Anda di halaman 1dari 10

Nama : I Gusti Agung Teguh Bhuana

NIM : 1705541037
Kelas : A

1. Power System Reability


Secara umum keandalan didefenisikan sebagai kemungkinan (probability) dari suatu
sistem yang mampu bekerja sesuai dengan kondisi operasi tertentu dalam jangka waktu
yang ditentukan, dengan kata lain keandalan disebut juga dengan kecukupan atau
ketersediaan (availability).
Keandalan memilliki sifat non deterministic (tidak terjadi secara kebetulan) tapi
probabilistic (sesuatu bersifat acak, tidak pasti, namun dapat dianalisa besar potensinya
dengan teori probabilitas.

Dalam mendefenisikan keandalan terhadap gangguan terdapat empat faktor yang


memegang peranan penting yaitu:
 Probabilitas, peluang atau probabilitas dipergunakan untuk menentukan secara kuantitatif
dari suatu keandalan.
 Performance, merupakan kriteria kegagalan dari suatu peralatan dalam melakukan
tugasnya.
 Periode Waktu, lama suatu saluran bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.
 Kondisi Operasi, keadaan lingkungan kerja dari suatu jaringan seperti pengaruh suhu,
kelembaban udara dan getaran yang mempengaruhi kondisi operasi.

Besaran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai keandalan suatu peralatan listrik
adalah besarnya suatu laju kegagalan/kecepatan kegagalan (failure rate) yang dinyatakan
dengan simbol λ.
Pada suatu pengamatan, nilai laju kegagalan dinyatakan sebagai berikut:
𝑑
λ=𝑇
Nilai laju kegagalan akan berubah sesuai dengan umur dari sistem atau peralatan
listrik selama beroperasi.
2. Power Quality
kualitas daya listrik merupakan suatu konsep yang
memberikan gambaran tentang baik atau buruknya mutu daya listrik akibat
adanya beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan
Terdapat empat alasan utama, mengapa para ahli dan praktisi di bidang tenaga
listrik memberikan perhatian lebih pada isu kualitas daya listrik, yaitu :

1. Pertumbuhan beban-beban listrik dewasa ini bersifat lebih peka terhadap


kualitas daya listrik seperti sistem kendali dengan berbasis pada
mikroprosesor dan perangkat elektronika daya.

2. Meningkatnya perhatian yang ditekankan pada efisiensi sistem daya listrik


secara menyeluruh, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
penggunaan peralatan yang mempunyai efisiensi tinggi, seperti pengaturan
kecepatan motor listrik dan penggunaan kapasitor untuk perbaikan faktor
daya. Penggunaan peralatan – peralatan tersebut dapat mengakibatkan
peningkatkan terhadap tingkat harmonik pada sistem daya listrik, di mana para
ahli merasa khawatir terhadap dampak harmonisa tersebut di masa mendatang
yang dapat menurunkan kemampuan dari sistem daya listrik itu sendiri.

3. Meningkatnya kesadaran bagi para pengguna energi listrik terhadap masalah


kualitas daya listrik. Para pengguna utilitas kelistrikan menjadi lebih pandai
dan bijaksana mengenai persoalan seperti interupsi, sags, dan peralihan
transien dan merasa berkepentingan untuk meningkatkan kualitas distribusi
daya listriknya.

4. Sistem tenaga listrik yang saling berhubungan dalam suatu jaringan


interkoneksi, di mana sistem tersebut memberikan suatu konsekuensi bahwa
kegagalan dari setiap komponen dapat mengakibatkan kegagalan pada
komponen lainnya.
Terdapat beberapa definisi yang berbeda terhadap pengertian tentang kualitas
daya listrik, tergantung kerangka acuan yang digunakan dalam mengartikan istilah
tersebut. Sebagai contoh suatu pengguna utilitas kelistrikan dapat mengartikan
kualitas daya listrik sebagai keandalan, di mana dengan menggunakan angka
statistik 99,98%, sistem tenaga listriknya mempunyai kualitas yang dapat
diandalkan. Suatu industri manufaktur dapat mengartikan kualitas daya listrik
adalah karakteristik dari suatu catu daya listrik yang memungkinkan peralatan
peralatan yang dimiliki industri tersebut dapat bekerja dengan baik. Karakteristik
yang dimaksud tersebut dapat menjadi sangat berbeda untuk berbagai kriteria.
Kualitas daya listrik adalah setiap masalah daya listrik yang berbentuk
penyimpangan tegangan, arus atau frekuensi yang mengakibatkan kegagalan
ataupun kesalahan operasi pada peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen
energi listrik. Daya adalah suatu nilai dari energi listrik yang dikirimkan dan
didistribusikan, di mana besarnya daya listrik tersebut sebanding dengan perkalian
besarnya tegangan dan arus listriknya. Sistem suplai daya listrik dapat
dikendalikan oleh kualitas dari tegangan, dan tidak dapat dikendalikan oleh arus
listrik karena arus listrik berada pada sisi beban yang bersifat individual, sehingga
pada dasarnya kualitas daya adalah kualitas dari tegangan itu sendiri

3. Power System Security

Sistem Pengaman Pada SUTM 20 kV 3 fasa.

1.Pemutus Tenaga
Pemutus Tenaga (PMT) adalah alat pemutus otomatis yang mampu memutus/menutup rangkaian
pada semua kondisi, yaitu pada kondisi normal ataupun gangguan. Secara singkat tugas pokok
pemutus tenaga adalah :
Keadaan normal, membuka / menutup rangkaian listrik.
Keadaan tidak normal, dengan bantuan relay, PMT dapat membuka sehingga gangguan dapat
dihilangkan.
2. Relay Arus Lebih (OCR)
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang
mengalir melebihi nilai settinganya.
a. Prinsip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui
suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut
dengan setting.
Macam-macam karakteristik relay arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
c. Relay arus lebih waktu terbalik
b. Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai
settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat
pada gambar 5.
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan
karakteristik yang lain.
c. Relay arus lebih waktu tertentu (deafinite timerelay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT padasaat terjadi gangguan hubung singkat dan
besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up
sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relay, lihat gambar 6. dibawah ini.
d. Relay arus lebih waktu terbalik.
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik
(inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-
macam. Setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya
dibedakan dalam tiga kelompok :
– Standar invers
– Very inverse
– Extreemely inverse
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
– Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut
pula Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus
lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan
terlemah).
– Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil
dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.
Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, ataubahkan tidak
ditanahkan.
Dalam hal demikian, relay pegaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi
gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja
oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada
sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan
komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol
dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui
kawat netral)
3.Pemutus Balik Otomatis (Recloser)
Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini secara fisik mempunyai
kemampuan seperti pemutus beban, yang dapat bekerja secara otomatis untuk mengamankan
system dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.
4.Saklar seksi Otomatis (sectionaliser)
Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-sama dengan
PBO yang berfungsi sebagai pengaman back-upnya. Alat ini menghitung jumlah operasi
pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan back-upnya secara otomatis disisi hulu dan SSO
ini membuka pada saat peralatan pengaman disisi hulunya sedang dalam posisi terbuka.

5.Pelebur (fuse cut out)


Adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari komponen yang telah
dirancang khusus dan disesuaiakan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana pelebur
tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai dalam waktu
tertentu. Oleh karena pelebur ditujukan untuk menghilangkan gangguan permanen, maka pelebur
dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai arus gangguan tertentu.

4. Power System Protection


proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain,
terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.

Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain. (untuk jelasnya lihat artikel: "Keandalan dan
Kualitas Listrik")

Dengan kata lain sistem proteksi itu bermanfaat untuk:


1. menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan
(kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan
maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.
2. cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan
juga mutu listrik yang baik.
4. mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu lokasi
merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika
terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut
diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit Breaker yang tepat untuk
mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yang
terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang dioperasikan untuk mengisolir gangguan
tersebut secara manual.
Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan
proteksi. Hal ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan
yang tidak normal tersebut dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat
untuk bekerja memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut kita
kenal dengan relay.

Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik sirkuit yang berhubungan, mempunyai dua
fungsi pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi
seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya
mekanik dst.

"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan
gangguan disebut sebagai sistem proteksi".

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang
aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada
proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan
akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan
adalah sebanding dengan kwadrat dari arus:

H = 1kwadrat.R.t Joules

Dimana;
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus listrik (ampere)R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai
harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker.

Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu
sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung
singkat “breaking capacity” atau Repturing Capacity.

Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus
tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan
peralatan bekerja.
3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama,
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan yang dapat terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan “pemisahan” (discriminative) hanya pada rangkaian yang
terganggu yang dipisahkan dari rangkaian yang lain yang tetap beroperasi.

Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum
terjadi overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi
inverse terhadap kwadrat dari arus.

Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit
breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang
dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan mekanik.

Persyaratan Kualitas Sistem Proteksi

Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem
proteksi yang efektif, yaitu:
a). Selektivitas dan Diskriminasi
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam mengisolir
bagian yang mengalami gangguan saja.
b). Stabilitas
Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang melindungi
(gangguan luar).
c). Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin besar kemungkinan
kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka bagian-bagian
yang terganggu sebelum generator-generator yang dihubungkan sinkron kehilangan
sinkronisasi dengan sistem. Waktu pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistem-sistem
tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana dimasa mendatang waktu ini hendak dipersingkat
menjadi 80 ms sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high
speed relaying).
d).Sensitivitas (kepekaan)
Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan dengan besarnya
arus dalam jaringan aktual (arus primer) atau sebagai prosentase dari arus sekunder (trafo
arus).
e). Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah
feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok
dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif
mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap
kelangsungan peralatan sistem adalah vital.Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang
terpisah, yaitu proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
f). Realiabilitas (keandalan)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak bekerjanya proteksi
sebagaimana mestinya (mal operation).
g) Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan yang
bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak bekerja
(fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi utama,
memiliki trafo-trafo dan rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo -trafo
tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama melindungi
suatu area atau zona sistem daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil diantara zona
-zona yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breaker-circuit breaker
tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan, remote back
up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan zona-zona utama.

Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi,cukup
jika hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan
biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang
terganggu.

Komponen-Komponen Sistem Proteksi

Secara umum, komponen-komponen sistem proteksi terdiri dari:


1. Circuit Breaker, CB (Sakelar Pemutus, PMT)
2. Relay
3. Trafo arus (Current Transformer, CT)
4. Trafo tegangan (Potential Transformer, PT)
5. Kabel kontrol
6. Catu daya, Supplay (batere)

Anda mungkin juga menyukai