Anda di halaman 1dari 28
@ Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) menurut Kemenkes dalam Undang- tundang (UU) No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas Berdasarkan data yang didapat pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 bahwa jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2020 yaitu berjumiah 271.066.366 jiwa yang terbagi atas 136.142.501 jiwa laki-laki dan 134.923.8665 jiwa perempuan. Provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak terdapat pada provinsi Jawa Barat sebesar 49.935.858 jiwa dan provinsi yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada provinsi Kalimantan Utara sebesar 768.505 jiwa. Provinsi Sulawesi Selatan berada di urutan ke-7 dalam jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dengan jumlah 8.928.004 jiwa penduduk. Kepadatan penduduk di Indonesia tahun 2020 sebesar 141,408 jiwa. Kepadatan penduduk ini menyebabkan terjadinya berbagai dampak salah satunya dalam aspek ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Pada @ Dipindai dengan CamScanner 13 ketidak -mampuan aspeX ekonomi terjadinya kemiskinan atau Seseerang dalam memenuhi kebutuhan secara relative sesual dengan Perens! ditinya, Jumlah penduduk miskin pada tahun 2020 meningkat sebesar dan tejadi pengangguran yang meningkat sebesar Kemudian pada aspek Kesehatan yaltu terjadinya stunting Sebesar 22.67%, peningkatan angka kematian ibu sebesar 56,69% dan Peningkatan angka kematian balita sebesar 72%. Sedangkan pada @spek Pendidikan, salah satunya yaitu kurangnya daya tampung anak untuk bersekolah yang berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan dan meningkatnya angka buta huruf sebesar 9,46%. Pada berbagai masalah yang muncul akibat terjadinya kepadatan Penduduk ini, maka pemerintah membuat suatu program upaya untuk mengatasi_masalah tersebut, salah satunya program Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan suatu ketahanan keluarga, Kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan Perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2020). Berdasarkan data yang didapat pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia @ Dipindai dengan CamScanner 14 ‘Meneapai 39.6%. Lingkup peserta PUS yang mengikuti KB aktif di Indonesia pada tahun 2020 yaity sebesar 67,6% lebih meningkat dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 63,31%. Pada Provinsi Sulawesi Selatan menempati urutan ke-17_ dari Seluruh provinsi yang ada di Indonesia, yailu sebesar 61,5% peserta 6B aKtif tahun 2020, Pola pemilihan alat kontrasepsi tahun 2020 menunjukkan bahwa sebagian sebar peserta KB ini menggunakan metode suntik sebesar 72.9% dan pil sebesar 19,4%. Jka dilhat eefektifan kedua alat kontrasepsi ini termasuk metode kontraseps! Jangka pendek sehingga tingkat keefektifan dalam pengendalian kehamilan lebih rendah di banding dengan kontrasepsi lainnya. Pola ini biasa terjadi setiap tahun, dimana peserta lebih banyak menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek dibanding dengan kontrasepsi Jangka panjang (IUD, MOW dan MOP). Menurut Profil Kesehatan Kota Makassar (2018), Makassar ibukota dari Provinsi Sulawesi Selatan yang menduduki kota kelima terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 1.6 juta jiwa Pada tahun 2018 dengan peningkatan sebesar 1.29%. Diperkirakan kota ini akan mengalami kenaikan jumlah penduduk sebesar dua kali kenaikan dari sekarang. Menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020 Persentase peserta KB aktif di Makassar pada tahun 2020 mencapai sekitar 67%, yang dimana pemilihan alat kontrasepsi yang @ Dipindai dengan CamScanner as ferbanyak digunakan adalah suntik sebesar §3,47%, lalu pil sebesar 25.16%, dan implant sebesar 12.42%, Kemudian alat kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah metode Operasi Pria (MOP) sebesar 0.17%, lalu Metode Operasi Wanita (MOW) sebesar 1,87%, dan Koncom sebesar 2,33%, rata-rata akseptor KB menggunakan metode Kontrasepsi hormonal atau jangka pendek, meskipun tidak menutup kemungkinan menggunakan metode kontrasepsi non-hormonal atau Jangka panjang. Dalam data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 37,5% Kehamilan yang terjadi di Indonesia adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau direncanakan, Salah satu factor persoalan tersebut Karena peran laki-laki yang masih rendah dalam program KB. Bagi Pasangan usia subur (PUS), beban ikut KB seolah hanya diprioritaskan untuk istr, bukan suami. Sehingga muncul tanggapan jika laki-laki tidak Perlu ikut program KB. Factor yang menyebabkan hal tersebut terjadi karena kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, ketertiban social dan rumor negative tentang penggunaan kontrasepsi bagi seorang suami. Dari masalah tersebut maka DKT Indonesia dan BKKBN berkolaborasi meluncurkan program “Pria ber-KB itu keren?". Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengubah pola pikir di masyarakat bahwa laki-laki ikut KB itu tepat agar terjalinnya kesetaraan gender dapat dicapai. Salah satunya dengan kemauan dan kemampuan laki-laki @ Dipindai dengan CamScanner untuk mem ke Sadaran dan tanggung jawat dalam menjaga Kesehatan reproduks! GN Partisipasi dalam menggunakan kontrasepsl Berdasarkan tatar belak belakang di atas, maka penulis tertarik merxjambil studi kasus yang berjudul + yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Calon Akseptor KB. Hormonal dengan Meibatkan Peran Suami* B. Rumusan Masalah Berdas: rol ‘arkan uraian tersebut, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu Asunan Kebidanan Pada Ny. F Calon Akseptor KB Hormonal dengan Melibatkan Peran Suami C. Tujuan Penulisan 4. Tujuan Umum Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ny. F Calon Akseptor KB Hormonal dengan Melibatkan Peran Suami, 2. Tujuan Khusus 2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada Ny “F” calon akseptor kb hormonal dengan melibatkan peran suami. b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose/masalah pada Ny "F” calon akseptor kb hormonal dengan melibatkan peran suami. ¢. Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “F* calon akseptor kb hormonal dengan melibatkan peran suami. aSEBESEEOS! oe @ Dipindai dengan CamScanner v = & Mahasiswa mampu melakukan implementasi tindakan asuhan Kebidanan pada Ny “F calon akseptor kb hormonal dengan ‘melibatkan peran suami. ©: Mahasiswa mampu metakukan evaluasi tindakan asuhan i ebidanan pada Ny “F" calon akseptor kb. hormonal dengan ‘melibatkan peran suami, 5 : Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk S8P Pada Ny “F* calon akseptor kb hormonal dengan melibatkan eran suami, D. Manfaat Penulisan 1. Bagi institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Jurusan kebidan poltekkes Kemenkes Makassar dalam rangka penyusunan laporan tugas akhir (LTA) 2. Bagi Tenaga Kesehatan mahasiswa Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif 3. Bagi klien dan keluarga Sebagai media informasi dan motivasi bagi klien dan keluarganya bahwa pemeriksaan dan pemantauan kesehatan yang sesuai standar sangat penting @ Dipindai dengan CamScanner 18 4. Bagi Mahasiswa Hasil laporan dapat digunakan sebagai bahan informasi_ bagi Perkembangan iu kebidanen, khususnya dalam pemberian eauhan kebidanan Ny « “ ealon akseptor kb hormonal @ Dipindai dengan CamScanner 19 BABII TINJAUAN PUusTAKA ‘sonsep Dasar Keluarga Berencana (KB) 1. Pengertian Keluarga Berencana (kB) Keluarga berencana adalah Usaha dalam membantu pasangan Suami istri dalam ‘Mengatur kelahiran yang tidak diinginkan, membantu individu Mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak kelahiran (Nadia dan Oktora, 2020:215). Keluarga berencana menurut Kemenkes dalam Undang-undang (UU) No. 52 tahun 2009 Pasal 1 (8) adalah upaya untuk mengatur Kelahiran anak, jarak, dan usia ideal metahirkan, kehamilan, melalui Promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. KB merupakan Salah satu) usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, Pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana atau KB adalah suatu upaya baik untuk individu maupun pasangan suami istri dalam menentukan jumlah kelahiran @ Dipindai dengan CamScanner 20 anak di lalam keluarga, Menghindari kelahiran yang tidak diingin! dan menciptakan keluarga yang sojantera 2, Jenis-Jenis Kontrasepsi Kont 5 7 rasepsi memiliki 3 Metode, yaitu metode sederhana, metode efektif dan metode Mantap, @. Metode Sederhana Met tode sederhana terbagi menjadi 2, yaitu dengan alat dan tanpa alat. 1) Dengan alat @) Kondom Kondom merupakan sarung karet yang berbentuk silinder dengan pinggiran tebal yang dipasang pada penis pada Saat ingin metakukan hubungan seksual. (1) Keuntungan dalam menggunakan kondom yaitu tidak dapat menimbulkan efek atau resiko _terhdap Kesehatan, murah dan dapat dipakai secara umum, Praktis, memberikan dorongan bagi pria untuk ikut berpartisipasi dalam menggunakan alatkontrasepsi, dapat mencegah ejakulasi dini. (2) Kerugian dalam menggunakan kondom yaitu angka kegagalan kondom yang tinggi sekitar 3-15 kehamilan yang terjadi pertahunnya, mengurangi sensitifitas Penis, dipakai setiap ingin melakukan hubungan @ Dipindai dengan CamScanner 2 Seksual, mengurangi kenikmatan pada saat melakukan hubungan seksual, (3)Manfaat dari metode kondom Dapat mencegah Penyakit menular seksual, kondom yang mengandung Pelican memudahkan hubungan intim bagi wanita yang Vaginanya kering, membantu mencegah ejakulasi din. (4) Efek sampingnya yaitu dapat terjdi iritasi di kelamin laki-laki (penis) (8) Indikasi : semua taki-laki bisa menggunakan kondom, Kecuali yang memiliki alergi berat terhadap karet. b) Diafragma Diafragma adalah kap yang bentuknya cembung, yang {erbuat dari karet_ yang dimasukkan kedalam vagina Sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks Sehingga sperma tidak dapat mencapai uterus dan tuba falopi, (1) Keuntungan: membantu mencegah penyakit menular Seksual dan kanker serviks, dapat digunakan tanpa konsultasi, tidak mengurangi sensasi seksual, dan tidak harus segera dilepas setelah ejakulasi. (2) Kerugian: memerlukan Jatian untuk cara pemakaian yang benar. (3) Efek samping: iritasi vagina. @ Dipindai dengan CamScanner 2 Penanganan Efek samping : sebaiknya jangan digunakan secara terus menerus. (4) Indikasi : semua perempuan dapat menggunakannya, Kecuali mereka yang memitki alergi berat terhadap lateks (karet) 2) Tanpa alat 8) Senggama Terputus Dimana pra mengeluarkan kelamin (penis) nya dari vagina Sebelum mencapai ejakulasi atau yangbiasa disebut coitus interuptus “menarik keluar’, (1) Keuntungan: Efektif bila dilakukan dengan benar, dapat digunakan setiap waktu, tidak memerlukan biaya... (2) Kerugian: — efektifitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap_melakukannya Dan _memutus kenikmatan dalam berhubungan. (3) Tidak memiliki Efek samping (4) Indikasi: semua pria boleh melakukan metode ini dan tidak ada kondisi medis yang menghalangi penggunaan metode ini, (5) Kontraindikasi: tidak disarankan bagi pria dengan pengalaman ejakulasi dini dan pria yang sulit untuk melakukan senggama terputus. @ Dipindai dengan CamScanner 23 b) Kontrasepsi MAL (Metode Amenore Laktasi) Metode MAL mengandalkan pemberian air susu ibu (AS!) ekslusif untuk menekan ovulasi, dengan tiga syarat yang harus di penuhi, yaitu : (1) Bayi disusui secara ekslusit dan sering di setiap pagi dan malam (2) Ibu belum haid (3) Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan (@) Keuntungan : mendorong pola menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan bayi (b) Tidak memiliki efek samping, ©) Metode kalender atau pantang berkala Metode ini dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual di ‘masa subur atau ovulasi, (1) Keuntungan : dapat digunakan oleh setiap wanita Sehat, tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus, tidak mengganggu pada saat berhubungan, tidak memerlukan biaya (2) Kerugian : memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri, harus ada motivasi dan disiplin dalam menjalakannya, tidak dapat melakukan hubungan @ Dipindai dengan CamScanner 2" SeKSval Seliap saat, suami sti harus tahu masa subUr dan masa tidak Subur, harus mengamati siklus menstruasi minimal enam kali siklus, apabila siklus haid tidak teraturmaka akan menjadi penghambat. ®)Fektor penyebab metode kalendor tidak ofekit : Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa Subur/ovulasi dengan perubahan jenis mucus/lender Serviks yang menyertainya, anggapan bahwa hari Pertama — menstruasi dihitung dari berakhirnya Perdarahan menstruasi, Hal ini menyebabkan Penentuan masa subur tidak tepat. b. Metode Efektit UU yaitu metode hormonal dan non hormonal. 1) Metode Hormonal KB hormonal adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormone ekstrogen Saja, progesterone saja, maupun kombinasi keduanya (Nadia dan Rahayu, 2020:252). Kontrasepsi Hormonal terbagi dalam berbagai jenis, yaitu Pil (Kombinasi, Progestin dan Darurat), Suntik (Kombinasi dan Progestin), dan Implan atau susuk, a) Pil Kombinasi @ Dipindai dengan CamScanner 25 Pil kos : mbinasi mengandung hormone estrogen dan Progesterone . Dapat Menekan ovulasi, mencegah implantasi, Serta mengentalkan lender serviks sehingga Sulit dilalui oleh sperma, Pit ini harus diminum setiap hari, bila diounakan dengan benar, resiko kehamilan dapat berkurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun ) Keuntungan : tidak mengganggu senggama, dapat digunakan dalam waktu panjang, mudah dihentikan Setiap saat. (2) Kerugian : membosankan Karena harus diminum Setiap hari, mahal, (3) Efek samping : Perubahan pola haid , sakit kepala, Pusing, mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, jerawat. (4) Indikasi : dapat digunakan pada bu yang baru melahirkan dan tidak menyusui, setelah melahirkan 6 bulan dan tidak memberikan asi ekslusif. (5) Kontraindikasi : tidak dapat digunakan pada yang sedang hamil atau dicurigai hamil, menyusui ekslusif, Perdarahan pervagina yang tidak —_diketahui penyebabnya, pada pasien yang menderita penyakit (asma,diabetes, jantung, ginjal, kandung empedu, depresi) @ Dipindai dengan CamScanner 26 b) Pil Progestin Pil yang mengandung hormone progesterone dengan dosis rendah. Cara kerjanya dengan mencegah ovulasimengentalkan lender —_serviks _—_sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. (1) Keuntungan : dapat diminum selama menyusui, dapat Gihentikan kapanpun, tidak mengganggu hubungan Seksual, kesuburan cepat kembali, (2) Kerugian : harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama, bila lupa meminum pil maka kegegalan menjadi sangat besar atau dapat mengalami kehamilan, (3) Indikasi :semua Perempuan sehat dapat menggunakan pil tersebut, (4) Kontraindikasi : tidak dapat digunakan bagi yang ™mengalami pengumpalan darah akut, menderita kanker Payudara, tumor hati, menderita lupus dan sedang ‘menjalani masa terapi. ¢) Pil KB Darurat Pil ini digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang tidak terlindungan dengan kontrasepsi yang tepat dan konsisten. ‘Semakin cepat pil diminum maka semakin efektif. Penggunaan kontrasepsi ini dapat digunakan apabila : @ Dipindai dengan CamScanner 27 (1) Kondom terlepas atau bocor (2) Pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi (S) Terianjurejakulasi pada metode senggama terpulus (4) AKOR terlepas 9) Suntik Kombinasi Suntik kombinasi Mengandung dua hormone, yaitu hormone estrogen dan progesterone pada tubuh wanita, Suntikan ini dapat mengentalkan lender serviks dan Mmenekan ovulasi sehingga penetrasi sperma teganggu. Jenis Kontasepti suntik kombinasi yang tersedia : (1) Suntikan 1 bulan sekali (2) Suntikan 2 bulan sekali (3) Suntikan 3 bulan sekali (a) Keuntungan: tidak perlu memakai setiap hari, dapat dihentikan kapan saja, tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual, baik untuk menjarangkan kehamilan, (b) Kerugian : harus kembali ketempat pelayanan kesehatan untuk disuntik dengan tepat waktu, kemungkinan keterlambatan pemulihan kesuburan pada saat penghentian pemakaian. (c) Efek samping : perubahan pola haid, sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan. @ Dipindai dengan CamScanner 28 (9) Indikasi: dapat digunakan ‘semua perempuan sehat. (e) Kontraindikasi tidak dapat digunakan pada Perempuan yang sedang menyusui antara 6 minggu hingga 6 bulan setelah melahirkan, memiliki Penyakit (diabetes, kanker payudara, tekanan darah tinggi) dan tidak dapatdigunakan bagi yang Sedang menjalani terapi. ©) Suntik Progestin Suntik yang mengandung hormone progesterone saja. Cara kerja: menekan ovulasi, mengentalkan lender serviks Sehingga menurunkan penetrasi sperma. (1) Keuntungan : dapat digunakan bagi perempuan yang Sedang menyusui dimulai dari 6 bulan setelah melahirkan, membantu mencegah kanker endometrium dan mencegah penyakit radang panggul dan anemia. (2) Kerugian : sangat tergantung pada tempat pelayanan Kesehatan untuk suntik ulang, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, terlambatnya kesuburan _setelah Penghentian pemakaian, dan dapat menurunkan kepadatan tulang. (3) Efek samping : perubahan pola haid, sakit kepala, kenaikan berat badan. @ Dipindai dengan CamScanner » van dapat (4) Ine, as hamper sen mun perey Menggunakannya pada (5)Kontraindikasi dak dapat digunakan Perempuan yang mengalami rwayat penyakit jantung. tekanan darah tinggi, riwayat stroke, diabetes, tumor haw 9) Implant Metode ini disebut dengan metode kontrasepsi yang efektif yang dapat memberikan perlindungan 3-5 tahun untuk mencegah terjadinya kehamilan. Metode implant ini memiliki beberapa jenis, yaitu : (1) Norplant yang terdiri 6 kapsul silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm yang berisi 36 mg levonogestrel (2) Implanon, terdiri satu batang putih lentur, dengan Panjang 40 mm, diameter 2 mm dan berisi 68 mg desogestrel (3) Jedena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang berisi 75 mg levonogestrel, (a) Keuntungan : perlindungan jangka panjang selama 3- 5 tahun,tidak memerlukan pemeriksaan dalam, tidak mengganggu ASI, mengurangi nyeri haid, mengurangi anemia dan radang panggul @ Dipindai dengan CamScanner 30 (b (©) Kerugian : membutuhkan tindakan pembedahan, tidak ‘ “Pat menghentikan sendiri pemakaian, pemasangan 4 OP Peneabutan perlu dari tenaga Kesehatan yang terlatin, © (©) Efek samping : perubahan pola haid, meningkatnya Jumlah darah hai, (4) Indikast : perempuan sehat dapat menggunakannya (©) Kontraindikasi : tidak dapat digunakan pada Perempuan yang memiliki penyakit hati, adanya benjolan di payudara, penyakit jantung, dan yang sedang_menggunakan obat untuk epilepsy dan tuberculosis. 2) Metode Non Hormonal a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) AKOR merupakan suatu alat yang dimasukkan kedalam Rahim guna untuk mencegah tejadinya kehamilan yang efektif. (1) Keuntungan : Mengurangi resiko kanker endometrium, jangka waktu panjang (10 tahun), sangat efektif, kesuburan segera kembali setelah AKDR dilepas. (2) Kerugian : pemasangannya yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, tidak dapat melepas @ Dipindai dengan CamScanner a AKDI R sendiri dan tidak ada Perlindungan terhadap ‘nfeksi menular seksual (3) Ing "aikasl : hampir dapat digunakan semua Perempuan (4) Kontraindikasi tidak dapat digunakan pada Perempuan yang menderita kanker ovarium, memiliki Penyakit HIV berat atau lanjut. ©. Metode Mantap 1) Tubektomi c “Pektomi yaitu sebuah proses bedah sukarela untuk ‘menghentikan terjadinya kesuburan secara permanen pada Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi. Tubektomi ini memiiki 2 jenis, yaitu : 2) Minilaparatomi (membuat insisi kecil pada perut. Tuba falopi ditarik ke irisan untuk di potong dan diikat). ») Laparoskopi ( memasukkan pipa kecil panjang dengan lensa didalamnya kedalam perut melalui insisi kecil untuk memotong tuba falopi di dalam perut). (1) Keuntungan : sangatefektif, tidak © mempengaruhi proses menyusui, tidak memiliki efek samping dalam jangka panjang dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual. (2) Kerugian : kesuburan yang tidak dapat dipulihkan kembali, rasa sakit dalam jangka pendek pada saat @ Dipindai dengan CamScanner 32 setelah ti ‘sh Uindakan, harus diakukan dengan dokter yang terlatin, @)Indikasi : ) Indikasi : dapat ditakukan pada perempuan yang sud ‘ ‘2h memitikijumtah anak lebih dari 2, perempuan ¥2"9_ memiiki konisi kehamilan yang sangat beresiko, () Kontaindikasi : tidak dapat pada dilakukan Perempuuan yang mengakami _perdarahan Pervaginam, infeksi sistemik dan pada perempuan yang belum memberikan persetujuan. 2) Vasektomi ‘Kontrasepsi ini memertukan tindakan dengan memotong dan mengikat ductus deferens tanpa menggunakan pisau bedah dengan tujuan memutuskan aliran sperma dari_ testis. Kontrasepsi ini dilakukan pada laki-laki. @) Keuntungan : aman dan nyaman, sangat efektif, permanen dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual. b) Kerugian : komplikasi kecil seperti infeksi, nyeri pasca operasi, harus dilakukan dokter spesialis bedah dan dokter spesialis urologi. c) Indikasi : sudah memiliki lebih dari 2 anak, menderita penyakit sel sabit dan beresiko tinggi terinfeksi HIV @ Dipindai dengan CamScanner 3 dengan wewenang dan ruang lingkup praktik berdasarkan in i tim dan Kiat kebidanan, Mulai dari pengkaiian, perumusan giagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, plementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan (Kemenkes,2007). Standar asuhan kebidanan terdiri dari standar pertama yakni Pengkajian, dimana pernyataan standar bahwa bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaiten dengan kondiel kien. Kitterla pengkaiannya meliputl date tepat dan akurat, data subjektif yang terdiri dari hasil anamnesa, biodata Klien, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya. Data objektif meliputi hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan penunjang Standar kedua, bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan yang dilakukan adalah diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan, masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien, dan dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. @ Dipindai dengan CamScanner 3a Perencanaan, dimana bidan fasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan, Keiter elt Perencanaannya adalah rencana tindakan disusun berdasarkan pri 8” Prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, Pash dan asuhan secara kontrehensi, melibatkan Klien dan kelvarga, mem; Pertimbangkan Konaisi psikologi, sosial budaya kien atau keluarga, memiih tindakan yang aman, Pertimbangan kebijakan, peraturan yang berlaku, ‘Standar ke keempat adalah implementasi bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara Konfrehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien dalam bentuk upaya promotif, Preventif, kuratif, dan rehabilitati’ yang dilaksanakan secara manditi kolaborasi dan rujukan. Kriterianya adalah setiap tindakan asuhan mesti mendapatkan persetujuan dari_klien ataupun keluarganya (inform consent). Melaksanakan asuhan berdasarkan evidence based dengan pelibatan Klien dalam setiap tindakan, menjaga privasi klien, dan nelaksanakan prinsip pencegahan infeksi, mengikuti_ perkembangan ondisi klien, menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas. Melakukan idakan sesuai standar, mencatat semua tindakan yang telah dilakukan. Standar kelima adalah bidan melakukan evaluasi secara sistematis 1 berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah srikan, sesuai dengan perubahan dan perkembangan kondisi Klien. wianya dengan penilaian yang dilakukan_ setelah__selesai @ Dipindai dengan CamScanner dilakukan secara sesu; suai dengan standar, Hast evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien, + akurat, singkat, dan jelas mengenai keadaar "Yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan setelah_melaks: ‘anakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam /KMSI i mecis/KMS/Status pasienvbuku KIA), ditulis dalam bentuk catatan rk : perkembangan SOAP dimana § adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa, O adalah data objektif, mencatat hasil Pemeriksaan, A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan, dan P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh Perencanaan dan penatalaksanaan, yang sudah dilakukan. C. Konsep Gender Menurut Abu Ahmadi (2002) dalam Jurnal Komunikasi, Politik dan Sosiologi (2021:20) Peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat (2003), gender adalah hal- al yang membedakan antara laki-laki dan perempuan baik dalam segi veran, fungsi, hak, tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata @ Dipindai dengan CamScanner 36 gender adalah perbedaan ¥8P9_membedakan antara lakilaki dan perempuan sejak lahir, tumbuh Kembang, dan besar melalui proses sosialisasi antar asyarakat masyé dan Keluarga (Fatma Nadia dan ‘Ary Oktora Sri Rahayu, 2020:17). Peran gendé gender dalam program KB adalah menurut BKKBN (2020), bahwa peran gender dalam KB yaitu perempuan dianggap sebagai suatu masalah yang terjadi terkait Masalah pertumbuhan penduduk. Maka dari itu dibutuhkan program dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara KB. Pemilihan alat kontrasepsi atau program KB adalah menjadi tanggung jawab bersama antara Pasangan suam istri, baik dalam hal pemilihan alat kontrasepsi maupun Perkembangan KB. Hak dalam mengambil program KB adalah sama antara suami dan istri dan tidak terjadi gap atau diskriminasi satu ‘sama lain. Sebelum mengambil alat kontrasepsi, maka sebaiknya pasangan suami istri mencari informasi dari keluarga maupun kerabat, agar mendapatkan gambaran pilihan alat kontrasepsi sesuai pengalaman dari keluarga maupun kerabat yang telah menggunakan. Salah satu kesetaraan gender dalam KB adalah pengambilan keputusan, dan pengambilan alat kontrasepsi. @ Dipindai dengan CamScanner a7 D. Kerangka Teor Kontrasepsi Hormonal | Lorn) (Bagan 2.1) @ Dipindai dengan CamScanner E. Kerangka Konsop 38 | Calon 4. Pengkajian Menjadi Akseptor KB Akseptor KB 2. Perumusan Diagnosa 3. Perencanaan sesuai teori 4, Implementasi 5. Evaluasi 6. Pendokumenta sian (Bagan 2.2) @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai