Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN

2 DAYS WORKSHOP SUPERTEAM BOOTCAMP


“Gila-Gilaan Buat Tim Anda 2x Lebih Produktif dan Tahan Banting”

Di Tara Hotel Yogyakarta

Disusun oleh :

Februari 2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatan 2 Days Workshop Superteam Bootcamp yang berjudul
“Gila-Gilaan Buat Tim Anda 2x Lebih Produktif dan Tahan Banting”.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas dan tanggung jawab penulis
sebagai staff CV Lima Daun Semanggi. Penulis menyadari bahwa dengan
selesainya laporan ini tidak terlepas bantuan, bimbingan serta arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:

B. Latar Belakang
Di dunia kerja, seringkali terjadi penurunan peforma karyawan.
Tidak hanya pada karyawan saja, bahkan di level leader atau direktur
sekali pun pasti ada masanya dimana performa tidak full. Ketika performa
karyawan turun akan mempengaruhi hasil produksi yang juga menurun,
sehingga seringkali perusahaan memberikan punishment. Sebaliknya, jika
performa karyawan sedang memuncak pastinya hasil produksi pun
meningkat dan mereka akan mendapatkan reward. Tapi faktanya, reward
dan punishment tidak bisa mempengaruhi performa kerja.
Dalam bisnis, tantangan dan masalah akan selalu ada dan 97%
masalah tersebut berhubungan dengan karyawan. Menurut Arta et al
(2023: 163) pelatihan, workshop, dan kegiatan Human Resources
Management dapat meningkatkan kinerja karyawan yang dapat mengarah
pada peningkatan produktivitas perusahaan yang lebih tinggi. Oleh karena
itu, penting bagi seorang pimpinan perusahaan memberikan pengetahuan
dan keterampilan bagi karyawan sehingga dapat menyebabkan kinerja
perusahaan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kinerja karyawan diperlukan sumber daya
manusia yang berkualitas, profesionalisme dan komitmen. Sumber daya
manusia dapat dikatakan berkualitas jika mereka memiliki bekal
pendidikan, latihan dan pengalaman yang memadai untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Menurut Merisa et al (2017:
132) setiap karyawan dianjurkan untuk memiliki sikap profesionalisme
dalam bekerja agar dapat memaksimalkan skill, waktu, tenaga, ilmu
pengetahuan dan sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan bidang
yang dijalani sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja yang dilakukan
oleh karyawan.
Berdasakan pernyataan di atas, maka penulis ingin mengikuti
kegiatan workshop ini untuk meningkatkan kualitas diri, skill,
menumbuhkan jiawa profesionalisme, dan meningkatkan komitmen
terhadap perusahaan guna meningkatkan kinerjanya. Selain itu, penulis
juga bisa menerapkan berbagai bekal ilmu yang didapat melalui kegiatan
workshop ini kepada semua karyawan CV Lima Daun Semanggi.

C. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan diadakan kegiatan workshop yang memiliki tema “Gila-
Gilaan Buat Tim Anda 2x Lebih Produktif dan Tahan Banting” ini antara
lain :
1. Menanamkan profesionalitas kerja dalam segala situasi dan kondisi
dengan cara mengatur energi positif dalam diri
2. Mengetahui excellent communication skills untuk kerja sama dan kerja
cerdas
3. Menjadi professional yang memiliki mental juara dan haus tantangan

D. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari :
- Sabtu, 17 Februari 2024 pukul 07.30 - 22.00 WIB
- Minggu, 18 Februari 2024 pukul 06.00 – 18.00 WIB
E. Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Tara Hotel Yogyakarta
F. Sasaran Kegiatan
Kegiatan workshop ini ditujukan kepada leader team, manager, staf HR
atau staf yang berhubungan dengan performa team dalam suatu
perusahaan.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Rundown Acara
1. Hari Pertama (07.30-22.00)
a) Menanamkan budaya No Blame & No Excuse
b) Formula saintifik menjadi 2x lipat lebih produktif menurut
penelitian
c) Menjadi professional kelas A yang mampu menyelesaikan masalah
2. Hari Kedua (06.00-18.00)
a) Menjadi professional yang menjadi mental juara dan haus
tantangan
b) Praktek ilmu-ilmu yang didapatkan langsung di lapangan (proses
internalisasi)
c) Hack bawah sadar supaya memiliki mindset bekerja dengan lebih
happy dan mampu memunculkan motivasi internal

B. Narasumber dan Tema Materi yang Dibawakan


1. Narasumber : Hugo Ivan
2. Tema : Let’s Be Happy & Grow Together
3. Materi : Happy & Productive
Menanamkan profesionalitas kerja dalam segala situasi dan
kondisi dengan cara mengatur energi positif dalam diri.
Profesionalitas adalah keandalan dan keahlian dalam pelaksanaan
tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat,
cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami. Karyawan
yang berkualitas dan professional harus memiliki komitmen dan
energi positif dalam diri untuk bekerja pada perusahaannya.
Karyawan berjanji terhadap dirinya sendiri untuk bisa memajukan
perusahaan agar tercapai tujuan bersama dengan kinerja yang
sebaik mungkin.
David R. Hawkins membagi 17 tingkat kesadaran manusia
yang mempengaruhi energi dalam diri seseorang. Tingkat
kesadaran ini dapat digunakan oleh karyawan agar dapat
bertumbuh secara pribadi dan spiritual. Jika semua karyawan dapat
menerapkan prinsip-prinsip ini dan mulai meningkatkan
pemikirannya dengan cara mempelajari cara melepaskan diri,
menenangkan pikiran, dan menjadi lebih sadar akan pikiran dana
pekerjaan yang sedang dilakukan.
(Gambar 2.1 Skala Frekuensi dan Tingkat Kesadaran Manusia)
1) Pencerahan
Tingkat kekuatan emosi tertinggi terletak pada Enlightenment,
yang hanya dimiliki oleh para nabi dan rasul (utusan Sang
Pencipta). Mereka yang berada pada level ini memiliki
kemampuan untuk memengaruhi dan membantu individu di
tingkat emosi yang lebih rendah agar dapat memperbaiki diri
dengan kelebihan berupa mukjizat yang mereka terima dari Zat
tertinggi (Tuhan Yang Esa).
2) Kedamaian
Titik kesadaran ini didominasi oleh ketenangan pikiran yang
luar biasa pada seorang individu. Untuk dapat mengikuti
tingkat kesadaran ini dapat dilakukan dengan cara meditasi
untuk melatih ketenangan pikiran.
3) Suka Cita
Tingkat ini dimaknai dengan kebahagiaan yang luar biasa.
4) Cinta
Tingkat ini dipahami sebagai rasa empati, kasih sayang, dan
welas asih. Seringkali bentuk cinta ini dimaknai sebagai
pekerjaan amal dan tidak mementingkan diri sendiri. Artinya,
ia dapat mencintai orang lain tanpa mengharapkan imbalan,
tanpa terjerat keinginan ego, dan menggunakan logika untuk
kepentingan kebaikan yang lebih tinggi.
5) Alasan
Pada tingkat ini seseorang mampu berfikir rasional dan
memahami kondisi. Ini termasuk dorongan untuk melampaui
apa yang tidak bermanfaat bagi dirinya dan terpaku untuk
mendidik diri sendiri dengan lebih banyak pengetahuan dan
pengalaman.
6) Penerimaan
Tingkat ini bermakna bahwa seseorang berada di posisi
menerima kondisi, bersyukur, dan menyadari kebahagiaan yang
berasal dari dirinya sendiri.
7) Kemauan
Pada tingkat ini seseorang mulai muncul keinginan menjadi
lebih baik dan berkomitmen. Disinilah tingkat optimisme dan
melihat potensi dalam tantangan, dimana disiplin diri mulai
terbentuk dan keluhan mulai berkurang.
8) Netral
Pada tingkat ini seseorang merasa rileks, santai, dan lebih
percaya diri. Level ini kurang memiliki motivasi dan dorongan
yang mendalam.
9) Berani
Pada level ini, seseorang memiliki kekuatan untuk melawan
ketidakberdayaan. Ini adalah titik perubahan besar dalam
kesadaran manusia, seseorang akan merespons dan bereaksi
dalam kehidupan.
10) Bangga
Tingkat ini menduduki sifat sombong dan terlalu bangga
dengan apa yang dimiliki oleh seseorang. Ini adalah
peningkatan emosi positif dari poin-poin force. Orang yang
mencapai ketenaran dan mengakui diri dengan kekayaan dan
posisi berkuasa.
11) Marah
Sifat pada level ini diartikan sebagai emosi yang menimbulkan
dendam dan kebencian.
12) Keinginan
Pada posisi ini, seseorang memiliki hasrat berlebih dan
terobsesi yang terlalu kuat. Obsesi ini dapat berupa kekuasaan,
uang, dan status. Jika mengalami kegagalan atau kekecewaan
dalam meraih keinginannya maka dapat menimbulkan depresi.
13) Takut
Seseorang selalu merasa cemas dan dihantui perasaan tidak
tenang dan merasa seolah-olah dunia sedang menentang
kehidupannya.
14) Kesedihan
Pada level ini seseorang sering menyesali peristiwa yang terjadi
serta merasa kehilangan.
15) Apatis
Seseorang merasa putus asa dan tidak berdaya.
16) Bersalah
Suka menyalahkan keadaan, lingkungan dan tidak bisa
memaafkan diri sendiri.
17) Rasa malu
Level terendah tingkat kesadaran manusia adalah perasaan
rendah diri, kurangnya penghargaan terhadap diri sendiri.

Cara menentukan energi dalam diri adalah:

1) Aware, artinya yaitu sadari atau menyadari energi di dalam diri


berada di level berapa.
2) Accept, artinya menyetujui jika energy dalam diri berada di
level mana. Seseorang perlu mengakui power energy yang
sedang dia alami pada saat itu sehingga dia bisa menerima diri
untuk memperbaiki energy menjadi lebih positif.
3) Let it go, artinya lepaskan. Seseorang perlu melepaskan energy
negative yang ada di dalam diri agar tubuh dapat bekerja secara
optimal dan memiliki performa yang positif.

Prinsip untuk menaikkan power energy yaitu :

1) No Blame, artinya jangan menyalahkan. Everything happen for


a reason, segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya jadi
jangan pernah menyalahkan keadaan atau orang lain. Kalaupun
ada problem di dalam suatu pekerjaan, tanamkan prinsip dan
keteguhan jika semua kesalahan berasal dari “saya” dan “saya”
yang akan bertanggung jawab.
2) No Excuse, artinya jangan banyak alasan. Tumbuh tidak akan
bersamaan dengan rasa nyaman. Mulailah terbiasa beradaptasi
dengan lingkungan baru dan tumbuhlah bersamaan dengan
lingkungan itu.
3) Spread Happiness, artinya menyebar kebahagiaan. Jadilah
seseorang yang memiliki positive vibe yang bisa menyebarkan
kebahagiaan kepada lingkungan atau orang lain.

C. Anggaran Dana
Biaya pendaftaran pada acara ini sebesar Rp. 2.520.000,-
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Tindak Lanjut
Setelah mengikuti kegiatan 2 Days Workshop Superteam Bootcamp,
penulis ingin menerapkan berbagai prinsip dan trik untuk menyusun
program kerja serta suasana kerja yang menyenangkan sehingga dapat
memacu peningkatan peforma perusahaan.
1. Menaikkan performa team CV Lima Daun Semanggi :
a. Ubah mindset, langkah pertama untuk menaikkan performa adalah
dengan mengubah pola pikir para karyawan di semua divisi.
Langkah ini dapat dimulai oleh kepala divisi yang menanamkan
prinsip kepada anak buahnya bahwa istilah ‘beban kerja’ dapat
digantikan dengan ‘suka menghasilkan keuntungan’. Sehingga
masing–masing tim divisi tetap nyaman dan bahagia dalam
bekerja.
b. Setting goals dengan motivasi. Tim kadang merasa jenuh bekerja
ketika menjelang akhir tahun, inilah saatnya memotivasi para
karyawan dengan setting goals yang lebih menarik. CV LDS dapat
mencari tahu motivasi terbesar mereka bekerja dan beri tawaran
reward/punishment. Misalnya yaitu pelaksanaan rekreasi liburan
atau gathering dengan semua karyawan di awal/akhir tahun.
c. Lakukan Training Advance
Pelatihan lanjutan dapat digunakan sebagai opsi untuk menaikkan
performa karyawan, agar mereka dapat mengupdate skill dan
meningkatkan skill dalam bekerja dengan mengikuti training
(upskilling). CV LDS dapat memberikan pelatihan/workshop untuk
karyawannya, diantaranya yaitu mengikuti Sekolah HRD, Sekolah
COO, dan Workshop Superteam Boothcamp ini.
2. Menerapkan rumus kepemimpinan pada setiap divisi

Kemampuan
Supporting Delegasi

Directing Coaching

Kemauan
(Gambar 3.1 Skala Frekuensi dan Tingkat Kesadaran Manusia)
a) Directing, pada tahap ini seorang kepala divisi harus memberikan
arahan yang jelas dan terperinci sehingga tim dapat menjalankan
instruksi yang benar dan jelas tanpa hal yang ambigu. Kondisi ini
terjadi ketika ada karyawan baru yang masuk tim, sehingga
diperlukan peran kepala divisi untuk memberikan arahan.
Karyawan baru menempati posisi rendahnya knowledge tapi
memiliki komitmen yang tinggi.
b) Coaching, kepala divisi masih memberikan arahan yang tinggi tapi
juga diiringi dengan tindakan supportif berupa pendampingan yang
lebih sering. Kondisi karyawan ditandai dengan knowledge yang
mulai berkembang tapi komitmen mulai menurun. Disinilah peran
tim diperlukan untuk membantu kepala divisi mendampinginya.
c) Supporting, disini kepala divisi mulai mengurangi arahan langsung
dan memberikan fasilitas kepada tim untuk melaksanakan
tugasnya. Karyawan memiliki kompetensi yang cukup tapi
terkadang memiliki komitmen yang berubah-ubah sehingga tetap
mendapatkan dukungan yang tinggi dari kepala divisi.
d) Delegating, pada level tertinggi inilah tim memilii kompetensi dan
komitmen yang tinggi. Peran karyawan sudah dominan dalam
mengerjakan tugasnya. Tugas kepala divisi disini lebih pada
memantau status pekerjaan dan menjaga karyawan agar tetap
berada pada jalur yang benar dalam mencapai target produksi.
3. Menerapkan strategi untuk karyawan agar dapat produktif tanpa
multitasking, yaitu :
a) Bantu setiap karyawan untuk berani “memutuskan”
b) Berikan tugas kepada karyawan. Pastikan mereka harus
mengatakan “mau” bukan “harus”, karena efeknya akan
berbeda secara emosional.
c) Fokuslah pada lingkaran kendali. Faktor terbesar demotivasi
adalah overthinking karena karyawan tidak focus dengan 1
pekerjaan saja.
d) Tumbuhkan dopamine, dengan aktivitas fisik. Untuk karyawan
produksi bisa dengan memainkan game atau berolahraga
bersama rekan kerja saat hari-hari tertentu seperti contohnya
hari Jumat pagi diadakan senam sehat.

B. Laporan Evaluasi Seminar


Workshop Superteam Bootcamp yang diselenggarakan selama 2
hari ini sangat berkesan bagi penulis, kegiatan dengan waktu yang singkat
dapat memberikan pelajaran dan pesan yang bermakna untuk dapat
diterapkan di CV Lima Daun Semanggi. Cara penyampaian materi yang
tidak monoton, banyak ice breaking dan games yang memacu kerjasama
team sehingga penulis tidak merasa bosan untuk belajar tentang
peningkatan performa team. Namun, dengan waktu 2 hari tersebut sangat
singkat untuk membahas materi secara menyeluruh dan mendalam.
Banyak slide materi yang terlewati karena untuk mengejar waktu sehingga
penulis merasa masih perlu tambahan waktu untuk memperdalam materi
yang disampaikan oleh pembicara.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peforma tim sangat penting untuk diperhatikan dalam suatu
perusahaan. Oleh karena itu, seorang pimpinan perusahaan perlu
memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi semua karyawan
sehingga dapat menaikkan performa tim. Langkah awal untuk menaikkan
performa adalah menanamkan profesionalitas kerja dalam segala situasi
dan kondisi dengan cara mengatur energi positif dalam diri. Suasana hati
dan lingkungan yang positif akan sangat mempengaruhi kinerja setiap
individu.

B. Saran
Kegiatan ini sudah memberikan materi dan pengalaman yang
sangat berkesan dan tidak terlupakan. Banyak materi tersirat yang
didapatkan setelah mengikuti Workshop Superteam Bootcamp ini seperti
penyampaian materi yang bervariatif, games seru, dan tantangan yang
dapat menguji keberanian dan kompetensi setiap peserta. Menurut penulis,
kegiatan outdoor yang menjadi salah satu agenda di hari terakhir workshop
ini tidak efektif untuk memberikan pesan bermakna karena banyak waktu
dan tenaga yang tersita di luar ruangan dikarenakan tidak adanya persiapan
atau pemberitahuan sebelumnya. Sehingga banyak peserta yang merasa
keberatan dan tidak maksimal mengikuti agenda-agenda selanjutnya. Oleh
karena itu, sebaiknya pihak penyelenggara workshop ini dapat
memanfaatkan waktu yang ada untuk agenda atau kegiatan yang lebih
berfokus pada materi.
C. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai