Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI DEEP BREATHING DAN BUTTERFLY HUG

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI PENGURANGAN KECEMASAN


PADA LANSIA DI PUSKESMAS BOJONG NANGKA
Aghniya Shafa Salsabila
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: aghniya.shafa19@mhs.uinjkt.ac.id
ABSTRAK
Latar Belakang: Prevelensi kecemasan yang dialami lansia semakin meningkat seiring
bertambahnya usia. Salah satu strategi untuk mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan
mekanisme koping setiap individu yaitu dengan cara pemberian intervensi psikoedukasi deep
breathing dan butterfly hug. Psikoedukasi merupakan salah satu langkah promotif dan preventif
untuk meningkatkan kesehatan jiwa pada lansia. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas
psikoedukasi deep breathing dan butterfly hug terhadap tingkat pengetahuan strategi
pengurangan kecemasan pada lansia. Metode: Penelitian kuantitatif pre-eksperimental one
group pre-test post-test dengan jumlah sample sebanyak 27 lansia yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan dipilih dengan teknik total sampling. Hasil: Penelitian ini menunjukkan mean N-
Gain Score 79.0564 sehingga menunjukkan bahwa psikoedukasi deep breathing dan butterfly
hug dikatakan efektif. Kemudian analisis uji Wilcoxon menunjukkan p value = 0.000 (p value <
0.05) sehingga terdapat pengaruh pemberian intervensi psikoedukasi deep breathing dan
butterfly hug dalam meningkatkan pengetahuan strategi pengurangan kecemasan pada lansia di
Posbindu Murai binaan Puskesmas Bojong Nangka.

Kata Kunci : Kecemasan, Mekanisme Koping, Psikoedukasi, Lansia

ABSTRACT
Background: The prevalence of anxiety experienced by the elderly increases with age. One
strategy to reduce anxiety levels and improve each individual's coping mechanisms is by
providing deep breathing and butterfly hug psychoeducational interventions. Psychoeducation is
one of the promotive and preventive steps to improve mental health in the elderly. Purpose: The
purpose of this study was to determine the effectiveness of deep breathing and butterfly hug
psychoeducation on the level of knowledge of anxiety reduction strategies in the elderly.
Methods: One group pre-test post-test quantitative pre-experimental study with a total sample of
27 elderly who fit the inclusion criteria and were selected by total sampling technique. Results:
This study showed a mean N-Gain Score of 79.0564 indicating that deep breathing and butterfly
hug psychoeducation were said to be effective. Then the analysis of the Wilcoxon test showed a
p value = 0.000 (p value <0.05) so that there was an effect of giving deep breathing and butterfly
hug psychoeducational interventions in increasing knowledge of anxiety reduction strategies in
the elderly at Posbindu Murai assisted by the Bojong Nangka Health Center.

Keywords: Anxiety, Coping Mechanisms, Psychoeducation, Elderly


PENDAHULUAN
Lansia atau lanjut usia adalah kelompok hipertensi, peningkatan kadar gula darah,
individu yang berusia diatas 60 tahun serta peningkatan kadar kolesterol.
(World Health Organization, 2017) . Pada Kecemasan disebabkan oleh beberapa
tahun 2010, jumlah populasi lansia di faktor, diantaranya yaitu memikirkan
Indonesia sebesar 18 juta jiwa (7,59%), penyakit yang dideritanya, kendala ekonomi,
menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun sedikit waktu dengan keluarga, dan merasa
2019, dan diperkirakan akan terus kesepian (Ayuningtyas, 2012).
meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%)
pada tahun 2035 (Kemenkes RI, 2019) . Strategi pencegahan atau penurunan
Dengan adanya peningkatan populasi lansia kecemasan perlu diajarkan pada lansia,
baik di Indonesia maupun di dunia menuntut seperti pemberian intervensi psikoedukasi.
perhatian pemerintah dalam memberikan Psikoedukasi merupakan metode edukatif
pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut yang bertujuan untuk memberikan informasi
usia. dan pelatihan yang berguna untuk mengubah
pemahaman mental/psikis individu
(Putra & Soetikno, 2018).
Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan mengalami proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan. Seiring dengan Mekanisme koping adalah cara yang
proses penuaan, banyak masalah dan digunakan seseorang dalam menyelesaikan
perubahan yang terjadi pada lansia seperti masalah, mengatasi perubahan yang terjadi,
penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan situasi yang mengancam, baik secara
ataupun ekonomi. WHO (2017) menyatakan kognitif atau prilaku. Mekanisme koping
lebih dari 20% lansia yang berusia 60 tahun dibagi menjadi dua, yaitu Emotional focused
ke atas menderita gangguan mental dan coping atau Problem focused coping
neurologis. Prevelensi kecemasan yang (Monica et al., 2023). Setiap orang memiliki
dialami oleh lansia di Indonesia pada usia mekanisme koping yang berbeda beda,
55-65 tahun sebesar 6,9% , sedangkan pada sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
usia 65-75 tahun mencapai 9,7% dan pada setiap individu (Yuanita et al., 2015) .
usia 75 tahun keatas mempunyai angka Psikoedukasi pada penelitian ini
sebanyak 13,4% (Kemenkes RI, 2019). mengajarkan keterampilan individu teknik-
teknik mengelola stres dan kecemasan, salah
Gangguan kecemasan merupakan satunya teknik penurunan kecemasan
masalah yang nyata dan relative umum pada melalui deep breathing technique dan
kalangan lansia. Beberapa lansia ada yang butterfly hug.
mengalami kecemasan untuk waktu yang
lama dan ada pula yang hanya suatu waktu Deep breathing exercise merupakan
saja. Gangguan kecemasan yang tampak salah satu metode teknik relaksasi dalam
paling umum pada lansia yaitu gangguan menurunkan kecemasan (Smeltzer, 2015) .
kecemasan umum, agoraphobia, dan fobia Selain diberikan deep breathing exercise
sosial (A.Nies & McEwen, 2019). untuk mengatur pernapasan dan mengurangi
stress, bisa juga dibarengin dengan teknik
Potter & Perry (2010) menjelaskan butterfly hug yaitu sebuah teknik stabilisasi
bahwa kecemasan dapat menimbulkan emosi yang dapat membantu memberikan
tuntutan yang besar pada lansia, dan jika efek menenangkan kepada tubuh
(Artaguna & Sukmandari, 2022)
lansia tersebut tidak dapat mengadaptasi, . Keefektifan teknik
maka dapat terjadi penyakit, seperti butterfly hug telah dibuktikan dalam
penelitian terdahulu oleh poliklinik jiwa dan oleh dokter spesialis
Girianto et al., (2021)
Studi ini menyatakan bahwa metode yang bersangkutan dengan pemberian
butterfly hug berpengaruh terhadap intervensi farmakologis dan home visit pada
penurunan kecemasan pada lansia yang sudah didiagnosa memiliki
lansia. Mengajarkan Teknik deep breathing masalah gangguan kejiwaan yang dibantu
dan butterfly hug merupakan salah satu oleh petugas dalam distribusi obat dan
strategi psikoedukasi yang bisa diajarkan rujukan.
tenaga kesehatan kepada masyarakat.
Psikoedukasi kepada kelompok masyarakat Studi pendahuluan yang dilakukan
adalah salah satu tugas dan tanggung jawab kepada 27 lansia di Posbindu Murah Hati
perawat di level promotif dan preventif. (Murai) binaan Puskesmas Bojong Nangka
Penatalaksanaan asuhan keperawatan di diketahui bahwa lansia yang mengalami
level promotif dan preventif biasanya tingkat kecemasan ringan terdapat 19 orang,
dilakukan di setting komunitas. tingkat kecemasan sedang terdapat 6 orang,
Penatalaksanaan di area komunitas dan tingkat kecemasan berat terdapat 2
bersinergi dengan program kesehatan jiwa di orang. Tingkat kecemasan lansia tersebut
puskesmas, khususnya program lansia di diukur menggunakan Geriatric Anxiety
posbindu-posbindu di wilayah kerja Scale (GAS). Dua orang kader juga
Puskesmas. menyatakan bahwa pemberian intervensi
atau edukasi mengenai pencegahan
Provinsi Banten sendiri memiliki kecemasan pada lansia belum pernah
program kerja kesehatan jiwa yang didapatkan.
dilaksanakan di puskesmas-puskesmas.
Jumlah puskesmas di Provinsi Banten Berdasarkan fenomena di atas maka
sampai dengan desember 2020 sebanyak peneliti tertarik melakukan penelitian
246 unit tentang “Efektivitas Psikoedukasi Deep
(Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2022)
Terkait program kesehatan jiwa, Breathing dan Butterfly Hug Terhadap
berdasarkan studi pendahuluan yang telah Tingkat Pengetahuan Strategi
dilakukan di Puskesmas Bojong Nangka Pengurangan Kecemasan Pada Lansia Di
Kabupaten Tangerang, didapatkan data ada Puskesmas Bojong Nangka”.
tahun 2018, jumlah pelayanan kesehatan TINJAUAN PUSTAKA
jiwa yang dirujuk sebanyak 2280 kasus. Konsep Lanjut Usia
Kasus rujukan pelayanan kesehatan jiwa Menurut WHO (2013) lanjut usia
terbanyak di wilayah Kabupaten Tangerang adalah seseorang yang telah mencapai usia
urutan kedua Puskesmas adalah Bojong di atas 60tahun. Lansia ini akan mengalami
Nangka (6,27%) Proses penuaan atau yang biasa disebut
(BPS Kabupaten Tangerang, 2018).
Puskesmas Bojong dengan aging process yaitu suatu fenomena
Nangka tercatat memiliki 12 Posbindu yang dialami oleh lansia dan ditandai
lansia, hanya saja belum berfokus pada dengan menurunnya kondisi psikis, fisik dan
kesehatan jiwa lansia. Hal ini dibuktikan sosial (Lilik, 2011).
dengan kegiatan skrining pada lansia pada
4.772 lansia di Puskesmas Bojong Nangka, Menurut Stanley (2007), lansia
hanya berfokus pada program Penyakit mengalami perubahan psikososial yang
Tidak Menular dan Panyakit Menular saja diantaranya meliputi: 1) Penurunan kondisi
tiap tahunnya. Sedangkan, Program PTM fisik, seperti bertambahnya kerutan,
kesehatan jiwa pada lansia di Puskesmas bertambahnya kerapuhan tulang,
Bojong Nangka hanya dilakukan di berkurangnya vitalitas dan sebagainya yang
dapat membuat individu lebih bergantung kuesioner Geriatric Anxiety Scale (GAS)
kepada orang lain dalam menjalani dengan kategori tingkat kecemasannya yaitu
kehidupan sehari-hari; 2) Penurunan fungsi nilai 0-18 (tidak memiliki kecemasan), nilai
dan potensi seksual, berhubungan dengan 19-37 (kecemasan ringan), nilai 38-55
dengan sistem metabolisme, sistem (kecemasan sedang) dan nilai 56-75
kardiovaskular, riwayat operasi, nafsu (kecemasan berat).
makan, pencernaan yang buruk, dan
penyalahgunaan zat; 3) Perubahan aspek Konsep Deep Breathing dan Butterfly
psikososial, kemampuan kognitif (persepsi, Hug
pemahaman, dll) dan kemampuan Teknik deep breathing atau tarik
psikomotorik (tindakan, gerak dan napas dalam adalah latihan pernapasan
koordinasi) seringkali menurun seiring dengan cara bernapas secara perlahan dan
dengan berjalannya waktu; 4) Perubahan dalam dengan menggunakan otot
yang berkaitan dengan pekerjaan; 5) diagfragma, sehingga memungkinkan
Perubahan dalam peran sosial di masyarakat, abdomen terangkat perlahan dan dada
ketika seseorang bertambah usia beberapa mengembang penuh (Smeltzer, 2015).
orang mengalami gangguan atau Teknik deep breathing ini dapat bermanfaat
keterbatasan fungsional yang dapat untuk mengurangi rasa khawatir, cemas,
menyebabkan perasaan menjadi asing. gelisah, tekanan darah dan ketenangan jiwa
Konsep Kecemasan Pada Lansia menjadi lebih rendah (Wardani, 2015).
Kecemasan merupakan suatu reaksi Langkah - langkah teknik deep breathing
yaitu: 1) mengatur posisi yang nyaman; 2)
emosional yang menyebabkan perasaan
tarik napas secara perlahan dan dalam
menjadi tidak tenang disertai dengan melalui hidung dengan kondisi mulut
ketidaknyamanan atau ketakutan (Stuart, tertutup; 3) tahan napas selama tiga detik
2019). Terdapat empat tingkatan kecemasan, (jumlah hitungan disesuaikan dengan
diantaranya : kecemasan ringan, kecemasan kemampuan masing - masing individu; 4)
sedang, kecemasan berat dan panik kerutkan bibir dan keluarkan napas melalui
(Mardjan, 2016). Terdapat beberapa faktor mulut, hembuskan secara perlahan
yang dapat mempengaruhi kecemasan pada (Prasetyo, 2010).
lansia yaitu: usia, jenis kelamin, pengalaman
Butterfly hug merupakan suatu
hidup dalam berumah tangga dan kunjungan metode yang digunakan yntuk menjaga
keluarga (Pramana et al., 2016). kestabilan emosi dan untuk mengatasi
Menurut Stuart (2019) tanda dan kecemasan pada lansia. Teknik butterfly hug
gejala kecemasa meliputi: 1) Respirasi ini pertama kali dikenalkan oleh Lucina
(sesak dada, pernapasan sesak dan dangkal); Artigas dan Ignack Jarero pada saat
2) Gastrointestinal (hilang nafsu makan, menohong korban yang selamat dari
ketidaknyamanan pencernaan, mulas, mual); bencana alam di Mexico pada tahun 1998.
3) Kardiovaskular (jantung berdenyut cepat, Jarero & Artigas (2020) mengatakan bahwa
pusing, tekanan darah tinggi, pingsan); 4) metode ini dapat membuat pikiran menjadi
Neuromuscular (refleks yang meningkat, tenang dan tubuh menjadi rileks, sehingga
sulit tidur, tremor, gelisah, tegang); 5) rasa cemas dan khawatir dapat mereda
Urinaria (sering buang air kecil dan secara perlahan, begitu juga dengan gejala
inkontinensia urin). Kecemasan pada lansia kecemasan lainnya. Dalam jurnal The
ini dapat diukur dengan menggunakan EMDR Therapy Butterfly Hug Method for
Self Administered Bilateral Stimulation
(Jarero dan Artigas, 2020) Teknik Framework, mencakup perawatan dan
pelaksanaan butterfly hug sebagai berikut: pengobatan klinis khusus untuk individu
1) Mengatur posisi yang nyaman; 2) dengan kondisi Kesehatan mental kronis dan
Silangkan kedua tangan di depan dada. individu yang menderita tekanan yang
Posisikan tangan senyaman mungkin; 3) begitu parah selama beberapa waktu
Tutup kedua mata dan jangan lupa untuk tertentu. Lapisan ketiga piramida mencakup
memfokuskan pikiran selama melakukan kegiatan pencegahan dan perawatan untuk
metode butterfly hug; 4) Tepuk kedua individu dan keluarga yang mengalami
tangan secara perlahan seperti mengepakkan tekanan psikologis yang lebih rumit dan
sayap kupu – kupu; 5) Tarik napas dalam orang yang beresiko memiliki kondisi
dan hembuskan secara perlahan; 6) Ulangi kesehatan mental. Lapisan kedua piramida
kembali metode butterfly hug hingga merasa mencakup promosi promosi kesehatan
tenang. mental positif dan kesejahteraan psikososial,
serta kegiatan pencegahan berfokus pada
Konsep Psikoedukasi keluarga, kelompok, dan individu yang
Psikoedukasi adalah suatu tindakan beresiko.
yang diberikan kepada individu dan Kegiatan pada lapisan pertama sering
keluarga yang bertujuan untuk memperkuat diintegrasikan ke dalam sektor kesehatan,
strategi koping atau suatu cara khusus dalam perlindungan, dan pendidikan dan harus
menangani perubahan mental (Shoimah & dapat diakses oleh 100% populasi yang
Ritanti, 2022). Menurut Nelson – Jones terkena dampak, jika memungkinkan,
(1982) dalam (Supratiknya, 2011) terdapat termasuk pertolongan pertama psikologis
enam pengertian mengenai psikoedukasi (psychological first aid/PFA) dan kegiatan
yang masing – masing mewakili Gerakan rekreasi.
tertentu, diantaranya yaitu: a) Melatih orang
mempelajari aneka life skills; b) Pendekatan METODE
akademik – eksperiensial dalam
mengajarkan psikologi; c) Pendidikan Penelitian ini merupakan jenis
humanistic; d) Melatih tenaga penelitian kuantitatif pre-eksperimental one
paraprofessional di bidang keterampilan group pretest posttest. Pengambilan sample
konseling; e) Serangkaian kegiatan menggunakan teknik total sampling yaitu
pelayanan kepada masyarakat; f) dengan total lansia 27 responden. Penelitian
Memberikan layanan informasi tentang ini dilaksanakan di Posbindu Murah Hati
psikologi kepada public. (Murai) binaan Puskesmas Bojong Nangka.
Adapun variabel independen dalam
Psychosocial Center IFRC (2021) penelitian ini yaitu Psikoedukasi deep
telah menerbitkan piramida intervensi baru breathing dan butterfly hug dan variabel
yang menjelaskan tentang framework teori dependen yaitu tingkat pengetahuan strategi
kesehatan mental dan dukungan psikososial pengurangan kecemasan. Analisa data dalam
yang dikenal dengan The International penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
RCRC Movement Framework. Model ini univariat dan bivariat dengan menggunakan
menggambarkan kerangka pelayanan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Kesehatan mental dan dukungan psikososial
untuk memenuhi kebutuhan individu, HASIL
keluarga, dan masyarakat dalam semua Analisa Univariat
konteks. Pada lapisan paling atas piramida
The International RCRC Movement Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Tabel 2
Responden Berdasarkan Usia, Jenis Frekuensi Tingkat Kecemasan
Kelamin, Status Pernikahan dan Riwayat
Penyakit (n=27) Tingkat N Presentase (%)

Keterangan N Mean ± SD Range Kecemasan


Usia 27 64.33 ± 4.260 60 – 77 Kecemasan 19 70.4%
Presentase (%)
Ringan
Jenis Kelamin:
Perempuan 16 59.3% Kecemasan 6 22.2%
Laki – Laki 11 40.7%
Sedang
Status Pernikahan: Kecemasan 2 7.4%
Menikah 25 92.6%
Cerai Mati 2 7.4% Berat
Total 27 100%
Riwayat Penyakit:
Hipertensi 11 40.7% Berdasarkan distribusi frekuensi
DM 6 22.2%
Stroke 2 7.4% tingkat kecemasan pada tabel 2
Kolesterol 2 7.4%
Asam Urat 6 22.2% menunjukkan bahwa lebih banyak
responden yang memiliki tingkat kecemasan
Tabel 1 menunjukkan distribusi ringan dibandingkan dengan tingkat
responden berdasarkan usia, jenis kelamin, kecemasan lainnya, dengan jumlah
status pernikahan, dan riwayat penyakit. responden 19 orang (70.4%).
Didapatkan hasil bahwa rata-rata atau mean
Tabel 3
usia responden yaitu 64.33 dengan usia
Frekuensi Tingkat Mekanisme Koping
responden yang paling muda 60 tahun dan
Tingkat N Presentase (%)
usia responden yang paling tua 77 tahun.
Mekanisme
Frekuensi jenis kelamin responden yang Koping
paling banyak yaitu perempuan, dengan Mekanisme 10 37.0%
jumlah responden 16 orang (59.3%) dari 27 Koping Rendah

responden. Status pernikahan responden Mekanisme 17 63.0%


Koping Sedang
mayoritas menikah, dengan jumlah
Total 27 100%
responden 25 orang (92.6%). Kemudian
Berdasarkan distribusi frekuensi
berdasarkan riwayat penyakit, penyakit yang tingkat mekanisme koping pada tabel 5.3,
paling banyak dimiliki oleh responden yaitu sebanyak 17 orang (63.0%) memiliki tingkat
mekanisme koping sedang.
hipertensi dengan jumlah responden 11
Tabel 4
orang (40.7%). Uji Homogenitas
Level Statistic df1 df2 Sig. Wilcoxon didapatkan nilai Asymp. Sig. .000,
.176 1 52 .676
Berdasarkan uji homogenitas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
menggunakan nilai pretest dan posttest, pengaruh pemberian intervensi psikoedukasi
didapatkan nilai Sig. .676, karena nilai
Signifikansi yang ¿ 0.05 maka data deep breathing dan butterfly hug terhadap
penelitian ini dinyatakan homogen. strategi pengurangan keceasan pada lansia di
Tabel 5 Puskesmas Bojong Nangka.
Uji Normalitas
Tabel 7
Strategi Pre Post Asymp. Z Efektivitas Pengetahuan Strategi
Pengurangan Test Test Sig. Score Pengurangan Kecemasan
Kecemasan
N Min Max Mean Std.
Mean 44.81 88.52 -4.596
SD 10.141 10.991 .000 devisiasi
Pretest 27 30 60 44.81 10.141
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa
Psikoedukasi
hasil Asymp. Sig. memiliki nilai .000
Posttest 27 60 100 88.52 10.991
(p<0.05), maka maka hipotesis diterima. Psikoedukasi
N-Gain 27 42.86 100.0 79.0564 17.74058
Percent 0
Valid n 27

Berdasarkan perhitungan N-Gain


Tabel 6
Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Score, dapat terlihat bahwa nilai rata-rata
Psikoedukasi
atau mean N-Gain score yaitu sebesar
Tingkat Pre Post P Value Z 79.0564. Dengan nilai skor maksimal yaitu
Pengetahuan Test Test Score
100.00 dan skor minimal yaitu 42.86.
Baik - 25
Menurut kategori tafsiran efektivitas N-Gain
Cukup 4 2 .000 -4.569
score menurut Hake, R. R. (1999), nilai
Kurang Baik 23 -
mean atau rata-rata sebesar 79.0564
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan
menunjukkan bahwa intervensi psikoedukasi
bahwa sebelum diberikan intervensi
deep breathing dan butterfly hug efektif
psikoedukasi sebanyak 23 orang (85.2%)
dalam mmeningkatkan pengetahuan lansia
memiliki pengetahuan kurang baik. Setelah
mengenai strategi pengurangan kecemasan
diberikan intervensi psikoedukasi terdapat
(>76 = efektif).
25 orang (92.6%) memiliki tingkat
pengetahuan baik. Setelah dilakukan uji PEMBAHASAN
Karakteristik Responden 2 orang (7.4%). Berdasarkan Riwayat
penyakit, dari 27 responden menunjukkan
Distribusi responden berdasarkan
bahwa lebih banyak lansia yang memiliki
umur menunjukkan bahwa hasil nilai rata-
Riwayat penyakit hipertensi, yang berjumlah
rata atau mean 64.33, dari 27 responden.
11 orang (40.7%). Lansia yang memiliki
Usia responden yang paling muda yaitu 60
Riwayat penyakit DM berjumlah 6 orang
tahun, sedangkan usia yang paling tua yaitu
(22.2%), yang memiliki Riwayat penyakit
77 tahun. Hal ini sejalan dengan pernyataan
asam urat berjumlah 6 orang (22.2%), yang
WHO bahwa lansia merupakan individu
memiliki Riwayat penyakit stroke 2 orang
yang memasuki usia 60 tahun keatas.
(7.4%) dan yang memiliki Riwayat penyakit
Berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak
kolesterol 2 orang (7.4%). Hal ini selaras
lansia yang berjenis kelamin Perempuan
dengan data Riskesdas (2018), bahwa
dengan jumlah 16 orang (59.3%),
penyakit yang paling banyak dialami oleh
dibandingkan dengan lansia yang berjenis
lansia yaitu penyakit tidak menular (PTM),
kelamin laki laki berjumlah 11 orang
diantaranya hipertensi, DM, masalah gigi,
(40.7%). Hal ini sejalan dengan data yang
penyakit sendi, stroke, dan penyakit jantung
didapatkan dari (Kemenkes RI, 2013) bahwa
(Kemenkes RI, 2019)
Perempuan memiliki angka harapan hidup
yang lebih tinggi sekitar 73.38, sedangkan Tingkat Kecemasan dan Mekanisme
laki – kali lebih rendah yaitu 68.26. Koping Pada Lansia Di Puskesmas
Berdasarkan Bojong Nangka
(Badan Pusat Statistik (BPS), 2019)
, presentase data pernikahan pada
Berdasarkan Tingkat Kecemasan, dapat
tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih
dilihat bahwa lebih banyak lansia yang
banyak yang memiliki status pernikahan
memiliki tingkat kecemasan ringan dengan
menikah (58.87%), dibandingkan dengan
jumlah lansia 19 orang (70.4%), tingkat
status pernikahan cerai mati (4.98%). Dari
kecemasan sedang terdapat 6 orang (22.2%)
hasil penelitian yang telah dilakukan, lansia
dan tingkat kecemasan berat terdapat 2
yang berada di posbindu murah hati (Murai)
orang (7.4%). Hal ini sejalan dengan
lebih banyak memiliki status pernikahan
penelitian yang dilakukan oleh
menikah, yaitu dengan jumlah lansia 25 (Mirani, 2021)
di Puskesmas Payung Sekaki dengan
orang (92.6%) dan lansia yang memiliki
total sample 92 lansia menunjukkan bahwa
status pernikahan cerai mati yaitu berjumlah
sebagian besar lansia memiliki tingkat butterfly hug berada pada angka 88.52 atau
masuk dalam kategori baik. Hal tersebut
kecemasan sedang yaitu sebanyak 40 orang
menunjukkan bahwa intervensi psikoedukasi
(43,5%). Beberapa faktor yang dapat yang diberikan pada lansia di posbindu
murai binaan puskesmas bojong Nangka
menyebabkan kecemasan pada lansia yaitu
menjadi lebih baik, karena di dalam
memikirkan penyakit yang dideritanya, pemberian psikoedukasi tidak hanya
memberikan pengetahuan saja, akan tetapi
kendala ekonomi, sedikit waktu berkumpul
juga dipraktikan bagaimana cara deep
dengan keluarga, dan merasa kesepian breathing dan butterfly hug. Hasil penelitian
(Ayuningtyas, 2012). ini linear dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Dewi, 2019) di Paguyuban Lansia
Rossela, Puskesmas Rangkas Surabaya
Berdasarkan tingkat mekanisme koping, dengan total sample 11 lansia, didapatkan
terdapat 17 orang (63.0%) yang memiliki hasil yang signifikan yaitu p = 0,003 (<0.05)
yang menunjukkan bahwa terdapat
tingkat mekanisme koping sedang, dan 10 perbedaan yang signifikan antara hasil pre-
orang (37.0%) memiliki tingkat mekanisme test dan post-test pada lansia dengan hasil
skor pengetahuan lansia setelah diberikan
koping rendah. Menurut pandangan Lazarus intervensi psikoedukasi menjadi lebih tinggi
dan Folkman (1985) dalam suryanta (2012), dibandingkan sebelum mengikuti kegiatan
intervensi.
perbedaan mekanisme koping ini merupakan
Efektifitas Psikoedukasi Deep Breathing
suatu kewajaran, karena tingkat stress dalam
dan Butterfly Hug Terhadap Tingkat
suatu kondisi atau masalah yang sedang Pengetahuan Strategi Pengurangan
Kecemasan
dialami individu akan menentukan
mekanisme atau strategi koping mana yang Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
pengetahuan lansia mengenai psikoedukasi
akan dipergunakan. deep breathing dan butterfly hug.
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa
Pengetahuan Lansia Sebelum dan hasil Asymp. Sig (2-tailed) memiliki nilai
0.000 (p<0.05) sehingga hipotesis diterima,
Sesudah diberikan Intervensi
yang artinya bahwa psikoedukasi deep
Psikoedukasi (Deep Breathing dan breathing dan butterfly hug berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan strategi
Butterfly Hug)
pengurangan kecemasan. Mekanisme koping
pada umumnya, dilakukan ketika seseorang
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa berada dalam kondisi cemas, mulai dari
rata-rata tingkat pengetahuan strategi kecemasan tingkat ringan sampai berat.
pengurangan kecemasan sebelum diberikan Mekanisme koping terbagi menjadi 2 yaitu
intervensi psikoedukasi deep breathing dan berfokus pada emosi dan berfokus pada
butterfly hug berada pada angka 44.81 atau masalah. Pada kecemasan ringan sampai
masuk kedalam kategori kurang baik. sedang, mekanisme koping yg umumnya
Sedangkat tingkat pengetahuan strategi digunakan adalah mekanisme koping
pengurangan kecemasan pada lansia setelah berfokus yang pada emosi. Mekanisme
diberikan psikoedukasi deep breathing dan
koping berfokus pada emosi seperti, materi terukur apakah psikoedukasi dapat
psikoedukasi yg diajarkan pada penelitian menurunkan tingkat kecemasan dan
ini yaitu teknik deep breathing dan butterfly meningkatkan mekanisme koping emotional
hug karena efek mekanisme koping berfokus pada lansia. Pada proses pengambilan data,
pada emosi bisa langsung dirasakan dalam terdapat 3 responden yang drop out
menurunkan tanda-tanda kecemasan yang dikarenakan tidak mengikuti rangkaian
berdampak pada tanda tanda vital
kegiatan sampai selesai. Pada kegiatan ini
(hipertensi), hanya saja mekanisme koping
tidak terdapat group control, sehingga tidak
berfokus pada emosi tepat digunakan untuk
kecemasan yang sifatnya jangka pendek. dikatahui apakah psikoedukasi benar – benar
Metode butterfly hug ini dikembangkan oleh efektif dibandingkan dengan kelompok
Artigas & Jarero (2014) ketika sedang tanpa psikoedukasi.
menolong para korban yang selamat dari
KESIMPULAN
badai besar di Acapulo, Meksiko pada tahun
1998. Berdasarkan hasil screening tingkat
kecemasan lansia menggunakan kuesioner
Studi ini bertujuan untuk meningkatkan
Geriatric Anxiety Scale ditemukan bahwa
pengetahuan dan keterampilan dalam
lansia yang memiliki tingkat kecemasan
mengatasi kecemasan sehari hari yang
ringan berjumlah 19 orang (70.4%), tingkat
sifatnya ringan sampai sedang. Hasil dari
kecemasan sedang berjumlah 6 oranng
penelitian ini menunjukkan bahwa
(22.2%), dan yang memiliki tingkat
psikoedukasi deep breathing dan butterfly
kecemasan berat berjumlah 2 orang (7.4%).
hug mempengaruhi pengetahuan responden
Sedangkan untuk hasil screening tingkat
tentang strategi pengurangan kecemasan.
mekanisme koping yang berfokus pada
Hal ini selaras dengan Penelitian yang
emosi dengan menggunakan kuesioner
dilakukan oleh (Girianto et al., 2021) yang
Emotional Focused Coping ditemukan
berjudul Butterfly Hug to Reduce Anxiety on
bahwa lansia yang memiliki tingkat
Elderly yang berada di UPT PSTW
mekanisme koping sedang berjumlah 17
Jombang-Kediri dengan jumlah sampel yang
orang (63.0%) dan lansia yang memiliki
digunakan sebanyak 18 responden, hasil
mekanisme koping rendah berjumlah 10
pretest menunjukkan bahwa separuh
orang (37.0%).
responden (50,0%) mengalami kecemasan
berat, dan separuh responden (50,0%) Berdasarkan perhitungan N-Gain Score,
mengalami kecemasan sedang. Hasil terlihat bahwa mean N-Gain score adalah
posttest menunjukkan bahwa separuh 79.0564. Dengan nilai skor minimal adalah
responden (50,0%) mengalami kecemasan 42.86 dan nilai skor maksimal adalah
sedang, dan separuh responden (50,0%) 100.00. Menurut kategori tafsiran efektivitas
mengalami kecemasan ringan. p-value 0,003 N-Gain (Hake, R.R, 1999), dengan nilai
dan α = 0,05 jadi p value (0,003 < 0,05) mean 79.0564, menunjukkan bahwa
artinya ada pengaruh butterfly hug terhadap intervensi psikoedukasi deep breathing dan
tingkat kecemasan pada lansia butterfly hug efektif dalam strategi
pengurangan kecemasan (>76 = efektif).
KETERBATASAN PENELITIAN
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon
Pada penelitian ini hanya mengukur tingkat
Signed Rank Test pada SPSS Statistic,
kecemasan dan mekanisme koping sebelum
menunjukkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed)
diberikan psikoedukasi, sehingga tidak yaitu 0.000. nilai tersebut lebih kecil dari
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Azmal, C. O. (2017). Gambaran Tingkat
perbedaan antara tingkat pengetahuan Kecemasan Pada Lansia Dalam Menjalani
strategi pengurangan kecemasan pada saat Masa Tua Di Rumah Perlindungan Sosial
sebelum diberikan intervensi psikoedukasi Tresna Werdha Kota Bogor Tahn 2017.
(pre-test) dan setelah diberikan intervensi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
psikoedukasi (post-test). Maka, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Presentase
pemberian intervensi psikoedukasi deep Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas
breathing dan butterfly hug dalam Menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan
meningkatkan pengetahuan strategi Status Perkawinan.
pengurangan kecemasan pada lansia di BPS Kabupaten Tangerang. (2018). Kabupaten
posbindu Murai binaan Puskesmas Bojong Tangerang Dalam Angka 2018. Badan Pusat
Nangka. Statistik Kabupaten Tangerang.
SARAN Cozby, P. C., & Bates, S. C. (2015). Methods in
Behavioral Research (12th ed.). McGraw
DAFTAR PUSTAKA Hill.

Amir, C. D., Ibrahim, & Rahmawati. (2021). Daturrahmah, Z., & Tobing, D. L. (2023).
Tingkat Depresi, Ansietas, Stres Pada Lansia Tingkat Stres, Kecemasan, dan Penyesuaian
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Diri Pada Lansia Yang Di Tinggal Pasangan
Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 3. Hidup. Indonesian Journal of Health
Development, 5(1).
A.Nies, M., & McEwen, M. (2019).
Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Dewi, M. R. (2019). Psikoedukasi Manajemen
Keluarga (6th ed.). Elsevier Singapore Pte Stres Pada Lansia Di Wilayah Puskeksmas
Ltd. Rangkah, Surabaya. JPPP - Jurnal
Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 8(1).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2022). Profil
Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2021.
Artaguna, I. M., & Sukmandari, N. M. A. (2022). https://dinkes.bantenprov.go.id/read/profil-
Pengaruh Latihan Meditasi Dengan Tingkat kesehatan-provinsi-bant/220/Profil-
Kecemasan Perawat Yang Bertugas Di Kesehatan-Provinsi-Banten-Tahun-
Ruang Isolasi Covid-19 Rumkit Tk. li 2021.html
Udayana. Jurnal Medika Usada, 5(2).
Dinas Komunikasi dan Informatika. (2022).
Artigas, L., & Jarero, I. (2014). The Butterfly Profil Statistik Kabupaten Tangerang Tahun
Hug. Implementing EMDR Early Mental 2022. Dinas Komunikasi Dan Informatika
Health Interventions for Man-Made and Kabupaten Tangerang.
Natural Disasters, 127–130.
Erlangga, G. Z. N., Nugroho, H. A.,
Ayuningtyas, I. (2012). Hubungan Dukungan Abdurrahman, & Kusuma, H. (2022). Terapi
Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Spiritual Terhadap Kecemasan dan Depresi
Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Pada Pasien Hemodialisis: Literatur Review.
Sakit Rajawali Bangutapan Bantul. Surya Journal Keperawatan, 1(1).
Medika, 8(1).
Festi, P. W. (2018). Lanjut Usia Perspektif dan
Masalah. UM Surabaya Publishing.
Girianto, P. W. R., Widayati, D., & Agusti, S. S. Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress
(2021). Butterfly Hug Reduce Anxiety on Appraisal and Coping. Springer Publishing
Elderly. Jurnal Ners Dan Kebidanan Company. Inc.
(Journal of Ners and Midwifery), 8(3), 295–
300. Listiana, et al. (2013). Hubungan Antara Berpikir
https://doi.org/10.26699/jnk.v8i3.ART.p295- Positif Terhadap Kecemasan Lansia Di Panti
300 Tresna Werda Kabupaten Gowo. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 2(2).
Hake, R. R. (1999). Measurement and Research
Methodology: Analyzing Change/Gain Mardjan, H. (2016). Pengaruh Kecemasan Pada
Scores. AREA-D American Education Kehamilan Primipara Remaja. AG Litera.
Association’s Devision. Monica, O., Pratiwi, H., Yuwono, E. S., Fakultas,
Heckler, A. F. (2004). Measuring Student M. /, Universitas, P., Satya Wacana, K.,
Learning by Pre and Post Testing: Absolute Fakultas, D. /, & Wacana, K. S. (2023).
Gain vs Normalized Gain. American STRATEGI COPING STRESS PADA
Journal of Physics. PENDAMPING LANSIA DI PANTI
WREDHA. JCI Jurnal Cakrawala Ilmiah,
Herningsih. (2014). Gambaran Tingkat Anxiety 2(5). http://bajangjournal.com/index.php/JCI
Pada Lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti
Kasih Surakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Notoadmojo, S. (2018). Metode Penelitian
Kesehatan Kusuma Husada, Surakarta. Kesehatan. Rineka Cipta.

Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Potter, & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing
Keperawatan dan Teknik Analisis Data. (7th ed.). Salemba Medika.
Salemba Medika. Pramana, K. D., Ningrum, P. T., & Oktatiranti.
Inra, Hariyanto, T., & Adi, R. C. (2019). (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan
Perbedaan Tingkat Kecemasan Lansia Dengan Kejadian Hipertensi di Panti Sosial
Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Tresna Werdha Senjarawi Bandung. Jurnal
Relaksasi Napas Dalam Di Kelurahan Ilmu Keperawatan, 4(2).
Tlogomas Malang. Jurnal Ilmiah Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses
Keperawatan, 4(1). Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu.
Jarero, I., & Artigas, L. (2020). The EMDR Pristianto, A., Tyas, R. H., Muflikha, I., Ningsih,
Therapy Butterfly Hug Method for Self- A. F., Vanath, I. L., & Reyhana, F. N.
Administered Bilateral Stimulation. (2022). Deep Breathing dan Butterfly Hug:
Kemenkes RI. (2013). Populasi Lansia Teknik Mengatasi Kecemasan Pada Siswa
Diperkirakan Terus Meningkat Hingga MAN 2 Surakarta. Kontribusi: Jurnal
Tahun 2020. Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(1), 36–46.
Kemenkes RI. (2019). Laporan Riskesdas 2018 https://doi.org/10.53624/kontribusi.v3i1.127
Nasional. Lembaga Penerbit Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Psychosocial Center IFRC. (2021). The
International Red Cross and Red Crescent
Kemenkes RI. (2022). Infodatin: Lansia Berdaya, Movement’s Mental Health and
Bangsa Sejahtera. Pusdatin. Psychosocial Support.
Putra, A. S., & Soetikno, N. (2018).
PENGARUH INTERVENSI
PSIKOEDUKASI UNTUK Dengan Masalah Resiko Perilaku Seks.
MENINGKATKAN ACHIEVEMENT Haura Utama.
GOAL PADA KELOMPOK SISWI
UNDERACHIEVER. Jurnal Muara Ilmu Smeltzer, S. C. (2015). Keperawatan Medikal
Sosial, Humaniora, Dan Seni, 2(1), 254. Bedah . EGC.
https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v2i1.1 Stuart, G. W. (2019). Prinsip dan Praktik
514 Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart (B. A.
Rahman, F. (2013). Perbedaan strategi Keliat, Ed.; Edisi Indonesia). Elsevier.
emotional focused coping remaja anti Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif,
asuhan Adz-Dzikraa Arjasa Situbondo: Kualitatif dan R&D. ALFABETA.
Ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert
dan introvert. Universitas Islam Negeri Supratiknya, A. (2011). Merancang Program dan
Maulana Malik Ibrahim. Modul Psikoedukasi (Edisi Revisi).
Universitas Sanata Dharma .
Retnaningsih, D. (2018). Buku Referensi
Keperawatan Gerontik. IN Media. Wardani, D. W. (2015). Pengaruh Teknik
Relaksasi Napas Dalam Sebagai Terapi
Sanders, K. A., Labott, S. M., Molokie, R., Tambahan Terhadap Penurunan Tekanan
Shelby, S. R., & Desimone, J. (2010). Pain, Darah Pada Pasien Hipertensi Tingkat I.
coping and health care utilization in younger
and older adults with sickle cell disease. WHO. (2017). Mental Health of Older Adults.
Journal of Health Psychology, 15(1), 131– WHO. (2018). Ageing and Health in The South-
137. East Asia Region.
https://doi.org/10.1177/1359105309345554
Wiliandari, N. (2017). Tingkat Kecemasan Pada
Sari, N. (2016). Psikoedukasi Perkembangan Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan
Lansia Kepada Kader Puskesmas. Jurnal Relaksasi Autogenik Di Griya Kasih Siloam
Psikoislamedia, 1(2). Malang. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Segal, D. L., June, A., Payne, M., Coollidge, F. Malang.
L., & Yochim, B. (2010). Development and Yuanita, R., Sutriningsih, A., & Catur, R. A. W.
initial validation of a self-report assessment (2015). Mekanisme Koping Keluarga
tool for anxiety among older adults: The Menurunkan Tingkat Kecemasan Keluarga
Geriatric Anxiety Scale. Journal of Anxiety Pasien Stroke. Jurnal Ilmiah Ilmu
Disorders, 24(7), 709–714. Kesehatan, 3(2).
Segel, D. L., June, A., Payne, M., Coolidge, F. L., Yunalia, E. M., Soeharto, I. P. S.,
& Yochim, B. (2010). Development and Nurseskasatmata, S. E., Sulistyawati, W., &
Initial Validation of a Self-Report Etika, A. N. (2021). PEMBERIAN
Assessment Tool For Anxiety Among Older PSIKOEDUKASI SEBAGAI UPAYA
Adulst: The Geriatric Anxiety Scale. Jurnal PENATALAKSANAAN ANSIETAS PADA
of Anxiety Disorder. LANSIA DENGAN DIABETES MELITUS
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset TIPE-II. Jurnal Abdi Masyarakat, 4(2).
Keperawatan. Graha Ilmu. https://doi.org/10.30737/jaim.v4i2.1746

Shoimah, S. N., & Ritanti. (2022). Asuhan


Keperawatan Keluarga Pada Remaja

Anda mungkin juga menyukai