Anda di halaman 1dari 4

Dasar Kriptografi

Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto
dan graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan. Kriptografi
adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek
keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi
data .Tetapi tidak semua aspek keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.
Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan.

Kaufman et. al. (2002) menjelaskan bahwa kata Kriptografi berasal dari bahasa Yunani dan
memiliki makna seni dalam menulis pesan rahasia (The art of secret writing), dimana kriptografi
terdiri dari 2 kata yaitu κρυπτό yang berarti rahasia atau tersembunyi dan γραφή yang
berarti tulisan.

Pada prinsipnya, Kriptografi memiliki 4 komponen utama yaitu:


1. Plaintext, yaitu pesan yang dapat dibaca
2. Ciphertext, yaitu pesan acak yang tidak dapat dibaca
3. Key, yaitu kunci untuk melakukan teknik kriptografi
4. Algorithm, yaitu metode untuk melakukan enkrispi dan dekripsi
Sedangkan proses yang akan dibahas dalam artikel ini meliputi 2 proses dasar pada Kriptografi
yaitu:
1. Enkripsi (Encryption)
2. Dekripsi (Decryption)
dengan key yang digunakan sama untuk kedua proses diatas. Penggunakan key yang sama untuk
kedua proses enkripsi dan dekripsi ini disebut juga dengan Secret Key, Shared
Key atau Symetric Key Cryptosystems.

Enkripsi
Enkripsi (Encryption) adalah sebuah proses menjadikan pesan yang dapat dibaca (plaintext)
menjadi pesan acak yang tidak dapat dibaca (ciphertext). Berikut adalah contoh enkripsi yang
digunakan oleh Julius Caesar, yaitu dengan mengganti masing-masing huruf dengan 3 huruf
selanjutnya (disebut juga Additive/Substitution Cipher):

Plaintext Ciphertext
hello khoos
bye ebh
freelynx iuhhobqa
dst…

dalam melakukan proses untuk meng-enkripsi diperlukan sebuah algoritma dan key. Pada contoh
diatas, algoritma yang digunakan adalah:
1. Konversikan huruf menjadi angka
2. Masing-masing angka yang diperoleh jumlahkan dengan $n
3. konversikan angka yang diperoleh kembali menjadi huruf
dengan:

 $n adalah Key yang dapat ditentukan sendiri.


Jika key yang kita gunakan adalah 1, algortima tersebut akan mengubah huruf:

 A menjadi B

 B menjadi C

 D menjadi E

 s menjadi t

 dst
Dekripsi
Dekripsi merupakan proses kebalikan dari enkripsi dimana proses ini akan mengubah ciphertext
menjadi plaintext dengan menggunakan algortima ‘pembalik’ dan key yang sama. Contoh:

Ciphertext Plaintext
khoos hello
ebh bye
iuhhobqa freelynx
dst…

Untuk melakukan dekripsi ini, algoritma yang digunakan tentu saja berbeda dengan algortima
enkripsi, namun pada dasarnya adalah “membalik” algoritma enkripsi. Perhatikan contoh
algortima dekripsi berikut yang diambil dari algoritma enkripsi diatas:
1. Konversikan huruf menjadi angka
2. Masing-masing angka yang diperoleh kurangkan dengan $n
3. Konversikan angka yang diperoleh kembali menjadi huruf
dengan

 $n adalah key yang sama dengan yang digunakan dalam proses enkripsi.
Jika diperhatikan, baik algoritma enkripsi maupun dekripsi tidak jauh berbeda, yang berbeda
hanyalah ketika memasukkan unsur key kedalam algoritma tersebut, dimana enkripsi
menggunakan proses penjumlahan sedangkan dekripsi menggunakan pengurangan.
Masih menggunakan contoh yang sama dengan enkripsi, apabila kita gunakan key sama dengan
1, algoritma dekripsi diatas akan mengubah huruf:
 B menjadi A

 C menjadi B

 Z menjadi Y

 A menjadi Z

 Dst
Contoh Cryptography :

Data Asal ="Rumah"

Key = 7

Data Acak ?

Anda mungkin juga menyukai