90 Menit Sekolah :
(Sumber: https://pixabay.com/)
1
KP MAN Insan Cendekia
Insang
Kapiler
Kulit
Paru-paru
3. Habitat katak sepanjang tahapan siklus hidupnya berdasarkan
informasi di atas adalah ...
A. pada tahap awal siklus hidupnya, katak hidup sebagian
besar di darat; menuju tahap akhir dari siklus hidupnya,
katak hidup di air
B. sepanjang semua tahapan siklus hidupnya, seekor katak
hidup di air
C. pada tahap awal siklus hidupnya, katak hidup di air;
menjelang akhir tahapan siklus hidupnya, katak hidup
sebagian besar di darat
D. sepanjang semua tahapan siklus hidupnya, katak hidup
sebagian besar di darat
2
KP MAN Insan Cendekia
3
KP MAN Insan Cendekia
Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada ke dalam
makanan dengan tujuan tertentu. Kebutuhan pangan dalam jumlah besar memacu industri makanan
meningkatkan produksi sehingga membutuhkan zat aditif dalam jumlah besar. Zat aditif makanan ditambahkan
dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita
rasa, memperkaya kandungan kandungan gizi, serta menjaga makanan agar tahan lama.
Ada dua jenis zat aditif, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Zat aditif alami adalah zat aditif yang
sudah terdapat di alam, biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Zat aditif buatan adalah zat aditif yang sengaja
dibuat di dalam industri untuk kebutuhan khusus dengan campuran bahan kimia. Contoh zat aditif yang biasa
digunakan pada makanan yaitu zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa.
(Dikutip dari https://p2ptm.kemkes.go.id/)
10. Apa perbedaan antara zat aditif alami dan zat aditif buatan?
A. Zat aditif alami berasal dari industri, sedangkan zat aditif
buatan berasal dari alam.
B. Zat aditif alami dibuat di industri, sedangkan zat aditif
buatan sudah terdapat di alam.
C. Zat aditif alami berasal dari tumbuh-tumbuhan,
sedangkan zat aditif buatan sengaja dibuat di industri.
D. Zat aditif alami bersifat berbahaya, sedangkan zat aditif
buatan aman untuk dikonsumsi.
4
KP MAN Insan Cendekia
(Sumber: https://dpmptsp.kalselprov.go.id/)
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono, menjelaskan, penetapan batas maksimum
dan minimum luas lahan perkebunan inI bukan tanpa alasan.
Menurutnya, lahan untuk budi daya tanaman perkebunan menjadi salah satu faktor produksi utama. Namun,
lahan untuk budi daya perkebunan pun semakin terbatas. Hal ini bisa karena bertambahnya jumlah penduduk
atau adanya peningkatan penggunaan lahan untuk sektor lain.
“Oleh karena itu, penggunaan lahan untuk keperluan budi daya tanaman perkebunan harus dilakukan
secara efektif dan efisien serta dengan memperhatikan terpeliharanya kemampuan sumber daya alam dan
kelestarian lingkungan serta pemerataan perekonomian bagi pelaku usaha sehingga perlu dilakukan pembatasan
luas maksimum penggunaan lahan untuk usaha perkebunan," jelas Kasdi kepada Kontan, Rabu (11/11).
Dia menerangkan mengapa terdapat batasan minimum penggunaan lahan untuk usaha perkebunan.
Menurutnya, ini berkaitan dengan penggunaan modal dan lahan yang cukup luas. Menurutnya, hal ini penting
supaya tercipta usaha yang efektif, efisien, serta menguntungkan. Dengan begitu, lahan yang digunakan usaha
perkebunan sesuai dengan kebutuhan investasi.
Hal senada pun disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Pengembangan Bio Industri
Bambang. Menurutnya, penetapan luas maksimum dan minimum tersebut bertujuan untuk pemerataan
pemanfaatan sumber daya lahan dan pengelolaan lahan sesuai kelayakan ekonomi.
“Batasan luas maksimum ditujukan untuk pemerataan pemanfaatan sumber daya lahan agar penguasaan
lahan tidak hanya oleh perusahaan tertentu saja, sedangkan batasan minimum yang hanya untuk komoditi yang
wajib bermitra yakni gula, CPO dan teh, ditujukan untuk melindungi perusahaan agar bisa mengelola luasan
lahan minimum sesuai kelayakan ekonomisnya,” terang Bambang.
Adapun, dalam RPP tersebut jenis batasan luas maksimum beberapa komoditas perkebunan, yakni
kelapa sawit maksimum 100.000 hektare, kelapa maksimum 35.000 hektare, karet maksimum 23.000 hektare,
kakao maksimum 13.000 hektare, kopi maksimum 13.000 hektare, tebu maksimum 125.000 hektare, teh
maksimum 14.000 hektare, tembakau maksimum 5.000 hektare.
Sementara, batasan luas minimum meliputi kelapa sawit minimum 6.000 hektar, tebu minimum 8.000
hektare, teh hijau minimum 600 hektare dan teh hitam minimum 1.800 hektare.
(Diadaptasi dari https://nasional.kontan.co.id/)
5
KP MAN Insan Cendekia
C. iklim
D. iklim dan sektor pertanian
6
KP MAN Insan Cendekia
survei 2008. Sementara, remaja laki-laki yang mengonsumsi mariyuana meningkat 15% pada 2009 ini.
“Orang tua perlu memahami bahwa gadis remaja saat ini lebih besar kemungkinannya untuk melakukan
penyalahgunaan narkoba dan alkohol dibanding remaja laki-laki karena mereka membutuhkan bantuan lebih
terhadap pengelolaan stress dan menangani masalah” kata Tom Hedrick, pendiri Partnership for a Drug-Free
America, seperti dikutip WebMD.com.
Partnership for a Drug-Free America adalah sebuah kelompok nirlaba yang berbasis di New York City,
Amerika Serikat, yang bertujuan memahami, mencegah, dan mengobati penyalahgunaan alkohol dan narkoba di
kalangan anak-anak dan remaja.
Hedrick menuturkan, tanda-tanda yang bisa menjadi peringatan orang tua bahwa remajanya terlibat
penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau alkohol, di antaranya merosotnya nilai di sekolah, perubahan pola
tidur, penarikan diri dari keluarga dan teman-teman, serta kurangnya antusiasme menghadapi kehidupan.
(Dikutip dari …)
7
KP MAN Insan Cendekia