Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MEDIA CERITA

BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP ISI


BACAAN PADA MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI
MENGIDENTIFIKASI INFORMASI TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA
DARI CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS III
SDIT BINA INSAN KAMIL SIDAREJA KABUPATEN CILACAP

OLEH:
WAHYU WIDIYANTO, S.Pd.

PPG DALAM JABATAN


UNIVERSITAS KUNINGAN
NOVEMBER 2023
A. Pendahuluan
Proses pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan cara untuk meningkatkan
pengetahuan sikap dan cara mencari tahu serta memahami tentang ilmu sosial
secara sistematis, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia bukan hanya penugasan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip
saja, tetapi merupakan proses penemuan (Sahir, 2019). Masalah utama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 3B SDIT Bina Insan Kamil Sidareja yang
akan saya selesaikan dalam kegiatan PPL siklus 2 PPG Dalam Jabatan Tahun 2023 adalah
rendahnya pemahaman siswa terhadap isi cerita.
Berdasarkan hasil analisis bahwa akar penyebab masalah siswa memiliki
pemahaman yang rendah terhadap suatu teks cerita adalah model pembelajaran
konvensional dan media pembelajaran yang digunakan guru belum dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap isi teks suatu cerita. Di sinilah peranan guru sebagai pengajar
harus memberikan berbagai pengalaman belajar agar terjadi perubahan prilaku pada diri
siswa sebagai peserta didik dari belum mampu hingga mampu memahami isi cerita. Dalam
kegiatan PPL Siklus 2 ini saya menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan media
belajar berupa cerita bergambar untuk menyelesaikan permasalahan rendahnya
pemahaman siswa terhadap isi cerita.
Implementasi model pembelajaran inkuiri yang saya lakukan berjalan dengan baik
tanpa hambatan yang berarti. Denga inkuiri siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, dan
ilmiah dalam menemukan konsep dan pembelajaran tidak lagi berpuasat pada guru. Media
cerita bergambar yang saya gunakan juga dapat mengurangi kejenuhan pada pelajaran
keterampilan membaca yang pada akhirnya siswa akan lebih memahami isi cerita yang
dibacanya. Selain itu, ssesmen yang saya lakukan dalam PPL Siklus 2 ini menunjukan
penilaian yang komperhansif dan menggambarkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Siswa mendapat nilai yang sngat baik pada ranah sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Hal-hal tersebut lah yang menjadi alasan mengapa praktek pembelajaran
pada siklus 2 yang saya lakukan terpilih sebagai praktek pembelajaran terbaik dan perlu
dibagikan kepada orang lain.

B. Pembahasan.
Inkuri merupakan model pembelajaran yang bermula dari merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat
kesimpulan (Fiknuria, 2021). Berdasarkan pengertian tersebut maka langkah-langkah
pembelajaran yang saya lakukan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan terkait perubahan wujud benda.
2. Merumuskan hipotesis atau dugaan sementara melalui kegiatan diskusi kelompok.
3. Mengumpulkan data melalui kegiatan membaca pemahaman teks cerita bergambar
yang berjudul “Proses Memadat pada Telur”.
4. Menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam bentuk tabel sederhana.
5. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.
Penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran
menyebabkan peserta didik lebih aktif, suasana belajar lebih menyenangkan, dan
kemampuan membaca pemahaman terhadap isi teks suatu cerita meningkat sehingga
lebih banyak peserta didik yang mencapai ketuntasanan. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Laksono (2021: 964) yang menyatakan
bahwa “penerapan pendekatan model inkuiri dapat meningkatkan pemahaman
keterampilan membaca teks nonfiksi pada siswa kelas VI SDN 173675 Lumban Nabolon
Kabupaten Toba, dari segi proses dan segi hasil pembelajaran”.
Selain itu, media pembelajaran berupa cerita bergambar yang saya gunakan dalam
PPL siklus 2 dapat menarik minat membaca siswa. Hal ini terbukti saat refleksi kegiatan
pembelajaran sebagian besar siswa menjawab merasa senang dengan penggunaan media
cerita bergambar. Cerita yang disertai gambar memang memiliki daya tarik sendiri bagi
siswa kelas bawah. Sebagaimana menurut pendapat Marisa, Hodidjah, & Pranata (2019:
95) yang menyatakan bahwa “Cerita bergambar merupakan salah satu kesatuan cerita
yang disertai dengan gambar-gambar berfungsi untuk penghias dan pendukung cerita
yang dapat membantu memahami isi cerita tersebut”. Sehingga media cerita bergambar
ini menyebabkan siswa merasa tertarik dan dapat mengurangi kejenuhan pada pelajaran
keterampilan membaca sehingga siswa akan lebih memahami isi cerita yang dibacanya.
Peningkatan pemahaman ini tampak dari hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa
menadaptkan nilai yang sangat baik pada ranah sikap dan keterampilan serta pada ranah
pengetahuan ada 23 atau 96 % siswa mendapatkan nilai di atas KKM.

C. Kesimpulan
Dari kegiatan PPL Siklus 2 ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
inkuiri dan media cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa
terhadap isi bacaan pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia materi Mengidentifikasi
Informasi Tentang Perubahan Wujud Benda dari Cerita Bergambar siswa kelas III SDIT
Bina Insan Kamil Sidareja Kabupaten Cilacap.

D. Daftar Pustaka

Fiknuria, O. H. (2021). Penerapan Metode Inkuiriuntuk Meningkatkan Kemampuan


Menentukan Pokok Pikiran dalam Teks. Jurnal Educatio, 1363.
Laksono, Y. A. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan
Pemahaman Membaca Teks Non-Fiksi. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 964.
Marisa, N. W., Hodidjah, & Pranata, O. H. (2019). Pengaruh Media Cerita Bergambar.
Indonesian Journal of Primary Education, 95.
Sahir, M. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia pada Materi Membaca Ekstensif, Membaca Intensif dan
Membaca Cepat Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Rokan IV Koto Kabupaten Rokan
Hulu Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Edu Research, 36.

Anda mungkin juga menyukai