BUPATI BUOL
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TENTANG
BUPATI BUOL,
00 £
........ ,
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Bagian Kedua
Program dan Jangka Waktu Pendidikan
Pasal 3
(1) Program pendidikan Tugas Belajar ditetapkan berdasarkan hasil analisa
kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
(2) Program Tugas Belajar meliputi :
a. program pendidikan diploma;
b. saijana (SI);
c. magister (S2);
d. doktor (S3); dan
e. pendidikan khusus profesi seperti dokter spesialis, perawat/bidan, serta
pendidikan kesetaraan.
Pasal 4
Jangka waktu pendidikan sebagai berikut:
a. Program diploma I (DI) paling lama 1 (satu) tahun;
b. Program diploma II (DU) paling lama 2 (dua) tahun;
c. Program diploma III (DIII) paling lama 3 (tiga) tahun;
d. Program diploma IV (DIV) / sarja (SI), paling lama 4 (empat) tahun;
e. Program magister(S2) atau setara, paling lama 2 (dua) tahun;
f. Program doktor (S3) atau setara, paling lama 4 (empat) tahun; dan
g. Jangka waktu untuk program khusus profesi dan kesetaraan disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dengan
maksimal 5 (lima) tahun.
yf
Pasal 5
Jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat
diberikan dengân ketentuan:
a. Perguruan tinggi/universitas/sekolah tinggi /akademi
menetapkan
i
kebijakan akademis tentang pengurangan atau penambahan jangka waktu
pendidikan;
b. Tidak diberikan penambahan jangka waktu pendidikan karena kelalaian
dan/atau sebab lain yang dilakukan secara sengaja oleh PNS tugas belajar;
c. Penambahan jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf
a diberikan untuk paling lama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal
berakhimya masa tugas belajar; dan
d. Akibat penambahan jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud
pada huruf c, segala biaya untuk kebutuhan penyelesaian pendidikan
program tugas belajar menjadi tanggung jawab PNS tugas belajar yang
bersangkutan.
Bagian Ketiga
Biaya Pendidikan
Pasal 6
(1) Biaya pendidikan yang dibebankan dari APBD yang dialokasikan pada DPA
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(2) Besaran biaya pendidikan dan skema waktu realisasi bantuan biaya
pendidikan dengan sumber dana APBD ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(3) Biaya pendidikan yang dibebankan selain APBD sesuai dengan aturan yang
berlaku.
(4) Dalam hal keadaan tertentu Pemerintah Daerah dapat memberikan
bantuan pembiayaan kepada PNS Tugas Belajar yang diberhentikan melalui
pembiayaan sumber-sumber lain yang syah selain sumber dana APBD.
Bagian Keempat
Persyaratan
Pasal 7
Tugas belajar diberikan bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Persyaratan Umum,
1) Memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu) tah 1
kebutuhan yang mendesak dapat diberikan sej
2) Telah menunjukkan prestasi lceija yang baik dalam melaksanakan tugas
sehari-hari yang dinyatakan secara tertulis oleh Kepala Unit Keija yang
bersangkutan;
3) Memiliki SKP (Sasaran Kerja Pegawai) setiap unsur sekurang-kurangnya
baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
4) Tidak pemah mendapat hukuman disiplin tingkat sedang dan atau
berat, dan
5) Berbadan sehat.
b. Persyaratan khusus, yaitu:
1) Untuk tingkat diploma/akademi atau yang sederajat:
a. , Pangkat sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat I, Il/b.
b. Umur setinggi-tingginya 25 (dua puluh lima) tahun, dan
c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan.
2) Tingkat Sarjana (SI) atau yang sederajat:
a. Pangkat sekurang-kurangnya Pengatur, II/c
b. Umur setinggi-tingginya 25 (dua puluh lima) tahun; dan
c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan.
3) Untuk tingkat Magister (S2) atau yang sederajat :
a. Pangkat sekurangnya-kurangnya Penata Muda, III/a;
b. Umur setinggi-tingginya 37 (tiga puluh tujuh) tahun; dan
c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan.
4) Untuk tingkat Doktor (S3) atau yang sederajat:
a. Pangkat sekurang-kurangnya Penata Muda Tingkat I, Ill/b
b. Umur setinggi-tingginya 40 (empat puluh) tahun; dan
c. Lulus seleksi yang ditentukan oleh lembaga pendidikan.
5) Untuk pendidikan khusus profesi dan pendidikan kesetaraan,
persyaratan khusus disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan
dimaksud.
Bagian Keempat
Perencanaan kebutuhan dan Survei Perguruan Tinggi
Pasal 8
2oée
(3) Survei perguruan tinggi/universitas/sekolah tinggi/akademi
diselenggarakan dengan berkoordinasi/mengunjungi perguruan
tinggi/universitas/sekolah tinggi yang di prioritaskan untuk di tunjuk dan
atau ditetatapkan dalam program tugas belajar.
(4) Pelaksanaan survei sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
instansi terkait.
Bagian Kelima
Rekruitmen dan Seleksi
Pasal 9
(1) Rekruitmen bagi calon PNS tugas belajar dengan menggunakan biaya dari
APBD melalui DPA Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
il S|
Manusia dilaksanakan dengan mekanisme permohonan calon yang
memenuhi syarat kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia untuk diadakan penelitian administrasi serta pemanggilan
bagi yang memenuhi syarat.
(2) Untuk calon mahasiswa Tugas Belajar dengan pembiayaan selain APBD,
jl
sebelum melaksanakan seleksi harus mendapatkan rekomendasi dari
pejabat yang membidangi kepegawaian dalam hal ini Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Pasal 10
(1) Pelaksanaan seleksi bagi calon PNS tugas belajar dilakukan dalam 2 (dua)
tahap yakni pra akademis dan akademis.
(2) Pra akademis dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
(3) Akademis dilaksanakan di universitas/perguruan tinggi tertentu baik
dilaksanakan di daerah lewat kerjasama dengan perguruan tinggi,
keijasama dengan pihak tertentu maupun dilaksanakan langsung di
perguruan tinggi yang dituju.
il : : !!
Bagian Keenam
Penyuluhan/Konseling Calon PNS Tugas Belajar
Pasal 11
Calon PNS tugas belajar terlebih dahulu
penyuluhan dari Badan Kepegawaian dan
Manusia.
Bagian Ketujuh
Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi
Pasal 12
(1) Selama dalam masa tugas belajar, segala administras! kepegawaian berada
di bawah pembinaan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia.
(2) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan
studi dari PNS tugas belajar.
(3) Evaluasi PNS tugas belajar dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan tugas belajar serta upaya
penyelesaiannya.
Bagian Kedelapan
Pemberdayaan Pasca PNS Tugas Belajar
Pasal 13
(1) PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar ditempatkan jkembali
pada Perangkat Daerah pengusul.
(2) Wajib mempresentasikan karya ilrniah laporan akhir/skripsi/tesis dan atau
disertasi di depan Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian /Sekertaris
Daerah/Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(3) Dalam hal PNS yang menduduki jabatan struktural pada saat penugasan
dapat dipertimbangkan untuk diangkat kembali dalam jabatan yang
setingkat sepanjang formasi jabatan tersedia dan yang bersangkutan
memenuhi kualifikasi formasi jabatan tersebut.
(4) Kewajiban kerja yang harus dijalani PNS yang telah selesai melaksanakan
tugas belajar, adalah 2 (dua) kali masa tugas belajar (n) atau dalam rumus
(2xn).
Pasal 14
PNS dapat melakukan tugas belajar berkelanjutan secara berturut-turut
dengan persyaratan:
a. Mendapat Rekomendasi tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah;
b. Indeks Prestasi Kumulatif sangat memuaskan;
I
c. Jenjang pendidikan bersifat linear, dan
d. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan dan angg;
il i
BAB III
HAK,KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak PNS Tugas belajar
Pasal 15
Hak PNS tugas belajar mendapat pembiayaan dari :
a. APBD ;
b. Sumber lain yang syah dan tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan
pemndang-undangan.
Bagian Kedua
Kewajiban PNS Tugas belajar
Pasal 16
(1) PNS tugas belajar wajib melapor secara tertulis setiap semester kepada PPK
melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Marmsia.
(2) PNS yang telah selesai menjalankan Tugas Belajar wajib melapor kepada
PPK melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
11
Manu sia, paling lama 15 (lima bêlas) hari terhitung mulai tanggal yudisium
atau telah dinyatakan lulus oleh perguruan tinggi/ universitas/sekolah
tinggi/akademi.
Bagian Ketiga
Larangan PNS Tugas Belajar
Pasal 17
PNS Tugas Belajar dilarang:
a. Melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
b. Dengan sengaja memperpanjang waktu pendidikan tugas belajar;
c. Melanggar kode etik akademis;
d. Melanggar tata tertib akademis;
e. Berhenti atas permintaan sendiri sebagai PNS selama melaksanakan
tugas belajar;
f. Dikenakan sanksi Drop Out oleh perguruan tinggi/universitas/sekolah
tinggi/akademi;
g. Mengundurkan diri sebagai pegawai yang melaksanakan tugas belajar
tanpa alasan yang syah dan meyakinkan;
h. Melakukan tindak pidana yang telah berkekuatan hukum tetap;
i. Mengikuti pendidikan formai dan kegiatan lain sejenisnya;
j. Pindah tugas/mutasi dari lingkungan Pemerintah kabupaten selama
menjalani kewajiban tugas belajar;
k. Cuti diluar tanggungan Negara; dan
l. Mengikuti tugas belajar dengan biaya sendiri atau sumber-sumber
pembiayaan lainnya yang sejenis diluar yang ditetapkan.
Pasal 18
(1) PNS Tugas Belajar yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
pembatalan status tugas belajar dengan ketentuan pegawai yang
bersangkutan diharuskan mengembalikan sejumlah biaya yang
dikeluarkan selama Tugas Belajar ditambah denda sebesar 100 % dari
jumlah tersebut.
(3) Disamping sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Pegawai yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana
diatur dalam Peraturan perundang-undangan.
(4) Dalam hal PNS Tugas Belajar tidak melapor kepada PPK, PNS Tugas
Belajar yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pasal 19
Tata cara pengembalian dan tuntutan ganti rugi terdiri atas :
(1) Pengembalian biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2)
melalui kas daerah.
(2) Pengembalian biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan
cara angsuran sebesar 25% dari gaji yang diterima setiap bulan sampai
dengan lunas.
I1
BAB IV
PEMBERIAN IZIN BELAJAR
Pasal 20
(1) PNS yang akan mengikuti Izin Belajar mendapatkan hak-hak
kepegawaiannya sama seperti PNS lainnya dan pembinaan
kepegawaiannya tetap berada pada unit kerja tempat PNS tersebut
ditempatkan.
(2) PNS yang melaksanakan Izin Belajar wajib menyelesaikan studi tepat
waktu sesuai yang ditetapkan dalam surat izin belajar.
(3) PNS yang telah menyelesaikan studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(4) Pelaporan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan
melampirkan salinan ijasah yang dilegalisir, Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) dan laporan akhir/skripsi/tesis/desertasi masing-masing 1 (satu)
eksemplar paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal penyelesaian
pendidikan dan/ atau telah dinyatakan lulus oleh I lembaga
pendidikan/perguruan tinggi/ universitas/sekolah tinggi/akademi.
(5) Izin Belajar dapat diberikan kepada PNS melalui MoU tripartit antara
pemerintah daerah, Perguruan tinggi swasta terakreditasi! dengan
Perguruan Tinggi Negeri.
Pasal 21
Pejabat yang berwenang memberikan Izin Belajar diatur dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pendidikan Diploma I sampai dengan IV dan strata (SI), yaitu Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan
b. Magister (S2) dan Pendidikan Doktor (S3), yaitu Sekretaris Daerah.
Pasal 22
Izin Belajar untuk mengikuti pendidikan diberikan kepada PNS, dengan
ketentuan:
a. berstatus PNS bukan CPNS dan sudah bekeija paling kurang 2 (dua)
tâhun sejak pengangkatannya sebagai PNS;
b. pangkat/Golongan Ruang minimal II/ b untuk golongan II dan III/a
dengan masa keija golongan 2 (dua)
c. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat atau
sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS;
d. Kegiatan pendidikan diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dalam Negeri
dengan status terakreditasi;
e. Pendidikan diikuti diluar jam keija dan tidak mengganggu
pekerjaan/tugas sehari-hari;
!
Pasal 23
Kelengkapan berkas administrasi yang harus disampaikan dalam rangka
verifikasi adalah:
a. SK pangkat akhir;
b. SKP tahun terakhir dengan nilai setiap unsur sekurang-kurangnya baik;
• , .
c. Surat keterangan dari Lembaga Pendidikan dengan mencantumkan
jurusan yang bersangkutan;
d. Melampirkan jadwal mata kuliah yang ditandatangani oleh pimpinan
lembaga pendidikan; dan
e. Surat keterangan uraian tugas sesuai tugas pokok pada unit kerja;
! !' *i î ;I
: ■ ; ;i
Pasal 24
Pengusulan dan kelengkapan berkas administrasi Izin Belajar melalui Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan
melampirkanUsul/rekomendasi dari kepala perangkat daerah yang
bersangkutan beserta surat keterangan kuliah dari kampus dan persyaratan
lainnya yang ditetapkan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, keputusan penetapan
pemberian Tugas Belajar/Izin Belajar yang telah diterbitkan sebelum
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 58
Tahun 2017 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Buol (Berita Daerah
Kabupaten Buol Tahun 2017 Nomor 58), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 27
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Buol.
Ditetapkan di Buol
pada tanggal 2 November
Diundangkan di Buol
pada tanggal 2 November 2020
U O .
BERlf/TDAERAH KABUPATEN BUOL TAHUN 2020 NOMOR 31
I