Anda di halaman 1dari 1

C.

Hambatan Dan Upaya peradilan anak di Indonesia

Terdapat beberapa permasalahan serius dalam upaya peradilan anak di Indonesia. Salah satunya
adalah ketidakpastian hukum yang muncul akibat ketidakjelasan syarat diversi dalam Pasal 7 ayat (2)
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UUSPPA). Hal ini menciptakan ketidakpastian
mengenai penanganan kasus anak, terutama ketika anak tersebut dihadapkan pada pasal-pasal yang
memiliki ancaman pidana dengan rentang yang sangat berbeda, dimana satu pasal dapat memiliki
ancaman di atas 7 tahun sedangkan pasal lainnya memiliki ancaman di bawah 7 tahun.

Masalah kedua terkait dengan ketidaksinkronan dan ketidakharmonisan regulasi, khususnya


berkaitan dengan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Diversi. Perma Diversi mencakup aturan yang
lebih luas daripada UUSPPA, menyebabkan ketidakselarasan dalam pelaksanaan diversi di setiap
tingkatan pemeriksaan perkara. Dengan regulasi yang melebihi lingkup UUSPPA, Perma Diversi
seakan bertentangan dengan hierarki perundang-undangan yang ada, dan dengan prinsip lex
superior derogat legi inferiori, Perma dapat diabaikan atau dikecualikan.

Ketidakefektifan dan ketidakefisiensian juga menjadi permasalahan serius, karena adanya dua
masalah sebelumnya. Regulasi yang tidak memberikan kepastian mengenai diversi membuat upaya
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam penanganan kasus anak menjadi sulit terwujud. Anak-
anak terpaksa harus melewati proses peradilan yang panjang, menyulitkan usaha untuk menjauhkan
mereka dari stigmatasi negatif. Dengan demikian, harapan untuk memberikan perlindungan
maksimal kepada anak-anak dalam sistem peradilan menjadi semakin sulit tercapai.

Anda mungkin juga menyukai