Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian
mengenai dampak besar dan dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Menurut Raharjo (2014: 125) penyusunan AMDAL kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana diharapkan dapat:
1. Mengendalikan cara-cara pembukaan lahan di kawasan rencana kegiatan
sehingga terpelihara
2. kelestarian fungsi ekologisnya;
3. Menopang upaya-upaya mempertahankan proses ekologis antar ekosistem
di kawasan pemukiman sebagai sistem penyangga kehidupan yang
bermakna penting bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat sekitar
4. Memberikan panduan dan pemahaman kepada penyusun AMDAL
kegiatan pengembangan kegiatan, yang didasari pendekatan terhadap
pembinaan struktur dan fungsi ekosistem.
AMDAL merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana atau
usaha dan atau kegiatan, dimana usaha dan kegiatan tersebut merpeluang
menimbulkan dampak besar dan dampak penting terhadap lingkungan
diantaranya:
1. Pengubahan bentuk alam dan bentang alam
2. Eksploitasi sumber daya alam
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatanya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial budaya

3
5. Proses kegiatan yang hasilnya mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
6. Introduksi jenis tumbuhan, hewan, dan jasad renik
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati/nonhayati
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempengatuhi pertahanan negara.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya
digunakan kriteria mengenai :
1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Luas wilayah penyebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak.
5. Sifat kumulatif dampak.
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
AMDAL tidak perlu dibuat bagi rencana usaha atau kegiatan untuk menanggulangi
suatu keadaan darurat. AMDAL menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin
melakukan usaha/kegiatan tersebut, kegiatan AMDAL dilakukan oleh tim ahli dan
diprakarsai oleh pemrakarsa yang merupakan pihak yang ingin melakukan suatu
usaha/kegiatan. Izin pembangunan atas pertimbangan AMDAL akan dikeluarkan oleh
pemerintahan setempat baik itu kabupaten/kota, provinsi maupun pemerintahan pusat,
dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan elemen yang akan terkena dampak/
berada di wilayah proyek kegiatan tersebut.
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak
tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact
Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi
kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu :
1. Undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Jawaban ini cukup
efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas
lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa
menghiraukan dampak samping yang timbul.

4
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek-proyek industri. Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang makin lama makin mengubah
lingkungannya. Pada awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tapi
setelah perubahan itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia tidak dapat mentolerir
lagi perubahan yang merugikan itu. Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan
konsekuensi ia harus mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggaraan Amdal ini
bukan berarti harus diemban pemrakarsa proyek itu sendiri. Ia dapat menyerahkan
penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari
pemerintah. Namun, pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang bertanggung jawab,
bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.
Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi ia harus
mengeluarkan biaya.Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan berarti harus diemban
pemrakarsa proyek itu sendiri.Ia dapat menyerehkan penyelenggaraan ini kepada konsultan
swasta atau pihak lain atas dasar saran dari pemerintah.Namun,pemrakarsa proyek tetap
sebagai pihak yang bertanggung jawab,bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL
tersebut. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah
tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan,
dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum
memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
Peraturan –peraturan yang berlaku secara internasional mengenai AMDAL dapat
berupa deklarasi, perjanjian – perjanjian bilateral maupun multilateral. Sebagai contoh adalah
deklarasi Stockholm yang disebut Declarationof the United Nations Conference on the
Human Environment yang oleh semua negara anggota PBB tahun 1972. Berlaku di Dalam
Negeri.Di indonesia, peraturan dan perundang – undangan dapat dijumpai pada tingkat
nasipnal, sektoral maupun regional / daerah. Peraturan – peraturan yang bersifat internasional
penting diperhatikan terutama oleh mereka yang melakukan studi AMDAL yang dampak
proyeknya akan melampaui daerah yang digunakan secara internasional, seperti misalnya
proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut atau limbah yang dapat ditiup angin sampai

5
jatuh ke negara lain, seperti misalnya hujan asam.Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun
1993 tentang Analisis mengenai Dampak lingkungan merupakan peraturan baru pengganti
dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986. Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti
oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan
pemerintah ini penulis sajikan ulang untuk hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi
bisnis.

B. Peran AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses
AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek
dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar. Menurut Umar (2015: 98)
beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut :
1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Aktivitas pengelolaan lingkungan baru
dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan
perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.
Dalam kenyataanya nanti, apabila dampak lingkungan yang telah diperkirakan jauh
berbeda dengan kenyataannya, ini dapat saja terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam
menyusun AMDAL atau pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL.
Agar dapat dihindari kegagalan pengelolaan ini maka pemantauan haruslah dilakukan
sedini mungkin, sejak awal pembangunan, secara terus menerus.
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. AMDAL merupakan salah satu studi
kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek
studi kelayakan yang lain seperti aspek teknik dan aspek ekonomis. Seharusnya
AMDAL dilakukan bersama-sama, dimana masing-masing aspek dapat memberikan
masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang optimal terhadap proyek
dapat diperoleh. Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk
aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian di dalam studi kelayakan untuk
aspek lainnya. Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis
biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan yang dapat menunjang perwujudan

6
proyek, terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energi,
manusia, dan ancaman alam sekitar.
3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting
sumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian
proyek dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun. Dokumen
ini juga penting untuk evaluasi, untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan
dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.
Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia
memiliki banyak kelemahan, yaitu :
a. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai
untuk menolak atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.
b. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah
dilibatkan dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum
sepenuhnya diterima didalam proses pengambilan keputusan.
c. Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan
kata lain, tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi
AMDAL serta UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa. Masih
lemahnya metode -metode penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial - budaya”,
sehingga kegiatan -kegiatan pembangunan yang implikasi sosial –budayanya penting,
kurang mendapat kajian yang seksama.

Anda mungkin juga menyukai