Penelitian Laporan
Penelitian Laporan
Tim Pengusul
Ketua Peneliti (Rismawati Pangestika, M.P.H / 0323019001)
Anggota Peneliti 1 (Siti Dahlia, M.Sc / 0315109102)
Anggota Peneliti 2 (Ikhwan Ridha Wilti, MKM / 0406068901)
Anggota Peneliti 3 (Ana Utami Zainal, M.P.H / 0325069001)
Judul Penelitian
Karakteristik Risiko Non-Karsinogenik Akibat Pajanan PM2,5 pada
Masyarakat di Kawasan Komersial Kota Jakarta
Menyetujui,
Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Ketua Lemlitbang UHAMKA
ii
SURAT KONTRAK PENELITIAN
iii
iv
ABSTRAK
Salah satu wilayah kecamatan yang rawan banjir di Kabupaten Bekasi yaitu
Kecamatan Cabungbungin, sejak tahun 2018-2020 mengalami peningkatan
jumlah wilayah yang mengalami banjir, sehingga diperlukan analisis
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang risiko banjir, pengalaman
bencana banjir dalam setahun, dan pengetahuan kesehatan tentang penyakit akibat
banjir terhadap tindakan kesiapsiagaan masyarakat sebagai upaya mitigasi
bencana banjir. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan desain cross
sectional dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
pada 100 responden. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan
Chi-square untuk melihat hubungan antar variabel persepsi, pengetahuan, dan
pengalaman terhadap tindakan kesiapsiagaan bencana banjir. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengalaman banjir dalam 1 tahun terakhir dan persepsi
masyarakat tentang risiko banjir menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna
secara statistik dengan tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir
(p=0,629 dan p=0,295). Sedangkan pada variabel pengetahuan masyarakat tentang
penyakit akibat banjir menunjukkan hasil adanya hubungan yang bermakna secara
statistik terhadap tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dengan nilai
OR=4.20 (95% CI
: 1,676-10,645 ; p=0.001). Nilai tersebut menunjukkan bahwa masyarakat yang
memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit akibat banjir cenderung
memiliki risiko 4 kali kurang siap dalam hal kesiapsiagaan menghadapi bencana
banjir.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Perumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Bencana Banjir................................................................................................5
B. Pengetahuan tentang Bencana.......................................................................5
C. Kesiapsiagaan Bencana..................................................................................6
1. Tindakan Pra Bencana............................................................................6
2. Tindakan Tanggap Darurat Saat Bencana...........................................8
3. Tindakan Pasca Bencana........................................................................9
D. Kerangka Teori.............................................................................................10
E. Kerangka Konsep Penelitian........................................................................11
F. Road Map Penelitian.....................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................13
A. Desain Penelitian...........................................................................................13
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................13
C. Populasi dan Sampel.....................................................................................13
D. Metode Pengumpulan Data..........................................................................14
E. Instrumen Penelitian.....................................................................................14
F. Pengolahan Data............................................................................................14
G. Analsis Data...................................................................................................15
H. Alur Penelitian...............................................................................................16
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................17
A. Gambaran Lokasi Penelitian........................................................................17
B. Analisis Univariat..........................................................................................18
1. Karakteristik Responden......................................................................18
2. Perbandingan Tindakan Kesiapsiagaan Masyarakat terhadap
Bencana..........................................................................................................19
C. Analisis Bivariat............................................................................................21
1. Hubungan antara Pengalaman Banjir dengan Tindakan
Kesiapsiagaan................................................................................................21
2. Hubungan antara Persepsi tentang Risiko Banjir dengan Tindakan
Kesiapsiagaan................................................................................................22
3. Hubungan antara Pengetahuan tentang Risiko Penyakit dengan
Tindakan Kesiapsiagaan..............................................................................24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................28
A. Kesimpulan....................................................................................................28
B. Saran...............................................................................................................28
BAB VI LUARAN YANG DICAPAI................................................................29
BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI...31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
LAMPIRAN..........................................................................................................34
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan
dampak dan pengaruh terhadap kualitas hidup penduduk yang dapat
dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu dampak
langsung dari terjadinya bencana alam terhadap penduduk adalah jatuhnya
korban jiwa, hilang dan luka-luka. Sedangkan dampak tidak langsung
terhadap penduduk antara lain adalah tetjadinya banyak kerusakan-
kerusakan bangunan perumahan penduduk, sarana sosial seperti bangunan
sekolah, rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya, perkantoran dan
infrastruktur jalan, jembatan, jaringan listrik dan telekomunikasi. Selain
itu, terjadinya bencana alam juga mengakibatkan adanya kerugian
ekonomi bagi penduduk, seperti kerusakan lahan pertanian dan kehilangan
mata pencaharian, terutama bagi penduduk yang bekerja disektor in formal
(Fatoni, 2013).
Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang selalu
terjadi di berbagai Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) termasuk banjir tidak dapat dibatasi
oleh wilayah administrasi, tetapi pengelolaan SDA dibata- si oleh Wilayah
Sungai (WS). Wilayah Sungai ditetapkan dengan KEPPRES No. 12 Tahun
2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai. Strategi dan kebijakannya harus
sejalan dengan aturan yang ada pada UU. No. 7, Tahun 2004 berupa
pencegahan bencana secara fisik dan non fisik, penanggulangan bencana,
dan pemulihan kondisi setelah bencana (Amri et al., 2016). Permasalahan
banjir yang melanda Jabodetabek pada awal tahun 2020 harus dilakukan
kebijakan mitigasi untuk mencegah kejadian yang berulang, jatuhnya
korban jiwa, dan ratusan ribu orang mengungsi serta dampak ekonomi dan
risiko penurunan kualitas kesehatan (Ginting, 2020).
Penelitian terkiat mitigasi banjir di daerah Jakarta Selatan (Nurhaimi
& Rahayu, 2014) menunjukkan hasil bahwa pemahaman responden
sebanyak
1
40% mengenai penyebab banjir yaitu air limpahan dari hulu. Sebanyak 40%
responden berpemahaman dampak banjir yang mereka rasakan adalah
rusaknya bangunan rumah. Sedangkan 73% responden yang tidak ingin untuk
pondah tempat tinggal dari daerah rawan banjir ini. Tindakan yang dilakukan
oleh responden berdasarkan hasil observasi terdapat tiga jenis berdasarkan
waktunya, yaitu pra banjir, saat banjir, dan pasca banjir. Tindakan yang paling
banyak dilakukan oleh 83% responden pada pra banjir adalah menyelamatkan
jiwa. Tindakan yang paling banyak dilakukan oleh 66% responden pada saat
banjir adalah mengungsi baik ke tempat pengungsian, ke rumah kerabat, atau
ke rumah lainnya yang aman. Tindakan yang dilakukan oleh 29% responden
pasca banjir untuk menghadapi banjir selanjutnya adalah meninggikan lantai
rumah untuk responden yang kondisi keuangan yang sedikit berlebih dan
membuat tanggul di depan rumah untuk responden yang kondisi keuangan
pas- pasan dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan banjir yang melanda Jabodetabek pada awal tahun
2020 harus dilakukan kebijakan mitigasi untuk mencegah kejadian yang
berulang, jatuhnya korban jiwa, dan ratusan ribu orang mengungsi serta
dampak ekonomi dan risiko penurunan kualitas kesehatan (Ginting, 2020;
Suryani, 2013). Namun, salah satu penelitian tentang pengetahuan
masyarakat terkait mitigasi bencana banjir yaitu ada yang hasilnya kategori
sedang. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang penanggulangan
bencana banjir. Sistem sarana dan prasarana termasuk dalam kategori
masih sedang, dikarenakan belum tersedia sarana dan prasarana yang
memadai seperti posko bencana, jalur evakuasi dan sarana prasarana
lainnya. Partisipasi masyarakat dalam membersihkan lingkungan cukup
tinggi selain itu masyarakat juga menyiapkan dana sendiri untuk
kesiapsiagaan terjadi banjir (Nike, Esti, & Suwarno, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan perlu kajian
terkait kondisi masyarakat di daerah rawan banjir kota Jakarta. Oleh
karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengetahuan,
pemahaman, pengalaman, sikap masyarakat terhadap banjir dan tindakan
masyarakat dalam mengatasi banjir yang sering melanda tempat tinggal
2
mereka sebagai upaya mitigasi bencana. Selain itu diperlukan identifikasi
risiko kesehatan dan kualitas hidup masyarakat terutama daerah rawan
banjir di DKI Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu
daerah yang mengalami peningkatan kejadian banjir di wilayah desa atau
keluarahan dalam 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2018-2020. Jumlah
desa/keluarahan yang mengalami banjir tahun 2018 terdapat 53 wilayah,
tahun 2019 menurun menjadi 32 wilayah, namun tahun 2020 kembali
meningkat menjadi 104 wilayah. Salah satu wilayah kecamatan yang
rawan banjir di Kabupaten Bekasi yaitu Kecamatan Cabangbungin yaitu
tahun 2018 terdapat 3 desa yang mengalami banir kemudian menurun
kejadiannnya menjadi 1 wilayah di tahun 2019, tetapi meningkat kembali
di tahun 2020 menjadi 5 wilayah yang mengalami banjir (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bekasi, 2021).
Berdasarkan informasi pada Portal Kabupaten Bekasi pada
November 2021 menjelaskan bahwa Desa Sindangjaya merupakan salah
satu desa di Kecamatan Cabangbungin yang rawan banjir setiap tahun
akibat air sungai yang meluap jika intensitas hujan tinggi karena dilewati
Sungai Citarum dan Kali Ciherang. Sebagai bagian dari proses upaya
penanganan banjir, tetap diperlukan juga peran serta masyarakat dalam
bentuk kerja sama terkait mitigasi bencana. Oleh karena itu, diperlukan
kajian terkait kondisi masyarakat di wilayah Desa Sindangjaya sebagai
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi
tentang risiko banjir, pengalaman bencana banjir dalam setahun dan
pengetahuan kesehatan tentang penyakit akibat banjir terhadap tindakan
kesiapsiagaan masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana banjir.
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman banjir, persepsi
masyarakat tentang risiko banjir, pengetahuan tentang penyakit akibat
banjir terhadap tindakan kesiapsiagaan menghadapi banjir.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengalaman masyarakat dalam menghadapi
banjir selama setahun terakhir.
b. Mengidentifikasi persepsi masyarakat tentang risiko banjir.
c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang
penyakit akibat banjir
d. Menganalisis hubungan antara pengalaman banjir dengan
tindakan kesiapsiagaan menghadapi banjir.
e. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang risiko banjir
dengan tindakan kesiapsiagaan menghadapi banjir.
f. Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang penyakit
akibat banjir dengan tindakan kesiapsiagaan menghadapi banjir.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang risiko
kesehatan akibat banjir yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
meningkatkan upaya preventif dan promotif dalam kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir terutama terkait risiko kesehatan yang dapat
dipengaruhi oleh penularan penyakit akibat banjir.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bencana Banjir
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, Bencana dapat
didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, 2017).
Bencana banjir yang disertai dengan tindakan pengungsian sering
menimbulkan dampak terhadap kesehatan karena banjir berpotensi
meningkatkan transmisi penyakit menular melalui beberapa media lingkungan
antara lain air dan vektor. Kasus penyakit seperti diare, demam berdarah
dengue (DBD), leptospirosis, kolera dan penyakit menular lainnya sering
meningkat, bahkan dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Dampak
bencana alam akan lebih parah dirasakan oleh kelompok yang rentan,
misalnya bayi, balita, anak-anak, ibu hamil, penyandang cacat dan orang
lanjut usia (Utariningsih and Adipura, 2019).
5
sebagai bentuk tangguh menghadapi potensi bencana. membangun
kesiapsiagaan, pengetahuan menjadi bahan dalam mengetahui dan memahami
konteks penanggulangan bencana. Salah satunya dengan pengetahuan
mengenai langkah-langkah yang dilakukan individu dalam menyikapi situasi
yang dapat mengarah terjadinya bencana.
Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan
yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah rencana kesiapsiagaan.
Tiga upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi
bencana yaitu (1) Rencana darurat keluarga ; (2) Tas siaga bencana dan (3)
Menyimak informasi dari berbagai sumber (Yanuarto et al., 2018).
C. Kesiapsiagaan Bencana
1. Definisi Kesiapsiagaan Bencana Banjir
Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna (Yanuarto et al., 2018).
Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Tujuan
dari penanggulangan bencana adalah (Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, 2017):
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d. Menghargai budaya lokal;
e. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan;
6
g. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
7
penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan pusat
dan daerah, dilakukan secara berkala dikoordinasikan oleh suatu
Badan.
Analisis resiko bencana
Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan untuk
mengurangi resiko bencana yang mencakup pemberlakuan
peraturan tentang penataan ruang, standar keselamatan, dan
penerapan sanksi terhadap pelanggar.
Pendidikan dan pelatihan
Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.
b. Situasi terdapat potensi terjadinya bencana, meliputi : kesiapsiagaan,
peringatan dini, dan mitigasi bencana.
8
yang sedang mengandung atau menyusui; penyandang cacat; dan
orang lanjut usia) berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan,
pelayanan kesehatan, dan psikososial.
f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, dilakukan
dengan memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana.
9
D. Kerangka Teori
10
F. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen:
Pengetahuan:
Penyebab bencana Variabel Dependen
banjir (faktor alam)
Kategori bencana Kesiapsiagaan:
banjir dan manusia Pencegahan
Tanda-tanda banjir Respon
Penyakit Mengurangi dampak
Makanan banjir
Variabel Confounding:
Pengalaman
Kepemilikan rumah
Keinginan untuk
pindah
11
G. Road Map Penelitian
Tahun 2023-2024:
Tahun 2022-2023: Pengendalian
Kesehatan
Upaya Pencegahan Lingkungan
Tahun 2021-2022: dan Komunikasi
Perkotaan
Perencanaan Risiko
Pengelolaan Risiko
Tahun 2020-2021: Kesehatan
Karakterisasi dan Lingkungan
Analisis Risiko
Kesehatan
Lingkungan
12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain
studi cross sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
penyakit (efek), observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas (faktor
risiko) dan variabel tergantung (efek) dilakukan sekali dan dalam waktu yang
bersamaan. Pada penelitian ini mempelajari hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian
ini terdiri dari persepsi tentang risiko banjir, pengalaman banjir dan
pengetahuan tentang risiko penyakit akibat banjir. Sedangkan variabel
dependen penelitian ini yaitu tindakan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi ancaman bencana banjir.
13
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
langsung kepada responden dan pengisian kuesioner oleh responden. Data
yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara
langsung kepada responden menggunakan instrumen kuesioner meliputi
karakteristik responden, pengalaman bencana banjir, persepsi tentang bencana
banjir, pengetahuan tentang risiko kesehatan akibat bencana banjir dan
tindakan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir. Data sekunder
merupakan data pendukung yang diperoleh melalui study literature.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
dengan bentuk pertanyaan terbuka untuk responden (terlampir).
F. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Editing
Editing proses pemeriksaan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan di lokasi, karena ada kemungkinan data yang tidak
memenuhi persyaratan atau tidak diperlukan.
2. Coding
Kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap - tiap data yang termasuk
kategori yang sama. Kode tersebut dibuat dalam bentuk angka atau huruf
untuk mempermudah dan mempercepat analisis data dan entri data.
3. Entry dilakukan dengan memasukkan data dari lembar pengumpulan data
kedalam aplikasi pengolahan data.
4. Scoring adalah teknik pengolahan data menentukan skor berdasarkan
jawaban responden.
14
Tabel 1. Pengolahan Data
G. Analsis Data
Data dianalisis secara univariat untuk melihat karakteristik responden
yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya analisis bivariat
menggunakan Chi-square untuk melihat hubungan antar variabel independen
dan variabel dependen. Data diolah melaui analisis univariat (deskriptif )
dengan bantuan software analisis STATA.
15
H. Alur Penelitian
16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17
B. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian yang meliputi data karakteristik responden
disajikan pada Tabel 2 berikut.
18
2. Perbandingan Pengalaman Banjir, Persepsi tentang Risiko Banjir,
Pengetahuan tentang Penyakit Akibat Banjir dan Tindakan
Kesiapsiagaan
19
faktor penyebab yaitu faktor alam karena curah hujan tinggi dan faktor
manusia karena masih ada perilaku membuang sampah sembarangan.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang risiko penyakit akibat
banjir juga dikategorikan baik karena sebanyak 55% (55 orang)
responden menjawab benar tentang penyakit Diare, Demam Berdarah
Dengue (DBD) dan Leptospirosis yang merupakan jenis penyakit yang
dapat menular ketika musim hujan datang ataupun banjir melanda.
Beberapa responden ada yang belum mengetahui tentang penyakit
Leptospirosis ditularkan melalui tikus.
Berdasarkan jawaban responden tentang tindakan pra bencana
yang dilakukan dapat dikategorikan siap karena 53% (53 orang)
mengetahui dan melakukan upaya pencegahan banjir seperti
membersihkan sungai atau aliran air dari sampah, melakukan
kewaspadaan dini ketika intensitas hujan meningkat seperti
mempersiapkan persediaan makanan, obat-obatan dan perlengkapan
darurat lainnya.
Pada kategori tindakan tanggap darurat saat bencana banjir
terjadi diperoleh jawaban sebanyak 51% (51 orang) dikategorikan
kurang siap berdasarkan jawaban yaitu memilih tinggal di rumah atau
di lantai 2 rumah pada saat banjir datang dibandingkan mengungsi ke
tempat yang lebih aman. Hal tersebut kemungkinan karena memang
sudah sering mengalami banjir sehingga merasa tidak perlu sampai
mengungsi, walaupun belum tentu dengan tinggal di lantai 2 rumah
dapat dikategorikan tempat yang aman.
Tindakan pasca bencana banjir yang dilakukan oleh 52%
responden (52 orang) dikategorikan siap karena beberapa jawaban
selain memprioritaskan gotong royong membersihkan lingkungan juga
melakukan pemeriksaan diri ke fasilitas kesehatan sebagai antisipasi
dari penyakit menular akibat banjir. Selain itu beberapa responden juga
memiliki tabungan ataupun asuransi sebagai upaya pengamanan aset
dan jaminan di masa yang akan datang.
20
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Pengalaman Banjir dengan Tindakan
Kesiapsiagaan
Variabel Tindakan
Odd Ratio (95%
Kesiapsiagaan Banjir p-value
CI)
Siap Kurang Siap
Pengalaman Banjir dalam
Setahun
1-2 kali 38 12
0,629 0,792(0,272-2,272)
>2 kali 40 10
Sumber: Data Primer (2021)
21
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir secara tidak
langsung belajar dari pengalaman sebelumnya dalam menghadapi
banjir, terutama jika musim hujan datang dan intensitas hujan mulai
tinggi. Masyarakat biasanya akan waspada dan berjaga-berjaga
mengantisipasi kenaikan air. Selain itu biasanya masyarakat akan
mulai saling bekerjasama dan bergotong royong membersihkan
lingkungan sebagai bentuk dari mitigasi pra bencana. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang menjelaskan bahwa mitigasi sebelum banjir
biasanya dilakukan dalam bentuk menjaga kebersihan saluran air dan
kelancaran air limbah (Oktapian, Suryana and Setiawan, 2018).
22
banjir oleh berbagai sebab misalnya karena faktor alam berupa curah
hujan yang meningkat dan faktor manusia berupa perilaku membuang
sampah di sumber air seperti sungai dan drainase. Hal ini sesuai
dengan penelitian lain bahwa penyebab banjir di daerah Bekasi
berdasarkan faktor alam yaitu curah hujan yang tinggi. Sedangkan
faktor aktivitas manusia yang diduga sebagai penyebab banjir yaitu
kebiasaan membuang sampah ke saluran air, betonisasi jalan dengan
asas kepentingan pribadi dapat mengurangi area peresapan air di
wilayah pemukiman penduduk (Malianto, Rohmat and Sungkawa,
2016).
Masyarakat juga cukup paham tentang tanda-tanda banjir
misalnya ketika hujan berlangsung lama >2 jam di daerah hulu hingga
tinggi muka permukaan air di sungai melebihi normal. Pemahaman
tersebut dapat juga dipengaruhi karena intensitas kejadian banjir yang
sering. Namun persepi tersebut tidak sejalan dengan tingkat
kesiapsiagaan menghadapi banjir. Hal ini tidak sesuai dengan
penelitian terdahulu bahwa sesorang yang memiliki persepsi yang baik
tentang adanya risiko bahaya banjir akan memiliki tingkat
kesiapsiagaan yang baik terhadap bencana. Pada penelitian tersebut
menunjukkan hasil bahwa orang yang memiliki persepsi yang kurang
tentang risiko banjir akan berpeluang 3,5 kali tidak siap dalam
menghadapi banjir (Nastiti, Pulungan and Iswanto, 2021).
23
3. Hubungan antara Pengetahuan tentang Risiko Penyakit dengan
Tindakan Kesiapsiagaan
25
Tindakan penanggulangan bencana atau disebut juga mitigasi
bencana yang dilakukan oleh masyarakat di daerah rawan banjir
biasanya sudah sesuai dengan pedoman mitigasi yaitu terdiri dari tiga
tahap yaitu pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Mitigasi
prabencana yang dilakukan oleh masyarakat Sindangjaya antara lain
membersihkan saluran air dari limbah dan sampah serta
memberishkan sungai. Tindakan sebelum terjadi banjir biaanya
menyiapkan logisti dan peralatan evakuasi. Mitigasi tanggap darurat
pada saat bencana antara lain bisa mengungsi ke tempat yang lebih
tinggi, dan jika sempat dapat menyelamtkan barang-barang berharga
dan dokumen penting yang bisa dibawa. Mitigasi pasca bencana atau
setelah banjir dapat dilakukan dengan membersihkan lingkungan
serta tetap waspada jika ada kemungkinan penularan penyakit dari
vektor seperti nyamuk, lalat dan hewan reservoir seperti Tikus
(Oktapian, Suryana and Setiawan, 2018). 4Adaptasi pra bencana
yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk antisipasi
datangnya banjir yaitu gotong royong membersihkan lingkungan
dengan rutin, misalnya setiap 1-3 bulan sekali, serta menyiapkan
perlengkapan darurat untuk evakuasi misalnya pompa air dan perahu
karet. Bentuk adaptasi selanjutnya ketika terjadi banjir yaitu
mengungsi ke tempat lain atau posko banjir pada area yang aman atau
tetap di rumah bagi yang memiliki rumah berlantai dua.
Upaya lainnya yaitu dengan memperhatikan sistem peringatan dini
melalui siskamling (Malianto, Rohmat and Sungkawa, 2016).
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana juga dapat dilakukan
pada setiap keluarga untuk melakukan evakuasi mandiri. Tindakan
tersebut dapat dimulai dengan pembagian tugas dalam keluarga
misalnya membagi peran ayah, ibu, anak agar pada saat situasi darurat
dapat segera mengambil keputusan demi melindungi semua anggota
keluarga dan keselamatan bersama yang tentunya didapat melalui
adanya komunikasi yang baik. Komunikasi di dalam komunitas
masyarakat pada berbagai aspek juga diperlukan misalnya antar
26
tetangga, tokoh masyarakat dan pihak terkait. Selanjutnya dapat
dilakukan mobilisasi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil,
orang lanjut usia dan orang berkebutuhan khusus ke tempat yang lebih
aman sesuai petunjuk petugas terkait. Mobilisasi kelompok rentan
dengan cepat dan tepat dapat mengurangi risiko kesakitan ataupun
korban jiwa. Pada saat mobilisasi juga hendaknya sudah menyiapkan
perbekalan seperti makanan dan obat-obatan yang mudah dibawa dan
dapat bertahan lama ketika di tempat evakuasi. Sebelum terjadi
bencana hendaknya setiap keluarga memiliki kesiapan keuangan dan
jaminan kesehatan sebagai bentuk antisipasi ketika terjadi hal-hal pada
saat bencana banjir (Widiastuti, Darwati and Setianingsih, 2021).
Pada setiap lapisan masyarakat khususnya lingkup keluarga
hendaknya memiliki perencanaan untuk merespon kondisi darurat
yang ternyata masih belum banyak dimiliki, salah satunya peringatan
atau deteksi dini banjir yang hanya diperoleh melalui whatsapp group
sehingga perlu ada peran pemerintah dan pihak terkait untuk bersama-
sama masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman
bencana banjir (Akhirianto, 2018). Peningkatan sistem peringatan dini
juga diperlukan sebagai upaya untuk kewaspadaan masyarakat
sehingga peran pemerintah dan pihak terkait tentu sangat diperlukan
untuk mengayomi masyarakat di daerah rawan banjir.
27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal
yaitu:
a. Masyarakat yang mengalami banjir hampir setiap tahun dengan
frekuensi 1-2 kali dalam setahun sebesar 78%.
b. Persepsi masyarakat tentang risiko banjir dalam kategori baik sebesar
65%.
c. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit akibat banjir dalam
kategori baik sebesar 55%
d. Pengalaman banjir yang pernah dihadapi masyarakat di daerah rawan
banjir tidak memiliki hubungan secara statistik sehingga tidak
mempengaruhi tindakan kesiapsiagaan masyarakat.
e. Persepsi masyarakat tentang risiko banjir tidak memiliki hubungan
secara statistik sehingga tidak mempengaruhi tindakan kesiapsiagaan
masyarakat.
f. Tingkat pengetahuan tentang risiko penyakit akibat banjir
mempengaruhi tindakan kesiapsiagaan masyarakat dalam tahap pra
bencana, tanggap darurat pada saat bencana dan pasca bencana.
B. Saran
Hasil studi ini dapat dikembangkan dengan identifikasi risiko
tentang faktor lingkungan, misalnya kondisi geografis daerah rawan banjir,
sanitasi lingkungan dan personal hygiene masyarakat untuk mencegah
adanya risiko penyakit di daerah rawan banjir, serta identifikasi sistem
kewaspadaan dini terkait tindakan kesiapsiagaan terhadap ancaman
bencana. Hal tersebut berkaitan dengan roadmap penelitian berikutnya
tentang pengelolaan risiko terhadap bencana banjir pada aspek kesehatan
dan lingkungan sehingga dapat dijadikan sebuah perencanaan untuk
menjaga masyarakat agar tetap aman dan sehat di daerah rawan banjir.
28
BAB VI LUARAN YANG DICAPAI
LUARAN WAJIB
IDENTITAS JURNAL
1 Nama Jurnal Jurnal Kesehatan Lingkungan
Website Jurnal https://ejournal.kesling-
2
poltekkesbjm.com/index.php/JKL/author/index
3 Status Makalah Submitted
4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional Terakreditasi Sinta 3
5 Tanggal Submit 23 November 2021
Bukti
6 Screenshot
Submit
29
LUARAN TAMBAHAN
IDENTITAS SEMINAR
Nama Seminar Seminar Nasional Hasil Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat VI dengan Tema
1 “PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MENUJU
MASYARAKAT MANDIRI BERBASIS INOVASI
IPTEKS”
2 Website Seminar https://semnaslppm.ump.ac.id/index.php/semnaslppm
3 Status Makalah Accepted
Jenis Jurnal Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan
4
Pengabdian kepada Masyarakat ke-VI Tahun 2021
5 Tanggal Submit 20 November 2021
Bukti Screenshot
6
Submit
30
BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI
31
DAFTAR PUSTAKA
32
are
33
Related to The Community Preparation in Facing Flood Disasters in
Kelurahan Kebon Pala Jakarta Timur Revy’, Jurnal Ilmu Kesehatan,
15(1), pp. 48–56. doi: https://doi.org/10.33860/jik.v15i1.219 ©.
Oktapian, S. K., Suryana and Setiawan, A. Y. (2018) ‘Mitigasi Bencana Banjir
yang Dilakukan oleh Masyarakat di Desa Bojong Kecamatan Majalaya
Kabupaten Bandung’, Geoarea, 1(2), pp. 54–64.
Utariningsih, W. and Adipura, A. (2019) ‘Analisis Kerentanan Kesehatan
Penduduk Pra-Bencana Banjir di Kabupaten Aceh Barat Daya’, Jurnal
Averrous, 5(2), pp. 1–10.
Widiastuti, Y., Darwati, L. and Setianingsih, S. (2021) ‘Identifikasi Kesiapsiagaan
Keluarga Melakukan Evakuasi Mandiri Saat Bencana Banjir’, Jurnal
Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(1), pp. 49–54.
Yanuarto, T. et al. (2018) Buku Saku Tanggap Tangkas Tanguh Menghadapi
Bencana. Cetakan Ke. Edited by T. Yanuarto. Jakarta: Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB. Available at: www.bnpb.go.id.
34
LAMPIRAN
35
Prosedur selanjutnya adalah Bapak/Ibu mengisi kuesioner dan diwawancarai
oleh peneliti.
C. Kewajiban Responden
Sebagai responden, Bapak/Ibu dimohonkan bersedia mengikuti petunjuk
pengisian kuisioner seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika masih ada yang
belum jelas, Bapak/Ibu/Saudara dapat menanyakan lebih lanjut kepada
peneliti.
D. Kerahasiaan
Semua informasi yang beraitan dengan identitas responden penelitian akan
dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan
dipublikasikan tanpa identitas responden penelitian. Penelitian ini tidak bersifat
memaksa, oleh sebab itu Bapak/Ibu/Saudara penelitian dapat menolak
mengikuti penelitian.
E. Kompensasi
Peneliti akan memberikan ganti rugi berupa cindera mata kepada responden.
36
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
INFORMED CONSENT
Nama :
Alamat :
Telepon/kontak :
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian “Identifikasi Risiko
Kesehatan dan Analisis Kesiapan Masyarakat Terkait Mitigasi Bencana
Banjir ”
2. Setelah memahami penjelasan tersebut dengan penuh kesadaran dan tanpa ada
paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi:
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah peneliti.
b. Bila memerlukan penjelasan tambahan, saya dapat menanyakan kepada
peneliti a.n Rismawati Pangestika.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan.
Saya memahami bahwa keiutsertaan saya akan memberikan manfaat.
Jakarta, 2021
Mengetahui, Responden,
Peneliti
Rismawati Pangestika
37
KUESIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI RISIKO KESEHATAN DAN ANALISIS KESIAPAN
MASYARAKAT TERKAIT MITIGASI BENCANA BANJIR
No. Kuesioner:
A. Data Umum
1. Nama : ..................................................................
2. Umur : ..................................................................
3. Jenis Kelamin : ..................................................................
4. Pendidikan : ..................................................................
5. Pekerjaan : ..................................................................
38
2. Kejadian banjir yang pernah dialami merupakan :
a. Gangguan yang masih dapat ditangani (kesulitan air bersih, listrik
mati)
b. Gangguan yang sulit ditangani (tidak bisa bekerja,
menyelamatkan keluarga dan harta benda)
c. Malapetaka yang tidak terkendali karena harus mengungsi
3. Faktor-faktor alam yang mungkin menyebabkan banjir :
a. Curah hujan meningkat
b. Pendangkalan sungai
c. Daerah termasuk dataran rendah
d. Air laut pasang
4. Faktor-faktor manusia yang mungkin menyebabkan banjir :
a. Membuang sampah sembarangan
b. Penebangan hutan
c. Rumah di bantaran sungai
d. Alih fungsi lahan
5. Tanda-tanda akan terjadi banjir :
a. Hujan lebat di hulu >2 jam
b. Tinggi muka air di hulu > batas normal
c. Air sungai keruh dan membawa material
d. Tanggul sungai bocor atau jebol
D. Pengetahuan tentang Kesehatan terkait Banjir
1. Makanan yang sudah terkontaminasi air banjir :
a. Masih layak dimakan karena darurat
b. Dapat menyebabkan keracunan
c. Dapat menyebabkan sakit perut
2. Penyakit yang harus diwaspadi pada saat banjir karena dapat
disebabkan konsumsi air tercemar :
a. Diare
b. DBD
c. Leptospirosis
d. ISPA
e. Penyakit Kulit
3. Penyakit yang harus diwaspadai pada saat musim hujan karena
meningkatkan perindukan nyamuk sebagai perantara penyakit
:
a. Diare
b. DBD
c. Leptospirosis
d. ISPA
e. Penyakit Kulit
39
4. Penyakit yang harus diwaspadai pada saat musim hujan karena adanya
kuman yang menginfeksi manusia melalui kontak air yang masuk ke mata
atau luka lecet pada kulit dengan perantara kotoran atau air kencing
hewan tikus :
a. Diare
b. DBD
c. Leptospirosis
d. ISPA
e. Penyakit Kulit
5. Upaya yang dilakukan untuk menghindari timbulnya penyakit pasca
banjir:
a. Memakai alat pelindung diri (sandal/sepatu)
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan gizi seimbang
dan vitamin
c. Memeriksakan diri dan keluarga ke fasilitas kesehatan
40
d. Gotong royong membersihkan lingkungan
e. Memastikan panel listrik aman
F. Rencana Keluarga dalam Merespon Kondisi Darurat dan
Mengantisipasi Banjir
1. Rencana tempat evakuasi keluarga :
a. Lantai dua rumah
b. Rumah saudara
c. Rumah tetangga
2. Tindakan persiapan ketika musim hujan :
a. Menyediakan obat-obatan
b. Menyiapkan perlengkapan darurat
c. Menyediakan bahan makanan
d. Memastikan alat komunikasi alternatif (handytalky)
e. Menyiapkan nomor telepon / alamat penting
41