Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

KECAMATAN BANJARWANGI
KANTOR DESA BANJARWANGI
Alamat ; Jl. Alun-alun Banjarwangi – Garut 44172

PERATURAN DESA BANJARWANGI


KECAMATAN BANJARWANGI KABUPATEN GARUT

NOMOR : TAHUN 2014

TENTANG

TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

KEPALA DESA BANJARWANGI,

MENIMBANG : a. bahwa Otonomi Desa memberikan wewenang kepada Desa untuk


menata Perangkat Desanya;

b. bahwa dalam rangka melaksanakan Otonomi Desa di Desa


Banjarwangi sangat diperlukan Perangkat Desa yang handal dan
mampu menerapkan dan melayani masyarakat Desa;

c bahwa untuk mewujudkan hal tersebut sebagaimana dimaksud huruf


a dan b dipandang perlu untuk menetapkan tata cara Pengangkatan
dan pemberhentian Perangkat Desa dengan menuangkannya dalam
Peraturan Desa Banjarwangi;

MENGINGAT : 1. Undang - undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437) ;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang


Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158 , Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4587);

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2002 tentang


tekhnik Penyusunan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 13 Tahun 2000 Tentang


Pemerintah Desa;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2003 tentang


Pembentukan Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2003 Nomor 12);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2006 tentang


Tata Cara Pemilihan dan atau Pengangkatan Perangkat Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2003 Nomor 16);
6. Peraturan Bupati Garut Nomor 260 Tahun 2006 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun
2006 Tentang Tata Cara Pencalonan , Pemilihan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2008 tentang


Pedoman dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 04);

Dengan Persetujuan bersama :

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJARWANGI

Dan

KEPALA DESA BANJARWANGI

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : PERATURAN DESA BANJARWANGI TENTANG TATA CARA


PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Banjarwangi Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut;
2. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, berdasarkan asal usul
dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
3. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa;
5. Kepala Desa adalah Kepala Penyelenggara Pemerintahan Desa;
6. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya;
7. Dusun adalah bagian wilayah desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
Pemerintahan Desa;
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai
unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa;
9. Perangkat Desa lainnya adalah Warga masyarakat Desa yang berdasarkan hasil penjaringan
dan penyaringan Panitia , diangkat oleh Kepala Desa sebagai Perangkat Desa dengan
Keputusan Kepala Desa;
Pasal 2

(1) Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya;
(2) Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas:
a. Sekretariat Desa.
b. Pelaksana Tekhnis Lapangan.
c. Unsur Kewilayaan / Dusun.

BAB II
PERSYARATAN PERANGKAT DESA

Pasal 3

(1) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah tersendiri;
(2) Yang dapat diangkat menjadi Perangkat Desa lainnya adalah Penduduk Desa yang yang
memenuhi persyaratan:
a. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa ;
b. Setia dan Taat Kepada Pancasila dan UUD 1945 dan Pemerintah Republik Indonesia;
c. Berpendidikan /berijazah sekurang kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau yang
Sederajat;
d. Berumur sekurang kurangnya 20 ( Dua Puluh ) Tahun dan setinggi – tingginya 42
( Empat Puluh Dua ) Tahun;
e. Sehat Jasmani dan Rokhani ;
f. Berkelakuan baik , jujur dan adil ;
g. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima ) tahun ;
h. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan Keputusan Pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap;
i. Bertempat tinggal dan tercatat sebagai Penduduk Desa sekurang kurangnya 6 ( Enam )
bulan berturut turut tidak terputus;
j. Calon Kepala Dusun harus bertempat tinggal di Dusun setempat.;

(3) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa lainnya selain
harus memenuhi Persyaratan sebagaimanan dimaksud ayat (2) harus memenuhi syarat :
a. Pangkatnya tidak melebihi pangkat Sekretaris Desa; dan
b. Memiliki Surat Ijin dari atasannya yang berwenang untuk itu.
(4) Bagi Calon Perangkat Desa lainnya yang terikat pekerjaan dengan instansi Swasta apabila
terpilih sebagai Perangkat Desa lainnya, harus mengundurkan diri dari ikatan pekerjaan
tersebut.
BAB III
PANITIA PENCALONAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Pasal 4

(1) Kepala Desa berwenang membentuk Panitia Pencalonan Perangkat Desa Lainnya;
(2) Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) keanggotaannya terdiri dari tokoh tokoh
masyarakat setempat dan para ketua RT/RW dalam Jumlah ganjil;
(3) Susunan keanggotaan panitia sebagaimana dimaksud ayat (2) sekurang kurangnya terdiri
dari:
a. Ketua Merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota;
c. Bendahara merangkap anggota; dan
d. Beberapa anggota jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Kepala Desa memimpin musyawarah untuk menentukan susunan keanggotaan panitia
sebagaimana dimaksud ayat (3);
(5) Apabila Musyawarah gagal, Kepala Desa memimpin pemilihan guna menentukan susunan
keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (3).
(6) Dalam Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1), BPD bertindak sebagai
Fasilitator dan Mediator.
Pasal 5

Panitia Pencalonan sebagaimana dimaksud pasal 4 mempunyai tugas :


a. Mengumumkan lowongan Perangkat Desa lainnnya dengan menyebutkan Unsur unsur
jabatan Perangkat Desa lainnya yang lowong , selama 30 hari sebelum dilaksanakan
seleksi akademis;
b. Bersamaan dengan pengumuman sebagaimana dimaksud huruf a, panitia pencalonan
menerima Pendaftaran dan atau Penjaringan bakal Calon Perangkat Desa lainnya;
c. Melakukan Penelitian administrasi Persyaratan bakal calon serta menetapkan hasil
seleksi administrasi bakal calon yang dituangkan dalam Berita Acara;
d. Melakukan Ujian akademis terhadap bakal Calon yang telah memenuhi persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud huruf c;
e. Menetapkan Hasil ujian akademis sebagaimana dimaksud huruf d, dalam Berita Acara;
f. Menyampaikan berita acara Kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi Perangkat
Desa dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 6

(1) Dalam melaksanakan ujian Penyaringan terhadap Calon Perangkat Desa , Panitia dapat
meminta bantuan Fasilitator Kecamatan dan Instansi yang berwenang atas persetujuan
Kepala Desa dan hasil Penyaringan diserahkan sepenuhnya kepada Panitia Pencalonan
Perangkat Desa;
(2) Calon Perangkat Desa yang lulus dan memperoleh Nilai tertinggi ditetapkan sebagai Calon
Perangkat Desa terpilih.

Pasal 7

(1) Panitia Pencalonan Perangkat Lainnya bertanggungjawab kepada Kepala Desa;


(2) Panitia Pencalonan Perangkat Desa lainnya melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya beserta
Berita Acara hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Desa.
BAB IV
BIAYA PENCALONAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Pasal 8

(1) Sumber dan besarnya Biaya Pencalonan Perangkat Desa Lainnya berasal dari :
a. APB Desa , dan
b. Swadaya Masyarakat ;
(2) Untuk menentukan biaya Pencalonan sebagaimana dimaksud ayat (1), panitia mengadakan
rapat dengan dihadiri oleh Kepala Desa , BPD dan atau Fasilitator Kecamatan ;
(3) Penetapan besarnya biaya Pencalonan sebagaimana dimaksud ayat (2) dituangkan dalam
berita acara yang dibuat panitia dan disetujui oleh Kepala Desa ;
(4) Panitia Pemilihan harus membuat Laporan pertanggungjawaban biaya Pencalonan
sebagaimana dimaksud ayat (2) kepada Kepala Desa.

BAB V
PENGANGKATAN DAN PELANTIKAN PERANGKAT DESA

Bagian Pertama
Pengangkatan Perangkat Desa

Pasal 9

1) Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah atas nama Bupati ;


2) Perangkat Desa Lainnya diangkat oleh Kepala Desa berdasarkan hasil seleksi dan Tes
Ujian Akademis;
3) Perangkat Desa lainnya yang diangkat oleh Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.

Pasal 10

1) Perangkat Desa Lainnya diangkat melalui mekanisme pengangkatan setelah dinyatakan


lulus dalam ujian penyaringan Perangkat Desa;
2) Perangkat Desa Lainnya dari Unsur Wilayah Desa atau Dusun dapat ditetapkan melalui
mekanisme Pemilihan dengan ketentuan Calon lebih dari 1 ( satu );
3) Tata Cara Pemilihan Perangkat Desa Lainnya dari Unsur Wilayah atau Dusun sebagaimana
dimaksud Ayat (2) diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 44 Peraturan Desa ini.

Bagian Kedua
Pelantikan Perangkat Desa

Pasal 11

(1) Sekretaris Desa dilantik oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atau Pejabat yang ditunjuk;
(2) Pelantikan Perangkat Desa lainnya dilakukan oleh Kepala Desa;
(3) Pelantikan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) dilaksanakan selambat lambatnya 30
(Tiga Puluh) hari sejak ditetapkan Keputusan Pengangkatan Perangkat Desa;
(4) Pelantikan Perangkat Desa lainnya dilaksanakan dibalai Desa ;
(5) Calon Perangkat Desa lainnya tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya sebelum
dilantik oleh Kepala Desa;
(6) Pada saat Pelantikan sebagaimana dimaksud ayat (3) Perangkat Desa diambil sumpah/janji
menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh sungguh di hadapan Kepala Desa,
Perangkat Desa, Para Anggota BPD serta Tokoh tokoh masyarakat;
(7) Susunan Kata kata Sumpah/ janji Perangkat Desa sebagai berikut :

" Demi Alloh ( Tuhan ) saya bersumpah/ berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya
selaku Perangkat Desa dengan sebaik baiknya, sejujur jujurnya, dan seadil adilnya , bahwa saya
akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara , dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang Undang Dasar 1945 serta
melaksanakan segala peraturan perundang – undangan dengan selurus lurusnya yang berlaku bagi
Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia."

Bagian ketiga
Masa jabatan Perangkat Desa

Pasal 12

(1) Masa Jabatan Sekretaris Desa sesuai Peraturan Perundang undangan ;


(2) Masa Jabatan Perangkat Desa Lainnya adalah 10 ( sepuluh ) tahun dan dapat mencalonkan
kembali untuk 1 ( satu ) masa jabatan berikutnya;
(3) Masa Jabatan Perangkat Desa diawali sejak pelantikan.

BAB VI
KEWAJIBAN DAN LARANGAN PERANGKAT DESA

Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa wajib bersikap dan bertindak adil, tidak
diskriminatif serta tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
(2) Perangkat Desa yang bersikap dan bertindak tidak adil, diskriminatif dan mempersulit
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat diberhentikan dari jabatannya
setelah melalui teguran dan atau peringatan dari Kepala Desa;
(3) Perangkat Desa Wajib membuat program kerja secara tertulis setiap 1 ( satu ) tahun sekali ;
(4) Program Kerja sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan Kepada Kepala Desa dengan
tembusan kepada BPD.
Pasal 14

Perangkat Desa dilarang:


a. Merangkap Jabatan sebagai Ketua dan atau Anggota BPD, lembaga Kemasyarakatan di
Desa;
b. Merangkap Jabatan sebagai Anggota DPRD;
c. Terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah;
d. Membuat Keputusan yang secara khusus memberi keuntungan bagi diri, anggota
keluarga, kroni, golongan tertentu, yang bertentangan dengan peraturan perundang
undangan, merugikan kepentingan umum dan meresahkan masyarakat, atau
mendiskriminasikan warga Negara dan atau golongan masyarakat lainnya;
e. Melakukan korupsi, kolusi, Nepotisme,menerima uang, barang dan atau jasa dari pihak
lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
f. Menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatan.

Pasal 15

(1) Tata Cara Teguran atau peringatan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (2) dilakukan
secara bertahap berturut – turut sebagai berikut :
a. Teguran Pertama secara Lisan oleh Kepala Desa;
b. Teguran Kedua secara tertulis dengan surat dari Kepala Desa;
c. Teguran Ketiga secara tertulis yang sifatnya peringatan dari Kepala Desa dengan
tembusan kepada Pimpinan BPD;
d. Teguran Keempat dengan surat Kepala Desa dengan tembusan BPD dan Camat;
e. Teguran Terakhir yang sifatnya peringatan terakhir dengan tembusan BPD, Camat dan
Bupati.
(2) Teguran atau peringatan tertulis yang disampaikan kepada Perangkat Desa harus dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga pelaksanaannya disampaikan secara langsung dengan
bukti atau tanda terima yang dilengkapi dengan pencantuman hari tanggal dan jam
penerimaannya;
(3) Tenggang waktu masing masing teguran dalam jangka waktu sekurang – kurangnya
30 (tiga puluh) hari dan selama – lamanya 90 ( sembilan Puluh ) hari;
(4) Apabila teguran dan peringatan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak juga mendapatkan
perhatian dari Perangkat Desa yang bersangkutan, Kepala Desa memberhentikan Perangkat
Desa yang bersangkutan.

BAB VII
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Pasal 16

(1) Pemberhentian Sekretaris Desa dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama
Bupati sesuai Peraturan Perundang – undangan;

(2) Perangkat Desa Lainnya berhenti, karena :


a. Meninggal Dunia;
b. Permintaan Sendiri; atau
c. Diberhentikan.
(3) Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c diberhentikan karena:
a. Berakhir masa jabatannya;
b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara
berturut turut selama 6 ( Enam ) bulan;
c. Tidak lagi memenuhi Syarat sebagai Perangkat Desa Lainnya ;
d. Dinyatakan melanggar sumpah/Janji Jabatan;
e. Tidak melaksanakan kewajiban Perangkat Desa;
f. Melanggar Larangan bagi Perangkat Desa;
(4) Pemberhentian Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan oleh Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.

Pasal 17
(1) Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa apabila dinyatakan
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun berdasarkan putusan Pengadilan yang belum memperoleh kekuatan hukum
tetap;
(2) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 18

(1) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa karena berstatus
sebagai terdakwa melakukan tindak pidana Korupsi, tindak pidana Terorisme, makar dan
atau tindak pidana terhadap keamanan Negara;
(2) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 19

(1) Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1) , setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak
bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap, paling
lama 30 (tiga puluh ) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan , Kepala Desa harus
merehabilitasi atau mengaktifkan kembali Perangkat Desa lainnya yang bersangkutan
sampai batas akhir masa jabatan;
(2) Apabila Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Kepala Desa hanya merehabilitasi Perangkat Desa
lainnya yang bersangkutan.

Pasal 20

Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1), Kepala Desa menunjuk salah seorang Perangkat Desa
Lainnya untuk melaksanakan Tugas dan kewajiban sampai dengan adanya putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan Hukum tetap.

Pasal 21

(1) Apabila Perangkat Desa lainnya diberhentihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(2) dan Pasal 17 ayat (2) , diangkat Penjabat Perangkat Desa dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
(2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud ayat
(1) segera diselenggarakan pengangkatan Perangkat Desa Lainnya paling lambat 6 ( Enam )
bulan terhitung sejak ditetapkannya penjabat Perangkat Desa.

Pasal 22

(1) Setiap tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa, yang bersangkutan melaporkan
kepada Kepala Desa;
(2) Hal hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
b. Diduga melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.
(3) Tindakan Penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (2) dengan diberitahu secara tertulis oleh
atasan Penyidik kepada Bupati paling lama 3 ( tiga ) hari.

BAB VIII
PENGANGKATAN PENJABAT PERANGKAT DESA

Pasal 23

(1) Pengangkatan Penjabat Perangkat Desa lainnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
(2) Penjabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah dari Perangkat Desa yang lain;
(3) Masa jabatan Penjabat Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selama –
lamanya 6(enam ) bulan terhitung sejak ditetapkan;
(4) Guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Perangkat Desa lainnya yang lowong ,
Kepala Desa segera memproses pengangkatan Perangkat Desa Lainnya selambat lambatnya
3 ( tiga ) bulan sejak pengangkatan Penjabat perangkat desa yang lowong.

Pasal 24

Hak, Wewenang dan Kewajiban Penjabat Perangkat Desa lainnya adalah sama dengan hak,
wewenang dan kewajiban Perangkat Desa, Kecuali hak yang berkaitan dengan Tunjangan dari
Pemerintah Daerah.

BAB IX
TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DUSUN

Pasal 25

Selain Tugas, Fungsi dan wewenang Panitia Pencalonan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
pasal 6, 8 dan 9 juga melakukan :
a. Melakukan Pendaftaran Pemilih;
b. Mengumumkan nana – nama Calon yang berhak dipilih berdasarkan hasil seleksi
administrasi yang ditetapkan oleh Kepala Desa;
c. Melakukan Pemilihan Kepala Dusun ;
d. Membuat Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara serta melaporkan
hasilnya kepada Kepala Desa.

BAB X

HAK MEMILIH DAN DIPILIH

Pasal 26

Yang dapat memilih dalam Pemilihan Kepala Dusun adalah Penduduk desa Warga Negara
Republik Indonesia dengan ketentuan:
a. Pemilih Kepala Dusun adalah warga masyarakat dusun setempat yang memenuhi Syarat
sebagai Pemilih;
b. Pemilih Kepala Dusun sebagaimana dimaksud huruf a telah terdaftar dengan sah sebagai
penduduk dusun sekurang kurangnya 6 ( enam ) bulan tanpa terputus putus, dibuktikan
dengan KTP/Kartu Keluarga atau Surat Keterangan dari RT/RW setempat;
c. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum pasti;
d. Berusia sekurang kurangnya 17 ( tujuh Belas ) tahun pada saat Pelaksanaan
Pemilihan atau sudah pernah kawin;
e. Untuk efisiensi Pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun, pemilih dapat ditetapkan hanya
oleh Kepala Keluarga dan apabila Kepala Keluarga berhalangan diwakili oleh salah satu
anggota keluarga yang memenuhi Syarat.

Pasal 27

(1) Panitia Pemilihan mengesahkan daftar pemilih sementara pada saat pelaksanaan Pemilihan
kurang dari 7 (tujuh ) hari;
(2) Daftar Pemilih Tetap disahkan Panitia pada saat pelaksanaan pemilihan kurang 1( satu )
hari setelah memperoleh persetujuan dari Kepala Desa;
(3) Persetujuan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (2) berupa penandatanganan yang
dibubuhkan pada Daftar Pemilih tetap;
(4) Daftar Pemilih tetap dinyatakan sah apabila sudah ditandatangani oleh ketua Panitia dan
Kepala Desa.

Pasal 28

Yang dapat dipilih menjadi Kepala Dusun selain persyaratan sebagaimana dimaksud pasal 3 juga
harus bertempat tinggal di Dusun setempat.

Pasal 29

(1) Dalam Pemilihan Kepala Dusun setiap penduduk yang telah ditetapkan sebagai Calon
Kepala Dusun atau Pemilih, wajib hadir dan tidak boleh diwakilkan kepada siapapun
dengan alasan apapun.
(2) Dalam hal Calon Kepala Dusun tidak dapat hadir karena sakit yang dibuktikan dengan surat
keterangan Dokter atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan, maka sebagai
gantinya ditempatkan foto yang bersangkutan dalam Ukuran minimal 10 R pada tempat
duduknya.

BAB XI
PENCALONAN KEPALA DUSUN

Pasal 30

(1) Panitia Pencalonan sebagaimana dimaksud Pasal 5, mengumumkan lowongan Kepala


Dusun dan melakukan Pendaftaran Bakal Calon ;
(2) Bersamaan dengan Pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (1) Panitia Pemilihan juga
meklakukan Penjaringan bakal Calon;
(3) Pengumuman dan Penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilaksanakan
sekurang – kurangnya 30 (tiga Puluh ) hari sebelum pelaksanaan Pemilihan .

Pasal 31
(1) Penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun dilaksanakan Panitia Pemilihan dengan jalan
menyeleksi persyaratan administrasi;
(2) Hasil Penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun dituangkan dalam Berita Acara yang dibuat
oleh Panitia.

Pasal 32

(1) Berdasarkan hasil Penyaringan sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat (2) Bakal Calon Kepala
Dusun yang memenuhi persyaratan oleh Kepala Desa ditetapkan sebagai Calon Kepala
Dusun yang berhak dipilih berdasarkan Berita Acara sedikitnya 2 (dua) orang;
(2) Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dibenarkan mengundurkan
diri;
(3) Dan dalam hal yang bersangkutan mengundurkan diri, secara administrative dianggap tidak
terjadi pengunduran diri, dan dalam hal yang bersangkutan mendapat dukungan suara
terbanyak dianggap batal, serta memungkinkan calon yang mendapatkan dukungan suara
terbanyak kedua sebagai calon terpilih.

BAB XII
TEKHNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 33

(1) Setelah Kepala Desa menetapkan Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud
pasal 32 ayat (1) selambat lambatnya 7 (tujuh ) hari sebelum pemungutan suara
dilaksanakan Panitia Pemilihan mengumumkan kepada warga dusun tentang tempat dan
waktu pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun;
(2) Bersamaan Pengumuman sebagaimana dimaksud ayat (1) Panitia menyampaikan Surat
Panggilan untuk menggunakan hak suara dalam Pemungutan Suara pemilihan Kepala
Dusun kepada pemilih.

Pasal 34

(1) Pemilihan Kepala Dusun dilakukan melalui Rapat Pemungutan Suara ;


(2) Pemilihan Kepala Dusun dihadiri oleh Kepala Desa , BPD, Panitia Pemilihan dan Calon yang
berhak dipilih serta Saksi ;
(3) Pemungutan suara dilakukan dengan cara memilih dan mencoblos foto yang tercantum
dalam surat suara secara tertutup;
(4) Pemilihan dilaksanakan secara langsung , umum, bebas , rahasia , jujur dan adil oleh warga
dusun yang memenuhi persyaratan.

Pasal 35

(1) Sebelum Pelaksanaan Pemungutan Suara , Panitia meminta kepada masing masing Calon
Kepala Dusun agar menugaskan atau menunjuk 2 (dua) orang pemilih untuk menjadi saksi
dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara ;
(2) Penugasan Saksi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan
menggunakan Berita Acara Penunjukan Saksi yang ditandatangani oleh Calon Kepala Dusun
dan Saksi serta diketahui oleh Panitia ;
(3) Sebelum melaksanakan pemungutan suara , panitia Pemilihan Membuka Kotak Suara dan
memperlihatkannya kepada Calon Kepala Dusun , Para Saksi Calon Kepala Dusun serta
Kepada Para Pemilih , bahwa Kotak suara dalam keadaan kosong serta menutup kembali ,
mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau stempel
Panitia Pemilihan .

Pasal 36

(1) Pemilih yang hadir diberikan selembar surat suara oleh Panitia Pemilihan , setelah Pemilih
memberikan surat Panggilan Pemilihan Calon Kepala Dusun;
(2) Setelah menerima Surat Suara , Pemilih memeriksa dan meneliti surat suara dan apabila
surat suara dalam keadaan cacat atau rusak pemilih berhak meminta surat suara baru
setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak.

Pasal 37

(1) Pencoblosan surat suara dilaksanakan didalam bilik suara dengan menggunakan alat yang
disediakan oleh panitia Pemilihan ;
(2) Pemilih yang sudah masuk dan meninggalkan bilik suara adalah Pemilih yang telah
menggunakan hak pilihnya;
(3) Apabila ada Pemilih yang tidak Mampu atau kurang jelas tentang tata cara Pencoblosan
dibantu oleh Panitia;
(4) Setelah surat suara dicoblos , pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak suara yang
telah disediakan dalam keadaan terlipat;
(5) Pemilih yang sudah menggunakan hak pilihnya diberi Tanda Khusus oleh Panitia untuk
mengantisipasi agar tidak sampai terjadi satu orang menggunakan hak pilihnya lebih dari
satu kali.

Pasal 38

(1) Pada saat Pemungutan suara dilaksanakan , Panitia Pemilihan berkewajiban untuk :
a. Menjamin agar tata Demokrasi berjalan dengan baik
b. Menjamin Pelaksanaan Pemungutan suara dengan Lancar , aman , Tertib dan teratur.
(2) Pada saat Pemungutan Suara dilaksanakan , para calon kepala dusun harus berada ditempat
yang telah ditentukan sampai selesainya Pemungutan suara;
(3) Apabila terdapat Calon Kepala Dusun yang ingin meninggalkan tempat pemungutan suara
karena sesuatu hal yang sangat penting , harus mendapatkan ijin serta harus didampingi
oleh Panitia.

BAB XIII
QUORUM PEMUNGUTAN SUARA
Pasal 39

(1) Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Dusun dilaksanakan di Balai Dusun setempat atau
tempat lain yang telah ditentukan dalam wilayah Desa atau Dusun setempat yang dihadiri
oleh sekurang kurangnya 2/3 ( dua per tiga ) dari jumlah Pemilih yang telah disahkan oleh
Panitia Pemilihan Kepala Dusun ;
(2) Apabila pada saat batas akhir waktu pemungutan suara , quorum sebagaimana dimaksud
ayat (1) belum tercapai maka penghitungan suara diundur paling lama 3 ( Tiga ) jam
dengan ketentuan quorum ½ ( setengah ) dari jumlah pemilih yang telah disahkan oleh
Panitia Pemilihan dan dimuat dalam berita acara Pemilihan;
(3) Apabila sampai batas waktu pengunduran sebagaimana dimaksud ayat (2) quorum belum
tercapai, proses Pemilihan Calon Kepala Dusun diulang dengan membuka kembali
Pendaftaran Bakal Calon;
(4) Dalam hal membuka kembali pendaftaran bakal Calon , maka persyaratan persyaratan ,
pelaksanaan Penjaringan dan penyaringan administratif maupun akademis diberlakukan
hanya untuk calon Baru;
(5) Pendaftaran Bakal Calon Kepala Dusun sebagaimana dimaksud ayat (3) selambat lambatnya
dilaksanakan 30 hari sejak tidak tercapainya quorum.

BAB XIV
TATA CARA PENGHITUNGAN SUARA

Pasal 40

(1) Setelah batas waktu pemungutan suara yang ditentukan dan tertuang dalam Surat Panggilan
mengunakan hak pilih berakhir dan Quorum Pemungutan Suara sudah tercapai maka para
saksi dari para masing-masing calon yang telah ditunjuk oleh para calon Kepala dusun
disiapkan untuk menyaksikan dengan cermat baik pembacaan perolehan suara maupun
penulisan di papan pencatat perolehan suara ;
(2) Agar para saksi bisa mengikuti pembacaan dan pencatatan perolehan suara dengan cermat
hendaknya para saksi tidak mengadakan aktivitas lain selain hanya menyaksikan ;
(3) Dengan memperhatikan kondisi keamanan dan ketertiban Dusun, pada saat penghitungan
suara Para Calon Kepala Dusun dapat meninggalkan tempat penghitungan suara atas
persetujuan Panitia.

Pasal 41

(1) Panitia Pemilihan membuka Kotak Suara dengan disaksikan para saksi dan warga
masyarakat yang hadir untuk menghitung surat suara yang masuk ;
(2) Yang dimaksud dengan penghitungan surat suara yang masuk dengan membuka dan
membaca surat yang dicoblos dengan meyebut nama atau nomor masing-masing Calon ;
(3) Setiap lembar surat suara yang masuk diteliti satu demi satu untuk mengetahui surat suara
yang dicoblos dan kemudian panitia pemilihan menyebutkan nama atau nomor calon
Kepala dusun satu demi satu dan dicatat dipapan pencatat yang ditempatkan pada posisi
yang strategis sehingga mudah disaksikan dan dilihat dengan jelas oleh para pemilih yang
hadir ;
(4) Pembacaan Surat Suara oleh Panitia secara tegas dan jelas serta ditunjukan pada para saksi
dihadapkan para pemilih yang hadir ;
(5) Pembacaan / penyebutan perolehan suara dalam Surat suara disebutkan salah satu
diantaranya :
a. Nomor calon Kepala Dusun;
b. Nama calon Kepala Dusun.

Pasal 42

(1) Surat Suara dinyatakan sah apabila :


a. Surat Suara ditanda tangani oleh Ketua Panitia dengan dibubuhi stempel;
b. Tanda Coblos hanya terdapat pada 1 ( satu ) Kotak segi empat yang memuat satu Calon
Kepala Dusun;
c. Tanda Coblos terdapat dalam satu kotak segi empat yang memuat Nomor , Foto dan
Nama Satu Calon Kepala Dusun;
d. Tanda Coblos lebih dari , tetapi masih di dalam satu kotak segi empat yang memuat
nomor , foto dan nama satu calon Kepala Dusun;
e. Tanda Coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat Nomor,
Foto, dan Nama Satu Calon Kepala Dusun;
f. Surat Suara yang dicoblos adalah Surat Suara yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan;
g. Menggunakan alat Pencoblos Surat Suara yang ditentukan Panitia;
h. Lubang Hasil Pencoblosan terdapat pada Surat Suara yang tidak Rusak;
i. Pada Surat Suara tidak terdapat tulisan atau Catatan Lain.

(2) Hasil Pencoblosan Surat Suara yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat
(1) suaranya dianggap tidak sah ;
(3) Alasan alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah agar disebutkan pada saat itu juga.

Pasal 43

(1) Calon Kepala Dusun yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan sebagai Calon Kepala
Dusun Terpilih;
(2) Apabila calon Kepala Dusun yang memperolah suara terbanyak sebagaimana
dimaksud ayat (1) lebih dari satu orang dengan jumlah yang sama maka untuk
menentukan calon yang berhak menjadi Kepala Dusun , Keputusannya diserahkan kepada
Kepala Desa dan BPD.

BAB XV
PENETAPAN CALON KEPALA DUSUN TERPILIH

Pasal 44

(1) Setelah penghitungan suara selesai, panitia Tehnis pemilihan menyusun, menandatangani
dan membacakan Berita Acara Pemilihan dan menyerahkan kepada Kepala Desa pada hari
itu juga ;
(2) Berita Acara Pemilihan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) juga ditandatangani oleh
calon Kepala Dusun dan saksi yang ditunjuk oleh Calon Kepala Dusun serta ditandatangani
oleh Kepala Desa;
(3) Apabila terdapat Calon Kepala Dusun atau saksinya menolak menandatangani Berita Acara
atau terdapat Calon Kepala Dusun dan atau saksinya meninggalkan tempat pemilihan
sebelum proses penghitungan suara selesai, maka Ketua Penitia Pemilihan tetap
mengumumkan bahwa pelaksanaan penghitungan suara sah;
(4) Ketua Panitia Pemilihan mengumumkan hasil Pemilihan Calon Kepala Dusun dan
menyatakan sahnya Calon Kepala Dusun .

BAB XVI
KETENTUAN LAIN LAIN

Pasal 45

(1) Perangkat Desa yang berhenti atau diberhentikan dengan hormat


berhakmendapatkan tunjangan kesejahteraan yang besarnya disesuaikan dengan
kemampuan Desa;
(2) Sumber dana untuk pemberian tunjangan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
berasal dari Kas Desa;
(3) Penentuan besarnya dana tunjangan kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah meminta pertimbangan dari BPD;
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku bagi perangkat desa yang telah
menjabat selama 1 (satu ) periode;
(5) Guna menunjang kelancaran jalannya roda Pemerintah Desa, di masing masing Dusun
minimal harus ada 2 ( dua ) orang Perangkat Desa.
(6) Kepala Desa berwenang untuk melakukan rotasi kedudukan Perangkat Desa lainnya selain
unsur wilayah/Dusun, setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.

BAB XVII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 46

Pada saat berlakunya Peraturan Desa ini, Perangkat Desa lainnya yang ada tetap melaksanakan
tugas sampai habis masa jabatannya.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 47

(1) Dengan berlakunya Peraturan Desa ini, maka Peraturan Desa Banjarwangi Nomor 02 Tahun
2007 tentang Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian dan Masa Kerja Perangkat Desa
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi;
(2) Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Desa setelah mendapat Persetujuan dari
BPD;
(3) Peraturan Desa ini berlaku sejak tanggal diundangkan .
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan Pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam lembaran Desa Banjarwangi.
Ditetapkan di : Banjarwangi
Pada tanggal : ........................... 2014

KEPALA DESA BANJARWANGI,

Sopyan Sopyadin, S.Pd.I

Diundangkan di Banjarwangi
Pada tanggal ................................ 2014
SEKRETARIS DESA,

E. Sumirah
NIP. .......................

LEMBARAN DESA BANJARWANGI TAHUN 2014 NOMOR 01

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)


DESA BANJARWANGI :

1. TATA SUTRIYANA (Ketua)

2. ................................................. (Sekretaris)

3. HERI HERMAN, S.Pd.I (Anggota)

4. DEDE NURODIN (Anggota)

5. OOS (Anggota)

6. ................................................. (Anggota)

MENGETAHUI :
Camat Kec. Banjarwangi

Lien Herlina, S.Sos.


NIP : .....................................

Anda mungkin juga menyukai