Anda di halaman 1dari 14

BUPATI SOPPENG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI SOPPENG


NOMOR 2 TAHUN 2022

TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT
PENYESUAIAN IJAZAH BAGI APARATUR SIPIL NEGARA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SOPPENG,

Menimbang : a. bahwa untuk pengembangan kompetensi


Aparatur Sipil Negara lingkup Pemerintah
Kabupaten Soppeng dan mengoptimalkan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam
pelaksanaan pendidikan oleh Aparatur Sipil
Negara lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng,
perlu diatur mekanisme dalam pemberian tugas
belajar dan kenaikan pangkat penyesuaian ijazah
yang dilakukan secara lebih selektif sesuai dengan
kebutuhan organisasi;
b. bahwa Peraturan Bupati Soppeng Nomor 23 Tahun
2020 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar,
Izin Belajar dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian
Ijazah Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Soppeng dipandang tidak
sesuai lagi dengan perkembangan dan peraturan
perundang-undangan sehingga perlu untuk
ditinjau dan disesuaikan kembali;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta demi
terciptanya kepastian dan tertibnya pemberian
tugas belajar dan kenaikan pangkat penyesuaian
ijazah bagi Aparatur Sipil Negara di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Soppeng perlu ditetapkan
dengan Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di
Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Tanggung Jawab
-2-
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4586);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5336);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
8. Nomor 6573);
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik
9. Indonesia Nomor 6402);
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6037), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
10. Nomor 6477);
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
202, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6718);
-3-
11. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Soppeng Tahun 2019 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor
129);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN


TUGAS BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT
PENYESUAIAN IJAZAH BAGI APARATUR SIPIL NEGARA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
SOPPENG.

Pasal 1

(1). Pemberian Tugas Belajar dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah


bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Soppeng berlaku bagi Aparatur Sipil Negara yang bersyarat sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan.
(2). Uraian secara rinci Pedoman Pemberian Tugas Belajar dan Kenaikan
Pangkat Penyesuaian Ijazah Bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Soppeng sebagaimana tersebut dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 2

Semua ketentuan yang ada pada Peraturan Bupati ini mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh pihak yang berhubungan secara langsung dengan tugas
belajar dan kenaikan pangkat penyesuaian ijazah bagi Aparatur Sipil Negara
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng.

Pasal 3

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Soppeng
Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar, Izin
Belajar dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah Bagi Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
-4-
Pasal 4

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Soppeng.

Ditetapkan di Watansoppeng
pada tanggal 4 Januari 2022

BUPATI SOPPENG,

A. KASWADI RAZAK

Diundangkan di Watansoppeng
pada tanggal 4 Januari 2022
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG,

A. TENRI SESSU

BERITA DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2022 NOMOR 2


LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI SOPPENG
NOMOR : 2 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS
BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT
PENYESUAIAN IJAZAH BAGI APARATUR
SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Ketentuan Umum
Dalam mendukung transformasi sumber daya manusia aparatur
melalui percepatan peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
berbasis kompetensi, perlu dilakukan pengembangan ASN melalui jalur
pendidikan dalam bentuk pemberian tugas belajar yang dilakukan dengan
selektif, objektif, efisien, akuntabel, dan transparan, serta
mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.
Pengembangan kompetensi melalui jalur pendidikan bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan antara standar kompetensi dan/atau persyaratan
jabatan dengan kompetensi ASN yang akan mengisi jabatan, memenuhi
kebutuhan tenaga yang memiliki keahlian atau kompetensi tertentu dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, pengembangan organisasi,
peningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, dan
kepribadian profesional ASN sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengembangan karier.
Untuk melaksanakan pengembangan kompetensi melalui jalur
pendidikan bagi ASN, perlu dibentuk suatu pedoman bagi Instansi
Pemerintah yang disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yang memuat persyaratan tugas belajar,
penyelenggaraan tugas belajar dan persyaratan program studi, pendanaan
tugas belajar, jangka waktu tugas belajar, perpanjangan tugas belajar, tugas
belajar berkelanjutan, kedudukan, hak dan kewajiban ASN yang
melaksanakan tugas belajar, pembatalan dan penghentian tugas belajar,
pemantauan dan evaluasi serta ketentuan lain yang terkait pengembangan
kompetensi melalui jalur pendidikan.
Berdasarkan kondisi di atas perlu disusun sebuah Peraturan Bupati
yang mengatur tentang pedoman pemberian tugas belajar dan kenaikan
pangkat penyesuaian ijazah bagi ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Soppeng.

B. Maksud dan Tujuan


Peraturan Bupati ini disusun dengan maksud sebagai pedoman bagi
ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng dalam mengajukan tugas belajar dan
kenaikan pangkat penyesuaian ijazah dengan tujuan agar tercipta
-2-

ketertiban, kelancaran, keseragaman dan keteraturan dalam memproses


pelaksanaan tugas belajar dan kenaikan pangkat penyesuaian ijazah.

C. Pengertian
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Bupati adalah Bupati Soppeng.
2. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Soppeng.
3. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah
Bupati Soppeng.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Soppeng.
5. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Soppeng yang selanjutnya disingkat BKPSDM Kabupaten
Soppeng adalah perangkat daerah yang membantu Bupati melaksanakan
fungsi penunjang urusan pemerintah bidang Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
6. Tim Penilai Kinerja Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten
Soppeng adalah Tim yang dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang untuk
memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atas
usulan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dalam jabatan,
pengembangan kompetensi serta pemberian penghargaan bagi Aparatur
Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Soppeng.
7. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkat seseorang ASN
berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan
digunakan sebagai dasar penggajian.
8. Pendidikan formal adalah Pendidikan pada Doktor (S-3), Magister (S-2),
Sarjana (S-1), Diploma (D-4, D-3, D-2, D-1), SMA Terbuka/Paket C dan
SMP Terbuka/Paket B.
9. Ijazah adalah Surat Tanda Tamat Belajar dan/atau tanda lulus yang
dikeluarkan dengan sah oleh sekolah atau perguruan tinggi.
10. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng dan tidak
termasuk Calon Aparatur Sipil Negara (CASN).
11. ASN Tugas Belajar adalah ASN yang sedang menempuh studi pada
pendidikan formal dengan memperoleh Status Tugas Belajar beserta hak
dan kewajibannya.
12. Tugas Belajar adalah status yang diberikan kepada ASN yang sedang
menempuh pendidikan formal pada Pendidikan Tinggi dimana yang
bersangkutan dapat dibebaskan atau tidak dibebaskan dari tugas-tugas
kedinasan sampai dengan yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan atau sampai
dicabutnya status dengan memperhatikan ketentuan tentang Tugas
Belajar sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati ini dengan biaya
yang berasal dari APBD dan/atau APBN atau Lembaga Lain ataupun
biaya mandiri.
13. Tugas Belajar Luar Negeri adalah status yang diberikan kepada ASN yang
sedang menempuh pendidikan formal pada Pendidikan Tinggi yang
berada di luar negeri dimana yang bersangkutan dapat dibebaskan atau
tidak dibebaskan dari tugas kedinasan sampai dengan yang
bersangkutan menyelesaikan pendidikan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan atau sampai dicabutnya status dengan
-3-

memperhatikan ketentuan tentang Tugas Belajar sebagaimana


tercantum dalam Peraturan Bupati ini dengan biaya yang berasal dari
APBD dan/atau APBN atau Lembaga Lain ataupun biaya mandiri.
14. Gelar Akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan
akademik dari Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas.
15. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan
pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional.
16. Pendidikan kelas jauh adalah penyelenggaraan pendidikan di luar
kampus tempat perguruan tinggi tersebut berada dan telah memperoleh
izin penyelenggaraan dari Pemerintah.
17. Pendidikan Profesi adalah jenjang pendidikan formal yang menunjang
pelaksanaan tugas sesuai ijazah yang dimilikinya.
18. Lembaga Pendidikan adalah Lembaga Pendidikan Menengah, Kejuruan
dan Pendidikan Tinggi baik Negeri maupun swasta yang disamakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
19. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana
kerja & target yang akan dicapai oleh seorang ASN.
20. Basik pendidikan terakhir adalah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh
ASN yang digunakan sebagai dasar dalam pengangkatan sebagai CASN
atau dalam pertimbangan kenaikan pangkat ASN.
21. Rekomendasi adalah Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Pimpinan
SKPD atau Unit Kerja yang berisi penguatan/pembenaran tentang
permohonan tugas belajar ASN.

BAB II
PROSEDUR PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI APARATUR SIPIL NEGARA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

Seluruh ketentuan yang ada pada Bab ini, diperuntukkan bagi ASN tugas
belajar dengan biaya mandiri ataupun biaya APBD dan/atau APBN atau
lembaga lain dan/atau cost sharing dengan APBN. Status tugas belajar bagi ASN
Pemerintah Kabupaten Soppeng berlaku untuk pendidikan program Doktor,
Magister, Sarjana dan Diploma. Untuk memudahkan pelaksanaan pengajuan
tugas belajar berikut akan dijelaskan ketentuan mengenai tugas belajar sebagai
berikut:
A. Persyaratan Umum
1. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan
permohonan tugas belajar termasuk didalamnya yaitu untuk pendidikan
profesi, harus memiliki masa kerja di Kabupaten Soppeng paling singkat
1 (satu) tahun sejak diangkat sebagai ASN.
2. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan
permohonan tugas belajar harus memiliki sisa masa kerja pegawai
dengan ketentuan paling rendah:
a) 3 (tiga) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia
pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang diberhentikan dari
jabatan; atau
b) 2 (dua) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia
pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang tidak diberhentikan dari
jabatan.
-4-

3. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan


permohonan tugas belajar harus memiliki penilaian kinerja dalam 2 (dua)
tahun terakhir paling rendah dengan predikat baik.
4. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan
permohonan tugas belajar harus sehat jasmani dan rohani.
5. Tidak sedang:
a) dalam pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/atau tindak pidana;
b) menjalani pidana penjara atau kurungan dan/atau hukuman disiplin
sedang atau hukuman disiplin berat; atau
c) menjalani cuti di luar tanggungan negara dan/atau menjalani
pemberhentian sementara sebagai ASN.
6. Tidak pernah:
a) dijatuhi hukuman disiplin paling rendah tingkat sedang dalam 1
(satu) tahun terakhir;
b) dijatuhi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dalam 1 (satu) tahun
terakhir; atau
c) dibatalkan atau dihentikan tugas belajarnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam waktu 2 (dua)
tahun terakhir.
7. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan
permohonan tugas belajar harus memenuhi persyaratan lain dan lulus
seleksi yang dilaksanakan oleh instansi asal, pemberi bantuan, dan/atau
perguruan tinggi.
8. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan
permohonan tugas belajar harus diusulkan Kepala Unit Kerja kepada
Bupati Soppeng melalui BKPSDM dengan disertai 1 (satu) rangkap
kelengkapan administrasi:
a) Surat Permohonan Tugas Belajar dari ASN yang bersangkutan
dengan mengetahui Kepala SKPD
b) Surat Rekomendasi dari Kepala SKPD
c) Surat pernyataan bermaterai dan ditandatangani oleh ASN yang
bersangkutan yang memuat:
1) tidak mengajukan pindah selama menjalani ikatan dinas;
2) tidak berhak menuntut penyesuaian ijazah kedalam pangkat yang
lebih tinggi, kecuali terdapat formasi;
3) membuat laporan perkembangan studi setiap semester; dan
4) bersedia mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan oleh
negara apabila tidak melaksanakan kewajiban sebagai ASN Tugas
Belajar.
d) Surat Keterangan lulus ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi/
Universitas.
e) Surat keterangan dari Lembaga/Pihak penanggungjawab seluruh
biaya Tugas Belajar untuk tugas belajar yang dibiayai oleh APBD,
APBN, dan/atau lembaga lain.
f) Fotocopy ijazah pendidikan terakhir dilegalisir.
g) Fotocopy transkrip nilai terakhir dilegalisir.
h) Fotocopy SKP 2 (dua) tahun terakhir dengan setiap unsur bernilai
baik dilegalisir.
i) Fotocopy SK Pangkat terakhir dilegalisir.
j) Fotocopy Akreditasi Perguruan Tinggi/Universitas.
-5-

k) Surat Keterangan tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat


sedang dan atau tingkat berat dari BKPSDM.
9. ASN Pemerintah Kabupaten Soppeng yang akan mengajukan
permohonan tugas belajar harus menandatangani perjanjian terkait
pemberian tugas belajar.
10. Pengecualian persyaratan pemberian tugas belajar dapat diberikan pada
jabatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi dan prioritas
pembangunan nasional.
11. Jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 9 ditetapkan berdasarkan
persetujuan dari Menteri.

B. Penyelenggaraan Tugas Belajar dan Persyaratan Program Studi


1. Tugas belajar dapat diselenggarakan pada perguruan tinggi Dalam Negeri
dan/atau perguruan tinggi Luar Negeri.
2. Perguruan tinggi Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada angka 1
terdiri atas:
a) perguruan tinggi negeri;
b) perguruan tinggi kedinasan; dan/atau
c) perguruan tinggi swasta.
3. Tugas belajar yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dapat
dilakukan secara jarak jauh, kelas malam dan/atau sabtu-minggu
sepanjang telah memiliki izin/persetujuan penyelenggaraan program
studi yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Perguruan tinggi luar negeri sebagaimana dimaksud pada angka 1
merupakan perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh negara yang
bersangkutan dan kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan.
5. Program studi yang dipilih dalam penyelenggaraan tugas belajar di
perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan:
a) sesuai perencanaan kebutuhan tugas belajar instansi;
b) penyelenggaraannya dalam jenis akademik, vokasi, atau profesi;
c) memiliki akreditasi paling rendah:
1) B atau baik sekali dari lembaga yang berwenang bagi program
studi perguruan tinggi dalam negeri; atau
2) C atau baik dari lembaga yang berwenang bagi program studi
perguruan tinggi dalam negeri yang belum memiliki akreditasi B
atau baik sekali atas persetujuan Menteri;
d) diakui oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan bagi program studi perguruan
tinggi luar negeri.

C. Penetapan Tugas Belajar


ASN yang memenuhi persyaratan dan lolos seleksi tugas belajar diberikan
penugasan untuk melaksanakan tugas belajar dan ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai ASN tugas belajar.

D. Pendanaan Tugas Belajar


1. Pendanaan tugas belajar dapat bersumber dari:
a) anggaran pendapatan dan belanja negara;
b) anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
-6-

c) sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Pendanaan tugas belajar yang bersumber dari sumber lain yang sah
diatur lebih lanjut oleh PPK.
3. Pendanaan tugas belajar dapat berasal lebih dari 1 (satu) sumber dana,
sepanjang tidak membiayai komponen biaya tugas belajar yang sama.

E. Jangka Waktu Tugas Belajar


1. Tugas belajar diselenggarakan untuk jangka waktu tertentu, sesuai
dengan batas waktu normatif program studi yang berlaku pada masing-
masing perguruan tinggi.
2. Jangka waktu tugas belajar diperhitungkan sebagai masa kerja ASN.

F. Perpanjangan Jangka Waktu Tugas Belajar


1. Jangka waktu tugas belajar dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua)
semester atau 1 (satu) tahun.
2. Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada angka 1 diberikan
berdasarkan kriteria:
a) perubahan kondisi sistem studi/perkuliahan;
b) keterlambatan penerimaan dana biaya tugas belajar; dan/atau
c) penyelesaian tugas akhir membutuhkan tambahan waktu karena
terdapat situasi dan kondisi di luar kemampuan ASN yang sedang
menjalani tugas belajar.
3. Perpanjangan jangka waktu tugas belajar dapat dikecualikan dari
ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, dalam hal
terjadi keadaan kahar yang dinyatakan oleh pejabat/instansi yang
berwenang.
4. Perpanjangan jangka waktu tugas belajar ditetapkan oleh PPK dan
diperhitungkan sebagai keseluruhan jangka waktu tugas belajar.
5. Dalam hal ASN tidak dapat menyelesaikan tugas belajar setelah
diberikan perpanjangan, maka PPK mencabut status tugas belajar ASN
yang bersangkutan.

G. Tugas Belajar Berkelanjutan


1. ASN dapat melaksanakan tugas belajar berkelanjutan secara berturut-
turut untuk paling banyak 1 (satu) kali jenjang pendidikan di atasnya,
setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) mendapat persetujuan PPK;
b) prestasi pendidikan berpredikat paling rendah cumlaude atau setara;
c) tidak pernah menjalani perpanjangan jangka waktu tugas belajar;
dan
d) mempertimbangkan sisa masa kerja setelah menyelesaikan tugas
belajar.
2. Persetujuan PPK sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a),
didasarkan pada rencana kebutuhan tugas belajar instansi.

H. Tugas Belajar Biaya Mandiri


1. Dalam kondisi tertentu, pemberian tugas belajar dapat dilakukan dengan
biaya mandiri.
2. Ketentuan pemberian tugas belajar dengan biaya mandiri disesuaikan
dengan ketentuan pemberian tugas belajar yang diatur dalam Peraturan
Bupati ini, dengan perubahan-perubahan yang diperlukan.
-7-

I. Kedudukan ASN Tugas Belajar


1. ASN yang menjalani tugas belajar untuk jangka waktu lebih dari 6 (enam)
bulan diberhentikan dari jabatan.
2. ASN sebagaimana dimaksud pada angka 1 selama menjalani tugas
belajar berkedudukan pada unit kerja yang melaksanakan fungsi di
bidang kepegawaian sampai masa tugas belajar berakhir.
3. ASN yang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan dengan tetap
melaksanakan tugasnya, dapat tidak diberhentikan dari jabatan dalam
hal:
a) memenuhi pertimbangan kebutuhan organisasi; dan
b) memperhatikan sistem penyelenggaraan pendidikan yang dijalani.
4. ASN yang menjalani tugas belajar dan tidak diberhentikan dari
jabatannya, selama menjalani masa tugas belajar berkedudukan pada
unit kerja sesuai dengan jabatannya.

J. Hak ASN Tugas Belajar


1. ASN yang sedang menjalani tugas belajar diberikan penghasilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. ASN yang telah menjalani tugas belajar dan diberhentikan dari
jabatannya, melaksanakan tugas re-entry program di unit kerja yang
melaksanakan fungsi di bidang kepegawaian.
3. Instansi pemerintah melalui unit kerja yang menyelenggarakan fungsi di
bidang kepegawaian menyelenggarakan re-entry program bagi ASN yang
telah menjalani tugas belajar.
4. ASN sebagaimana dimaksud pada angka 2 diberikan jabatan sebagai
pelaksana dan mendapatkan penghasilan sesuai dengan jabatannya.
5. ASN yang telah menyelesaikan tugas belajar dapat mengusulkan
peningkatan pendidikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
6. ASN yang mengusulkan peningkatan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada angka 5, tidak berhak menuntut kenaikan pangkat yang lebih tinggi
kecuali terdapat formasi.

K. Kewajiban ASN Tugas Belajar


1. ASN wajib menandatangani perjanjian terkait pemberian tugas belajar
sebelum melaksanakan tugas belajar.
2. Perjanjian terkait pemberian tugas belajar paling rendah memuat:
a) subjek perjanjian;
b) kesepakatan para pihak; dan
c) objek yang diperjanjikan, antara lain nama perguruan tinggi, program
studi dan akreditasi program studi, jangka waktu (masa) tugas
belajar, hak dan kewajiban para pihak, konsekuensi atas pelanggaran
kewajiban, keadaan kahar (force majeur), dan penyelesaian sengketa.
3. Pengaturan mengenai konsekuensi atas pelanggaran kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c), disusun dengan
mempertimbangkan sumber pendanaan dan kedudukan ASN
sebagaimana dimaksud pada huruf D dan I .
4. ASN yang telah selesai menjalani tugas belajar wajib melapor kepada PPK
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhirnya masa tugas
belajar.
5. ASN yang telah selesai menjalani tugas belajar, wajib melaksanakan
ikatan dinas selama:
-8-

a) 2 (dua) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi ASN yang menjalani
tugas belajar yang diberhentikan dari jabatannya.
b) 1 (satu) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi ASN yang
menjalani tugas belajar yang tidak diberhentikan dari jabatannya.
c) 1 (satu) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi ASN yang
menjalani tugas belajar biaya mandiri yang diberhentikan dari
jabatannya.
6. ASN yang menjalani tugas belajar biaya mandiri yang tidak diberhentikan
dari jabatannya, tidak wajib menjalani ikatan dinas.
7. Selama menjalani ikatan dinas, ASN tidak diperkenankan mengajukan
pengunduran diri sebagai ASN.
8. Ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada angka 5 dapat dilaksanakan
di instansi pemerintah yang lain sepanjang memenuhi persyaratan yang
diatur masing-masing PPK atas persetujuan Menteri.
9. Kewajiban melaksanakan ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada
angka 5 berakhir pada saat:
a) jangka waktu ikatan dinas telah terpenuhi;
b) mencapai batas usia pensiun; atau
c) diberhentikan sebagai ASN sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
10. ASN yang telah selesai menjalani tugas belajar berkelanjutan, wajib
melaksanakan ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada angka 5 secara
kumulatif.
11. ASN yang tidak memenuhi kewajiban melaksanakan ikatan dinas
sebagaimana dimaksud pada angka 5, wajib mengembalikan biaya yang
dikeluarkan oleh negara selama masa tugas belajar kepada kas negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

L. Pembatalan
1. Pimpinan unit kerja dapat mengusulkan pembatalan penetapan tugas
belajar ASN di lingkungan unit kerjanya kepada PPK, sebelum
keberangkatan ke tempat pelaksanaan tugas belajar dengan disertai
alasan pembatalan dan data dukung yang diperlukan.
2. Alasan pengusulan pembatalan sebagaimana dimaksud pada angka 1,
antara lain:
a) ASN yang bersangkutan terbukti tidak memenuhi syarat pemberian
tugas belajar;
b) ASN yang bersangkutan sedang menjalani pidana penjara atau
kurungan, dan/atau sedang dalam penjatuhan hukuman disiplin
paling kurang tingkat sedang;
c) ASN yang bersangkutan sedang menjalani proses pemeriksaan atas
dugaan tindak pidana penyalahgunaan kewenangan jabatan yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara;
d) ASN yang bersangkutan tidak berangkat ke tempat pelaksanaan
tugas belajar sesuai jadwal yang telah ditentukan tanpa alasan yang
sah;
e) ASN yang bersangkutan mengajukan permohonan pengunduran diri
sebagai ASN tugas belajar; dan/atau
f) Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK.
3. Dalam hal ASN yang sedang menjalani proses pemeriksaan sebagaimana
dimaksud angka 2 huruf c), hasil pemeriksaannya dinyatakan tidak
-9-

bersalah, maka ASN yang bersangkutan dapat melanjutkan tugas


belajar.

M. Penghentian
1. Pimpinan unit kerja dapat mengusulkan penghentian pemberian tugas
belajar bagi ASN di lingkungan unit kerjanya kepada PPK, dengan
disertai alasan penghentian dan data dukung yang diperlukan.
2. Alasan penghentian sebagaimana dimaksud pada angka 1, antara lain:
a) ASN tidak dapat melaksanakan tugas belajar karena keadaan kahar;
b) ASN dinyatakan tidak sehat jasmani dan rohani oleh tim penguji
kesehatan sehingga tidak memungkinkan menyelesaikan tugas
belajar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan;
c) ASN dinyatakan tidak mampu menyelesaikan tugas belajar
berdasarkan hasil evaluasi perguruan tinggi penyelenggaraan tugas
belajar;
d) ASN tidak melaporkan perkembangan pelaksanaan tugas belajarnya
dan telah diberi peringatan tertulis oleh instansinya;
e) ASN terbukti melakukan tindakan melawan hukum; dan/atau
f) Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK.
3. ASN yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar sesuai jangka waktu,
wajib mengembalikan biaya yang dikeluarkan oleh negara selama masa
tugas belajar kepada kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

N. Pemantauan dan Evaluasi


1. PPK melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
belajar di instansi masing-masing.
2. Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 1
digunakan sebagai bahan penyusunan kebijakan pengembangan
kompetensi.

BAB III
KETENTUAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI APARATUR
SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

1. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama


(SMP)/Paket B atau yang setingkat minimal 1 (satu) tahun dalam pangkat
Juru Muda golongan ruang I/a, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru,
golongan ruang I/c.
2. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Paket C, Diploma I atau yang setingkat minimal 1 (satu) tahun dalam
pangkat Juru golongan ruang I/c ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur Muda, golongan ruang II/a.
3. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Diploma II atau yang setingkat
minimal 1 (satu) tahun dalam pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a
ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I,
golongan ruang II/b.
4. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Diploma III atau yang setingkat
minimal 1 (satu) tahun dalam pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a
ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur golongan ruang
II/c.
- 10 -

5. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1), atau Diploma IV


atau yang setingkat minimal 1 (satu) tahun dalam pangkat Pengatur Tingkat
I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Penata Muda, golongan ruang III/a.
6. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Magister (S-2) atau yang setingkat
minimal 1 (satu) tahun dalam pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a
ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b.
7. ASN yang telah menyelesaikan pendidikan Doktor (S-3) minimal 1 (satu)
tahun dalam pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b ke bawah,
dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, golongan ruang III/c.

BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. ASN dengan status Tugas Belajar yang telah menyelesaikan studi wajib
menyusun ringkasan Tugas Akhir yang dilaporkan kepada Bupati Soppeng
melalui BKPSDM.
2. ASN yang melaksanakan perkuliahan yang tidak mematuhi peraturan
tentang pendidikan tinggi berakibat ijazah yang dihasilkan dalam
perkuliahan tersebut tidak dapat dipergunakan untuk penjenjangan karier
sebagai ASN.
3. ASN yang telah melaksanakan tugas dan izin belajar sebelum ditetapkannya
Peraturan Bupati ini, dinyatakan tetap berlaku dan jika terdapat kewajiban
atas tugas belajar yang belum dilaksanakan maka pelaksanaannya
berdasarkan ketentuan yang menguntungkan bagi ASN yang bersangkutan.
4. ASN yang telah memiliki ijazah dengan bidang studi yang sesuai dengan
rencana kebutuhan tugas belajar instansi dan belum dilakukan
penyesuaian, dapat mengusulkan penyesuaian ijazah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. ASN yang telah memiliki ijazah dan belum dilakukan pencantuman gelar,
dapat mengusulkan pencantuman gelar sesuai dengan ketentuan Peraturan
Bupati ini.

BUPATI SOPPENG,

A. KASWADI RAZAK

Anda mungkin juga menyukai