Anda di halaman 1dari 6

KIR

UJI BAHAN MAKANAN

Nama/Kelas/No.Absend
Filipi B.B /8G/ 11
Maria /8G/ 22
Raja Daud /8F/ 30
Angela Ferren /7A/ 3
Michael Ario /7A/ 27

I. PENDAHULUAN

Page | 1 KIR-UJI BAHAN MAKANAN


1.1. Latar Belakang
Rasa keingintahuan akan kandungan yang terdapat pada bahan makanan
1.2. Latar Masalah
Apakah kandungan glukosa, amilum, Protein, Vitamin C terdapat pada setiap makanan?
1.3. Tujuan dan Manfaat
 Tujuan : Mengetahui kandungan beberapa bahan makan yang diujikan
 Manfaat : Agar memahami kandungan dari beberapa bahan makanan yang
diujikan
1.4. Sistematis Penulisan
I.Pendahuluan II.4. Vitamin C
I.1 Latar Belakang III. Metode Penelitian
I.2 Latar Masalah IV.Kegiatan
I.3 Tujuan dan Manfaat IV.1 Alat dan Bahan
I.4 Sistematis Penulisan IV.2 Langkah Kerja
II.Tinjauan Pustaka IV.3 Analisis Hasil Percobaan
II.1. BENEDICT V.Penutup
II.2. Uji Biuret V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
II.3. Amilum dan Lugol VI.Daftar Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1. BENEDICT
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pere-
duksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa dan maltosa.
Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter
Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi di Uni-
versity of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami Phys-
iology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan,
sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Di-
panaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah
warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata
atau coklat (kandungan glukosa tinggi).

II.2 Uji Biuret


Uji biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif pada
senyawa-senyawa yang memiliki ikatan peptida. Oleh karena itu, uji Biuret ini sering digu-
nakan untuk menunjukkan adanya senyawa protein. Pengujiannya dapat dilakukan dengan
cara berikut. Larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian diberi be-
berapa tetes larutan CuSO4 encer. Terbentuknya warna ungu, menunjukkan hasil positif
adanya protein.

II.3 Amilum dan Lugol

Page | 2 KIR-UJI BAHAN MAKANAN


AMILUM

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tum-
buhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan
sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak
bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

LUGOL

Lugol yodium, juga dikenal sebagai solusi Lugol, pertama kali dibuat pada tahun 1829,
merupakan solusi dari unsur iodium dan iodida kalium dalam air, yaitu setelah dokter Prancis
JGALugol. larutan yodium Lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, untuk
desinfeksi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pati di laboratorium rutin dan tes
medis.
Telah digunakan lebih jarang untuk mengisi kekurangan yodium Namun., Iodida kalium
murni, mengandung ion iodida relatif jinak tanpa unsur iodium lebih toksik, lebih disukai untuk
tujuan ini.
Solusi Lugol terdiri dari 5 g yodium (I2) dan 10 g kalium iodida (KI) dicampur dengan
air suling yang cukup untuk membuat larutan coklat dengan total volume 100 mL dan kadar yo-
dium total 150 mg / mL. Kalium iodida menerjemahkan yodium SD larut dalam air melalui pem-
bentukan triiodida (I-
3) ion. Hal ini tidak boleh disamakan dengan tingtur solusi yodium, yang terdiri dari un-
sur iodium, dan garam iodida dilarutkan dalam air dan alkohol. solusi Lugol mengandung alko-
hol.
Nama lain untuk solusi Lugol adalah I2KI (iodine-potassium iodide); Markodine, solusi
Strong (sistemik), dan berair yodium Solusi BCP.
Lugol diperoleh dari ahli kimia dan apoteker yang berlisensi untuk mempersiapkan dan
mengeluarkan solusi. Indikator ini, juga disebut noda, digunakan di berbagai bidang. Solusi ini
digunakan sebagai tes indikator keberadaan pati dalam senyawa organik, dengan yang bereaksi
dengan memutar sebuah dark-blue/black.
Dalam praktikum uji amilum digunakan lugol. Lugol digunakan untuk menguji apakah
suatu makanan mengandung karbohidrat atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghi-
tam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut
banyak kandungan karbohidratnya.

II.4 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah komponen berharga dalam makanan
karena berguna sebagai antioksidan dan mengandung khasiat pengobatan (Sandra G.,1995).

Page | 3 KIR-UJI BAHAN MAKANAN


Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif, tubuh dapat menyimpan,hingga 1500mg vita-
min C bila dikonsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut
selama tiga bulan
Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persediaan di dalam tubuh tinggal 300 mg. kon-
sumsi melebihi taraf kejenuhan akan dikeluarkan melalui urin.( Almatsier., 2001)Salah satu
fungsi utama vitamin C berkaitan dengan sintesis kolagen. Kolagen adalah sejenis protein yang
merupakan salah satu komponen utama dari jaringan ikat, tulang-tulang rawan, dentin, lapisan
endotelium pembuluh darah dan lain-lain.
Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan skorbut. Dalam kasus-kasus skorbut
spontan, biasanya terjadi gigi mudah tanggal, gingivitis, dan anemia, yang mungkin disebabkan
oleh adanya fungsi spesifik asam askorbat dalam sintesis hemoglobin. Skorbut dikaitkan dengan
gangguan sintesis kolagen yang manifestasinya berupa luka yang sulit sembuh, gangguan pem-
bentukan gigi, dan robeknya kapiler.
(Tjokronegoro, 1985). Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati,
yaitu: sayur dan buah seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria, tomat, danbawang putih
(Allium sativumL) (Almatsier., 2001).

III.METODE PENELITIAN
 Percobaan
 Pengamatan
 Tinjauan Pustaka

IV. Kegiatan
Waktu : Selasa, 27 Agustus 2013, pk. 14.00-15.30
Tempat : Lab Biologi

IV.1. Alat dan Bahan


Alat:
 Lumpang  Kaki tiga
 Tabung reaksi  Penjepit
 Plat tetes  Mortar Alu
 Pipet tetesGelas kimia
Bahan:
 Mangga  Larutan benedict
 Belimbing  Iod/Lugol
 Jeruk nipis  Biuret
 Vitamin C

IV.2 Langkah Kerja


IV.1.1.1. Uji Benedict
 Menggerus semua bahan makanan yang akan diuji menggunakan
mortal.
 Memasukan masing-masing bahan ke dalam tabung reaksi kemudian
menambahkan larutan benedict sebanyak 5 tetes dan setelah itu

Page | 4 KIR-UJI BAHAN MAKANAN


menghomgogenkannya.
 Memanaskan semua bahan dalam tabung reaksi menggunakan gelas
kimia hingga suhu 700C, kemudian mendiamkan selama 1 menit.
 Mengamati perubahan setiap bahan makanan dalam tabung reaksi, dan
mencatat hasil pengamatan.
IV.1.1.2. Uji Iod
 Menggerus semua bahan yang akan diuji.
 Meletakkan setiap bahan pada plat tetes, kemudian memberi label.
 Menambahkan larutan iod sebanyak dua tetes untuk setiap bahan.
 Mengamati perubahan warna yang terjadi.
 Mencatat hasil pengamatan.
IV.1.1.3. Uji Biuret
 Menggerus semua bahan yang akan diuji.
 Meletakan setiap bahan pada plat tetes, kemudian memberi label.
 Menambahkan larutan biuret sebanyak dua tetes untuk setiap bahan.
 Mengamati perubahan warna yang terjadi.
 Mencatat hasil pengamatan.
IV.1.1.4. Analisis Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini:
1. Tabel Pengamatan Uji Makanan
N Bahan Perubahan Warna Setelah Ditetesi
o Makanan Benedict Iod Biuret
1 Mangga Oranye muda Oranye Lebih tua
gelap
2 Melon Oranye tua gelap Oranye muda Oranye tua
3 Pepaya Kuning Oranye tua Kuning tua
4 Jeruk Nipis Hijau susu Hijau susu Biru
5 Belimbing Hijau Lumut Hijau lumut tua Hijau
6 Vitamin C Kuning mengge- Kuning ketuaan Hijau Muda
lap
2. Tab
No Bahan Kandungan el
Makanan Glukosa Amilum Protein Vitamin C
1 Mangga   
2 Melon   
3 Pepaya   
4 Jeruk Nipis   
5 Belimbing   
6 Vitamin C   
Pengamatan Kandungan Nutrein Pada Makanan

Page | 5 KIR-UJI BAHAN MAKANAN


II. PENUTUP
V.1. Pembahasan
 Menurut hasi pembahasan di atas untuk yang mengandung glukosa ada mangga, melon,
belimbing,Vitamin C
 Untuk yang mengandung amilum ada pepaya, belimbing, dan vitamin C
 Untuk yang mengandung protein ada mangga, melon, pepaya, jeruk nipis, dan belimbing

V.2. Kesimpulan
 Berdasarkan percobaan di atas kami menyimpulkan bahwa yang paling banyak
mengandung nutreinnya adalah belimbing karena mengandung semua bahan yang diuji,
yaitu: glukosa, amilum, protein

V.3. Saran
 Berati-hati saat melakukan percobaan.
 Saat melakukan percobaan harus cepat ,dan tidak banyak bermain-main.
 Harus teliti saat mengamati warna pada bahan yang dicoba

VI. DAFTAR PUSTAKA


 http://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/tes-glukosa-urine-tes-reduksi-
benedict.html
 http://nurul.kimia.upi.edu/Web%202011/0800521/ujiprotein.html
 http://rennedisini.wordpress.com/2013/01/21/uji-kandungan-amilum-menggunakan-
lugol/
 http://chemistarena.wordpress.com/2013/01/07/ui-vitamin-c-kualitatif/

Page | 6 KIR-UJI BAHAN MAKANAN

Anda mungkin juga menyukai