan
Rasa Percaya Diri Peserta didik
Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-7
2018
https://journal.student.uny.ac.id/ojs
/index.php/pgsd/article/view/10796

B. Wawancara dengan Guru/Kepala


Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1
Ciawigebang :
Faktor yang dapat menyebabkan
Peserta didik tersebut tidak percaya
diri yaitu Kemampuan Peserta didik
yang rendah terhadap materi serta
didikan orangtua yang keras
membuat anak menjadi penakut.

2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang


Bapak Subagio, M.Pd.:
Faktor penyebab Peserta didik belum
percaya diri karena pembiasaan dari
didikan orangtua yang otoriter dapat
menyebabkan Peserta didik menjadi
tertutup (merasa dibatasi)

C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak


Terkait Lainnya:
1. Pemilik Sancita Daycare dan Psikolog
Terapan Ibu Hj. Nida Nadia M.Psi.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri anak-anak adalah
efek dari bullying. Bullying
merupakan segala bentuk penindasan
atau kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu
orang atau sekelompok orang yang
lebih kuat atau berkuasa terhadap
orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus
menerus.

3 Peserta didik A. Kajian Literatur: Setelah dilakukan


mudah 1. Pada saat mempelajari materi di kajian analisis
kehilangan kelas, peserta didik seringkali terhadap hasil kajian
konsentrasi mengalami berbagai macam literatur observasi
ketika KBM gangguan (noise) yang berasal dari dan wawancara
berlangsung. dalam dan luar diri sehingga dapat dapat diketahui
mengganggu konsentrasi belajar. bahwa penyebab
Suasana belajar dimana kelas penuh, adanya peserta didik
cuaca panas, suara bising dari luar yang mudah
ruangan juga seringkali membuat kehilangan
Peserta didik mengalami gangguan konsentrasi ketika
sehingga sulit untuk berkonsentrasi. KBM berlangsung :
Sumber : 1. Lokasi sekolah
Fridaram, O., Istharini, E., Cicilia, P. disamping jalan
G. C., Nuryani, A., & Wibowo, D. H. raya utama.
(2020) Magistrorum Et Scholarium: 2. Rendahnya minat
belajar peserta
Jurnal Pengabdian Masyarakat
didik.
Volume 01 No. 2 Desember 2020, 161 3. Metode
- 170 pembelajaran
https://ejournal.uksw.edu/jms/articl guru yang tidak
e/view/4076 sesuai dan
inovatif.
2. Konsentrasi peserta didik bisa di 4. Ketergantungan
peroleh jika pengajaran dan dengan gadget
kesesuaian minat siswa tersesuaikan. membuat Peserta
Oleh karena itu konsentrasi peserta didik ingat terus
didik menjadi prioritas guru dalam ke gadgetnya
mengajar. 5. Penggunaan ice
Sumber : breaking sangat
I Komang Winata (2021) Konsentrasi bermanfaat dalam
menjaga dan
dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap
membangkitkan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Pembelajaran Online Selama Masa konsentrasi
Pandemi Covid-19. Jurnal Komunikasi Peserta didik.
Pendidikan, Vol.5, No.1 (2021), pp 13- Contoh
penggunaan ice
24
breaking yang
https://journal.univetbantara.ac.id/i jarang dilakukan
ndex.php/komdik/article/view/1062 yaitu penggunaan
teknik STOP
B. Wawancara dengan Guru/Kepala (Stop/Berhenti,
Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Take a deep
Sejawat di Sekolah: breath/Ambil
nafas dalam-
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
dalam,
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1 Observe/Amati,
Ciawigebang: Faktor yang dapat dan
menyebabkan Peserta didik Processed/Lanjut
kehilangan konsentrasi saat belajar kan). Caranya
adalah Guru belum bervariasi dalam yaitu, ketika
konsentrasi
mengajar.
Peserta didik
sedang terganggu,
2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang guru mengajak
Bapak Subagio, M.Pd.: Peserta didik
Faktor yang dapat mengganggu untuk berhenti
konsentrasi belajar Peserta didik sejenak dari
adalah Ketergantungan/ kecanduan seluruh kegiatan,
tidak ada suara
oleh gadget, sehingga membuat
maupun gerakan,
peserta didik ingin cepat pulang kemudian Peserta
untuk main gadget. didik diminta tarik
nafas dalam-
C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak dalam dan
Terkait Lainnya: merasakan aliran
1. Bapak Ade Kurnia, S.Pd Guru Pamong udara dan detak
jantungnya
PPG Daljab Tahun 2023 Angkatan 2 &
sampai kondisinya
3 Universitas Kuningan : nyaman dan
Setiap peserta didik itu memiliki tenang. Kemudian
karakter yang unik (berbeda antara 1 peserta didik
dengan yang lainnya), dengan diajak mengamati
demikian manajemen distraksinya keadaan kelas,
apa saja kira-kira
pun berbeda-beda. Ada yang dengan
yang bisa
sedikit gangguan saja langsung hilang membangkitkan
konsentrasi, ada juga yang konsentrasi? Kira-
sebaliknya. Oleh karena itu, guru kira apa saja yang
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
harus selalu menjaga momentum menghambat
konsentrasi peserta didik dengan konsentrasi?
lingkungan yang aman dan nyaman. Peserta didik
diminta
Mungkin sedikit sulit, tapi bisa
membuang
dilaksanakan dengan pemberian ice hambatan
breaking maupun teknik STOP tersebut.
(Stop/Berhenti, Take a deep Kemudian setelah
breath/Ambil nafas dalam-dalam, dirasa cukup,
Observe/Amati, dan pembelajaran
Processed/Lanjutkan). dilanjutkan
kembali.

4 Belum A. Kajian Literatur: Hasil analisis


optimalnya 1. Motivasi yang diberikan orang tua eksplorasi penyebab
keterlibatan tidak hanya sebatas ucapan, tetapi masalah dari belum
orang tua juga bentuk lain sehingga mampu optimalnya
dalam komitmen orangtua
membangkitkan semangat dan
berkomitmen dalam pemberian
terhadap motivasi belajar anak. Beberapa peran informasi
upaya saling orang tua dalam meningkatkan perkembangan
membantu mortivasi belajar anak yaitu: terlibat anaknya:
dalam dalam kegiatan belajar anak, 1. Kesibukan
pemaksimalan memperhatikan kondisi anak baik pekerjaan
bakat minat fisik maupun psikis, memahami dan orangtua yang
Peserta didik tidak bisa
mengatasi kesulitan belajar anak, dan
ditinggalkan
memberikan fasilitas belajar yang 2. Kurang perhatian
memadai. orang tua
Sumber: menyebabkan
Anurraga, H. H. (2019). Peran peserta didik tidak
Orangtua dalam Meningkatkan bisa terbuka
Motivasi Belajar Peserta Didik Usia 6- terhadap orang
12 Tahun (Studi Kasus pada Program tua,
Home Visit di Homeschooling Sekolah 3. Guru belum
Dolan Malang) optimal
https://core.ac.uk/download/pdf/23 berkomunikasi
0616744.pdf dengan orangtua
Peserta didik
2. Komunikasi antara orang tua dengan 4. Tidak tersedianya
anak berjalan lancar. Sikap saling alat komunikasi
terbuka antara orangtua dan anak 5. Tidak
sangat bermanfaat untuk maksimalnya
kebutuhan peserta
perkembangan anak. Dengan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
perhatian yang diberikan orang tua didik oleh
pada anaknya, maka sang anak akan orangtuanya
berusaha bersikap jujur terhadap apa sehingga
menimbulkan
yang ia rasakan, anak akan
gangguan dalam
mengungkapkan keluh kesahnya yang penggalian bakat
ada padanya baik di lingkungan dan minat peserta
rumah atau di lingkungan sekolah. didik.
Sumber :
Hazzima Nengsih, Heru Purnomo
(2021) PERHATIAN ORANG TUA
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR
SISWA DI ERA
PANDEMI COVID-19. Jurnal
Pendidikan Dasar Perkhasa
https://media.neliti.com/media/publi
cations/475941-perhatian-orang-tua-
terhadap-aktivitas-b-ee1f4deb.pdf

B. Wawancara dengan Guru/Kepala


Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1
Ciawigebang :
Peran paling besar dalam pendidikan
anak adalah peran orangtua,
sedangkan peran guru di sekolah
hanya sebagai fasilitator saja. Sekolah
rutin mengadakan pertemuan wali
murid guna memberikan informasi
proses belajar Peserta didik, jadi
segala kesulitan biasanya dibicarakan
dari hati ke hati supaya diperoleh
solusi yang tepat. Jadi harus ada
komunikasi pihak sekolah dan
orangtua Peserta didik.

2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang


Bapak Subagio, M.Pd.:
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Tidak semua orang tua punya HP yang
bisa digunakan untuk berkomunikasi.
Sebagian orang tua Peserta didik
tinggal di luar kota untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak
Terkait Lainnya:
1. Pemilik Sancita Daycare dan Psikolog
Terapan Ibu Hj. Nida Nadia M.Psi.
Sesuai dengan teori hierarki
kebutuhan Maslow bahwa ada 5 jenis
kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi, bila salah satu unsur tidak
terpenuhi maka akan kondisi
manusia tersebut akan terganggu.
Adapun hierarkinya yaitu
PHYSIOLOGICAL NEEDS atau
kebutuhan fisiologis, SAFETY NEEDS
atau kebutuhan keamanan, SOCIAL
NEEDS atau kebutuhan sosial,
EGOISTIC NEEDS atau kebutuhan
ego, dan SELF-ACTUALIZATION
NEEDS atau kebutuhan aktualisasi
diri. Bila orangtua belum terlibat
secara penuh dalam membina bakat
dan minat peserta didik, bisa
dipastikan peserta didik tersebut
mengalami gangguan distribusi pada
level SOCIAL NEED (kebutuhan
sosial) yaitu kurangnya komunikasi.

5 Guru belum A. Kajian Literatur: Hasil analisis


mengoptimal 1. Model PjBL dapat meningkatkan eksplorasi penyebab
kan model kemampuan berpikir kreatif pada masalah Guru belum
pembelajaran mengoptimalkan
jenjang SD, SMP, SMA, meningkatkan
PjBL yang model pembelajaran
inovatif sesuai kemampuan berpikir kritis pada PjBL yang inovatif
dengan jenjang SD dan SMP, serta sesuai dengan
karakteristik meningkatkan motivasi siswa dalam karakteristik materi:
materi belajar 1. Belum optimalnya
Dampak Sosial Sumber : pemahaman guru
Informatika terkait penerapan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
dalam Rida Adhari Yanti, dkk. (2023). model
Pelajaran Model Pembelajaran Project Based pembelajaran
Informatika. Learning PjBL.
2. Guru belum
(PjBL) terhadap Skill yang
menggali
dikembangkan dalam Tingkatan pengetahuan
Satuan Pendidikan Jurnal Cendekia: terkait dengan
Jurnal Pendidikan Matematika Volume metode PjBL
07, Nomor 03, Agustus-November 3. Belum optimal
2023, pp. 2191-2207 pemahaman guru
https://doi.org/10.31004/cendekia.v7i3.2463 terhadap model-
model
pembelajaran yang
2. Proyek, sebagai basis dalam inovatif.
melaksanakan aktivitas pembelajaran 4. Pembelajaran
secara offline maupun online akan masih berpusat
mampu mengaktifkan serta pada guru.
meningkatkan kategori pemikiran
kreatif peserta didik. Aktivitas
pembelajaran dengan proyek sebagai
basis dapat dikembangkan beragam
variasi sesuai kreativitas fasilitator.
Project based learning adalah salah
satu rangkaian aktivitas belajar yang
mampu menghindarkan peserta didik
dari kemonotonan pendidikan selama
pandemi covid-19.
Sumber :
Purwanti, dkk (2022) Studi Literatur
Pembelajaran Project Based Learning
terhadap Keterampilan Berpikir
Kreatif IPA SMP
https://www.researchgate.net/public
ation/360783950

B. Wawancara dengan Guru/Kepala


Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1
Ciawigebang:
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Untuk membangun proses
pembelajaran yang inovatif
diutamakan dari dalam diri guru dulu
untuk selalu meningkatkan skill
mengajarnya. Yang paling utama
adalah motivasi guru, karena dengan
motivasi guru bisa membuat
pembelajaran yang inovatif, bahkan
tanpa ada alat peraga pun guru yang
kreatif bisa menciptakan sendiri.

2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang


Bapak Subagio, M.Pd.:
Guru belum optimal dalam penerapan
model pembelajaran PjBL dapat
disebabkan belum optimalnya
pemahaman terhadap model-model
pembelajaran yang inovatif, karena
terbiasa menggunakan model yang
telah terbiasa dilakukan.

C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak


Terkait Lainnya:
1. Bapak Ade Kurnia, S.Pd Guru Pamong
PPG Daljab Tahun 2023 Angkatan 2 &
3 Universitas Kuningan:
Peserta didik yang berpikir kreatif
dapat memandang dunia dari banyak
perspektif dan memunculkan ide-ide
segar untuk mengatasi masalah
dalam kehidupan nyata. Peserta
didik yang yang berpikir kreatif
terbilang masih kurang mencapai
kriteria yang diharapkan dikarenakan
proses belajar mengajarnya sering
secara satu arah dan kegiatan yang
sudah membosankan bagi siswa,
seperti ceramah, diskusi dan juga
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
praktek yang masih dibimbing oleh
guru (Teacher Centered Learning).

6 Guru tidak A. Kajian Literatur: Hasil analisis


menggunakan 1. Penggunaan media pembelajaran yang eksplorasi penyebab
media belum optimal menjadikan Peserta masalah Guru tidak
pembelajaran menggunakan media
didik bosan dan tidak tertarik dalam
yang sesuai pembelajaran yang
dengan materi pembelajaran. sesuai dengan materi
Dampak Sosial Sumber: Dampak Sosial
Informatika Windiyani, T., Novita, L., & Informatika:
Permatasari, A. (2018). Penggunaan 1. Guru tidak
media pembelajaran gambar fotografi menggunakan
untuk meningkatkan hasil belajar media konkret
dalam
pada mata pelajaran ilmu
pembelajaran
pengetahuan sosial. JPsd (Jurnal Informatika.
Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 91- 2. Peserta didik
101. sulit memahami
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php materi Dampak
/jpsd/article/view/2776 Sosial
Informatika mata
pelajaran
2. Media pembelajaran merupakan
Informatika
semua hal yang menjadi sarana karena belum
penyampaian informasi dari pengirim menggunakan
ke penerima sehingga apa yang media
disampaikan dapat dipahami dan pembelajaran
diterima dengan optimal. Dengan yang optimal.
3. Cara
demikian media menjadi salah satu
penyampaian
faktor penting dalam keberhasilan guru yang belum
guru dalam menyampaikan materi dipahami Peserta
pembelajaran. didik
Sumber : 4. Belum
Setiawan, S. A., & Puspitasari, N. optimalnya
(2018). Preferensi Struktur Organisasi pengetahuan
guru dalam
Bagi Generasi Millenial. Jurnal Borneo
menggunakan
Administrator, 14(2), 101-118. media
https://doi.org/10.24258/jba.v14i2.3 pembelajaran
36 yang inovatif,
5. Media
pembelajaran
yang digunakan
guru harus
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
B. Wawancara dengan Guru/Kepala sesuai dengan
Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan topik yang
Sejawat di Sekolah: sedang diajarkan,
dengan
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
mempertimbangk
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1
an unsur
Ciawigebang :
kemudahan
Media pembelajaran yang bisa
dalam
menarik perhatian Peserta didik
penggunaan
dalam kegiatan belajar, bisa berupa
sekaligus
media yang interaktif seperti video,
memiliki tingkat
dan game/aplikasi, karena
tantangan
menyenangkan dan ada efek hiburan
tersendiri.
sehingga KBM menjadi tidak jenuh.

2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang


Bapak Subagio, M.Pd.:
Faktor penyebab guru tidak
menggunakan media pembelajaran
karena belum optimalnya
pengetahuan tentang macam-macam
media pembelajaran tersebut.

C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak


Terkait Lainnya:
1. Bapak Ade Kurnia, S.Pd Guru Pamong
PPG Daljab Tahun 2023 Angkatan 2 &
3 Universitas Kuningan:
Media pembelajaran yang baik yaitu
yang mudah digunakan namun
memiliki tantangan tersendiri yang
mampu menjaga momentum
konsentrasi peserta didik secara
kontinyu. Oleh karena itu, setiap hari
guru diharapkan selalu berinovasi
dalam mencari ide-ide baru dalam
mebuat media pembelajaran. Karena
dengan media pembelajaran, bisa
membuat kongkret suatu materi yang
abstrak.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
7 Peserta didik A. Kajian Literatur: Hasil analisis
belum 1. Perlunya kemampuan guru dalam eksplorasi penyebab
memahami membuat alat untuk mengevaluasi masalah Peserta
soal Literasi peserta didik salah satunya yaitu soal didik belum
yang berisi memahami soal
HOTS
kalimat Literasi yang berisi
kompleks yang Sumber : kalimat kompleks
membutuhkan Nenny Herawati (2021) KEMAMPUAN yang membutuhkan
pemahaman GURU DALAM MEMBUAT SOAL pemahaman yang
yang tinggi HOTS DALAM UJIAN TENGAH tinggi (HOTS):
(HOTS) SEMESTER. PRIMARY: JURNAL 1. Guru tidak
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR menerapkan soal
berbasis HOTS
https://primary.ejournal.unri.ac.id/in
2. Guru tidak
dex.php/JPFKIP/article/view/8638 menuntun Peserta
didik untuk
2. Tidak terbiasanya Peserta didik dalam
menjawab soal
menyelesaikan soal HOTS
HOTS
Sumber :
3. Peserta didik
Fradia Mayang Intan, Eko Kuntarto,
belum memahami
Alirmansyah (2020) Kemampuan
soal berbentuk
Siswa dalam Mengerjakan Soal HOTS
HOTS
(Higher Order Thinking Skills) pada
4. Guru belum
Pembelajaran Matematika di Kelas V
menguasai
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
pembuatan soal
Dasar Indonesia Volum 5 Nomor 1
HOTS
bulan Maret 2020. Page 6 – 10
5. Untuk
https://www.researchgate.net/public
meningkatkan
ation/342311473_Kemampuan_Siswa
kemampuan
_dalam_Mengerjakan_Soal_HOTS_Hig
pengerjaan soal-
her_Order_Thinking_Skills_pada_Pem
soal HOTS,
belajaran_Matematika_di_Kelas_V_Sek
dibutuhkan model
olah_Dasar
pembelajaran yang
sesuai yaitu
B. Wawancara dengan Guru/Kepala
Problem Based
Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Learning (PBL),
Sejawat di Sekolah:
dan Project Based
1. Teman Sejawat Bapak Iing Solihin,
Learning (PjBL),
S.Pd. Guru Informatika SMPN 1
karena kedua
Ciawigebang:
model
Faktor yang dapat menyebabkan
pembelajaran ini
Peserta didik kesulitan mengerjakan
menitikberatkan
soal HOTS bisa dari pemahaman
proses berpikir
tentang HOTS yang belum di mengerti
kritis analitis
oleh Peserta didik, terkadang Peserta
Peserta didik
didik juga belum memahami materi
dalam
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
sehingga Peserta didik kesulitan memecahkan
menjawab soal-soal latihan. masalah dan
membuat proyek.
2. Kepala Sekolah SMPN 1 Ciawigebang
Bapak Subagio, M.Pd.:
Proses pembelajaran berbasis HOTS
ini tergolong baru sehingga guru juga
masih belajar membuat kegiatan yang
berbasis HOTS.

C. Wawancara dengan Pakar dan Pihak


Terkait Lainnya:
1. Bapak Ade Kurnia, S.Pd. Guru
Pamong PPG Daljab Tahun 2023
Angkatan 2 & 3 Universitas Kuningan:
Pembelajaran berbasis HOTS (High
Order Thinking Skilss) merupakan
pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan berfikir kritis. Mengapa
peserta didik kesulitan ketika
mengerjakan soal-soal HOTs? Ya
tentu saja karena pembelajaran
dilakukan dengan cara yang biasa,
sehingga soal-soal yang diberikan pun
cenderung LOTS (Lower Order
Thinking Skilss). peserta didik tidak
terbiasa menggunakan potensi
akalnya ke tingkat maksimal karena
tidak terfasilitasinya pembelajaran
yang berbasis HOTS (PBL dan PjBL),
sehingga kemampuan
literasi/numerasi cenderung rendah.

Anda mungkin juga menyukai