Anda di halaman 1dari 4

RENCANA STRATEGI KOMUNIKASI

Nama : VINA PRADIPTA AGUSTINA

Isu : DAMPAK BULLYING DI SD/SMP YANG ADA DI PROVINSI JAWA BARAT

Publik : PELAJAR (PELAKU DAN KORBAN)

Posisi Instansi : SEKOLAH DASAR (SD) DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Tujuan : MENURUNKAN TINGKAT BULLYING DI DUNIA PENDIDIKAN (SD, SMP) DI


PROVINSI JAWA BARAT SAMPAI 25 % DENGAN JANGKA WAKTU 1
SEMESTER DI TAHUN 2024 (JANUARI-JUNI)

Tujuan Pengelolaan Reputasi

Reputasi Instansi Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
Orang tua/Masyarakat dalam hal memilih suatu sekolah. Reputasi menjadi sebuah masalah dari
sikap dan kepercayaan terhadap kesadaran pada citra (image).

Menurut weisse et al., reputasi merupakan kepercayaan menyeluruh atau keputusan mengenai
tingkat dimana sebuah perusahaan diberi penghargaan tinggi dan terhormat. Bagi suatu Instansi
dimana produk utama yang dihasilkan adalah suatu jasa, maka reputasi dan nama baik itu sangat
menentukan.

Kategori : berdampak pada Kesadaran

Kampanye edukasi di sekolah: Sekolah harus aktif dalam memberikan


edukasi tentang perundungan kepada siswa, guru, dan staf sekolah.
Mereka harus menyadari dampak perundungan dan cara
mencegahnya.

Melibatkan orangtua: Melibatkan orangtua dalam program edukasi dan


memberikan informasi tentang tanda-tanda perundungan agar mereka
dapat mendukung anak-anak mereka.

Prosedur pelaporan: Sekolah juga harus memiliki prosedur yang jelas


untuk melaporkan insiden perundungan, termasuk pilihan pelaporan
anonim jika diperlukan.

Tindakan

Untuk korban, diberikan perhatian khusus, karena korban merupakan


pihak yang paling dirugikan, akan timbul traumatic, mental health,
serta menghilangnya rasa percaya diri. Hilangnya rasa percaya diri
berdampak pada minat belajar, pergaulan, sosialisasi, bahkan ada
yang sampai bunuh diri. Sedangkan untuk pelaku perundungan harus
dihukum sesuai dengan kebijakan sekolah dan undang-undang yang
berlaku. Ini dapat mencakup sanksi seperti hukuman sosial, teguran,
atau pembekuan privilleg.
Arah : Secara spesifik, ke

Membuat, Menghasilkan

Pembentukan Kebijakan dan Prosedur:

Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas tentang perundungan yang mencakup
definisi, tindakan yang akan diambil, dan sanksi yang mungkin diberikan kepada
pelaku perundungan, sehingga kasus bullying dapat dicegah dan diminimalkan

Meningkatkan, Memaksimalkan

Sekolah perlu menciptakan kultur yang aman, nyaman dan sehat agar anak-anak
lebih tenang. Selain itu, sekolah harus memberikan sanksi tegas bagi anak yang
melakukan tindakan bullying.

Hal ini untuk mencegah adanya kasus bullying selanjutnya yang bisa saja semakin
parah. Baik guru maupun orang tua harus melarang anak remaja untuk
menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan dan main hakim sendiri. Ajarkan
anak untuk selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah untuk mencari solusi
terbaik. Guru di sekolah wajib untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang
baik. Hal ini sangat penting agar anak bisa saling menghormati dan menghargai
satu sama lain.

Mengurangi, Meminimalkan

1. Semua guru punya komitmen memberantas kasus bullying


2. Membentuk agent of change anti bullying yang terdiri dari para siswa
3. Menekankan kasus bullying di setiap agenda pertemuan wali murid
4. Nilai kerukunan dan kerja sama dalam pelajaran semakin diperkuat
5. Komunikasi pihak sekolah dengan orangtua korban dan pelaku bullying harus
ditingkatkan

Dampak : (dalam kategori kesadaran) Perhatian, Pemahaman, Retensi

Perhatian

Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan perhatian penuh pada kasus bullying
yang sedang merebak akhir-akhir ini, Dinas Pendidikan Jawa Barat khususnya
meluncurkan aplikasi Stoper yang bisa digunakan Masyarakat untuk melaporkan
peritiwa bullying yang terjadi disekitar mereka, sehingga kasus tersebut bisa
segera diselesaikan.

Pemahaman

Dinas Pendidikan Jawa Barat melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang


darurat bullying, dampak yang akan terjadi pada kasus bullying, bukan hanya
kepada korban, tapi berdampak pada pelaku, sehingga masarakat, khususnya
Orang tua siswa lebih aware pada anak-anaknya.

Retensi

Melakukan pendampingan kepada korban bullying sehingga korban bisa terhindar


dari rasa traumatic, hilangnya percaya diri, mental health, dan menurunnya minat
untuk belajar
(dalam kategori tindakan) Pendapat/Opini, Perilaku

Pendapat/Opini

Dinas Pendidikan Jawa Barat melakukan Upaya-upaya untuk meminimalkan kasus


bullying yang terjadi di Instansi Pendidikan provinsi jawa barat, tujuannya adalah
agar Masyarakat tidak perlu khawatir untuk menyekolahkan anaknya. Anak
diberikan perlindungan serta pendampingan agar terhindar dari kasus bullying.

Perilaku

Dalam menangani korban tindakan bullying, maka yang harus dilakukan yaitu
melakukan pendampingan berupa pendampingan psiko sosial yang dilakukan oleh
para guru terhadap korban. Untuk memulihkan kepercayaan diri mereka serta
menumbuhkan motivasi belajar agar mereka tetap nyaman belajar serta
membangun hubungan sosial dengan teman-temannya.

Fokus pada : MENURUNKAN TINGKAT BULLYING DI DUNIA PENDIDIKAN (SD, SMP)

Metrik/Ukuran Kinerja : 25 %

Jangka Waktu : SEMESTER 1 DI TAHUN 2024 (JANUARI-JUNI)

FORMULASI STRATEGI AKSI DAN RESPON

1. Strategi Tindakan Preemptive (Prebuttal)


Membuat suatu Seminar atau Talkshow teantang bahaya bullying, Upaya-upaya yang
dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam pencegahan kasus bullying.
Memberikan data terbaru bahwa Jawa Barat sudah bisa menekan angka kasus bullying
dengan menghadirkan kolaborasi pihak terkait dan peluncuran aplikasi STOPER
2. Strategi Respons Ofensif (Serangan, Rasa Malu, Kejutan, Ancaman)
Terhadap pelaku : Memberikan pemahaman kerugian yang terjadi dari kasus bullying,
memberikan sanksi berupa pembinaan sampai ke sanksi sosial juga sanksi hukuman.
3. Strategi Rasa Simpati Vokal (Kekhawatiran, Belasungkawa, Penyesalan, Permintaan Maaf)
Terhadap Korban : Memberikan rasa simpati dan permintaan maaf atas kejadian bullying
yang menimpa korban, memberikan motivasi serta berupaya untuk mengembalikan rasa
percaya diri korban. Memberikan layanan konseling dengan mendatangkan psikolog.

KRITERIA PEMILIHAN SPOKESPERSON

Ethos (mengidentifikasi sumber pesan/juru bicara) :


Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat : H. Dedi Supandi, S.STP., M.Si.
Sebagai yang mempunyai kewenangan di sekolah SD,SMP se jawabarat
Ketua KPAI : Ai Maryati Solihah, M.Si
Sebagai komisi pengawasan terhadap pelakasanaan perlindungan dan pemenuhan hak anak
Kepala Sekolah :
Sebagai penangung jawab dan kewenangan di lingkungan sekolah
Bimbingan Konseling (BK) :
Sebagai bimbingan konseling di tingkat sekolah
Selegram/Artis : Raffi Ahmad
Akan paling berpengaruh di indonesia sehingga akan sangat berpengaruh sekali untuk
penyampaian mengenai bullying

Logos (menentukan daya tarik rasional) :


Mengutip data yang dikeluarkan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), sejak Januari hingga
September 2023 tercatat ada 23 kasus bullying di Jawa barat. Dari 23 kasus itu, 2 diantaranya
menyebabkan korban perundungan meninggal dunia. Secara rinci, 23 kasus tersebut terbagi ke
dalam beberapa segemen. Dimana, kasus perundungan 50% terjadi di jenjang SMP, 23% di
jenjang SD, 13,5% di jenjang SMA, dan 13,5% di jenjang SMK. Kasus paling banyak terjadi di
jenjang SMP dan dilakukan oleh sesama siswa maupun dari pendidik.

Pathos (menentukan daya tarik pesan): √ positif atau √ negatif


- Love Appeales (Pendekatan Cinta/ Kasih Sayang)
• Membangun citra/Reputasi dunia Pendidikan di Provinsi jawa Barat yang bebas kasus
bullying, dengan cara mengadakan penyuluhan, seminar, kunjungan ke Instansi
Pendidikan.
• Melakukan pendekatan kepada korban melalui kegiatan yang bersifat positif sehingga
korban berani untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Di berikan sesi
konseling untuk menumbuhkan rasa percaya diri korban. Memberikan motivasi kepada
korban sehingga bisa menghilangkan traumatik.

- Guilt Appleals (Pendekatan Rasa Bersalah)


• Melakukan pembinaan kepada pelaku sehingga pelaku menyadari apa yang di
lakukannya melanggar hukum. Memberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku
di instansi pendidikan tersebut.

PENGGUNAAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi Verbal :
- Mengadakan pertemuan seluruh kadisdik seprovinsi Jawa Barat untuk membahas
mengenai kasus bullying di instansi Pendidikan
- Mengadakan penyuluhan ke instansii-instansi pendidikan terkait isu bullying
- Melaksanakan webinar yang fokus membahas bullying di lingkungan sekolah
- Membuat sebuah video konten mengenai dampak yang di akibatkan oleh bullying

Komunikasi Non Verbal :


- Membuat poster-poster himbauan bahayanya bullying pada peserta didik
- Membuat stiker-stiker slogan mengenai bahaya bullying contohnya “Bullying itu tidak
keren, itu kejam” “Bantu hentikan bullying bangkit dan bicaralah”

Anda mungkin juga menyukai