Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Islam Membenci Kekerasan dan Peperangan


Kamis, 19 Oktober 2023 | 12:00 WIB

Muhammad Faizin
Penulis
Materi khutbah Jumat ini mengingatkan kita untuk menghindari peperangan karena
hanya akan menghantarkan semua pada kesengsaraan. Sejarah telah membuktikan
bahwa akibat peperangan, jiwa, raga, dan harta benda sirna. Perdamaian merupakan
impian semua orang dan Islam membenci peperangan.
Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul, “Khutbah Jumat: Islam Membenci
Kekerasan dan Peperangan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik
ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop).
Semoga bermanfaat!
Khutbah I
‫َن‬ ‫ْي‬ ‫َلْي َن َو َن ْي ُن َع َل ُأ ْو ُّد ْن َو ْي َو َّص َل ُة َو َّس َل ُم َع َل َأ ْش َر ْا َأ ْن‬ ‫ْل ُد‬
‫َس‬ ‫ْر‬ ‫ُم‬
، ‫ ال ا ال ا ى ِف ل ِب َياِء اْل ِل‬، ‫ ِب ِه ْسَتِع ى ُم ِر ال َيا الِّد ِن‬، ‫ا َحْم ِللِه َر ِّب اْلَعا ِم‬
‫َو‬
‫َى ْو ْي َأ ْش ُد َأ ْن َل ٰلَه َّل‬ ‫َس‬ ‫ْح‬ ‫ْم‬ ‫َع‬ ‫ْي َن َو َم ْن َت‬ ‫َو‬ ‫َح‬ ‫َن ُم َحَّم َص َّل ُه َع َل َو َس َّل َم َو َع َل ٰا َو َأ ْص‬
‫ا ِإ ِإ ا الله‬ ‫ َه‬، ‫ِب ُه ِب ِإ اٍن ِإ ل َي ِم الِّد ِن‬ ‫اِب ِه الَّتاِبِع‬ ‫ى ِلِه‬ ‫ِبِّي َنا ٍد ى الل ْيِه‬
َ‫ن مَ ب ْعَ اَ َأ حَوا‬. ِ‫دا قِ َو لْ ي‬ َ‫أ َّ ِّي ُم َح َّ ْب ر‬ ‫َس‬ ‫ُد‬ ِ‫َح ُ ُمل ي‬ ‫شا يِ َك ُ ْل‬
َْ‫ن و أَ َ شَْه نَ دنَ اَ ـم ًداَع دُُهو سَ ُْو ُل ُهص ُ اْل عِْدا َأ م ْ أ َ ّا دُف يَ ّيُه د‬.ْ ‫ ه َل َر ْ ل هَ ا َم لُِكا ْل قّ ْا ب‬
‫ُك َّل‬ ‫ُل‬ ‫َل‬ ‫َل‬ ‫َن َل‬ ‫َل َت ُت َّل َأ ُت‬ ‫َّق‬ ‫َن‬ ‫ْل‬
ۚ ‫ ُكِتَب َع ْيُكُم اْلِقَتا َو ُهَو ْر ٌه ُكْم‬: ‫ َفَقا اللُه َتَعا ى‬. ‫ ِا َّتُقوا اللَه َح ُتَقاِتِه َو ا ُمْو َّن ِإ ا َو ْن ْم ُم ْس ِل ُمْو‬. ‫ا َحاِض ُر ْو‬
‫َو ٰٓس َا ْن َت ْك َر ْو ًٔـ َّو َو َخ ْي ٌر َّل ْم َو ٰٓس َا ْن ُت ْو ًٔـ َّو َو َش ٌّر َّل ْم َو ُه َل ُم َو َا ْن ُت ْم َل َل ْو َن‬
‫ا َتْع ُم‬ ‫ُك ۗ الّٰل َيْع‬ ‫ُك ۚ َع ى ِحُّب ا َشْي ا ُه‬ ‫ُه ا َشْي ا ُه‬ ‫ࣖ َع ى‬

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Baca Juga
Khutbah Jumat: Islam Agama Cinta Perdamaian

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan nikmat kesehatan dan juga
kedamaian serta kerukunan di Tanah Air Indonesia sehingga kita bisa menjalankan
seluruh aktivitas kita sehari-hari dengan tenang dan lancar. Termasuk kehadiran kita di
tempat suci ini untuk melaksanakan kewajiban ibadah shalat Jumat akan sulit
terealisasi jika kita berada dalam kondisi stabilitas keamanan yang tidak baik seperti
berada di tengah konflik dan peperangan.
Oleh karena itu mari kita jaga kondusivitas lingkungan, daerah, dan negara kita yang
selama ini dalam keadaan damai. Mari kita ungkapkan syukur kita biqauli
Alhamdulillahirabbil alamin. Mudah-mudahan, dengan komitmen bersama, kita bisa
mempertahankan ketenangan ini sehingga kita bisa terus melaksanakan misi utama
kita di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.
Selanjutnya pada kesempatan mulia ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Selain sebagai kewajiban dan rukun di
dalam khutbah Jumat yang tak boleh ditinggalkan, wasiat takwa dan ketakwaan itu
sendiri menjadi modal penting dalam mengarungi kehidupan kita di dunia. Takwa
sendiri didefinisikan sebagai:
‫َل ًة‬ ‫ُل َأ‬
‫اْم ِتَثا َو اِم ِر اللِه َو اْج ِتَناِب َنَو اِهْيِه ِس ًّر ا َو َع اِن َّي َظاِهًر ا َو َب اِطًنا‬

Baca Juga
Khutbah Jumat: Nabi Muhammad, Inspirator Sikap Moderat

Yakni kita melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Baik
dalam keadaan sunyi ataupun ramai, secara lahir maupun batin, dan dilihat orang lain
maupun tidak dilihat sama sekali.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Di antara perintah dan larangan Allah dalam kehidupan ini adalah senantiasa menjadi
pribadi yang cinta pada perdamaian dan menjauhi perselisihan dan peperangan. Hal ini
selaras dengan materi khutbah Jumat yang akan khatib sampaikan yakni berjudul:
“Islam Membenci Kekerasan dan Peperangan”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Kedamaian merupakan dambaan semua manusia. Kita diperintahkan untuk
menyebarkan kedamaian dalam kehidupan seperti dicontohkan Nabi dengan menebar
salam, apabila bertemu dengan orang lain, baik orang yang dikenal maupun tidak. Nabi
bersabda:
‫َم َو َص ْو َو ُس ٌم َتْد ُخ ْل َة َس َا‬ ‫َأ ْف َّس َا َم َأ‬ ‫ُّي‬ ‫َأ‬
‫ل‬
‫ِب ٍم‬ ‫َّن‬ ‫َج‬ ‫ا‬ ‫ُلوا‬ ‫َيا‬ ‫ِن‬ ‫الَّنا‬ ‫ا‬ ‫ُّل‬ ‫الَّطَعا‬ ‫ْطِعُموا‬ ‫َو‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ُشو‬ ‫ُس‬ ‫الَّنا‬ ‫َها‬ ‫َي ا‬

Artinya: “Wahai manusia, tebarkanlah (salam) perdamaian, berilah makan orang lain,
dan shalatlah di saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga
dengan damai.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Kedamaian adalah sebuah hal yang mutlak dan didambakan oleh setiap manusia
karena bermula dari hati setiap manusia. Tidak mungkin mampu memberikan
kedamaian kepada orang lain jika hatinya sendiri tidak damai. Rasulullah dihadirkan ke
muka bumi ini adalah dalam rangka mewujudkan perdamaian dan keselamatan dengan
menyingkirkan segala upaya kekerasan termasuk di dalamnya adalah perang.
Peperangan merupakan hal yang dibenci dalam agama Islam. Seperti dalam Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah ayat 216 disebutkan:
‫ُكِتَب َع َل ْيُكُم اْلِقَتاُل َو ُهَو ُك ْر ٌه َّل ُكْم ۚ َو َعٰٓس َا ْن َت ْك َر ُهْو ا َشْئًـ ا َّو ُهَو َخ ْي ٌر َّل ُكْم ۚ َو َعٰٓس َا ْن ُت ِحُّبْو ا َشْئًـ ا َّو ُهَو َش ٌّر َّل ُكْم ۗ َو الّٰلُه‬
‫ى‬ ‫ى‬
‫َل ُم َو َا ْن ُت ْم َل َل ْو َن‬
‫ا َتْع ُم‬ ‫ࣖ َيْع‬

Artinya: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,
padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan perang kepada umat Islam. Namun, sebenarnya
umat Islam merasa berat dan tidak senang terhadap peperangan. Jiwa umat Nabi
Muhammad sudah terdidik untuk cinta pada perdamaian sehingga ketika turun ayat ini
Allah menambahkan dengan kalimat wa huwa kurhul lakum (padahal berperang itu
adalah sesuatu yang kamu benci).
Ayat ini berbicara tentang perang, namun sebenarnya kandungannya mengisyaratkan
bahwa jiwa umat Islam dididik oleh nabi untuk selalu enggan berperang. Seorang
muslim pun tidak diwajibkan untuk mengislamkan seluruh dunia dengan perang.
Perang dilakukan untuk membela agama, membela kepercayaan demi meraih
kedamaian. Sehingga jika terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan orang lain
kemudian ada permintaan perdamaian, maka umat Islam harus menyambut ajakan
perdamaian itu.
Namun Syekh Muhammad Abduh, seorang ulama Mesir di akhir abad 19 pernah
mengungkapkan bahwa al Islamu mahjubun bil muslimin (Islam tertutup oleh umat
Islam). Ditutupi di sini bermakna rahmat dan kebaikannya yang ditutupi oleh ulah umat
Islam sendiri dengan sikap-sikap seperti radikal, keras, dan melampaui batas kepada
orang-orang yang tidak sejalan dengannya.
Kekerasan akan menghalangi datangnya rahmat Allah SWT kepada manusia. Islam
sendiri tercoreng reputasinya oleh segelintir umatnya yang melakukan kekerasan atas
nama Islam. Ada pandangan keliru di masyarakat dengan menggunakan dalil
sepotong-sepotong untuk dijadikan landasan perbuatan keras yang bertentangan
dengan kedamaian. Seperti penafsiran sepotong ayat:
‫َأ‬
‫ُم َحَّمٌد َر ُسوُل اللِه َو اَّل ِذ َن َم َعُه ِش َّد اُء َع َلى اْل ُكَّفا ُر َح َم اُء َب ْي َن ُهْم‬
‫ِر‬ ‫ي‬

Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…”
(QS al-Fath ayat 29)
Ayat ini sering dijadikan dasar bagi sebagian kelompok untuk menghalalkan kekerasan
dalam perilaku mereka. Padahal makna keras ini memiliki tingkatan dan tidak semua
kekerasan yang dilakukan seseorang harus dilawan dengan kekerasan pula.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam konteks kekinian di zaman modern, kita tentu prihatin masih saja terjadi
kekerasan dan peperangan di beberapa penjuru dunia. Peperangan telah
mengakibatkan ribuan jiwa manusia meninggal dunia. Bukan hanya pihak yang
berperang, namun juga rakyat sipil, orang tua sampai anak-anak menjadi korbannya.
Tentu kita sangat prihatin.
Selain prihatin, kondisi ini juga harus kita sikapi dengan bijaksana. Jangan sampai
konflik peperangan yang terjadi bertambah buruk dengan ulah kita menjadi pemicu
tersebarnya konflik peperangan ke penjuru dunia yang lain. Terlebih di era teknologi
informasi saat ini di mana provokasi sangat mudah dilakukan oleh seseorang sehingga
bisa memperkeruh suasana.
‫‪Sudah seharusnya kita menjadi agen-agen perdamaian yang senantiasa mengajak‬‬
‫‪kepada perdamaian dengan narasi-narasi menyejukkan khususnya di media sosial.‬‬
‫‪Mari kita serukan perdamaian dunia, kita doakan semoga peperangan yang terjadi‬‬
‫‪segera usai dan penduduk dunia bisa kembali damai dan tenang. Peperangan yang‬‬
‫‪berkepanjangan hanya akan membawa kesengsaraan.‬‬
‫‪Kita doakan, saudara-saudara kita yang berada dalam bayang-bayang peperangan‬‬
‫‪diberikan keselamatan dan kekuatan oleh Allah. Semoga ke depan, dunia akan‬‬
‫‪diwarnai dengan kesejukan dan kebersamaan untuk bersama-sama membangun‬‬
‫‪peradaban yang mulia. Amin.‬‬
‫اللُه ِم ْي َو ِم ْنُكْم‬ ‫َن ْا آ َي َو ْك ْل ْي َو َّل‬ ‫آ‬ ‫َل‬ ‫َك‬
‫ِّن‬ ‫َب اَر اللُه ِل ْي َو ُكْم ِفي اْلُقْر ِن اْلَعِظْي ‪َ ،‬و َنَفَعِن ْي َو ِإ َّي اُكْم ِب َما ِف ْيِه ِم ل اِت الِّذ ِر ا َحِك ‪َ ،‬تَقَب‬
‫ِم‬ ‫ِم‬
‫لَا َو َت ُه ‪َّ ،‬ن ُه ُهَو الَّس ْيُع اْلَع ْي ُم ‪َ ،‬أ ُق ْو ُل َق ْو ْي َهَذ ا َو َأ ْسَتْغِفُر اللَه اْلَعِظْي َم ْي َو َل ُكْم َو ِلَس ا اْلُم ْس ْي َن‬
‫َو اْلُم ْس ِل َم اِت‬ ‫ِل ِم‬ ‫ِئِر‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِإ‬ ‫ِت‬
‫َف اْسَتْغِفُر ْو ُه ّن ُه ُهَو اْلَغُفْو ُر الّر ِح ْي‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫ُد‬ ‫َد َاَش َك َل‬ ‫َأ ْش ُد َأ ْن َا َل َّا‬ ‫ْا‬ ‫َا ْل ُد َّل َأ َن ْا‬
‫َحْم ِلَّلِه ا ِذ ْي َم َر ا ِب لِا ِّت َح اِد َو لِا ْعِتَص اِم ِب َحْبِل اللِه اْلَم ِتْي ِن ‪َ .‬ه ل ِإ َه ِإ ل اللُه َو ْح ُه ل ِر ْي ُه ‪ِ ،‬إ َّي اُه َنْعُب‬
‫َح‬ ‫َن ُم َحَّم َو َع َل آ َو َأ ْص‬ ‫َو َّي ُا َن ْي ُن َو َأ ْش ُد َأ َّن ُم َحَّمًد ُد ُه َو َر ْو ُل ُه َا َم ْو ُث َر ْح َم ًة َلْي َن َا َّم َص َع َل‬
‫ِب ِه‬ ‫ا‬ ‫ِلْلَعا ِم ‪ .‬لَّلُه ِّل ى ِد ٍد ى ِلِه‬
‫ا‬ ‫ِّي‬ ‫َس‬ ‫ُس ‪ْ ،‬ل ْبُع‬ ‫ا َعْب‬ ‫ِإ ه ْسَتِع ‪َ .‬ه‬
‫َأ ْج َمِعْي َن ‪ِ .‬ا َّتُقوا اللَه َم ا اْسَتَطْعُت ْم َو َس ا ُعْو ا َلى َم ْغِفَر ِة َر اْلَعا ِمَلْي َن ‪َّ .‬ن اللَه َو َم لَا ِئ َك َتُه ُيَص ُّلْو َن َع َل الَّن ‪َ ،‬ي اَأ ُّي هَا اَّل ْيَن‬
‫ِذ‬ ‫ى ِب ِّي‬ ‫ِإ‬ ‫ِّب‬ ‫ِر ِإ‬
‫َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َل ْيِه َو َس ِّل ُمْو ا َتْس ِل ْيًم ا‪َ .‬و َص َّلى الله َع َلى َسِّيَد َن ا َو َمْو َلاَن ا ُم َحَّم ٍد َو َع َلى آ ِلِه َو َص ْحِبِه َو َس َّل َم‬

‫ا‬ ‫َو‬ ‫َع‬ ‫َو اْلُمْؤ َنا َو اْلُم ْس ْي َن َو اْلُم ْس َم ا َا لَاْح َيا ْن ُهْم َو اْلَا ْمَو اْت َّن َك َس ِم ْيٌع َق ْيٌب ُم ِج ْي ُب الَّد‬ ‫َا لَّلُهَّم اْغِفْر ْل ُمْؤ ِنْي َن‬
‫ِت‬ ‫ِر‬ ‫ِإ‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِل ِم‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِل ِم‬
‫َر ْح َمِتَك َي ا َا ْر َح َم الَّر ِح ْي َن‬ ‫ْل‬ ‫َق‬
‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫َو َي ا اِض َي ا َحاَج اِت‬

‫الَّلُهَّم َّن ا َنُعوُذ َك ِم ْن َع َذ ا َج َهَّن َم َو َنُعوُذ َك ِم ْن َع َذ ا اْلَقْب َو َنُعوُذ َك ِم ْن ِف ْتَنِة اْلَم ِسي الَّد َّج ا َو َنُعوُذ َك ِم ْن‬
‫ِب‬ ‫ِل‬ ‫ِح‬ ‫ِب‬ ‫ِب ِر‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِإ‬
‫ِف ْتَنِة اْلَم ْحَيا َو اْلَم َم ا ‪ ،‬الَّلُهَّم َّن ا َنُعوُذ َك ِم ْن اْلَه َو اْلَحَز َو َنُعوُذ َك ِم ْن اْلَعْج َو اْلَك َس َو َنُعوُذ َك ِم ْن اْلُجْب‬
‫ِن‬ ‫ِب‬ ‫ِل‬ ‫ِز‬ ‫ِب‬ ‫ِن‬ ‫ِّم‬ ‫ِب‬ ‫ِإ‬ ‫ِت‬
‫الَّنا‬ ‫َو اْل ُبْخ َو َنُعوُذ َك ِم ْن َغَل َبِة الَّد ْي َو َق ْه ال َج ا َر َّب َنا آ ِت َنا الُّد ْن َيا َح َسَنًة َو الآِخ َر ِة َح َسَنًة َو ِق َنا َع َذ اَب‬
‫ِر‬ ‫ِف ي‬ ‫ِفي‬ ‫ِن ِر ِّر ِل‬ ‫ِب‬ ‫ِل‬
‫ْأ‬
‫ِعَباَد اللِه ‪َّ ،‬ن اللَه َي ُم ُرُكْم اْلَعْد َو ْا ل ْح َس اِن َو ي َتآ ِذ اْلُقْر َبى َو َي ْنَه ى َع اْلَفْحَش آ ِء َو اْلُم نَك َو اْل َبْغ َيِعُظُكْم‬
‫ِي‬ ‫ِر‬ ‫ِن‬ ‫ِإ ِئ ي‬ ‫ِب ِل ِإ‬ ‫ِإ‬
‫َأ‬
‫َلَعَّل ُكْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اْذُك ُر وا اللَه اْلَعِظْي َم َي ْذ ُك ْرُكْم َو اْد ُعْو ُه َيْس َت ِج ْب َل ُكْم َو َل ِذ ْك ُر اللِه ْكَب ُر‬

‫‪H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung.‬‬


Editor: Muhammad Aiz Luthfi
Penulis: Muhammad Faizin
Tags
Khutbah Jumat Kekerasan

Anda mungkin juga menyukai