Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

COACHING

Dosen Pengampu :Tutik Winarsih, SE., MM., CHCM

Disusun Oleh :
Moh. Umar Al faruq
(2020110043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAPAN
SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Coaching ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Coaching ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 12 januari 2024

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada bidang kesehatan ini para coach secara khusus dilatih dengan latar belakang pelayanan
kesehatan atau psikologi. Dalam bidang kesehatan coaching merupakan alternatif untuk
konseling.
Coaching merupakan proses untuk mencapai suatu prestasi kerja dimana ada seorang yang
mendampingi, memberikan tantangan, menstimulasi dan membimbing untuk terus berkembang
sehingga seseorang bisa mencapai suatu prestasi yang diharapkan. Proses coaching akan sangat
menolong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya, yaitu untuk mencapai satu titik dimana
dia tidak hanya dapat mengetahui keberadaannya saat itu tetapi juga mengetahui potensi
kemampuan yang seharusnya dapat dicapai. Orang yang melakukan coaching terikat dalam satu
kerjasama yang baik dengan coacheenya sehingga melalui proses ini terjalin satu kedekatan dan
saling pengertian yang lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerapan metode coaching dalam pendidikan kebidanan
2. Apa kelemahan dan keunggulan metode coaching
3. Bagaiaman ketepatan metode coaching
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses penerapan metode coaching dalam pendidikan kebidanan
2. Untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan metode coaching
3. Untuk mengetahui ketepatan metode coaching
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Coaching
Coaching adalah pembinaan. Secara teoritis, coaching adalah proses pengarahan yang
dilakukan atasan / senior untuk melatih dan memberikan orientasi kepada bawahanya tentang
realitas di tempat kerja dan membantu mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang
optimal. Kegiatan ini akan sangat tepat diberikan kepada orang baru, orang yang menghadapi
pekerjaan baru, orang yang sedang menghadapi masalah prestasi kerja atau orang yang
menginginkan pembinaan kerja. Tujuannya adalah untuk memperkuat dan menambah kinerja
yang telah berhasil atau memperbaiki kinerja yang bermasalah.
B. Tujuan
Tujuan yang umum diperoleh dari coaching adalah dapat meningkatkan kinerja individu
dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dengan kehidupan, motivasi yang
lebih tinggi, pemahaman diri yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik dan
peningkatan pelaksanaan manajemen perubahan.
Beberapa tujuan coaching:
1. Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual
2. Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman pembelajaran dengan
bimbingan dan mengembangkan profesional peserta
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan yang diberikan fasilitator
dan pada saat yang sama mempersiapkan keterampilan peserta dalam mengambil tanggung
jawab dan pekerjaan mendatang
4. Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan mengatasi permasalahan yang
dihadapi mereka
C. Proses Coaching
Proses coaching adalah untuk menetapkan dan menjelaskan arah dan tujuan serta untuk
mengembangkan rencana-rencana kerja untuk mencapai tujuan. Selain itu dijelaskan juga satu
pengertian mengenai hal-hal yang penting dalam kehidupan bahwa kita diberikan kemampuan
untuk mengambil dan melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan dan membangun serta
melakukan setiap rencana kerja. Secara sederhana proses coaching akan membantu untuk
menciptakan visi yang terbaik dan terbaru yang dimiliki dalam rangka mencapai suatu
keberhasilan. Dimana keberhasilan adalah saat kita dapat mencapai tujuan secara berlanjut.
Proses coaching pada intinya adalah suatu percakapan, dialog antara seorang peserta didik
dengan orang yang membimbing (fasilitator). Penerapan konteks pendekatan hasil (result
oriented) yang produktif, seorang coach akan melibatkan si coachee untuk membicarakan sesuatu
yang sudah diketahui. Pada kenyataannya seorang coachee sudah memiliki semua jawaban
terhadap semua pertanyaan, apakah itu sudah ditanyakan atau belum ditanyakan. Dapat
disimpulkan bahwa proses coaching juga meningkatkan proses berpikir dari yang dibimbing.
Langkah-langkah dalam coaching, yaitu:
a. Sebelum praktik sebaiknya peserta didik mengadakan pertemuan untuk mereview kegiatan,
termasuk langkah-langkah yang perlu mendapat penekanan
b. Fasilitator merencanakan skenario pembelajaran secara rinci dan menyiapkan seluruh
instrumen bimbingan termasuk instrumen evaluasi
c. Instrumen evaluasi disampaikan dan dibahas bersama dengan peserta
d. Fasilitator menyiapkan ruangan pelatihan beserta kelengkapannya. Apabila materi yang akan
dilatihkan berupa keterampilan dalam bidang kesehatan maka sarana prasarana pembelajaran
disiapkan semirip mungkin dengan keadaan nyata di lapangan
e. Pelajari kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh setiap peserta, sehingga fasilitator dapat
memusatkan dan menyesuaikan bimbingan dengan kemampuan yang telah dimiliki agar
bimbingan berjalan secara efektif dan efisien.
f. Fasilitator merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses bimbingan dan memberikan
umpan balik sesuai dengan tingkat pencapaian kompetensi setiap peserta.
g. Peserta melakukan redemonstrasi, fasilitator mengamati dan memberikan umpan balik saat
mereka melakukan langkah-langkah kegiatan. Peserta mencoba kembali tanpa bimbingan,
fasilitator memberikan umpan balik dan penguatan.
h. Umpan balik harus disampaikan sesegera mungkin dan lebih sering dilakukan pada awal
latihan kemudian berkurang secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan masing-
masing peserta. Umpan balik menggunakan penuntun belajar atau check list yang telah
disiapkan.
i. Setelah peserta didik dinilai kompeten yaitu dapat melakukan prosedur secara mandiri dengan
benar di dalam pembelajaran laboratorium atau simulasi, selanjutnya peserta diberikan
kesempatan untuk melakukan prosedur nyata di lahan kepada pasien yang sebenarnya dengan
pengawasan dan bimbingan. Fasilitator melakukan evaluasi terhadap penampilan atau kinerja
peserta.
j. Apabila bimbingan berupa manajemen, maka setelah pembelajaran laboratorium maka
dilanjutkan pula pada pembimbingan di lapangan misalnya penyusunan SOP, perencanaan
pelayanan di ruang kebidanan, memimpin rapat koordinasi, melakukan monitoring dan
evaluasi.
k. Bimbingan dilakukan sampai peserta didik dinilai kompeten dalam melaksanakan
keterampilan.
l. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan refleksi dan
fasilitator menyampaikan umpan balik dalam melaksanakan praktik.
m. Hasil evaluasi penampilan peserta didik digunakan sebagai salah satu bahan untuk
menetapkan tingkat kompetensi atau keberhasilan peserta sesuai dengan standar pelatihan yang
telah ditetapkan.
D. Teknik Coaching
a. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar tercipta suasana yang
saling mempercayai.
b. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan dipecahkan diuraikan
sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga permasalahan mana yang akan dipecahkan
terlebih dahulu.
c. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi. Coach berusaha memberikan saran dan alternatif-alternatif, namun coachee
sendirilah yang harus mengembangkan solusi permasalahan yang dihadapi.
d. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai coachee dari proses
coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan disepakati untuk diubah atau diperbaiki akan
dinilai apakah tujuan tersebut telah tercapai atau belum.
E. Keunggulan Coaching
a. Dapat mendorong kemampuan masing-masing individu sesuai dengan minatnya
b. Dapat menilai masing-masing peserta dengan berbagai metode penilaian termasuk observasi.
c. Dapat mengikuti lebih dekat setiap perkembangan peserta
d. Coaching lebih pada pendekatan personal dibanding dengan training kelompok.
e. Peserta merasa lebih termotivasi dan bertanggung jawab untuk melakukan keterampilan yang
baru dipelajari karena bimbingan berlangsung terus menerus dan personal.
F. Kelemahan Coaching
a. Pendengar yang buruk
b. Terlalu banyak memberi informasi, instruksi dan solusi
c. Menyalah orang lain
d. Memaksa endapat
e. Fokus pada masalah
G. Kemampuan melakukan Coaching
Kompetensi dalam coaching dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
a. Kompetensi menjaga hubungan
Para coach harus mampu menunjukkan bahwa adanya keterbukaan, jujur dan menghargai
orang lain.
b. Menjadi efektif
Para coach harus memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja dengan para coachee dan
memiliki kesadaran diri.
c. Melakukan coaching
Para coach harus mampu berpegang pada metodelogi yang jelas, cakap dalam
mengaplikasikan metode serta alat-alat dan teknik-teknik yang relevan serta selalu hadir
dalam setiap sesi coaching.
Kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan coaching yaitu sebagai berikut:
a. Fasilitator harus dapat membimbing secara efektif an sungguh-sungguh kepada setiap
peserta
b. Fasilitator dituntut memiliki kemampuan observasi, analisis dan diagnosis yang tajam
terhadap masalah pelatihan atau pembelajaran
c. Fasilitator dituntut memiliki kemampuan dan fleksibilitas yang tinggi terhadap materi
yang dilatihkannya
d. Melakukan bimbingan dan komunikasi secara asertif
e. Memiliki daya empati dan peka terhadap kebutuhan peserta
f. Mampu menjadi pendengar yang baik.
g. Terbuka untuk menerima pendapat
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Coaching adalah pembinaan. Secara teoritis, coaching adalah proses pengarahan
yang dilakukan atasan / senior untuk melatih dan memberikan orientasi kepada
bawahanya tentang realitas di tempat kerja dan membantu mengatasi hambatan dalam
mencapai prestasi kerja yang optimal. Kegiatan ini akan sangat tepat diberikan kepada
orang baru, orang yang menghadapi pekerjaan baru, orang yang sedang menghadapi
masalah prestasi kerja atau orang yang menginginkan pembinaan kerja.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini mahasiswi di harapkan mampu memahami dan menguasai
metode pembelajaran coaching dalam praktik kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan


bimbingan klinik. Jakarta: EGC
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan keperawatan, alih
bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC
https://www.scribd.com/doc/154291198/Makalah-Metode-Pembelajaran-Klinik ( di akses
pada tanggal 24 april 2019 )
http://dokumen.tips/documents/makalah-metode-pembelajaran-klinik.html (di akses pada
tanggal 24 april 2019)
https://ppm-manajemen.ac.id/id_ID/blog/artikel-manajemen-18/post/lima-kebiasaan-negatif-
dalam-coaching-1593 (di akses pada tanggal 24 april 2019 jam 16:55 wib)

Anda mungkin juga menyukai