Anda di halaman 1dari 13

LK 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Nama Mahasiswa : Sitti Hajar. A
Asal Institusi : SMA N 45 Malteng
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari
sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.

Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya.
Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran.
Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/
lab/ bengkel.

Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama.
Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa,
mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan
yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b)
Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu
atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta
didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran
membaca.

Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta
siswa membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman
bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca
sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi
dan/ atau metode pembelajaran.

Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas
sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis.
Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran
terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak
waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan
mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom,
tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah).

Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait
manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang
mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya
boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan
pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.

Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait
kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional.
Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD
proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah
disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan
tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian
yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan
secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk
dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.

Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi
diketahui penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan
metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat
dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3)
memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta
teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang
relatif sama.

Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk
kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Masalah
dalam Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan Tuliskanlah Renungkan, apakah Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan Apakah kelebihan dari Apakah kelemahan dari Menurut Anda, apakah
persoalan penajaman apa persoalan tersebut terkait masalah dan penyebab masalah yang setiap alternatif solusi yang setiap alternatif solusi yang kelemahan tersebut
yang telah penyebab setiap dengan pemilihan/ telah diidentifikasi. Solusi ini diperoleh dipilih dipilih dapat diantisipasi? Jika
diidentifikasi masalah yang penyajian materi ajar, dari hasil kajian literatur dan bisa, bagaimana caranya?
/ ditentukan diidentifikasi. media, metode wawancara dengan sejawat / pakar
di tahap pembelajaran, atau yang
sebelumnya. lain. Centang pada kolom
Fokuskan yang sesuai.
pada
persoalan
terkait
pembelajaran metode/
materi media lainnya
strategi

Kurangnya 1. Selama ini Memaksimalkan penggunaan Kelebihan Kekurangan 1. Menyajikan


penggunaan guru hanya media inovatif dapat memudahkan Penggunaan media penggunaan media pembelajaran yang
media peserta didik untuk memahami 1. Memperjelas dan lebih menarik lagi
pembelajaran menggunaka
materi larutan elektrolit dan non memperkaya/melen 1. keterbatasan akses dengan
n papan tulis
elektrolit. gkapi informasi internet memaksimalkan
sebagai 
1. Imei Waty Sinaga (2023) yang diberikan 2. Semua peserta didik penggunaan beberapa
media
PENINGKATAN HASIL secara verbal. harus memiliki hp aplikasi dalam
pembelajaran pembelajaran.
BELAJAR MATERI 2. Meningkatkan android
. 2. Membuat LKPD
LARUTAN ELEKTROLIT motivasi dan
2. LKPD yang yang lebih baik
DAN NON ELEKTROLIT perhatian siswa
diberikan 3. memastikan kesiapan
MELALUI MEDIA VIDEO. untuk belajar.
masih kurang peserta didik dalam
Jurnal Penelitian Pendidikan 3. Meningkatkan
menarik penggunaan aplikasi
Indonesia. 8 (2). 2477-3921 efektivitas dan
3. Kurangnya
pengetahuan file:///C:/Users/ACER/ efisiensi
dan Downloads/jurnal. penyampaian
keterampilan %20media.pdf informasi
guru dalam Penggunaan media pembelajaran 4. Menambah variasi
menggunaka dapat meningkatkan proses dan penyajian materi.
n aplikasi hasil pengajaran berkaitan taraf 5. Pemilihan media
pembelajaran berpikir siswa. Semakin banyak yang tepat akan
4. Guru pengalaman belajarnya maka menimbulkan
semakin baik pula hasil belajarnya. semangat, gairah,
kesulitan
Teori ini mendukung hasil
dalam dan mencegah
penelitian yang dilakukan dimana
memaksimal dengan adanya pengalaman belajar kebosanan siswa
kan media yang baru dan berbeda maka hasil untuk belajar.
yang telah belajar yang diperoleh semakin 6. Kemudahan materi
pelajari baik. untuk dicerna dan
5. Peserta didik lebih membekas,
agak 2. Kusumawati et al., (2021) sehingga tidak
kesulitan saat KELAYAKAN mudah dilupakan
menggunaka MULTIMEDIA siswa.
n aplikasi PEMBELAJARAN 7. Memberikan
pembelajaran INTERAKTIF DALAM pengalaman yang
karna belum MEMOTIVASI SISWA lebih konkrit bagi
terbiasa BELAJAR hal yang mungkin
menggunaka MATEMATIKA. abstrak.
n Kwangsan: Jurnal 8. Meningkatkan
6. Sarana Teknologi Pendidikan. 9(1). keingintahuan
prasarana 31-51. (curiousity) siswa.
yang kurang https://doi.org/10.31800/jtp. 9. Memberikan
mendukung kw.v9n1.p31--51 stimulus dan
mendorong respon
Media pembelajaran interaktif
merupakan sebuah sarana yang
berfungsi untuk menyampaikan siswa
pesan pembelajaran kepada
peserta didik yang terdiri dari
gambar, suara, video, gambar
bergerak dan teks yang
bertujuan untuk memudahkan
kegiatan pembelajaran menjadi
lebih interaktif.media
pembelajaran interaktif
merupakan gabungan dari
beberapa media baik itu teks,
gambar, audio, video, dan
animasi menjadi satu yang
berfungsi untuk
memperjelas pesan pembelajaran,
dan meningkatkan motivasi
belajar
agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan maksimal.
Pencapaian tujuan pembelajaran
yang maksimal perlu adanya
media pembelajaran interaktif
pada kegiatan pembelajaran.

3. Amanullah Muhammad Abror


(2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Flipbook Digital
Guna Menunjang Proses
Pembelajaran di Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Dimensi
Pendidikan Dan Pembelajaran.
8(1). 37-44.
https://journal.umpo.ac.id/index
.php/dimensi/article/view/2300/
1228
Guru berperan penting dalam
menentukan keberhasilan peserta
didik sehingga guru harus mampu
meningkatkan kompetensi dalam
menghadapi arus perubahan
revolusi industri teknologi.
Kebutuhan inovasi dalam
pembelajaran diperlukan untuk
menghadapi era kemajuan digital
atau disebut dengan revolusi
industri 4.0 Pembelajaran digital
menyuguhkan situasi dan suasana
baru kerena pembelajaran
konvensional tidak sesuai dengan
situasi pembelajaran saat ini
sehingga guru harus menyesuaikan
model pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum yang disarankan
oleh pemerintah untuk meningkat
hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil
wawancara yang menjadi
alternatif solusi
Margaretha Maturbongs. S,Pd.
Kim

 Peningkatan kompetensi guru


dalam penggunaan aplikasi
pembelajaran. Hal ini dapat
dilakukan melalui pelatihan
atau workshop yang
diselenggarakan oleh
pemerintah, dinas pendidikan,
atau lembaga swadaya
masyarakat.
 Pengembangan aplikasi
pembelajaran yang mudah
digunakan dan sesuai dengan
kebutuhan guru dan peserta
didik.
 Pemberian dukungan dari
sekolah atau dinas pendidikan
kepada guru dan peserta didik
dalam penggunaan aplikasi
pembelajaran. Dukungan ini
dapat berupa penyediaan
perangkat komputer atau
laptop, koneksi internet, dan
perangkat elektronik bagi
peserta didik yang
membutuhkan
Kurangnya 1. Guru belum Dari PPL 1, didapatkan bahwa Kelebihan model PBL Kekurangan PBL 1. Memberikan dukungan
pemahaman maksimal dalam  peserta didik masih mengalami yaitu: Yaitu secara efektif:
konsep kesulitan dalam menganalisis 1. Mendorong Sediakan dukungan
larutan menanamkan
sifat larutan elektrolit dan non Pembelajaran Aktif. 1. Memerlukan Fasilitator dan bimbingan yang
elektrolisis konsep larutan diperlukan untuk
elektrolit berdasarkan daya hantar Dalam metode ini, yang Terlatih
dan non elektrolit dan non Guru harus mengerti membantu siswa dalam
elektrolisis
listriknya, dan belum bisa siswa tidak hanya
mengatasi beban
elektrolit dan membedakan yang mana larutan menjadi pendengar bagaimana
pada peserta kognitif. Ini dapat
didik menghubungkan elektrolit kuat, lemah dan pasif, tetapi mereka membimbing siswa mencakup penyediaan
aktif terlibat dalam
dengan masalah larutan non elektrolit. mencari solusi untuk dalam proses sumber daya yang
yang terjadi masalah yang ihadapi. pembelajaran yang relevan, pembimbingan
Penggunaan PBL dapat Ini membuat mereka individual, atau
dalam kehidupan efektif.
meningkatkan pemahaman konsep lebih proaktif dalam membantu siswa dalam
sehari belajar dan membangun 2. Memerlukan mengorganisir informasi
peserta didik pada materi larutan Waktu yang Lebih
2. Penggunaan keterampilan berpikir yang mereka peroleh
elektrolit dan non elektrolit kritis. Lama 2. Memberikan umpan
metode yang
Siswa perlu balik yang tepat:
belum maksimal 1. Kartini dkk, (2016) dalam menghabiskan waktu Umpan balik berkala
2. Mengembangkan
3. Kurangnya Imei Waty Sinaga (2023) untuk menganalisis dan konstruktif dari
Kemampuan Berpikir
motivasi PENINGKATAN HASIL masalah, mencari pendidik merupakan
Kritis. informasi, dan elemen kunci dalam
pembelajaran BELAJAR MATERI Mereka perlu mengembangkan solusi. memastikan siswa
LARUTAN ELEKTROLIT menganalisis masalah, 3. Tidak Cocok untuk memperoleh
mengidentifikasi pemahaman konsep
DAN NON ELEKTROLIT informasi yang relevan, Semua Materi
MELALUI MEDIA VIDEO. dan Pelajaran yang benar. Umpan
mengembangkan balik ini dapat
Jurnal Penelitian Pendidikan solusi yang baik dan Beberapa konsep yang
sangat teoritis atau mencakup koreksi
Indonesia. 8 (2). 2477-3921 terbukti. kesalahan, penguatan
kompleks mungkin sulit
file:///C:/Users/ACER/ diaplikasikan dalam konsep yang benar, dan
3. Menghubungkan metode ini. dukungan untuk
Downloads/jurnal. Pembelajaran dengan 4. Memerlukan Siswa menjawab pertanyaan
%20media.pdf Konteks Nyata. yang Mandiri dan atau kebingungan siswa
Konsep-konsep senyawa ionik, Ini membantu siswa Disiplin
melihat relevansi PBL mengharuskan
senyawa kovalen, polar dan
pembelajaran dengan siswa menjadi
ionisasi sering membuat keliru dunia nyata dan mandiri dan memiliki
siswa SMA kelas X dalam mengaplikasikan kedisiplinan dalam
memahami konsep larutan pengetahuan mereka mengelola waktu dan
dalam situasi nyata. sumber daya. Siswa
elektrolit dan non elektrolit
4. Meningkatkan yang kurang memiliki
tersebut. Dalam mengatasi Kerjasama dan kemampuan ini
permasalahan pembelajaran Kolaborasi mungkin mengalami
tersebut diperlukan suatu Ini mendorong kesulitan dalam
model pembelajaran yang kerjasama, kolaborasi, mengikuti proses PBL.
dan keterampilan sosial 5. Evaluasi yang Lebih
mampu mengaktifkan siswa
yang diperlukan dalam Kompleks
dan dapat melibatkan siswa lingkungan kerja dan Proses evaluasi
dalam proses pembelajaran. kehidupan sehari-hari. dalam PBL lebih
5. Mendorong kompleks karena tidak
2. Iftitahurrahimah dkk (2020) hanya berfokus pada
Pembelajaran Seumur
PENGARUH MODEL Hidup. jawaban akhir, tetapi
PROBLEM BASED Ini membantu juga pada proses
LEARNING (PBL) mengembangkan berpikir siswa
keterampilan belajar dalam mengatasi masalh
TERHADAP .
seumur hidup yang akan
KEMAMPUANKOMUNIKA bermanfaat dalam
SISISWA MATERI POKOK menghadapi perubahan dan
LARUTANELEKTROLIT tantangan di masa depan
DAN NON-ELEKTROLIT. J.
Pijar MIPA. 15(1)7-12.
https://core.ac.uk/reader/
287193680
Model Problem Based Learning
juga dapat meningkatkan antusias
siswa dalam berdiskusi, tekun
mengerjakan soal dan antusias
siswa dalam mempersentasikan
atau mengemukakan pendapat
sesuai dengan pemahamannya.

3. Nishfiya Ramdoniati (2019)


PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR KIMIA BERBASIS
PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP
PESERTA DIDIK. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Sosial.1
(3).309-316.
https://ejournal.stitpn.ac.id/
index.php/nusantara/article/
view/666/395
Guna meningkatkan pemahaman
konsep peserta didik, guru
dituntut untuk menjadikan
pembelajaran lebih inovatif,
yang dapat mendorong peserta
didik untuk belajar secara
optimal, baik belajar secara
mandiri ataupun secara klasika
salah satu model pembelajaran
yang dapat mendorong peserta
didik untuk belajar secara
optimal, mandiri atau kelompok,
serta pembelajaran yang dapat
mengaitakan materi dengan
kehidupan nyata peserta didik
adalah model Problem Based
Learning (PBL).

Berdasarkan hasil
wawancara yang menjadi
alternatif solusi
Margaretha Maturbongs. S,Pd.
Kim

 Pemerintah dan dinas


pendidikan perlu memberikan
pelatihan dan pembinaan yang
berkelanjutan kepada guru
dalam penggunaan metode
pembelajaran yang
inovatif. Pelatihan dan
pembinaan tersebut dapat
dilakukan secara formal, seperti
melalui program diklat, maupun
informal, seperti melalui
seminar, workshop, atau kursus.
 Guru perlu memiliki motivasi
yang tinggi untuk belajar dan
mengembangkan diri. Guru
dapat meningkatkan
motivasinya dengan mengikuti
berbagai kegiatan
pengembangan profesional,
seperti mengikuti lomba,
penelitian, atau menulis artikel.
 Guru perlu memiliki paradigma
pembelajaran yang
inovatif. Guru perlu menyadari
bahwa pembelajaran tidak
hanya sekadar transfer
pengetahuan, tetapi juga perlu
mengembangkan keterampilan
dan kreativitas siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amanullah Muhammad Abror (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Digital Guna Menunjang Proses Pembelajaran di Era
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran. 8(1). 37-44.
https://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/article/view/2300/1228
2. Iftitahurrahimahdkk, Yayuk Andayani & Syarifa Wahidah Al Idrus (2020) PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
TERHADAP KEMAMPUANKOMUNIKASISISWA MATERI POKOK LARUTANELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT. J. Pijar MIPA.
15(1)7-12. https://core.ac.uk/reader/287193680
3. Imei Waty Sinaga (2023) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MELALUI
MEDIA VIDEO. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia. 8 (2). 2477-3921file:///C:/Users/ACER/Downloads/jurnal.%20media.pdf
4. Kartini dkk, (2016) dalam Imei Waty Sinaga (2023) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT MELALUI MEDIA VIDEO. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia. 8 (2). 2477-3921. file:///C:/Users/ACER/Downloads/jurnal.
%20media.pdf
5. Kusumawati et al., (2021) KELAYAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM MEMOTIVASI SISWA BELAJAR
MATEMATIKA. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan. 9(1). 31-51. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v9n1.p31--51
6. Nishfiya Ramdoniati (2019) PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial.1 (3).309-
316.https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara/article/view/666/395

Anda mungkin juga menyukai