Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN

RSU KABUPATEN TANGERANG


Jl. Ahmad Yani No. 9 Tangerang
ASUHAN KEPERAWATAN
Tlp. 021-5512946-48

TUBERKULOSIS PARU
1. PENGERTIAN Penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium
Tuberculosis yang ditularkan melalui dahak (droplet) dari penderita TB
Paru kepada individu lain yang rentan
2. ASESMEN 1. Kondisi umum,
KEPERAWATAN 2. Pemeriksaan Fisik
3. Gangguan pernapasan
4. Pola Batuk
5. Produksi Sputum
6. Resiko Jatuh
7. Pola Nafas
8. Pola Eliminasi
9. Integumen
10. Neurosensori
11. Resiko Infeksi
12. Rontgen thorax
13. Pemeriksaan BTA
14. Pemeriksaan darah rutin

3. DIAGNOSA 1. Pola napas tidak efektif (D.0005)


KEPERAWATAN 2. Hipotermia (D.0140)
3. Defisit Nutrisi (D.0019)
4. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0142)

4. KRITERIA 1. Pola napas (L.01004)


EVALUASI / -
Ventilasi : semenit meningkat
NURSING -
Tekanan : ekspirasi meningkat
OUTCOME -
Tekanan : inspirasi
-
Dispnea : menurun
-
Kedalaman : napas menurun
-
Frekuensi : napas menurun
-
Kesadaran : meningkat
-
Irama nafas : membaik
2. Hipotermia (L 14134)
- Suhu tubuh : membaik
- Suhu kulit : membaik
- Kadar glukosa darah : membaik
- Tekanan darah : membaik
- Pengisian kapiler : kapiler membaik
- Hipoksia : membaik
3. Defisit Nutrisi (Manajemen Nutrisi L.03030)
- Porsi makan : meningkat
- Berat badan : membaik
- Frekuensi makan : membaik
- Pucat : menurun
- Kesulitan makan : menurun
- Alergi makanan : menurun
- Pola makan : membaik
- Tebal lipatan kulit : membaik
- Lapisan lemak : membaik

1
4. Bersihan jalan napas tidak efektif
Bersihan jalan napas (L.14125)
- Batuk efektif : membaik
- Produksi sputum : menurun
- Mengi : menurun
- Wheezing : menurun
- Sulit bicara : menurun
- Frekuensi napas : membaik
- Pola napas : membaik

5. INTERVENSI 1. Pola Nafas


KEPERAWATAN (I.01011) Manajemen jalan nafas
Tindakan Observasi :
1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis,gargling,mengi, ronkhi
kering)
3. Monitor sputum (jumlah,warna ,aroma)
Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Posisikan bayi pronasi
6. Penghisapan lender jika perlu
7. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi:
8. Anjurkan asupan kebutuhan cairan sesuai berat badan bayi
2. Hipotermi
(I. 14507) Manajemen Hipotermia
Tindakan Observasi
1. Monitor suhu tubuh
2. Identifikasi penyebab hipotermia
3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
Terapeutik :
4. Sediakan lingkungan yang hangat
5. Ganti pakaian atau linen yang basah
6. Lakukan penghatan pasif (Infant warmer/ Inkubator)
7. Lakukan penghatan aktif eksternal
8. Lakukan penghangatan aktif internal
Edukasi :
9. Anjurkan tindakan metode Kangguru
10. Anjurkan ibu untuk menyusui bayi
3. Defisit Nutrisi
(I.03119) Manajemen Nutrisi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor berat badan
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
5. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
6. Saikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
7. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi :
8. Anjrukan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi :
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
4. Bersihan jalan napas tidak efektif (I.01011)
2
Observasi:
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan (misalnya : gurgling, mengi,
wheezing, ronchi)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
4. Posisikan semi fowler atau fowler
5. Berikan minum hangat
6. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
8. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
9. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
6. INFORMASI DAN 1. Latihan batuk efektif
EDUKASI 2. Perawatan TBC di rumah
3. Edukasi berhenti merokok
4. Edukasi Pencegahan penularan TBC

7. EVALUASI Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan


intervensi dan dibandingkan dengan SLKI serta analisis terhadap
perkembangan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan

8. PENELAAH KRITIS Sub Komite Mutu Keperawatan

9. KEPUSTAKAAN 1. Aminingsih Endrawati & Ariasti. (2019). Keperawatan Medikal


Bedah Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : EGC
2. Dermawan, D. (2019). Proses Keperawatan Perencanaan Konsep Dan
Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Cetakan 3, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia.
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), Edisi 1 Cetakan 2, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia.
5. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), Edisi 1,Cetakan 2 Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai