Kelompok 2 (Gonorrhea)
Kelompok 2 (Gonorrhea)
Oleh :
kelompok 2
1. Asiawati ( PO.71.24.2.22.054)
2. Cikna Septia ( PO.71.24.2.22.055)
3. Dahliah ( PO.71.24.2.22.056)
4. Dana Apirda ( PO.71.24.2.22.057)
5. Desi Ayu Anjani ( PO.71.24.2.22.058)
6. Dina Nurul Fadilah ( PO.71.24.2.22.059)
7. Diyah Oktasafitri ( PO.71.24.2.22.060)
8. Sari Anita ( PO.71.24.2.22.051)
9. Sri Handayani ( PO.71.24.2.22.052)
10. Zulfalina ( PO.71.24.2.22.053)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmatnya serta Karunianya, sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan selalu tertuju kepada sahabat dan
keluarga serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang Gonore guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Ginekologi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sebanyak 9,6 juta Universitas Kristen Maranatha 2 kasus, sedangkan laki-laki
sebanyak 11,6 juta kasus.
Pada Tahun 2008, di Benua Amerika penderita gonore perempuan 4,4 juta
kasus, sedangkan laki-laki sebanyak 6,6 juta kasus. Di Asia Tenggara
insidensi penderita gonore perempuan sebanyak 7,5 juta kasus, sedangkan
laki-laki 18,0 juta kasus. Insidensi penderita gonore perempuan di Benua
Eropa sebanyak 1,9 juta kasus, sedangkan laki-laki sebanyak 1,6 juta kasus. Di
Timur tengah insidensi penderita gonore perempuan sebanyak 1,2 juta kasus
sedangkan laki-laki 1,9 juta kasus. Data mengenai IMS secara keseluruhan
menurut SDKI 2012. Laki-laki kawin usia 15-54 tahun yang berobat IMS ke
klinik, dokter, atau tenaga kesehatan lainnya sebanyak 45%, 8% membeli obat
sendiri ke apotik, 6% membeli obat dari sumber lain selain apotik, dan
sebanyak 39% tidak melakukan pengobatan IMS.
Di Indonesia, IMS yang paling banyak ditemukan adalah sifilis dan
gonore. Prevalensi infeksi menular di Indonesia yakni kota Bandung sebanyak
37,4% untuk kasus gonore, klamidia 34,5%, dan sifilis 25,2%. Di Surabaya
prevalensi infeksi klamidia 33,7%, sifilis 28,8%, dan gonore sebanyak 19,8%.
Jakarta sebagai ibu kota negara Republik Indonesia memiliki jumlah kasus
gonore sebanyak 29,8%, sifilis 25,2% dan klamidia 22,7%. Di Medan angka
kejadian syphilis terus meningkat setiap tahun. Peningkatan penyakit ini
terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4%, sedangkan pada tahun 2004 terus
menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005
menjadi 22,1% (Chiuman, 2009). Dari pembahasan diatas maka penulis
mencoba memberikan pemahaman lebih mengenai penyakit gonore.
2
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi dari
penyakit Gonore dan bagaimana upaya pencegahan serta penangannya ?
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini untuk menambah
pengetahuan mengenai penyakit gonore mulai dari definisi penyakit Gonore
dan bagaimana upaya pencegahan serta penangannya ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual.
Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, meski
umumnya dialami oleh pria. Gonore biasanya terjadi di bagian tubuh yang
hangat dan lembap, seperti kelamin, anus, atau tenggorokan.
Gonore merupakan penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae atau gonokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 µ,
panjang 1,6 µ bersifat tahan asam, gram negatif yaitu terlihat di luar dan di
dalam sel lektosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan
kering dan tidak tahan pada suhu 39ºC.
2.3 Epidemiologi
Di dunia, gonore merupakan penyakit menular seksual akibat bakteri
dengan jumlah terbanyak. Diperkirakan 200 juta kasus baru terjadi setiap
tahunnya Di. Amerika Serikat, CDC memperkirakan terdapat sekitar 820.000
kasus baru infeksi gonokokal dan hanya kurang dari setengahnya yang
terdeteksi dan dilaporkan. Walaupun gonore dapat menyerang semua usia,
diperkirakan 570.000 kasus di antaranya terjadi di kalangan muda yaitu pada
4
usia 15-24 tahun. Kebanyakan negara tidak mengetahui angka prevalensi
gonore yang sebenarnya dikarenakan survei dan pencatatan yang kurang baik.
Tetapi didapatkan bahwa angka tertinggi penyakit gonore dan komplikasinya
ditemukan di negara-negara berkembang seperti di Afrika, Asia, dan Amerika
Latin. Di kota Semarang, jumlah kasus gonore berdasarkan laporan rumah
sakit yaitu tahun 2007 sebanyak 22 kasus, tahun 2008 sebanyak 120 kasus,
tahun 2009 sebanyak 71 kasus, tahun 2010 sebanyak 140 kasus, dan tahun
2011 sebanyak 97 kasus. Jumlah tersebut menunjukkan beberapa kali
kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, dilaporkan prevalensi
tertinggi kasus gonore dijumpai pada usia 21-30 tahun.
Insidensi strain Neisseria gonorrhoeae yang resisten terhadap antibiotik
telah meningkat sejak akhir tahun 1940. Perhatian terbesar jatuh pada
tingginya persentase kasus resistensi antibiotik terhadap bakteri Neisseria
gonorrhoeae Penghasil Penisilinase (NGPP). Resistensi terhadap
fluorokuinolon telah meningkat pesat selama dekade terakhir di banyak benua.
CDC melaporkan terdapat resistensi fluorokuinolon sebanyak 6,8% dari isolat
tahun 2004, tahun 2005 meningkat menjadi 9,4 %, dan pada tahun 2006
menjadi 13,3%.
5
pasangan baru dan atau banyak pasangan sekaligus, penggunaan obat
terlarang, prostitusi dan penggunaan kondom yang tidak konsisten
2. Gunakan kondom
Cara pencegahan penyakit gonore dengan kondom mempunyai
tingkat efisiensi mencapai 98%. Penggunaan kondom pun semakin wajib
jika Anda tidak mengetahui status kesehatan partner seksual Anda. Tak
dipungkiri, banyak orang yang tidak jujur dan terbuka dengan kondisi
kesehatannya saat berhubungan seks sehingga penggunaan kondom
menjadi wajib.
6
menular seksual lainnya. Hal ini harus dengan catatan bahwa Anda dan
pasangan saling terbuka satu sama lain.
7
Catatan : Kenamisin tidak boleh diberikan pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal.
8
2.8 Cara Penanganan Khusus
Pengobatan Gonore dipersulit oleh kemampuan N. gonorrhoeae untuk
mengembangkan resistensi terhadap antimikroba. Sefiksim 400 mg telah
banyak digunakan sebagai dosis tunggal pengobatan oral untuk gonore,
namun beberapa laporan pengobatan terbaru menunjukkan kegagalan
sefiksim 400 mg sebagai pengobatan dosis tunggal. Oleh sebab itu pedoman
pengobatan terbaru yang diberikan oleh CDC merekomendasikan Ceftriaxon
250 mg intramuskular dosis tunggal dan Azitromisin 1gr oral dosis tunggal
untuk pengobatan infeksi gonokok tanpa komplikasi. Cefixime hanyalah
sebuah alternatif pilihan jika pemberian injeksi intramuskular tidak mungkin
atau ditolak oleh pasien (CDC, 2015; Bignell & Unemo, 2012).
Evaluasi setelah pengobatan direkomendasikan untuk
mengkonfirmasi kepatuhan pasien dengan terapi, resolusi gejala dan tanda,
serta menyingkirkan kemungkinan infeksi ulang dan memastikan pasangan
telah diberitahukan mengenai infeksi Gonore yang dialami oleh pasien
(Bignell & Unemo, 2012). Pada pasien ini follow up Vol. 3 No. 3 (2017)
Journal of Agromedicine and Medical Sciences 6 dilakukan 3 hari setelah
pengobatan dan didapatkan perbaikan kondisi baik dari gejala maupun tanda
klinis
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual.
Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, meski
umumnya dialami oleh pria. Langkah langkah pencegahan dapat di lakukan
dengan cara setia pada satu pasangan, gunakan kondom, cek rutin status
kesehatan anda dan pasangan, terbuka pada pasangan, Tidak berhubungan
seks jika pasangan menunjukkan gejala.
3.2 Saran
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu jagalah
kesehatan dengancara rutin cek kesehatan anda dan pasangan anda. Setia
hanya satu pasangan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nagtalon, Jamille Ramos. 2020. Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
https://www.sehatq.com/artikel/langkah-pencegahan-penyakit-gonore-yang-perlu-
diterapkan-semua-pasangan
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAMS/article/download/6055/4479/
http://eprints.undip.ac.id/50837/3/Sela_Eka_Firdina_22010112140143_Laporan_
KTI_BAB_II.pdf
11