Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GONORRHOE

Oleh :
kelompok 2

1. Asiawati ( PO.71.24.2.22.054)
2. Cikna Septia ( PO.71.24.2.22.055)
3. Dahliah ( PO.71.24.2.22.056)
4. Dana Apirda ( PO.71.24.2.22.057)
5. Desi Ayu Anjani ( PO.71.24.2.22.058)
6. Dina Nurul Fadilah ( PO.71.24.2.22.059)
7. Diyah Oktasafitri ( PO.71.24.2.22.060)
8. Sari Anita ( PO.71.24.2.22.051)
9. Sri Handayani ( PO.71.24.2.22.052)
10. Zulfalina ( PO.71.24.2.22.053)

Dosen : dr. Eka Handayani Oktharina, Sp.OG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN PALEMBANG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmatnya serta Karunianya, sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan selalu tertuju kepada sahabat dan
keluarga serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang Gonore guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Ginekologi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 17 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ...................................................................................................... 4
2.2 Macam-Macam ........................................................................................... 4
2.3 Epidemiologi .............................................................................................. 4
2.4 Faktor Resiko Penularan ............................................................................ 5
2.5 Langkah-langkah Pencegahan .................................................................... 6
2.6 Prinsip Penanganan .................................................................................... 7
2.7 Penanganan Umum..................................................................................... 8
2.8 Penanganan Khusus .................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gonore atau penyakit kencing nanah adalah penyakit infeksi menular
seksual (IMS) yang paling sering terjadi. Gonore disebabkan oleh bakteri
diplokokus gram negatif, Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae), yang
menginfeksi membran mukosa dari urethra, endocervix, rectum, dan pharynx.
Infeksi ini bisa tidak menimbulkan gejala (Morel, 2010).
Gonore merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan
kedua tersering dari IMS di Amerika. Gonore dapat ditularkan melalui
hubungan seks vaginal, anal dan oral dengan pasangan yang terinfeksi bakteri
N. gonorrhoeae. Gonore juga dapat ditularkan melalui ibu yang sedang
mengandung kepada bayi yang ada dalam kandungannya selama proses
melahirkan bayi tersebut sehingga menyebabkan ophtalmia neonatorum dan
systemic neonatal infection (Wong, 2016).
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dengan
laki-laki. Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin
laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, penyakit akut maupun kronik,
gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan
objektif. Pada umumnya perempuan datang berobat kalau sudah ada
komplikasi. Gejala pertama pada laki-laki berupa uretritis sedangkan pada
perempuan berupa uretritis dan servisitis. Masa tunas gonore sangat singkat,
pada laki-laki umumnya berkisar 2-5 hari, kadang lebih lama. Gejala tersebut
dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun sistemik selain itu juga dapat
menyebabkan komplikasi diseminata seperti artritis, miokarditis, endokarditis,
perikarditis, meningitis, dan dermatitis (Daili, 2014).
Menurut WHO, pada tahun 2008 terjadi peningkatan infeksi N.
gonorrhoeae yang signifikan selain di benua Eropa dan daerah Timur Tengah,
yaitu dari sebanyak 87,7 juta kasus pada tahun 2005 menjadi 106,1 juta kasus
pada tahun 2008. Pada Benua Afrika insidensi penderita gonore perempuan

1
sebanyak 9,6 juta Universitas Kristen Maranatha 2 kasus, sedangkan laki-laki
sebanyak 11,6 juta kasus.
Pada Tahun 2008, di Benua Amerika penderita gonore perempuan 4,4 juta
kasus, sedangkan laki-laki sebanyak 6,6 juta kasus. Di Asia Tenggara
insidensi penderita gonore perempuan sebanyak 7,5 juta kasus, sedangkan
laki-laki 18,0 juta kasus. Insidensi penderita gonore perempuan di Benua
Eropa sebanyak 1,9 juta kasus, sedangkan laki-laki sebanyak 1,6 juta kasus. Di
Timur tengah insidensi penderita gonore perempuan sebanyak 1,2 juta kasus
sedangkan laki-laki 1,9 juta kasus. Data mengenai IMS secara keseluruhan
menurut SDKI 2012. Laki-laki kawin usia 15-54 tahun yang berobat IMS ke
klinik, dokter, atau tenaga kesehatan lainnya sebanyak 45%, 8% membeli obat
sendiri ke apotik, 6% membeli obat dari sumber lain selain apotik, dan
sebanyak 39% tidak melakukan pengobatan IMS.
Di Indonesia, IMS yang paling banyak ditemukan adalah sifilis dan
gonore. Prevalensi infeksi menular di Indonesia yakni kota Bandung sebanyak
37,4% untuk kasus gonore, klamidia 34,5%, dan sifilis 25,2%. Di Surabaya
prevalensi infeksi klamidia 33,7%, sifilis 28,8%, dan gonore sebanyak 19,8%.
Jakarta sebagai ibu kota negara Republik Indonesia memiliki jumlah kasus
gonore sebanyak 29,8%, sifilis 25,2% dan klamidia 22,7%. Di Medan angka
kejadian syphilis terus meningkat setiap tahun. Peningkatan penyakit ini
terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4%, sedangkan pada tahun 2004 terus
menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005
menjadi 22,1% (Chiuman, 2009). Dari pembahasan diatas maka penulis
mencoba memberikan pemahaman lebih mengenai penyakit gonore.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah
ini yaitu apakah definisi dari penyakit Gonore dan bagaimana upaya
pencegahan dan penangannya ?

2
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi dari
penyakit Gonore dan bagaimana upaya pencegahan serta penangannya ?

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini untuk menambah
pengetahuan mengenai penyakit gonore mulai dari definisi penyakit Gonore
dan bagaimana upaya pencegahan serta penangannya ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual.
Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, meski
umumnya dialami oleh pria. Gonore biasanya terjadi di bagian tubuh yang
hangat dan lembap, seperti kelamin, anus, atau tenggorokan.
Gonore merupakan penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae atau gonokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 µ,
panjang 1,6 µ bersifat tahan asam, gram negatif yaitu terlihat di luar dan di
dalam sel lektosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan
kering dan tidak tahan pada suhu 39ºC.

2.2 Macam Macam


Kuman ini dimasukan dalam kelompok Neisseria gonorrhoeae.
Keempat lesi yang disebabkan oleh kuman ini sukar dibedakan kecuali dengan
lesi permentasi. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal
ada 4 spesies yaitu:
a. Neisseria gonorrhoeae
b. Neisseria meningitides
c. Neisseria pharyngis
d. Neisseria catarrhalis

2.3 Epidemiologi
Di dunia, gonore merupakan penyakit menular seksual akibat bakteri
dengan jumlah terbanyak. Diperkirakan 200 juta kasus baru terjadi setiap
tahunnya Di. Amerika Serikat, CDC memperkirakan terdapat sekitar 820.000
kasus baru infeksi gonokokal dan hanya kurang dari setengahnya yang
terdeteksi dan dilaporkan. Walaupun gonore dapat menyerang semua usia,
diperkirakan 570.000 kasus di antaranya terjadi di kalangan muda yaitu pada

4
usia 15-24 tahun. Kebanyakan negara tidak mengetahui angka prevalensi
gonore yang sebenarnya dikarenakan survei dan pencatatan yang kurang baik.
Tetapi didapatkan bahwa angka tertinggi penyakit gonore dan komplikasinya
ditemukan di negara-negara berkembang seperti di Afrika, Asia, dan Amerika
Latin. Di kota Semarang, jumlah kasus gonore berdasarkan laporan rumah
sakit yaitu tahun 2007 sebanyak 22 kasus, tahun 2008 sebanyak 120 kasus,
tahun 2009 sebanyak 71 kasus, tahun 2010 sebanyak 140 kasus, dan tahun
2011 sebanyak 97 kasus. Jumlah tersebut menunjukkan beberapa kali
kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, dilaporkan prevalensi
tertinggi kasus gonore dijumpai pada usia 21-30 tahun.
Insidensi strain Neisseria gonorrhoeae yang resisten terhadap antibiotik
telah meningkat sejak akhir tahun 1940. Perhatian terbesar jatuh pada
tingginya persentase kasus resistensi antibiotik terhadap bakteri Neisseria
gonorrhoeae Penghasil Penisilinase (NGPP). Resistensi terhadap
fluorokuinolon telah meningkat pesat selama dekade terakhir di banyak benua.
CDC melaporkan terdapat resistensi fluorokuinolon sebanyak 6,8% dari isolat
tahun 2004, tahun 2005 meningkat menjadi 9,4 %, dan pada tahun 2006
menjadi 13,3%.

2.4 Faktor Resiko Penularan


Gonore pada dewasa umumnya ditularkan melalui hubungan seksual,
sedangkan pada bayi baru lahir disebabkan oleh terpaparnya bayi ketika
melewati jalan lahir dari ibu yang terinfeksi gonore.
Faktor risiko dari penyakit ini adalah perilaku hubungan seksual yang
tidak sehat atau tidak aman, seperti mempunyai pasangan seksual lebih dari
satu serta melakukan hubungan seksual berisiko tanpa menggunakan proteksi.
Faktor lain yang berpengaruh adalah lingkungan sosial ekonomi yang
rendah, melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia terlalu muda,
penggunaan obat-obatan, dan pernah mengalami infeksi gonore sebelumnya
juga dapat meningkatkan angka kejadian gonore. Factor resiko gonorrhea pada
wanita yaitu usia ≤25 tahun, infeksi gonorrhea sebelumnya, memiliki

5
pasangan baru dan atau banyak pasangan sekaligus, penggunaan obat
terlarang, prostitusi dan penggunaan kondom yang tidak konsisten

2.5 Langkah-langkah Pencegahan


1. Setia pada satu pasangan
Seks bebas dan bergonta-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko
seseorang untuk terkena penyakit menular seksual, termasuk gonore.
Dengan demikian, cara terbaik melakukan pencegahan penyakit gonore
adalah tidak sembarangan berhubungan seks atau senantiasa setia pada
satu pasangan.

2. Gunakan kondom
Cara pencegahan penyakit gonore dengan kondom mempunyai
tingkat efisiensi mencapai 98%. Penggunaan kondom pun semakin wajib
jika Anda tidak mengetahui status kesehatan partner seksual Anda. Tak
dipungkiri, banyak orang yang tidak jujur dan terbuka dengan kondisi
kesehatannya saat berhubungan seks sehingga penggunaan kondom
menjadi wajib.

3. Cek rutin status kesehatan Anda dan pasangan


Semua kalangan yang aktif berhubungan seksual sangat dianjurkan
melakukan pemeriksaan gonore secara berkala. Kelompok yang berisiko
mengalami penyakit ini termasuk individu yang baru menjalani
hubungan dan akan berhubungan seks, individu yang memiliki banyak
pasangan, atau individu yang pasangannya menderita IMS tertentu.
Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) juga dianjurkan untuk
mengecek kesehatannya secara rutin, termasuk pemeriksaan gonore.

4. Terbuka pada pasangan


Mengetahui status Anda dan pasangan dapat membantu
menurunkan risiko penularan penyakit penyakit gonore dan infeksi

6
menular seksual lainnya. Hal ini harus dengan catatan bahwa Anda dan
pasangan saling terbuka satu sama lain.

5. Tidak berhubungan seks jika pasangan menunjukkan gejala


Apabila pasangan dan partner Anda menunjukkan gejala infeksi
menular seksual, Anda sangat disarankan untuk menunda hubungan intim
terlebih dahulu. Gejala yang dapat diidentifikasi yakni ruam dan luka
pada area genital pasangan, atau pasangan mengaku mengalami sensasi
terbakar saat buang air kecil.

2.6 Prinsip Penanganan


Pada umumnya terapi dengan preparat single dose lebih dipilih dalam
penatalaksanaan kasus Gonore dengan tujuan mengatasi masalah kepatuhan
penderita dalam menjalani pengobatan. Selama satu dekade, ceftriaxone yang
merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga menjadi pilihan terapi
Gonore tanpa komplikasi. Diberikan secara intramuskular dengan dosis 125
mg. Sebelumnya, antibiotik golongan quinolone seperti ciprofloxacin,
ofloxacin, enoxacin, dan lain-lain yang diberikan sebagai regimen single dose
memberi hasil terapi yang memuaskan.
Namun kemudian sejumlah laporan dari Philipina dan Negara-negara
Asia Tenggara menyatakan bahwa mulai terjadi resistensi beberapa antibiotik
golongan quinolone terhadap galur N.gonorrhoea. namun kejadian resistensi
ini belum pernah dilaporkan terjadi di Amerika Serikat sehingga CDC tetap
merekomendasikan penggunaan siprofloksacin 500 mg atau ofloksasin 500
mg single dose, namun tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Gonore
pada anak-anak:
a. Penisilin prokain dengan dosis 100.000 unit per kilogram berat badan,
dengan probenecid 25 gram/kg berat badan.
b. Ampisilin 50 mg/kg berat badan probenecid 25 mg/kg berat badan dosis
tunggal.
c. Penderita gonoblenore dirawat oleh Bagian Ilmu Penyakit Mata.

7
Catatan : Kenamisin tidak boleh diberikan pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal.

2.7 Cara Penanganan Umum


Berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control (CDC) untuk
pengobatan gonore dengan pemberian seftriakson 250 mg dosis tunggal secara
intramuskuler dan sefiksim 400 mg dosis tunggal secara oral sebagai regimen
alternatif apabila terapi dengan seftriakson gagal.3 Sedangkan menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014
penatalaksanaan gonore adalah sebagai berikut 11: a. Memberitahu pasien
untuk tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan sembuh dan
menjaga kebersihan genital. b. Pemberian farmakologi dengan antibiotik:
Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau ofloksasin 400 mg (p.o)
dosis tunggal, atau Kanamisin 2 gram Intra Muskular (I.M) dosis tunggal, atau
spektinomisin 2 gram I.M dosis tunggal.
Catatan: tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan
kontraindikasi pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan dewasa
muda. 11 Dari data tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan
penelitian sensitivitas antibiotik siprofloksasin sebagai salah satu pilihan obat
alternatif yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit gonore.
Pasien juga diberikan terapi non medikamentosa berupa anjuran bila
memungkinkan, periksa dan obati pasangan seksual yang kontak dengan
pasien 60 hari sebelum timbul gejala (notifikasi pasangan), dianjurkan pula
untuk tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia) sampai terbukti
sembuh secara laboratorius, dan bila tidak dapat menahan diri dianjurkan
untuk memakai kondom, melakukan kunjungan ulang untuk tindak lanjut di
hari ke-3 dan hari ke-7, serta sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Tidak lupa juga diberikan konseling kepada pasien
mengenai penyakit pasien, penyebab dan cara penularannya, komplikasi jika
tidak diobati secara tuntas, terapi dan aturan penggunaannya, serta
prognosanya (WH, 2014; Martiastutik, 2008).

8
2.8 Cara Penanganan Khusus
Pengobatan Gonore dipersulit oleh kemampuan N. gonorrhoeae untuk
mengembangkan resistensi terhadap antimikroba. Sefiksim 400 mg telah
banyak digunakan sebagai dosis tunggal pengobatan oral untuk gonore,
namun beberapa laporan pengobatan terbaru menunjukkan kegagalan
sefiksim 400 mg sebagai pengobatan dosis tunggal. Oleh sebab itu pedoman
pengobatan terbaru yang diberikan oleh CDC merekomendasikan Ceftriaxon
250 mg intramuskular dosis tunggal dan Azitromisin 1gr oral dosis tunggal
untuk pengobatan infeksi gonokok tanpa komplikasi. Cefixime hanyalah
sebuah alternatif pilihan jika pemberian injeksi intramuskular tidak mungkin
atau ditolak oleh pasien (CDC, 2015; Bignell & Unemo, 2012).
Evaluasi setelah pengobatan direkomendasikan untuk
mengkonfirmasi kepatuhan pasien dengan terapi, resolusi gejala dan tanda,
serta menyingkirkan kemungkinan infeksi ulang dan memastikan pasangan
telah diberitahukan mengenai infeksi Gonore yang dialami oleh pasien
(Bignell & Unemo, 2012). Pada pasien ini follow up Vol. 3 No. 3 (2017)
Journal of Agromedicine and Medical Sciences 6 dilakukan 3 hari setelah
pengobatan dan didapatkan perbaikan kondisi baik dari gejala maupun tanda
klinis

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual.
Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, meski
umumnya dialami oleh pria. Langkah langkah pencegahan dapat di lakukan
dengan cara setia pada satu pasangan, gunakan kondom, cek rutin status
kesehatan anda dan pasangan, terbuka pada pasangan, Tidak berhubungan
seks jika pasangan menunjukkan gejala.

3.2 Saran
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu jagalah
kesehatan dengancara rutin cek kesehatan anda dan pasangan anda. Setia
hanya satu pasangan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afriana, Nurhalina. 2011. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian


infeksi gonore pada wanita penjaja sek komersial di 16 kabupaten/kota
Indonesia. Universitas Indonesia, diakses tanggal 14 September 2022 dalam
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303165-T30668%20-
%20Faktor%20faktor.pdf

Nagtalon, Jamille Ramos. 2020. Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.

Rukiyah Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi


Kebidanan .Jakarta: Trans Info Media.

https://www.sehatq.com/artikel/langkah-pencegahan-penyakit-gonore-yang-perlu-
diterapkan-semua-pasangan

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAMS/article/download/6055/4479/

http://eprints.undip.ac.id/50837/3/Sela_Eka_Firdina_22010112140143_Laporan_
KTI_BAB_II.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai