Anda di halaman 1dari 6

Algoritma Kriptografi

Aryandhi Arief Windiarto - 18312229


Program Studi Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Teknokrat Indonesia
Aryandh.a.w@gmail.com

Intisari— Makalah ini akan membahas beberapa algoritma Peranan kunci sangatlah penting dalam proses enkripsi dan
kriptografi. Adapun algoritma yang dimaksud ialah Caesar dekripsi untuk menjaga kerahasiaan, apabila kerahasiaannya
Chiper, Tranposisi Chiper, Afine Chiper, Veginere chipper, dan terbongkar, maka isi dari pesan dapat diketahui.
Hill chipper. Bahasannya meliputi teori algoritma, metode dasar Di dalam suatu chipper subtitusi setiap unit plaintext
dan menampilkan source code program guna
mengimplentasikan algoritma kedalam suatu program
diganti dengan satu unit chipertext. Satu “unit” berarti satu
komputer. huruf pasangan, atau dikelompokan lebih dari dua huruf.
Algoritma subtitusi teruta yang diketahui adalah Caesar
Kata Kunci— CaesarChiper, metode, Algoritma.
chipper yang digunakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar.

I. PENDAHULUAN
Teknologi merupakan aspek yang terus berkembang.
Seiring berkembangnya teknologi mengakibatkan berubah
pula salah satu kebutuhan masyarakat, yakni kebutuhan akan
keamanan dan keutuhan data.
Sebab sekarang kehidupan manusia selalu beriringan
dengan jumlahnya data. Keberadaan data bukan lagi sebagai
arsip administrasi tetapi data banyak digunakan sebagai bahan
pertimbangan salah satunya untuk mengambil sebuah Gambar 2. Konsep subtitusi unit.
keputusan dan evaluasi.
Oleh sebab itu penulis mencoba untuk mengulas beberapa 2.1.1 Proses Enkripsi dan Dekripsi
algortima dasar yang dapat diterapkan sebagai bentuk Teknik Enkripsi digunakan untuk mengubah plaintext
proteksi. menjadi chipertext, adapun urutan langkah logisnya :
a. Menghitung panjang karakter yang di inputkan ke
II. LANDASAN TEORI dalam plaintext.
2.1 Caesar Chiper b. Tiap-tiap huruf diubah menjadi kode ASCII
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua menggunakan proses looping.
suku kata yaitu krypto dan graphia. Kripto artinya c. Untuk melakukan proses enkripsi maka kode ASCII
menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan. tersebut di tambah sebanyak pergeseran.
Kriptografi adlah ilmu yang mempelajari teknik-teknik d. Jika di temukan spasi maka tidak di lakukan
matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan penambahan.
informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas e. Hasil pergeseran kode ASCII diubah kembali menjadi
data serta autenfikasi data. Tetapi tidak semua aspek huruf/karakter.
keamanan infromasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.
Kriptografi sendiri terdiri dari dua proses utama yakni
proses enkripsi dan deskripsi. Proses enkripsi yakni suatu
proses untuk merubah data asli(plain text) menjadi data/pesan
yang telah di sandikan(chipper text).

Gambar 1. Proses Enkripsi dan Dekripsi


Gambar 6. Hasil Dekripsi

2.2 Transposisi Chiper


pada chipper transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks
tetap saja, hanya saja urutannya diubah. Dengan kata lain
algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian
karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini adalah
permutasi atau pengacakan (scrambling) karena transpose
setiap karakter di dalam teks sama denfan mempermutasikan
karakter-karakter tersebut.

Gambar 3. Source code Enkripsi


Implementasi algoritma Caesar chipper dapat kita lakukan
diatas sebuha kertas maupun program. Dengan menguraikan
algoritma pada sebuah program, penulis dan pembaca dapat
melihat bagaimana pesan singkat dapat disandikan dan
dirubah kembali ke pesan awal dengan utuh.

Gambar 4. Hasil Enkripsi


Gambar 4 menampilkan hasil enkripsi dari sebuah pesan
singkat. Pesan yang diuji yani TeknoJuara dengan kunci 5
sebagai pengaman.
Teknik Dekripsi pun memiliki metode yang sama dalam
mengubah pesan chipper menjadi sebuah pesan asli.

Gambar 7. Proses enkripsi chipper transpose


Misalkan kita mempunyai plainteks “TeknoJuara”, untuk
meng-enkripsi pesan, plainteks ditulis secara horizontal
dengan lebar kolom tetap, missal selebar 5 karakter (key = 5).

Te kno
Ju a ra

Gambar 5. Source code dekripsi


Maka chiperteksnya dibaca secara vertical menjadi
Gambar 11. Hasil Enkrip
Lalu untuk proses Dekripsi menggunakan persamaan
Gambar 8. Hasil Enkrip Tranposisi Chiper
Maka untuk men-dekripsi pesan chiperteks agar kembali
menjadi plainteks kita gunakan karakter hasil enkripsi
“TJeukanroa” lalu menghitung jumlah karakter dan dibagi
dengan kunci saat melakukan proses enkripsi. 10 dibagi
dengan 5 menghasilkan nilai 2 yang dijadikan kunci untuk
melakukan proses dekripsi. Sehingga memiliki lebar kolom 2.
T J
e u
k a Gambar 12.Code Decrypt
n r
o a
sehingga hasil dekrip nya pun kembali ke plainteks

Gambar 13. Hasil Dekripsi

Gambar 9. Hasil Dekripsi chipper Transposisi 2.4 Afine Chiper


Metode affine chiper merupakan bentuk perluasan dari
2.3 Vigenere Chiper Caesar chiper. Pada algoritma plainteks (p) dikalikan dengan
Vigenere chipper mungkin adalah contoh terbaik dari sebuah nilai (a) dan menambahkannya dengan sebuah
chipper alphabet – majemuk. Vigenere chipper sangat dikenal pergeseran (k). P menghasilkan chiperteks C dinyatakan
karena mudah dipahami dan diimplementasikan. dengan fungsi kongruen :
Vigenere chipper adalah salah satu algortima klasik yang
menggunakan metode subtitusi majemuk. Subtitusi abjad-
majemuk meng-enkripsi setiap huruf yang ada. Dimana 26 adalah jumlah alphabet. Persamaan diatas
Jika panjang kunci yang digunakan lebih pendek dari merupakan teknik untuk mencari enkripsi dari plainteksi agar
panjang plainteks maka kunci akan di ulang sampai panjang menghasilkan chiperteks. Untuk melaukakn proses dekripsi
kunci sama dengan panjang plain teks. Rumus dari enkripsi dapat menggunakan persmaan dibawah ini :
dengan vigenere chiper adalah :

Berikut penerapan vigenere chiper di dalam program : a adalah bilangan bulat yang harus relative prima dengan
26. Dengan kata lain great common divisor (gcd) harus sama
dengan 1.
Berikut code dari affine chiper :

Gambar 10.code vigenere chiper


Kita coba uji program dengan plainteks
“INFORMATIKA” menggunakan kunci “KOMPUTER”.
Maka setelah dilakukan input pada program akan Gambar 14. Enkripsi Afine Chiper
menghasilkan chiperteks sebagai berikut :
Bila ita mempunyai nilai plainteks sama dengan GILDA, f. Transpose kan hasil kali matriks pada langkah 5,
dengan mengambil m=7 dan b=10, serta modulo sama kemudia digabungkan sehingga didpatkan himpunan
dengan 26, maka hasil enkrip yang akan didapat adalah : angka chiperteks.
g. Korespodensikan himpunan angka chiperteks dengan
karakter sesuai data pada tabel korespodensi.
Sehingga didapatkan chiperteks.

Gambar 15. Chiperteks Afine Chiper

Langkah pertama untuk menghitung dekripsi ialah dengan


menghitung :

Kemudian menggunakan persamaan :

Plainteks yang dihasilkan adalah :

Gambar 16. Hasil Dekripsi

2.5 Hill Chiper


Hill Chiper merupakan salah satu algorima kriptografi kuci
simetris yang meiliki beberapa kelebihan dalam enkripsi data.
Untuk menghindari matrik kunci yang tida invertible, matrik Gambar 17. Code Hill Chiper
kunci dibangkitkan menggunakan kunci yang sama, plainteks
dapat menggunakan media gambar atau text.
Algoritma hill chiper menggnakan matriks berukuran mxm
sebagai kunci untuk melakukan enkripsi dan dekripsi, dasar
teori matriks yang digunakan dalam hil chiper antara lain
adlaah perkalian antar matriks dan melakukan invers pada
matriks.
Langkah-langkah dalam proses enkripsi algoritma hill
chiper sebagai berikut :
a. Hitung panjang plainteks kolom matriks kunci K. jika
bukan nol, maka tambahkan spasi sehingga panjang
plaintext mod kolo matrik kunci K=0.
b. Korepondensikan plainteeks kedalam bentuk angka Gambar 18 Chiper teks Hill Chiper
sesuai dengan tabel korespodensi, sehingga
didapatkan himpunan angka P Tahapan langkah dalam melakukan teknik Dekripsi
c. Partisi P kedalam beberapa blok, dengan masing- a. Korespondensikan ciphertext dengan bilangan
masing blok terdiri dari beberapa elemen sesuai pada tabel korespondensi. Sehingga didapat
dengan jumlah kolom matriks kunci K sehingga matriks C
Partisi matriks C kedalam beberapa blok dengan
didapat P1 sampai Pn dimana n= panjang
b.
masing-masing blok terdiri dari elemen sebanyak
plainteks dibagi jumlah kolom matriks kunci. jumlah baris matriks kunci K sehingga didapat
d. Tranposkan matriks partisi P1 sampai Pn matriks C1 sampai Cn
e. Kalikan matriks kunci K dengan masing-masing
transpose matriks partisi P
c. Kalikan p-invers matriks kunci dengan transpose
matriks C1 sampai Cnhasil kali dibulatkan
kedalam bilangan modulo 95
d. Transposkan matriks hasil langkah 3, kemudian
digabungkan sehingga didapatkan matriks
plaintex
e. Korespondensikan angka pada matriks plaintext
dengan karakter pada tabel korespondensi
sehingga didapatkan plaintext

Gambar 19. Hasil Dekripsi Hill Chiper

REFERENSI
[1] Ariyus, Doni. 2008. Pengantar Ilmu Kriptografi Teori, Analisis dan
Implementasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[2] JMunir, Rinaldi. 2007. Kriptografi. Bandung: Informatika.
[3] http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Kriptografi/2007-
2008/Makalah1/MakalahIF5054-2007-A-021.pdf
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai