Anda di halaman 1dari 13

BUPATI CII.

ACAP
PROVINS! JAWA TENGAH
PERATURAN BUPATI CILACAP
NOMOR'f O 6TAHUN 2020
TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN !ZIN BELAJAR


BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGANPEMERINTAH
KABUPATEN CILACAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP,
Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 211 Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
menyebutkan, bahwa pengembangan kompetensi dalam bentuk
pendidikan dilakukan untuk meningkatkah pengetahuan dan
keahlian Pegawai Negeri Sipil melalui pendidikan formal sesuai ·
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan · yang
dilaksanakan dengan 'pemberian tugas belajar dalam rangka
memenuhi kebutuhan standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karier;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan kompetensi
Pegawai Negeri Sipil · melalui pendidikan formal dengan
pemberian tugas belajar di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Cilacap, perlu dibentuk pedoman pemberian tugas belajar;
c. bahwa · berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
daiam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati
Cilacap tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar dan Izin
Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Cilacap;

Mengingat : 1. -Undang-Undang Nomor 13 Tahunl 950 tentang Pembentukan ·


Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Tengah (Serita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
42);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
[Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586); ·
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan
Tinggi [Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5336);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 6037);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 ten tang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);
8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian
Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2278);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Cilacap (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun
2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap
Nomor 134);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS


BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP.

BABI
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Cilacap.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Cilacap.
4. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah.

2
5. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
6. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalab pejabat
yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
8. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan berdasarkan
tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi
pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.
9. Sasaran Kinerja Pegawai selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang PNS.
10. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh Bupati selaku Pejabat
Pembina Kepegawaian atau Pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS untuk
meningkatkan Kompetensi, mengurangi kesenjangan kompetensi, dan/ atau
pengembangan karier PNS melalui pendidikan formal, bukan atas biaya
sendiri.
11. Izin belajar adalah izin tertulis yang diberikan oleh Bupati selaku Pejabat
Pembina Kepegawaian atau Pejabat lain yang ditunjuk kepada PNSyang telah
memenuhi syarat untuk meningkatkan kompetensi, mengurangi kesenjangan
kompetensi, dan/ atau pengembangan karier PNS melalui pendidikan formal,
dengan biaya sendiri.
12. Tunjangan Tugas Belajar adalah bantuan berupa uang yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah kepada PNS yang melaksanakan tugas belajar.
13. Biaya Pendampingan adalah biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
untuk mendampingi biaya yang diperoleh dari penyandang dana.
14. Ijazah adalah Surat Tanda Tamat Belajar dan/atau tanda lulus yang
dikeluarkan dengan sah oleh sekolah atau perguruan tinggi.
15. Beasiswa adalah bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada PNS tugas
belajar untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi
16. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara
jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.
17. Program Percepatan Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan
adalah program akselarasi dalam rangka meningkatkan kompetensi dan
kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan dengan jenjang pendidikan di bawah
Diploma III.
18. Rekognisi Pembelajaran Lampau selanjutnya di singkat RPL adalah
Pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari
pendidikan formal atau non formal atau informal dan/ atau pengalaman kerja
ke dalam pendidikan formal.
19. Tim Penilai Kinerja PNS adalah tim yang dibentuk oleh Pejabat yang
Berwenang untuk memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina
Kepegawaian atas usulan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
dalam jabatan, pengembangan kompetensi, serta pemberian penghargaan
bagi PNS.

3
20. Rekomendasi adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Pimpinan
Perangkat Daerah dan/atau Unit Kerja yang berisi penguatan/pembenaran
tentang permohonan izin belajar PNS.
21. Badan adalah Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Cilacap.

BAB II
PENGEMBANGANKOMPETENSI PNS DALAMBENTUK PENDIDIKAN

Pasal 2
(1) Pengembangan kompetensi PNS dalam bentuk pendidikan dilaksanakan
berdasa.rkan kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi yang
ditetapkan oleh PPK Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pengembangan kompetensi PNS dalam bentuk pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keahlian PNS melalui pendidikan formal dengan pemberian tugas belajar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
dalam rangka memenuhi kebutuhan standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karier.

Pasal 3
Dalam rangka pengembangan kompetensi, PNS atas biaya sendiri dapat
mengajukan izin belajar kepada PPK Daerah.

BAB III
. TUGAS BELAJAR
Bagian Kesa.tu
Persyaratan

Pasal 4
(1) Pemberian tugas belajar diberikan kepada PNS yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pada fasilitas
kesehatan milik Pemerintah Daerah;
b. telah mendapatkan persetujuan dari Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja
tempat yang bersangkutan bertugas untuk mengikuti seleksi calon
mahasiswa;
c. telah mempunyai masa kerja dalam pangkat terakhir dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) pendidikan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/sederajat ke D.Ill
pangkat minimal Pengatur Muda dan golongan ruang II/a dengan
masa kerja minimal I (satu) tahun;
2) pendidikan Sekolab Menengah Atas/Kejuruan/sederajat ke Sl,
pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I dan golongan ruang II/b dengan
masa kerja minimal 1 (satu) tahun;
3) pendidikan D .III ke S 1, pangkat minimal Pengatur dan golongan ruang
Il/ c dengan masa kerja 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal (TMT)
sebagai PNS pangkat II/c;

4
4) pendidikan Sl ke 82, pangkat minimal III/a dan/atau 1 (satu) tahun
terhitung mulai tanggal (TMT) sebagai PNS pangkat III/a;
d. untuk bidang ilmu yang langka serta diperlukan oleh Pemerintah Daerah,
dapat diberikan sejak diangkat sebagai Calon PNS sesuai kriteria clan
kebutuhan yang ditetapkan oleh Kepala Sadan;
e. mendapatkan surat tugas dari pejabat yang berwenang pada Perangkat
Daerah/Unit Kerja tempat PNS bekerja;
f. bidang ilmu yang ditempuh sesuai dengan pengetahuan atau keahlian
yang dipersyaratkan dalam jabatan pada Perangkat Daerah/Unit Kerja
dan sesuai dengan analisis beban kerja dan perencanaan sumber daya
manusia pada Perangkat Daerah/Unit Kerja yang bersangkutan;
g. dinyatakan lulus seleksi;
h. memenuhi ketentuan usia berdasarkan jenjang pendidikan :
1) Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/sederajat ke Diploma I, Diploma II,
Diploma III, atau Strata I usia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun,
kecuali guru yang mengikuti program tugas belajar S 1 atau setara
usia paling tinggi 45 (empat puluh lima] tahun;
2) Strata I ke Strata II usia paling tinggi 37 (tiga puluh tujuh) tahun;
3) Strata TI ke Strata III usia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun; .
4) pendidikan profesi usia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun;
i. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 1 tahun terakhir
bemilai baik;
j. tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
k. tidak sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS; dan
1. Program Studi di· dalam negeri yang akan diikuti telah mendapat
persetujuan dan terakreditasi minimal B dari lembaga yang berwenang.
(2) PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diusulkan oleh Pimpinan Perangkat Daerah/Unit Kerja kepada PPK Daerah
untuk diberikan tugas belajar yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 5
(1) Setiap PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dapat dikirimkan
kembali untuk tugas belajar ke jenjang yang lebih tinggi paling singkat 4
(empat) tahun terhitung mulai tanggal yang bersangkutan kembali bekerja di
lingkungan Pemerintah Daerah.
(2) Setiap PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dilarang
mengajukan pindah/mutasi ke luar Pemerintah Daerah paling singkat 8
(delapan) tahun terhitung sejak tanggal kelulusan.
(3) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang mengajukan pindah/mutasi
ke luar Pemerintah Daerah sebelum 8 (delapan) tahun, dianggap
mengundurkan diri sebagai PNS.

Bagian Kedua
Jangka Waktu Tugas Belajar

Pasal 6
(1) Tugas belajar dilaksanakan dengan ketentuan jangka waktu sebagai
berikut:
a. Program Diploma I, paling lama 1 (satu) tahun;
b. Program Diploma II, paling lama 2 (dua) tahun;
c. Program Diploma Ill, paling lama 3 (tiga) tahun;

5
d. Program Strata I dan Diploma IV, paling lama 4 (empat) tahun;
e. Program Strata II atau setara, paling lama 2 (dua) tahun; dan
f. Program Strata III atau setara, paling lama 4 (empat) tahun.
(2) Bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar namun tidak dapat
menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang telah ditentukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan perpanjangan
jangka waktu tugas belajar paling lama 1 (satu) tahun setelah
mendapatkan persetujuan dari sponsor/pemberi beasiswa dan Kepala
Perangkat Daerah/Unit Kerja tempat yang bersangkutan bertugas disertai
surat pemyataan kesanggupan penyelesaian studi bermeterai cukup.
(3) Dalam hal PNS yang telah diberikan perpanjangan tugas belajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat menyelesaikan
pendidikannya diberikan izin belajar untuk jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun.
(4) Dalam hal perpanjangan jangka waktu tugas belajar tidak · mendapatkan
persetujuan dari sponsor/pemberi beasiswa, maka atas persetujuan Kepala
Perangkat Daerah/Unit Kerja tempat yang bersangkutan bertugas, dapat
diberikan izin belajar untukjangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
(5) Dalam melaksanakan izin belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4), PNS dapat meninggalkan tugasnya sebagaimana berlaku bagi tugas
belajar.

Bagian Ketiga
Pembiayaan

Pasal 7
Pembiayaan atas tugas belajar PNS untuk pendidi.kan profesi, pendidikan
akademik dan program pelatihan di dalam ataupun di luar negeri, bersumber dari:
a. beasiswa penuh dari Pemerintah Daerah;
b. beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
c. beasiswa penuh dari Kementerian/Lembaga;
d. beasiswa pen uh dari lembaga/ organisasi kemasyarakatan atau badan
hukum/ swasta dalam atau luar negeri;
e. berbagi biaya (cost sharing) antara sponsor atau pihak ketiga dan Pemerintah
Daerah sesuai kemampuan keuangan Daerah dan bersifat tidak mengikat;
atau
f. untuk Dokter PNS yang melanjutkan pendidikan Dokter Spesialis tugas belajar
dapat diberikan dengan biaya sendiri.

Pasal 8
(1) PNS yang melaksanakan tugas belajar atas beasiswa penuh dari Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, diberikan tunjangan
belajar sesuai kemampuan keuangan Daerah dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) PNS yang melaksanakart tugas belajar bukan atas beasiswa dari Pemerintah
Daerah dapat diberikan biaya pendampingan.
(3) Tunjangan belajar bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar bukan atas
beasiswa dari Pemerintah Daerah sesuai ketentuan pemberi beasiswa.

Pasal 9
Status kepegawaian bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar tetap pada
Perangkat Daerah/Unit Kerja bertugas.

6
Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban

Pasal 10
PNS yang melaksanakan tugas belajar tetap berhak atas gaji, kenaikan gaji
berkala, kenaikan pangkat/ golongan, serta hak-hak kepegawaian lainnya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11
PNS yang melaksanakan tugas belajar mempunyai kewajiban:
a. menandatangani dan menaati Perjanjian Togas Belajar;
b. mengikuti program penclidikan yang clitetapkan;
c. menyelesaikan program pendidikan dengan baik dan tepat waktu sesuai
dengan jangka waktu yang ditentukan;
d. menyarnpaikan laporan kemajuan akademik secara berkala tiap semester
kepada Bupati melalui Kepala Badan, yang diketahui oleh Rektor/Direktur/
Pimpinan Lembaga Pendidikan tempat yang bersangkutan melaksanakan
tugas belajar;
e. menyampaikan secara tertulis laporan akhir pendidikan kepada PPK
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak berakhimya masa tugas
belajar, disertai dengan foto kopi ijazah dan transkrip nilai yang telah
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang serta surat pengembalian mahasiswa
dari oleh Rektor/Direktur/Pimpinan Lembaga Pendidikan tempat yang
bersangkutan melaksanakan tugas belajar Pemerintah Daerah melalui Kepala
Badan;
f. melaksanakan tugas kembali pada Perangkat Daerah/Unit Kerja tempatnya
bertugas setelah tugas belajar selesai untuk mendayagunakan ilmu
pengetahuan yang diperoleh bagi kepentingan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan Daerah.

Pasal 12
(1) Bupati dapat melalrukan peninjauan kembali terhadap pemberian tugas
belajar PNS.
(2) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
terhadap:
a. kesehatan PNSpenerima tugas belajar;
b. pelaksanaan Perjanjian Tugas Belajar;
c. perkembangan pendidikan yang ditempuh; dan/atau
d. kebutuhan Perangkat Daerah/Unit Kerja PNS penerima tugas belajar
bertugas.
(3) Berdasarkan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Bupati dapat menghentikan tugas belajar terhadap PNSyang bersangkutan.

Bagian Kelima
Monitoring dan Evaluasi Tugas Belajar

Pasal 13
(1) Pemantauan, penilaian, dan evaluasi kepada PNSyang sedang melaksanakan
tugas belajar dilaksanakan oleh Kepala Badan.
(2) Hasil pemantauan, penilaian, dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaporkan kepada Bupati dengan tembusan Kepala Perangkat
Daerah/Unit Kerja PNSyang bersangkutan paling sedikit 2 (dua) ka1i dalam 1
(satu) tahun.

7
BAB IV
IZIN BELAJAR
Bagian Kesatu
Persyaratan

Pasal 14
Izin belajar diberikan kepada PNS yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. telah mempunyai masa kerja dalam pangkat terakhir dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) pendidikan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/sederajat ke D.m pangkat
minimal Pengatur Muda dan golongan ruang Il/ a dengan masa kerja
minimal 1 (satu) tahun;
2) pendidikan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/sederajat ke Sl, pangkat
minimal Pengatur Muda Tk.I dan golongan ruang II/b dengan masa kerja
minimal 1 (satu) tahun;
3) pendidikan D.III ke Sl, pangkat minimal Pengatur dan golongan ruang II/c
dengan masa kerja 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal (TMT) sebagai
PNS pangkat Il/c;
4) pendidikan Sl ke 82, pangkat minim.al Ill/a dan/atau 1 (satu) tahun
terhitung mulai tanggal (TMT) sebagai PNS pangkat III/a;
b. mendapatkan persetujuan dari Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja tempatnya
bertugas;
c. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 1 (satu) tahun terakhir
sekurang-kurangnya bernilai baik;
d. tidak sedang menjalani hukuman disiplin;
e. tidak sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS;
f. pendidikan yang akan ditempuh dapat mendukung pelaksanaan tugas jabatan
pada Perangkat Daerah/Unit Kerjanya;
g. bidang pendidikan yang diikuti relevan dengan pendidikan terakhir dan/atau
tugas dan fungsi pada jabatannya;
h. jarak tempat tinggal dengan lokasi sekolah/kuliah terjangkau, kecuali Program
RPL;
i. program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan
persetujuan dari Menteri yang membidangi dan minimal terakreditasi B dari
lembaga yang berwenang;
j. bukan merupakan pendidikan jarak jauh, kecuali Universitas Terbuka dan
Universitas/Perguruan Tinggi lain yang mendapat izin dari Menteri yang
membidangi untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh;
k. kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di luar jam kerja dan tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas kedinasan; dan
1. bersedia menanggung seluruh biaya pendidikan secara swadaya/ mandiri.

Pasal 15
Pemberian izin belajar untuk mengikuti pendidikan jenjang Strata III harus
melalui pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS.

Bagian Kedua
Tata Cara dan Prosedur

Pasal 16
( 1) PNS yang akan mengajukan izin belajar wajib mendapatkan rekomendasi dari
Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja PNS yang bersangkutan.

8
(2) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja dapat menolak memberikan
rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan pertimbangan:
a. pendidikan yang akan ditempuh tidak mendukung atau tidak relevan
dengan pelaksanaan tugas jabatan PNS yang bersangkutan dan/atau
Perangkat Daerah/Unit Kerja;
b. berdasarkan analisis beban kerja, analisis jabatan, dan perencanaan
sumber daya manusia pada Perangkat Daerah/Unit Kerja yang
bersangkutan; dan/ atau
c. pertimbangan objektif lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 17
(1) Permohonan izin belajar diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui
Kepala Badan dengan dilampiri rekomendasi dari Kepala Perangkat
Daerah/Unit Kerja PNSyang bersangkutan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan paling lambat 6
{enam)bulan sejak dinyatakan diterima sebagai siswa/ mahasiswa.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang telah memenuhi
persyaratan diberikan izin belajar dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga
Rak dan Kewajiban

Pasal 18
PNS yang melaksanakan izin belajar tetap berhak atas gaji, kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat/ golongan, serta hak-hak kepegawaian lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 19
PNSyang melaksanakan izin belajar mempunyai kewajiban:
a. tetap melaksanakan tugas-tugas kedinasan sesuai dengan tugas dan fungsi
jabatannya pada Perangkat Daerah/Unit Kerja tempatnya bertugas sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali karena sifat pendidikan
yang diikuti, PNS yang melaksanakan izin belajar dapat meninggalkan jabatan
sebagian waktu kerja atas izin dari Pimpinan Perangkat Daerah/Unit Kerja
yang bersangkutan;
b. menyampaikan laporan kemajuan akademik secara berkala tiap semester
kepada Bupati melalui Pimpinan Perangkat Daerah/Unit Kerja yang
bersangkutan;
c. menyampaikan secara tertulis laporan akhir pendidikan kepada PPK melalui
Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja yang bersangkutan selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal kelulusan, disertai dengan foto kopi
ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
dan
d. mengikuti proses pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku pada Akademi/
Sekolah/Institut/Universitas/Lembaga Pendidikan tempat melaksanakan izin
belajar.

9
BABV
PENYESUAIANIJAZAH DAN PENCANTUMAN
GELAR

Pasal 20
(1) PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dan izin belajar, tidak
berhak roenuntut penyesuaian ijazah ke dalam pangkat/jabatan yang lebih
tinggi kecuali terdapat formasi.
(2) Kenaikan pangkat penyesuaian ijazah kepada PNS yang telah selesai
melaksanakan tugas belajar dan izin belajar dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 21
(1) Pencantuman gelar akademik bagi PNS yang telah selesai melaksanakan
tugas belajar dan izin belajar serta sudah melewati periode kenaikan
pangkatnya dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Badan
Kepegawaian Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Gelar dalam ijazah yang akan dicantumkan harus sesuai dengan jabatan
yang dipangku.
(3) Permohonan pencantuman gelar akademik bagi PNS dengan Jabatan
Fungsional Umum (JFU)yang telah selesai melaksanakan tugas belajar atau
izin belajar, dilakukan setelah yang bersangkutan menduduki pangkat/
golongan ruang sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
pertama dengan ketentuan sebagai berikut:
a. ljazah Diploma I, Diploma II, dan Diploma III saat pengajuan telah
menduduki pangkat Pengatur, golongan II/c;
b. Ijazah Strata I atau Diploma IV saat pengajuan telah menduduki pangkat
Penata Muda, golongan III/ a;
c. Ijazah Dokter, Ijasah Apoteker, dan ljazah Strata Il atau ijazah lain yang
disetarakan saat pengajuan telah rnenduduki pangkat Penata Muda Tk.I,
golongan III/b;
d. Ijazah Strata III, saat pengajuan telah menduduki pangkat Penata,
golongan III/ c;
(4) Permohonan pencantuman gelar akademik bagi PNS dengan Jabatan
Fungsional Tertentu (JFI') yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dan
izin belajar, harus sudah tercantum dalam Penilaian Angka Kredit.
(5) Permohonan pencantuman gelar akademik profesi dilakukan pada proses
kenaikan pangkat selanjutnya.
(6) Permohonan pencantuman gelar akadernik diajukan secara tertulis kepada
PPK Daerah melalui Kepala Badan dengan melampirkan dokumen-dokurnen
sebagai berikut :
a. salinan Keputusan Bupati tentang Kenaikan Pangkat terakhir yang telah
diautentifikasi oleh pejabat yang berwenang;
b. salinan Keputusan Bupati tentang Togas Belajar/Izin Belajar yang telah
diautentifikasi oleh pejabat yang berwenang;
c. salinan Keputusan Bupati tentang Pembebasan Sementara dari Jabatan
Funsional Tertentu dan salinan Keputusan Bupati tentang Pengangkatan
Kembali dalam Jabatan Fungsional Tertentu yang telah diautentifikasi
oleh pejabat yang berwenang, bagi yang menduduki Jabatan Fungsional
Tertentu;

10
d. salinan ijazah dan transkip nilai yang telah diautentifikasi oleh pejabat
yang berwenang;
e. surat penyetaraan dari menteri yang membidangi bagi peserta Togas
Belajar dengan ijazah pendidikan luar negeri;
f. foto kopi Penilaian Angka Kredit bagi pemangku Jabatan Fungsional
Tertentu sebagai bukti pendidikan barunya sudah masuk ke dalam
Penilaian Angka Kredit; dan
g. salinan Keputusan Bupati tentang pengangkatan dalam jabatan
struktural yang telah diautentifikasi oleh pejabat yang berwenang, bagi
PNSyang menduduki jabatan struktural.
(7) Permohonan yang telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap serta memenuhi
syarat, oleh Kepala Badan diusulkan ke Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 22
Bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar di luar negeri dan memperoleh gelar
Doktor, pencantuman gelar dalam kepegawaian akan ditentukan kemudian oleb
Bupati setelah mendapat persetujuan menteri yang bertanggung jawab di
bidangnya.

BAB VI
SANKS
I

Pasal 23
( 1) Setiap PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 buruf d, diberikan sanksi
administrasi berupa teguran tertulis.
(2) PNS yang telah mendapatkan teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut maka diberikan sanksi
penghentian sementara pemberian tunjangan belajar.
(3) PNS yang telah mendapatkan teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebanyak 4 (empat) kali berturut-turut maka diberikan sanksi
penghentian pemberian tunjangan belajar.
(4) Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tugas belajar terhadap
PNSdimaksud dapat dicabut dan terhadapnya diberikan izin belajar.

Pasal 24
(1) Setiap PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar dan tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e,
diberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis.
(2) Dalam hal telah diberikan teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut tetap tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e, maka terhadapnya diberikan
sanksi hukuman disiplin PNS sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 25
(1) PNSyang mendapatkan tugas belajar, diberikan sanksi berupa pengembalian
seluruh tunjangan tugas belajar yang telah diterimanya apabila :
a. mengundurkan diri dari tugas belajar atas kehendak sendiri;
b. dalam waktu perpanjangan tidak dapat menyelesaikan tugas belajarnya;

11
c. dikeluarkan oleh Akademi/Sekolah/Institut/Universitas/Lembaga
Pendidikan tempat melaksanakan tugas belajar karena tidak mampu
mengikuti pendidikan dan sebab-sebab lain yang sah berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan; atau
d. dalam masa tugas belajar, yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin
PNS tingkat sedang atau berat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi PNS yang
sedang melaksanakan tugas belajar disebabkan karena :
a. meninggal dunia; atau
b. diberhentikan tugas belajarnya berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12.

Pasal 26
Setiap PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf f, diberikan sanksi hukuman
disiplin PNSsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 27
Setiap PNS yang sedang melaksanakan izin belajar melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a, diberikan sanksi administrasi
berupa pencabutan izin belajar dan sanksi hukuman disiplin PNS sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 28
( 1) Setiap PNS yang sedang melaksanakan 1Z1Il belajar melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b dan huruf c, diberikan sanksi
administrasi berupa teguran lisan sampai dengan teguran tertulis.
(2) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja tempat PNSbertugas.
(3) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja tempat PNS yang melaksanakan izin
belajar melanggar ketentuan sebagaimaria dimaksud dalam Pasal 19 huruf b,
dapat mengusulkan pencabutan izin belajar kepada PPK Daerah melalui
Kepala Badan.

Pasal 29
Setiap PNS yang sedang melaksanakan izin belajar melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf d, diberikan sanksi pencabutan izin
belajar.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 30
Togas belajar dan izin belajar yang telah dikeluarkan sebelum Peraturan Bupati
ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku dan pelaksanaannya menyesuaikan
Peraturan Bupati ini.

12
BAB VIII
KETENTUAN
PENUTUP

Pasal 31
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Cilacap Nomor
97 Tahun 2013 tentang Pedoman Pemberian Togas Belajar dan Izin Belajar Bagi
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cilacap (Berita Daerah
Kabupaten Cilacap Tahun 2013 Nomor 97) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 32
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Cilacap.

Ditetapkan di Cilacap.
pada tanggal 2 t(rm · 2020

TATTOS
Diundangkan di Cilacap
pada tanggal 2 CJ JUL 2020

FARID MA'RUF

BERITADAERAHKABUPATENCILACAPTAHUN2020 NOMOR'f. 0 6

13

Anda mungkin juga menyukai