LP Prakonsepsi Titik
LP Prakonsepsi Titik
Stase Prakonsepsi
Oleh:
Titik Muslikhah
NIM.42022170248
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan
Oleh:
Titik Muslikhah
NIM.42022170248
Menyetujui,
( ) ( )
Mengetahui,
NIDN. 0628098801
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik adalah salah satu faktor yang paling penting
dalamkehamilan. Kesehatan prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil
kehamilan yang positif dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya
hidup yang sehatsebelum mereka hamil. Keadaan yang kurang mendukung
kondisi-kondisi prakonsepsiakan berdampak kurang baik pula terhadap
pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono, 2004). Perawatan kesehatan
yang baik, penting untuk perkembangan dan kesejahteraan janin, sehingga
berada dalam kondisi kesehatan yang prima sebelumkehamilan menjadi hal yang
penting (Curtis, 1999).
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik
maupun mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan
sebelum masa kehamilan agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan
psikologis ibu selama kehamilan sertakondisi janin yang baik (Oktalia dan
Herizasyam, 2016).
Hasil penelitian (Doloksaribu, dkk., 2019) menunjukan bahwa karakteristik
sampel Menurut usia dikategorikan berdasarkan usia ideal menikah dan usia
reproduksi yang baik bagi seorang wanita. Menurut badan kependudukan dan
keluarga berencana nasional atau BKKBN (2017) yaitu 21- 25 tahun. Hasil
penelitian menunjukan bahwa masih ada wanita yang menikah bukan pada usia
yang seharusnya, yaitu sebanyak 10% sampel wanita menikah lebih muda dari
kategori usia ideal dan reproduksi (21-25 tahun) dan 6,7% lebih tua dari kategori
usia ideal dan reproduksi (>35 tahun).
Pengetahuan adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang benar dan
dibenarkan. Pengetahuan merupakan hasil pembelajaran yang melibatkan panca
indera manusia, yakni indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman,
dan indra rasa, serta perabaan (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan kader yang
baik tentang dengan Persiapan Kehamilan Sehat diperlukan untuk
mengoptimalkan kesehatan prakonsepsi WUS (Depkes RI, 2015).
Kader merupakan salah satu penentu keberlanjutan sebuah Posyandu.
Kader merupakan faktor penting yang menentukan keberlanjutan sebuah
2
pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan sebelum hamil. Ada
beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum merencanakan kehamilan.
Dimulai dari masa remaja, yaitu dengan menjaga kesehatan organ reproduksi,
kebutuhan akan gizi seimbang, perilaku hidup sehat, dan lain-lain (Dieny, dkk.,
2019).
Kesehatan prakonsepsi adalah kesehatan baik pada perempuan maupun
laki-laki selama usia reproduktif yakni usia yang masih dapat memiliki keturunan.
Tujuan kesehatan prakonsepsi adalah untuk mencapai ibu dan anak dalam
kondisi sehat. Bhutta dan lassi (2015) menyebutkan proporsi mortalitas dan
mordibitas pada ibu dan bayi secara signifikan dapat dicegah dengan cara
pemberian intervensi gizi sederhana sebelum kehamilan. Alasan pemberian
intervensi gizi tersebut adalah status zat gizi mikro adekuat pada masa
prakonsepsi bagi perempuan sangatlah penting, disamping menjaga berat badan
(status gizi) dalam rentang normal (Anggraeny dan Dian. 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi prakonsepsi ?
2. Apa tujuan prakonsepsi ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi penilaian prakonsepsi ?
4. Apa manfaat adanya skrining prakonsepsi ?
5. Bagaimana asuhan pada prakonsepsi ?
6. Bagaimana kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi ?
7. Bagaimana asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi prakonsepsi
2. Mengetahui tujuan dari prakonsepsi
3. Mengetahui apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi penilaian
prakonsepsi
4. Mengetahui manfaat adanya skrining prakonsepsi
5. Mengetahui asuhan pada prakonsepsi
6. Mengetahui kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi
7. Mengetahui asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi dengan 7 langkah
varney
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Prakonsepsi
Prakonsepsi merupakan penggabungan dua kata, yaitu pra yang berarti
sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan sel telur wanita dan sel sperma pria.
Prakonsepsi adalah masa sebelum terjadi pertemuan sel telur atau diasumsikan
sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu.
Prakonsepsi merupakan masa sebelum terjadinya kehamilan. Kesehatan
wanita pada masa prakonsepsi menentukan status kesehatannya di masa
mendatang termasuk status kesehatan bayi yang akan dilahirkannya. Faktanya,
sebagian besar wanita memasuki periode kehamilan dengan status kesehatan
yang tidak optimal karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap
kesehatan sendiri pada masa sebelum terjadinya kehamilan (prakonsepsi)
(Akinajo, Opeyemi Rebecca; Osanyin, Gbemi Eniola; Okojie, 2019).
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum
terjadi pertemuan sel ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita prakonsepsi
diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi
seorang ibu. Kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak,
remaja, ataupun lanjut usia. Perbaikan kesehatan prakonsepsi berdampak pada
peningkatan kesehatan reproduksi dan dapat menurunkan resiko pengeluaran
biaya yang mungkin muncul karena masalah kesehatan reproduksi. Pelayanan
prakonsepsi dianggap sebagai komponen utama pelayanan kesehatan pada
wanita usia subur (Dieny, dkk., 2019).
Pelayanan prakonsepsi dianggap sebagai komponen utama pelayanan
kesehatan pada wanita usia subur. Tujuan pelayanan prakonsepsi adalah
menyediakan sarana promosi, skrining, dan intervensi pada wanita usia subur
dalam rangka menurunkan faktor resiko yang mempengaruhi kehamilan yang
akan datang.
Lebih lanjut Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam
peralihan masa remaja akhir hingga usia dewasa awal. Karakteristik WUS yang
paling utama adalah ditandai dengan peristiwa fisiologis, seperti menstruasi dan
5
B. Tujuan Prakonsepsi
Penelitian (Yulizawati, dkk., 2016) tujuan pemberian perawatan pada masa
prakonsepsi antara lain:
1. Mengurangi angka kematian ibu dan anak
2. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
3. Mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan
4. Mencegah bayi lahir mati, lahir premature, dan berat bayi lahir rendah
5. Mencegah bayi lahir cacat
6. Mencegah infeksi neonatal
7. Mencegah berat badan rendah dan stunting
8. Mencegah penularan vertikal HIV/IMS
9. Menurunkan resiko beberapa bentuk kangker pada anak
10.Menurunkan resiko diabetes tipe 2 dan kardiovaskuler penyakit dikemudian
hari.
Penelitian (Yulizawati, dkk., 2016) skrining pranikah atau disebut juga
perawatan prakonsepsi adalah serangkaian intervensi yang bertujuan
mengidentifikasi dan memodifikasi resiko biomedis, perilaku, dan sosial yang
berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining
prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan
calon ibu serta calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan
terjadi. yang termasuk dalam perawatan masa prakonsepsi yaitu pada masa
sebelum prakonsepsi dan masa antara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka
waktu dua tahun sebelum konsepsi.
1. Riwayat Reproduksi
a. Informasi dapat melalui kuesioner pada kunjungan rutin prakehamilan
Mencakup : usaha-usaha sebelum kehamilan, adanya infertilitas, hasil
kehamilan abnormal termasuk abortus, kehamilan ektopik, kematian janin
berulang
b. Perlu juga riwayat keluarga terdekat, contohnya : pada abortus berulang,
atauadanya kelainan susunan kromosom
c. Perlu dicatat pemakaian teknologi reproduksi untuk menjadi hamil,
contohnya penyuntikkan sperma intrasitoplasma (intra cytoplasmic sperm
injection / ICSI) berkaitan dengan adanya penyulit tertentu (Bowen dkk,
1998)
2. Riwayat pemakaian alkohol, dan merokok
Retardasi mental yang berhubungan dengan alkohol saat ini merupakan
satu-satunya sindroma retardasi mental yang diatasi dengan pencegahan
primer.
a. Pecandu alkohol dapat diidentifikasi dengan kuesioner berupa rangkaian
dariempat pertanyaan mengenai : adanya toleransi terhadap alkohol, rasa
terganggumengenai kebiasaan minum, usaha untuk mengurangi, dan
riwayat minum di pagihari
b. Merokok meningkatkan resiko persalinan premature, restriksi pertumbuhan
janin, berat bayi lahir rendah serta attention deficit hyperactivity disorder /
ADHD serta masalah prilaku dan belajar saat anak mencapai usia sekolah
(American Collegeof Obstetricians and Gynecologists, 1999).
3. Riwayat Sosial
a. Usia ibu mempengaruhi hasil akhir kehamilan
b. Kehamilan usia 15-19 tahun → resiko anemia dan janin dengan
pertumbuhanterhambat, persalinan premature, dan angka kematian bayi
lebih tinggi → sering tidak direncanakan sehingga tidak ada konseling
c. Remaja → masih tumbuh dan berkembang sehingga butuh kalori yang lebih
besar daripada wanita yang lebih tua → berat badan sering kurang
d. Kehamilan usia > 35 tahun → saat ini 10% dengan penyulit obstetri dan
meningkatkan morbiditas dan mortilitas perinatal
8
prakonsepsi yaitu tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang anda cintai
dengan masa depan yang cerah dan sehat.
3. Bagi bayi
Skrining pranikah akan membuat orang tua melaksanakan hidup sehat
sebelum dan selama kehamilan sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat
atau keadaan yang tidak normal lainya dan memberi kesempatan pada bayi
untuk memenuhi kehidupanya dengan sehat.
4. Bagi keluarga
Skrining pranikah akan menciptakan keluarga yang sehat dan akan
menciptakan kualitas keluarga yang lebih baik dimasa yang akan datang.
(asam folat, zat besi, seng, kalsium, yodium, vitamin). Petugas kesehatan yang
ikut berperan dalam suplementasi zat besi maupun asam folat.
2. Protein
Kebutuhan protein pada masa prakonsepsi sebesar 10-30% dari
kebutuhan energi sehari. Protein berfungsi sebagai zat pembangun, pengatur,
serta perbaikan jaringan dan sel-sel yang rusak. Fungsi utama protein
bukanlah sebagai sumber energi, tetapi protein dapat menjadi sumber energi
dengan menyediakan 4 Kkal per gram. Kebutuhan protein dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber protein hewani, seperti ikan,
telur, daging, daging ayam, susu, serta bahan makanan sumber protein
nabati, seperti kacang-kacangan, tahu dan tempe.
3. Lemak
Lemak merupakan seumber energi terbesar dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein. Satu gram lemak menghasilkan 9 Kkal, anjuran
asupan lemak per hari adalah 20-30%. Lemak berperan dalam penyerapan
vitamin A,D,E, dan K. Asupan lemak akan memengaruhi jumlah lemak tubuh
yang berhubungan dengan produksi hormon, baik pada wanita maupun pria,
sel lemak yang menjaga ketersediaan hormon dalam tubuh akan
memengaruhi siklus menstruasi pada wanita dan produksi serta kematangan
sperma pada pria. Sumber makanan yang mengandung lemak banyak
ditemukan pada daging merah, ayam, ikan, udang, susu, keju, dan minyak.
4. Serat
Serat merupakan komponen yang sangat penting pada asupan setiap
orang. Asupan serat yang kurang dapat mengakibatkan susah buang air
besar (sambelit/konstipasi), hemmoroid (ambeien), dan obesitas. Untuk
mencegah terjadinya gangguan pencernaan, tiap individu harus
mengkonsumsi serat dalam jumlah cukup untuk membantu menjaga
kesehatan sistem pencernaan. Kebutuhan serat pada masa prakonsepsi
untuk pria adalah 37-38 gram dan wanita sebesar 30-32 gram. Sumber serat
yang baik adalah sayuran, buahbuah, dan kacang-kacangan.
5. Cairan
Kebutuhan cairan pada setiap orang dapat berbeda, tergantung dari
usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan
jenis aktivitasnya. Rekomendasi asupan cairan adalah 1,5-2 liter air/hari atau
setara dengan 8 gelas air/hari. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi dari air
13
minum dan air dalam makanan. Air putih lebih disarankan daripada kopi, teh,
muniman bersoda, atau sirup.
6. Vitamin A
Vitamin A berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, fungsi
penglihatan, dan sebagai sumber antioksida. Angka kecukupan Gizi (AKG)
vitamin A pada pria dimasa prakonsepsi adalah 600 mcg, sedangkan pada
wanita adalah sebesar 500 mcg. Bahan makanan sumber vitamin A, antara
lain daging, kuning telur, susu, mentega, wortel, tomat, kacang panjang, dan
bayam.
7. Vitamin D
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan berperan dalam
mengoptimalkan kesehatan tulang serta fungsi otot. Vitamin D terdapat dalam
bahan makanan seperti hati, telur, dan ikan. Selain itu, konsumsi bahan
makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan yang mengandung
provitamin D akan berubah menjadi vitamin D bila terkena sinar matahari.
Kebutuhan vitamin D menurut AKG 2013 untuk pria dan wanita pada masa
prakonsepsi sebanyak 15 mcg.
8. Vitamin E
Vitamin E berperan sebagai antioksida dan berfungsi dalam sistem
kekebalan tubuh. Vitamin E ditemukan secara alami dalam beberapa
makanan dan suplemen makan. Sumber utama vitamin E adalah minyak
nabati (seperti minyak, jagung, minyak bunga matahari, dan minyak zaitun),
kacang-kacangan dan biji-bijian (seprti biji bunga matahari, kacang kenari),
serta alpukat. Angka kecukupan gizi (AKG) vitamin E pria dan wanita pada
masa prakonsepsi adalah 15 mg/hari.
9. Vitamin K
Vitamin K merupakan vitamin larut lemak yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah. Kebutuhan vitamin K berdasarkan AKG 2013 untuk pria
dan wanita pada masa prakonsespsi adalah 1,3-1,4 mg/ hari. Bahan
makanan yang banyak mengandung vitamin K, diantaranya alpukat, minyak
kedelai, sayuran hijau, dan pisang.
10. Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air. Di dalam tubuh,
vitamin C Berperan penting dalam membantu absorbsi zat besi, metabolisme
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan pra konsepsi penting untuk dilakukan oleh pasangan usia subur,
asuhan tidak hanya berkaitan dengan persiapan secara fisik, melainkan persiapan
secara psikologis dan mental. Intervensi yang diberikan memiliki tujuan utama
untuk meningkatkan status kesehatan pasangan dengan harapan jangka panjang
dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas Ibu dan Anak.
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”N” usia 27 tahun dalam
masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat dan mengacu pada tujuan
yang ada makadapat ditemukan suatu diagnosa kebidananya yaitu “Wanita
dalam masa pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat”. Dalam
melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh terhadap
pelaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
1. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
2. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
3. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam mempersiapkan
pernikahannya dan dukungan keluarga serta petugas.
B. SARAN
Penulisan makalah ini merupakan proses menuju sempurna, berbagai
aspek dalam makalah ini perlu adanya peningkatan, oleh karena itu sangat
diperlukan kritik dan saran yang membangun guna tercapainya proses belajar.
Saran kepada semua pihak dalam kasus di atas yaitu :
1. Untuk Tenaga Kesehatan
a. Dapat berkomunikasi dengan tepat dan jelas
b. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien
17
DAFTAR PUSTAKA
Meidiana, R., Simbolon, D., & Wahyudi, A. (2018). Pengaruh Edukasi melalui Media
Audio Visual terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Overweight. Jurnal
Kesehatan, 9(3), 478. https://doi.org/10.26630/jk.v9i3.961
Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Oktavera, S. (2015). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Kemandirian Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Dasar, 6(2), 312. https://doi.org/10.21009/jpd.062.13
Poels, M., van Stel, H. F., Franx, A., & Koster, M. P. H. (2017). Actively preparing for
pregnancy is associated with healthier lifestyle of women during the
preconception period. Midwifery, 50(April), 228–234.
https://doi.org/10.1016/j.midw.2017.04.0 15
Susanti, E., Sutedja, E., Madjid, T. H., Husin, F., Setiawati, E. P., & Idhradinata, P.
S. (2015). Perbandingan penggunaan Media Video dan Metode Ceramah
Dampak Perilaku Seksual Pranikah Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja
di Kabupaten Rejang Lebong. Indonesian Journal of Education And Midwifery
Care, 2(3), 52–59. http://ijemc.unpad.ac.id/ijemc/article/vie w/60
Winarsih. (2018). Pengantar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan. Pustaka Baru Press.
Yulizawati, D. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education
Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita
Usia Subur di Wilayah Kabupaten Agam Tahun 2016. 11–20.