TENTANG
jdih.kalteng.go.id
-2-
jdih.kalteng.go.id
-3-
jdih.kalteng.go.id
-4-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN
KEWAJIBAN KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
3. Gubernur adalah kepala pemerintahan Provinsi
Kalimantan Tengah.
4. Dinas adalah Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang ketenagakerjaan.
5. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pejabat
daerah yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif atau
yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaran daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
jdih.kalteng.go.id
-5-
jdih.kalteng.go.id
-6-
jdih.kalteng.go.id
-7-
jdih.kalteng.go.id
-8-
jdih.kalteng.go.id
-9-
Pasal 2
(1) Penyusunan Peraturan Gubernur ini dimaksudkan
sebagai dasar hukum dan acuan bagi Pemerintah Daerah
dan BPJS Ketenagakerjaan dalam pelaksanaan jaminan
sosial bagi tenaga kerja di Daerah.
(2) Penyusunan Peraturan Gubernur ini bertujuan agar
terwujudnya perlindungan sosial bagi tenaga kerja di
Daerah sehingga tenaga kerja dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya secara layak.
Pasal 3
Ruang Lingkup Penyelenggaraan Program BPJS
Ketenagakerjaan, meliputi:
a. kepesertaan;
b. tata cara pelaksanaan;
c. kewajiban kepesertaan program BPJS Ketenagakerjaan
dalam pemberian pelayanan perizinan;
d. penahapan kepesertaan;
e. pengawasan dan pemeriksanaan; dan
f. sanksi admnistratif.
BAB II
KEPESERTAAN
Pasal 4
(1) Setiap orang yang bekerja baik itu penerima upah
maupun bukan penerima upah, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan, wajib menjadi
peserta program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
(2) Peserta program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan terdiri
dari:
a. Peserta penerima upah; dan
b. Peserta bukan penerima upah;
(3) Peserta penerima upah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a terdiri dari:
a. Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja
penyelenggara pemerintahan daerah; dan
b. Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain
penyelenggara pemerintahan daerah.
(4) Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelengara
pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a meliputi:
a. Pegawai pemerintah non-pegawai negeri;
b. Pejabat negara non-aparatur sipil negara; dan
c. Pegawai non-aparatur sipil negara.
(5) Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain
penyelenggara pemerintahan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b termasuk:
a. Pekerja dalam masa percobaan;
b. Komisaris dan direksi yang menerima upah; dan
c. Pengawas dan pengurus yang menerima upah.
jdih.kalteng.go.id
- 10 -
BAB III
TATA CARA PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Kewajiban
Pasal 5
Bagian Kedua
Iuran
Paragraf 1
Iuran Peserta Penerima Upah
Pasal 6
jdih.kalteng.go.id
- 11 -
Pasal 7
(1) Iuran JKM bagi peserta penerima upah sebesar 0,30% (nol
koma tiga puluh persen) dari upah sebulan.
(2) Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dibayar oleh pemberi kerja baik penyelenggara maupun
bukan penyelenggara negara.
Pasal 8
Iuran JHT bagi peserta penerima upah yang bekerja pada
pemberi kerja, sebesar 5,7% (lima koma tujuh) dari upah
sebulan, dengan ketentuan:
a. 2% (dua persen) ditanggungnya oleh pekerja; dan
b. 3,7% (tiga koma tujuh persen) ditanggung oleh pemberi
kerja;
Pasal 9
(1) Iuran JP bagi peserta penerima upah yang bekerja pada
pemberi kerja sebesar 3% (tiga persen) dari upah per
bulan.
(2) Iuran sebesar 3% (tiga persen) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib ditanggung bersama oleh pemberi
kerja selain penyelenggara pemerintahan daerah dan
peserta dengan ketentuan:
a. 2% (dua persen) dari upah ditanggung oleh pemberi
kerja selain penyelenggara pemerintah; dan
b. 1% (satu persen) dari upah ditanggung oleh peserta.
Pasal 10
(1) Iuran program BPJS Ketenagakerjaan dihitung
berdasarkan rincian iuran untuk masing-masing tenaga
kerja.
(2) Iuran program BPJS Ketenagakerjaan wajib dibayar oleh
pengusaha setiap bulan dihitung berdasarkan upah yang
diterima oleh tenaga kerja pada bulan berkenaan dan
dibayarkan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya.
jdih.kalteng.go.id
- 12 -
Pasal 11
(1) Pengusaha yang menunggak iuran sampai dengan 3 (tiga)
bulan berturut-turut dan terjadi kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja, BPJS Ketenagakerjaan wajib
membayar manfaat JKK dan JKM kepada Peserta atau
ahli warisnya.
(2) Pengusaha yang menunggak iuran lebih dari 3 (tiga) bulan
berturut-turut dan terjadi kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja, Pengusaha wajib membayar terlebih dahulun
manfaat JKK dan JKM kepada Peserta atau ahli warisnya.
(3) Dalam hal pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) telah melunasi seluruh tunggakan iuran dan denda
yang menjadi kewajibannya, maka Pengusaha dapat
meminta penggantiannya kepada BPJS Ketenagakerjaan.
Paragraf 2
Iuran Peserta Bukan Penerima Upah
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Paragraf 3
Iuran untuk Tenaga Kerja Sektor Jasa Konstruksi
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
(1) Pemberi kerja jasa konstruksi wajib membayar iuran
kepada BPJS Ketenagakerjaan secara sekaligus atau
secara bertahap.
jdih.kalteng.go.id
- 14 -
jdih.kalteng.go.id
- 15 -
Pasal 19
Dalam rangka memberikan kepastian perlindungan jaminan
sosial (JKK dan JKM) kepada tenaga kerja harian lepas yang
bekerja pada sektor jasa konstruksi yang bersumber atas dana
internasional dan swasta, maka pelaksana konstruksi
berkewajiban melakukan pendaftaran proyek dan tenaga
kerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan sebelum memulai
pekerjaan jasa konstruksi.
BAB IV
KEWAJIBAN KEPESERTAAN PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN
DALAM PEMBERIAN PELAYANAN PERIZINAN
Pasal 20
(1) Setiap orang yang melakukan permohonan atau
perpanjangan izin usaha kepada Perangkat Daerah wajib
melampirkan rekomendasi kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan dari pejabat penyelenggara Kantor
Cabang BPJS Ketenagakerjaan yang telah dibubuhi
cap/stampel pengesahan.
(2) Rekomendasi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan jenis skala usaha yang dimiliki berdasarkan
asset dan omset pemohon.
(3) Jenis skala usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Setiap perusahaan yang melakukan permohonan
pengurusan atau perpanjangan izin usaha kepada
Perangkat Daerah wajib melampirkan rekomendasi
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dari pejabat
jdih.kalteng.go.id
- 16 -
BAB V
PENAHAPAN KEPESERTAAN
Pasal 21
(1) Pemberi kerja penyelenggara pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
mendaftarkan pekerjaannya dalam program JKK, JKM,
JHT dan JP secara bertahap kepada BPJS
Ketenagakerjaan.
Pasal 22
(1) Penahapan kepesertaan untuk pekerja yang bekerja pada
pemberi kerja selain penyelenggara pemerintahan daerah
dikelompokkan berdasarkan skala usaha terdiri atas:
a. Usaha besar;
b. Usaha menengah;
c. Usaha kecil; dan
d. Usaha mikro.
(2) Pemberi kerja selain penyelenggara pemerintahan daerah
sesuai dengan skala usahanya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mulai tanggal 1 Juli 2015 wajib
mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan
untuk mengikuti program JKK, program JKM, program
JHT dan program JP secara bertahap.
(3) Penahapan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) untuk:
a. Usaha besar dan usaha menengah wajib mengikuti
program JKK, program JKM, program JHT dan
program JP;
b. Usaha kecil wajib mengikuti program JKK, program
JHT, dan program JKM; dan
c. Usaha mikro wajib mengikuti program JKK, program
JKM, dan program JHT.
jdih.kalteng.go.id
- 17 -
BAB VI
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
Pasal 23
BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 24
(1) Pemberi kerja selain penyelenggara pemerintahan daerah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) dan setiap
orang yang bekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) yang melanggar ketentuan dikenakan sanksi
administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. Teguran tertulis;
b. Denda; dan/atau
c. Tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi
perijinan berdasarkan rekomendasi Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan berkoordinasi dengan BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 25
jdih.kalteng.go.id
- 18 -
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Ttd
SUGIANTO SABRAN
Ttd
NURYAKIN
jdih.kalteng.go.id