Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR

PERHITUNGAN NERACA AIR UNTUK KEBUTUHAN DI WILAYAH


PENEBEL

Oleh :
Ni Made Ari Sarasuandewi
NIM.2315374082
EBT-D

KELAS ENERGI BARU TERBARUKAN


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK OTOMASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................................... 5
II KAJIAN TEORI ............................................................................................................ 6
2.1 Jumlah Penduduk .......................................................................................................... 6
2.1.1 Pertumbuhan Penduduk ............................................................................................. 6
2.1.2 Dampak Pertumbuhan Penduduk................................................................................ 6
2.1.3. Proyeksi Penduduk..................................................................................................... 7
2.2 Proyeksi Perkembangan Domestik dan Non Domestik................................................. 8
2.3 Standar Kebutuhan Domestik dan Non Domestik......................................................... 8
2.3.1 Kebutuhan Air Domestik ........................................................................................... 8
2.3.2 Kebutuhan Air Non-Domestik ................................................................................... 9
2.3.3 Kebutuhan Peternakan dan Tananman ....................................................................... 10
2.4 Siklus Hidrologi ............................................................................................................ 10
2.5 Neraca Air ..................................................................................................................... 12
2.6 Potensi dan Ketersediaan Airr ....................................................................................... 13
2.7 Perundang-Undangan .................................................................................................... 14
III NERACA AIR .............................................................................................................. 16
3.1 Perkembangan Wilayah Studi ....................................................................................... 16
3.2 Jumlah Penduduk, Laju dan Proyeksi ........................................................................... 16
3.2.1 Jumlah Penduduk ....................................................................................................... 16
3.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk....................................................................................... 17
3.2.3 Proyeksi pertumbuhan Penduduk................................................................................ 18
3.3 Kebutuhan Domestik dan Non-Domestik ...................................................................... 18
3.3.1 Kebutuhan Domestik .................................................................................................. 18
3.3.2 Kebutuhan Non-Domestik .......................................................................................... 19
3.3.3. Total Kebutuhan Domestik dan Non Domestik……………………………………. 20
3.4 Potensi dan Ketersediaan Air ........................................................................................ 21
3.5 Neraca Air…………………………………………………………………………....... 21
3.5.1 Neraca Air Tahun 2022……………………………………………………….…….. 21

2
3.5.2 Neraca Air Tahun 2040…………………………………………………………….. 22
3.6. Strategi Pengembangan SDA…………………………………………………...…… 22
4. Kesimpulan……………………………………………………………………………. 24
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….…… 25

3
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan makhluk
hidup. Penggunaan sumber daya air tidak hanya digunakan untuk kebutuhan yang sederhana
seperti kehidupan sehari-hari melainkan kebutuhan yang menggunakan sumber daya air
dengan skala besar seperti, fasilitas umum, industri dan irigasi. Pertumbuhan penduduk yang
kian meningkat setiap tahunnya pada suatu daerah maka meningkat juga kebutuhan sumber
air. Sebagian besar sumber air yang digunakan berasal dari air tanah, salah satunya yang
didapatkan pada sumber mata air yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
tersebut.
Kecamatan Penebel merupakan salah satu kecamatan yang berada pada Kabupaten
Tabanan dimana kecamatan ini memiliki potensi sumber mata air yang melimpah. Sumber air
yang ada di wilayah tersebut tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik
saja tetapi digunakan untuk kebutuhan non domestik dan kebutuhan irigasi bagi pertanian.
Meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya pada Kecamatan Penebel juga dapat
mempengaruhi jumlah kebutuhan air yang digunakan. Untuk menganalisis ketersediaan air
kedepannya maka perlu dilakukannya analisis neraca air pada kecamatan tersebut.
Pada dasarnya, neraca air berguna menganalisis ketersediaan air di suatu wilayah dan
perbandingannya dengan kebutuhan air di wilayah tersebut. Mengetahui kondisi air
merupakan suatu hal yang penting terutama kondisi air pada suatu daerah irigasi. Hal ini
berfungsi sebagai informasi ketersediaan dan kebutuhan air pada daerah irigasi agar dapat
mendayagunakan potensi air yang tersedia sebaik-baiknya Oleh karena itu, ketersediaan
sumber air di sekitar Kecamatan Penebel perlu dilakukan analisis kebutuhan air baik
kebutuhan domestik, non domestik dan kebutuhan lain untuk dijadikan bahan perbandingan
kebutuhan air pada tahun 2040.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfat dari analisis neraca air untuk mengetahui ketersediaan
sumber air untuk kebutuhan pada Kecamatan Penebel sebagai berikut.
1. Untuk menganalisis kebutuhan air yang diperlukan oleh domestik, non domestik dan
kebutuhan lain bagi penduduk Kecamatan Penebel.
2. Untuk menganalisis ketersediaan air sampai dengan 2040 mendatang pada Kecamatan
Penebel.

4
Dan Adapun manfaat dari analisis neraca air untuk mengetahui ketersediaan sumber air untuk
kebutuhan pada Kecamatan Penebel sebagai berikut.

1. Memberikan informasi mengenai ketersediaan dan kebutuhan air pada Kecamatan


Penebel.
2. Memberikan informasi ketersediaan air sampai dengan 2040 mendatang pada
Kecamatan Penebel.
3. Sebagai informasi awal dalam upaya pengelolaan sumber daya air pada Kecamatan
Penebel.

1.3. Ruang Lingkup


Analisis neraca air untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan air serta keseimbangan
antara keduanya dari keseluruhan Kecamatan Penebel. Analisis neraca air dapat digunakan
untuk pengaturan dan prediksi ketersediaan air, irigasi, serta pengelolaan sumber daya air.
Untuk melakukan analisis neraca air diperlukan data, jumlah penduduk, jumlah air per tahun,
ketersediaan air dan penggunaan lahan di daerah yang akan dianalisis. Dari analisis neraca air
akan didapatkan pemanfaatan dan kebutuhan sumber daya air, pengembangan sumber daya
air dan rencana alokasi air sampai dengan tahun 2040.

5
2. KAJIAN TEORI

2.1. Jumlah Penduduk


Penduduk merupakan sekumpulan individu yang menempati suatu wilayah dalam kurun
waktu kurang lebih 6 bulan yang bertujuan untuk menetap pada wilayah tersebut. Dimana
jumlah dari penduduk ini menjadi dasar untuk perhitungan kebutuhan air pada suatu wilayah
dalam jangka waktu yang panjang.

2.1.1. Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk adalah suatu perubahan populasi yang terjadi sewaktu-waktu
dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu atau dalam sebuah populasi
menggunakan suatu “per waktu unit“ untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
itu secara umum merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia, dan
juga sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi jumlah pertumbuhan
penduduk suatu Negara maupun dunia.
Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk:
1. Fertilitas atau Kelahiran berkaitan dengan peranan kelahiran seorang anak akan
menambah jumlah penduduk suatu Negara
2. Mortalitas atau Kematian salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk. Kematian seorang individu akan mengurangi
jumlah penduduk suatu daerah.
3. Migrasi merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
daerah tempat tinggal lain. Migrasi bisa terjadi melampaui batas Negara ataupun
batas batas administrasi (batas bagian dalam suatu Negara). Migrasi ini sering
diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen (menetap) dari suatu daerah
ke daerah lain. [1]

2.1.2. Dampak Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk yang meningkat dapat menyebabkan kepadatan pada suatu
wilayah tersebut, hal itu terjadi karena persebaran penduduk yang tidak merata. Kepadatan
penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduknya.
Pada wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi juga akan mempersulit
peningkatan kualitas penduduknya hal ini dapat menimbulkan permasalahan sosial ekonomi,
kesejahteraan, keamanan, ketersediaan lahan, air bersih, dan kebutuhan pangan.

6
Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan. Semua kebutuhan manusia
dipenuhi dari lingkungan karena lingkungan merupakan sumberdaya alam yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ledakan penduduk yang cepat menimbulkan
dampak buruk. bagi kehidupan masyarakat terutama bidang sosial ekonomi masyarakat

2.1.3. Proyeksi Penduduk


Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk berdasarkan
perhitungan tertentu yang didasarkan pada asumsi komponen yang bekerja di dalamnya
yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. Dalam pendistribusian sumber daya air
adapun beberapa metode perhitungan yang digunakan sebagai berikut:

1. Metode Aritmatika
Proyeksi jumlah penduduk digunakan untuk memodelkan pertumbuhan penduduk yang
mengalami peningkatan atau penurunan eksponensial. Metode eksponensial dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut [2]:
rn
Pn=P ₀ e (2.1)
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada akhir taun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
e = bilangan logaritma natural (2,7182818)
r = angka pertambahan penduduk (%)
n = selisih periode tahun yang ditinjau (tahun)

2. Metode Geometrik
Metode geometrik digunakan jika pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan atau
penurunan yang proporsional terhadap jumlah penduduk saat ini, dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
n
Pn=P ₀(1+r ) (2.2)
3. Metode Aritmatik
Metode Aritmatik digunakan ketika pertumbuhan penduduk cenderung berlangsung
dengan penambahan jumlah yang konstan setiap periode waktu tertentu, dapat dihitung
menggunaan persamaan berikut:
Pn=P ₀(1+rn) (2.3)

7
2.2. Proyeksi Perkembangan Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan air bersih merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
kebutuhan utama manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan air lainnya
(non domestik). Kebutuhan air bersih memegang peranan penting dalam masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan pemakaian air oleh masyarakat dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi dan kondisi sosial.
Proyeksi perkembangan domestik dan non domestik dilakukan untuk menentukan perkiraan
jumlah penduduk dan makhluk hidup dalam suatu wilayah untuk beberapa tahun
kedepannya. Penduduk yang setiap tahunnya kian meningkat merupakan salah satu faktor
yang penting untuk mengetahui pendistribusian sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan
penduduk baik domestik, non domestik dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka perlu mengikuti standar kebutuhan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
agar pendistribusian sumber daya air berjalan secara optimal.

2.3. Standar Kebutuhan Domestik dan Non Domestik


Standar kebutuhan air bersih sangat diperlukan untuk memenuhi kesejahteraan
masyarakat serta lingkungan. Air yang tidak memenuhi standar baku mutu dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti penyakit, pencemaran, kerusakan ekosistem,
dan konflik sumber daya. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan dan pengawasan
terhadap kualitas dan kuantitas air yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
minum, mandi, memasak, irigasi, industri, dan lain-lain. Standar kebutuhan air juga dapat
membantu dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air secara terpadu dan
berkelanjutan.serta membantu dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air secara
berkelanjutan. Kebutuhan air dikategorikan menjadi kebutuhan air domestik dan non
domestik.

2.3.1. Standar Kebutuhan Domestik


Kebutuhan domestik, adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari – hari
atau rumah tangga seperti minum, memasak, kesehatan individu, menyiram tanaman,
halaman, pegangkutan air buangan (buangan dapur dan toilet). Kebutuhan air domestik
sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi
dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama
dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan (Growth Rate Trends). Untuk
merumuskan penggunaan air bersih per kapita dalam perencanaan dan perhitungan
digunakan asumsi-asumsi berdasarkan kategori wilayah seperti berikut [3] :

8
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Sesuai Wilayah [4]
Kategori Wilayah Jumlah Penduduk Tingkat Pemakaian Air
No
Kota (Jiwa) (liter/orang/hari)
1 Metropolitan >20.000.000 >210
2 Metropolitan 1.000.000 – 2.000.000 150 – 170
3 Besar 500.000 – 1.000.000 120 – 150
4 Besar 100.000 – 500.000 100 – 150
5 Sedang 20.000 – 100.000 90 – 100
6 Kecil 3.000 – 20.000 60 – 100
(Sumber : Badan Standar Nasional, 2015)

2.3.2. Standar Kebutuhan Non Domestik


Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih yang diperuntukkan selain
untuk keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum, misalnya penyediaan air bersih
untuk perdagangan, perkantoran, dan sarana sosial seperti tempat ibadah, sekolah, industri
dan jasa umum lainnya. Kecamatan penebel termasuk dalam standar kebutuhan non
domestik kategori IV karena jumalh penduduknya berada pada kategori sedang. Adapun
standar kebutuhan non domestik yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya Dinas PU seperti
di bawah ini:

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Bersih Non Domestik untuk Kategori I, II, III, IV [4]

No Sektor Nilai Satuan


1 Sekolah 10 liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
3 Puskesmas 2000 liter/unit/hari
4 Masjid 3000 liter/unit/hari
5 Pura 100 liter/unit/hari
6 Gereja 300 liter/unit/hari
7 Kantor 10 liter/pegawai/hari
8 Pasar 12000 liter/hektar/hari
9 Hotel 150 liter/bed/hari
10 Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari
11 Komplek Militer 60 liter/orang/hari
12 Kawasan Industri 0,2 – 0,8 liter/detik/hektar
13 Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 liter/detik/hektar

9
(Sumber : Kriteia Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996)

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Bersih Non Domestik untuk Kategori V [4]

No Sektor Nilai Satuan

1 Sekolah 5 Liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
3 Puskesmas 1200 liter/unit/hari
4 Mesjid 3000 liter/unit/hari
5 Mushola 2000 liter/unit/hari
6 Pasar 12000 liter/hektar/hari
7 Komersial/industri 10 liter/hari
(Sumber : Kriteia Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996)

2.3.3. Kebutuhan Peternakan dan Tanaman


Kebutuhan air untuk peternakan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah jenis
ternak air jenis ternak tersebut perharinya. Besar kebutuhan air per hari untuk jenis-jenis
ternak berdasarkan table berikut
Tabel 2.4 Kebutuhan Air Peternakan [4]

Kebutuhan air
No. Jenis ternak
(lt/ekor/hari)
1 Sapi/kerbau/kuda 40
2 Kambing/domba 5
3 Babi 6
4 Unggas 0,6
(sumber : Badan Standardisasi Nasional, 2015)

Sedangkan kebutuhan air untuk irigasi didefinisikan sebagai jumlah air yang
dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara
normal. Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan data area irigasi, jenis tanah, jadwal
kalender tanam, evapotranspirasi tanaman, efisiensi saluran irigasi dan hujan efektif. Faktor
yang mempengaruhi besar kebutuhan air irigasi yaitu kebutuhan air untuk penyiapan lahan,
kebutuhan air konsumtif tanaman, perkolasi, kebutuhan air untuk mengganti lapisan air,
curah hujan efektif, dan luas lahan irigasi. Kebutuhan air tanaman untuk padi sebesar 1-2
liter/detik/hektar.

2.4. Siklus Hidrologi

10
Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di
atmosfir, tanah dan badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
air, es atau kabut. Saat menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
/ langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi


(sumber :Modul Hidrologi dan Hidrolika Terapan) [5]

Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara
yang berbeda :
1. Evaporasi / transpirasi adalah air yang ada laut, daratan, sungai, tanaman, dsb,
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah adalah air bergerak ke dalam tanah melalui celah-
celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

3. Air Permukaan adalah air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama
dan danau makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-
sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Dalam konsep siklus hidrologi bahwa
jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang

11
masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus
hidrologi terjadi maka tingkat neraca air nya semakin dinamis.[5]
Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat digambarkan melalui
sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang
berbeda-beda.

2.5. Neraca Air


Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat
pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan
(surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan
defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk
mendayagunakan air sebaik-baiknya. Bahwa model neraca air cukup banyak, namun yang
biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain[3]:

a. Model Neraca Air Umum menggunakan data klimatologis dan bermanfaat untuk
mengetahui berlangsungnya bulan basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air
untuk penguapan dari permukaan tanah).

b. Model Neraca Air Lahan merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan


data-data tanah terutama data kadar air pada Kapasitas Lapang (keadaan tanah yang
cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak), kadar air tanah pada titik layu
permanen (kondisi kadar air tanah dimana akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air
tanah), dan Air Tersedia (banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, selisih antara
kapasitas lapang dan titik layu permanen).

c. Model Neraca Air Tanaman merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah,
dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu.
Data tanaman yang digunakan adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran
dari neraca air. Neraca air adalah gambaran potensi dan pemanfaatan sumberdaya air
dalam periode tertentu. Dari neraca air ini dapat diketahui potensi sumberdaya air yang
masih belum dimanfaatkan dengan optimal [4].

Hubungan antara siklus hidrologi dan neraca air yaitu dalam konsep siklus hidrologi
jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang
masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus
hidrologi terjadi maka tingkat neraca air nya semakin dinamis. Kesetimbangan air dalam

12
suatu sistem tanah-tanaman dapat digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang
kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-beda

2.6. Potensi dan Ketersediaan


Potensi dan ketersediaan air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi iklim,
topografi, jenis tanah, tutupan lahan, dan struktur geologi suatu daerah. Ketersediaan air
baku permukaan di suatu wilayah dapat mencukupi kebutuhan domestik masyarakat,
meskipun pola distribusinya mungkin kurang merata, dengan adanya defisit di sebagian
kecil wilayah dan kelangkaan air yang sering terjadi saat musim kemarau di beberapa
daerah.
Potensi sumber daya air di Indonesia masih cukup besar, namun pemanfaatannya perlu
dilakukan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan domestik dan industri. Selain itu,
penting untuk menjaga ketersediaan air bersih yang aman agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dan industri secara berkelanjutan. Dalam memilih sumber air bersih harus
diperhatikan persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya
yang murah dari proses pengambilan sampai proses pengolahan. Beberapa sumber air baku
yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai berikut [4]:

a) Air Hujan
Dalam memilih sumber air baku, air bersih harus diperhatikan persyaratan utama yang
meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya yang murah dari proses pengambilan
sampai proses pengolahan. Kualitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah
hujan, sehingga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat
digunakan secara terus menerus karena tergantung pada musim.

b) Air Permukaan
Air Permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih
adalah:
1) Air waduk berasal dari air hujan dan air sungai
2) Air sungai berasal dari air hujan dan mata air
3) Air danau berasal dari air hujan, air sungai atau mata air

Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi
Kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh
masyarakat.
13
c) Mata Air
Air dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau bebatuan, mengalir melalui
celah lapisan batu. Bila aliran ini terhalang oleh suatu lapisan air (seperti tanah liat, tanah
padat, batu atau cadas) maka air sangat baik bila dipakai sebgai air baku, kerena berasal
dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, pada umumnya mata
air cukup jernih dan tidak mengandung zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan
mati, karena mata air melalui proses penyaringan alami dimana lapisan tanah atau
bebatuan menjadi media penyaring.

d) Air Tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang telalu pada waktu air
melewati lapisan-lapisan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah dapat
tercemar oleh zat-zat seperti Fe,Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan
tanah.

e). Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada suatu satuan luas,
dinyatakan dalam satuan mm. Curah hujan sebesar 1 mm berarti pada luasan 1 m 2 jumlah air
hujan yang jatuh sebanyak 1 liter. Sehingga curah hujan 1 mm identik dengan 1 liter/m 2.
Klasifikasi hujan yang digunakan berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika dijabarkan
dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.5. Klasifikasi Curah Hujan Berdasarkan BMG

Hujan (mm/jam) (mm/hari)


Ringan 1-5 5 - 20
Sedang 5 - 10 20 - 50
Lebat 10 - 20 50 - 100
Sangat > 20 > 100
Lebat
sumber : Badan Meteorologi Geofisika (BMG)

2.7. Peraturan Perundang Undang

14
Landasan hukum yang dijadikan acuan dalam penyusunan Neraca Air ini berasal dari
berbagai undang-udang, peraturan daerah dan peraturan lainnya, baik bersifat nasional
maupun lokasi, antara lain:
1. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup.
3. Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan
Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum(Ksnp-Spam)
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
7. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya
Air.
8. Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2015 tentang
Penggunaan Sumber Daya Air.
9. Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumberdaya Air.
10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
11. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

15
3. ANALISIS NERACA AIR

3.1. Perkembangan Wilayah Studi


Kecamatan Penebel merupakan salah satu dari 10 kecamatan yang ada di
kabupaten Tabanan dan terletak di bagian utara yang memiliki ketinggian wilayah 0
- 2 276 m di atas permukaan laut. Adapun batas wilayah Kecamatan Penebel
meliputi sebelah utara kabupaten Buleleng, sebelah timur dengan kecamatan Baturiti
dan Marga, sebelah selatan dengan kecamatan Tabanan dan Kerambitan, serta
sebelah timur dengan kecamatan Selemadeg Timur, Selemadeg dan Pupuan.
Kecamatan Penebel memiliki luas wilayah 141,88 km². Kecamatan Penebel terbagi
menjadi 18 desa yaitu, Babahan, Biaung, Buruan, Jatiluwih, Jegu, Mengesta,
Penatahan, Penebel, Pesagi, Pitra, Rejasa, Rianggede, Sangketan, Senganan, Tajen,
Tegallinggah, Tengkudak dan Wongaya Gede dengan total jumlah 72 desa pakraman
dan 130 banjar. Kecamatan ini memiliki suhu rata-rata 23°C dengan kelembaban
rata-rata 80% dan curah hujan rata-rata 250mm.

Gambar 3.1 Peta Penebel


Kecamatan Penebel memiliki potensi pertanian yang cukup baik, karena memiliki iklim
yang sejuk dan subur, memiliki sumber daya air yang melimpah untuk irigasi dan
pembangkit listrik tenaga mikro hidro serta memiliki potensi peternakan, terutama sapi,
kerbau, dan ayam.

3.2. Jumlah Penduduk. Laju dan Proyeksi


3.2.1. Jumlah Penduduk

16
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk kecamatan Penebel pada
tahun 2022 sebanyak 52.002 jiwa terdiri atas 25.623 penduduk laki-laki dan 26.379
penduduk perempuan. Kepadatan penduduk kecamatan Penebel pada tahun 2022 sebesar
470,10 jiwa/Km2. Tabel jumlah penduduk dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


(sumber : BPS Tabanan, Kecamatan Penebel)[7]–[11]

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Penebel Tahun 2018 sampi 2022
No Tahun Jumlah Penduduk
1 2018 44860
2 2019 44870
3 2020 49637
4 2021 51845
5 2022 52008
(sumber : BPS Tabanan, Kecamatan Penebel)
3.2.2. Laju Penduduk
Kecamatan Penebel mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,01% dalam
periode 5 tahun dari tahun 2018 sampai 2022. Dimana kecamatan penebel mengalami
peningkatan penduduk sebesar 2,01% dari jumlah penduduk pada tahun 2018. Laju
pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelahiran, kematian,

17
migrasi penduduk dan faktor lainnya. Persentase laju pertumbuhan penduduk selama
periode 5 tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk Selama Periode 5 Tahun


Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
2018 44860
2019 44870
2020 49637 3,77%
2021 51845
2022 52008
Didapatkan persentase pada tabel laju pertumbuhan penduduk dari 2018 sampai
2022 sebesar 3,77%.

3.2.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Proyeksi pertumbuhan penduduk pada kecamatan Penebel sampai dengan tahun
2040 dapat menggunakan tiga metode proyeksi penduduk yaitu metode aritmatika,
eksponensial dan geometrik dimana setiap metode memiliki karakteristrik yang berbeda.
Untuk memproyeksikan pertumbuhan penduduk kecamatan penebel dapat digunakan
persamaan 2.1, 2.2, dan 2,3. Proyeksi penduduk sampai tahun 2040 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:

Tabel 3.4 Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk Selama Periode 5 Tahun


Jumlah Tahun 2040
Tahu
Pendudu
n
k Aritmatika Geometrik Eksponensial
2018 44860
2019 44870
2020 49637 89299 101162 102474
2021 51845
2022 52008

Berdasarkan tabel di atas didapatkan laju pertumbuhan penduduk di proyeksikan


dengan menggunakan 3 metode. Metode aritmatika didapatkan hasil sebanyak 89299 jiwa,
geometrik sebanyak 101162 jiwa dan eksponensial sebanyak 102474 jiwa.
3.3. Kebutuhan Domestik, Non Domestik
3.3.1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik yaitu kebutuhan air bersih untuk rumah tangga, besar
kebutuhan tergantung dari wilayah berdasarkan jumlah penduduk. Berdasarkan Badan

18
Standar Nasional, jumlah penduduk dari kecamatan penebel di antara angka 20.000 –
100.000 jiwa yang dapat dikategorikan sebagai wilayah sedang sehingga perhitungan
kebutuhan air bersih sebesar 90 Liter/Orang/Hari.

Tabel 3.5 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Domestik


Jumlah Jumlah
Konsumsi Air Rata-rata Jumlah Kebutuhan
Tahun pendudu Kebutuhan Air
(Liter/Orang/Hari) Air (lt/Hari)
k (lt/dt)
2022 52008 90 4680720 54,175

Dari tabel didapatkan jumlah kebutuhan air bersih untuk kebuthan domestik adalah
4680720 liter/hari atau 54,175 liter/detik dengan jumlah penduduk 52008.
3.3.2. Kebutuhan Non Domestik
Data kebutuhan air bersih untuk non domestik yang dihitung adalah fasilitas
Pendidikan, Kesehatan, ibadah dan pasar, hasil perhitungan dibuat dalam tabel di bawah ini:

a. Fasilitas Pendidikan
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan air 10 liter/murid/hari. Jumlah
murid TK, SD, SMP, SMA tahun 2022 dibuatkan dalam table sebagai berikut:
Tabel 3.6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan
Sekola Jumlah Konsumsi Air Rata-rata Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
h murid (Liter/Orang/Hari) Air (lt/Hari) Air (lt/dt)
TK 476 10 4760 0,055092593
SD 2682 10 26820 0,310416667
SMP 1446 10 14460 0,167361111
SMA 669 10 6690 0,077430556
Jumlah 52730 0,610300926

Dari tabel didapatkan kebutuhan air bersih pada fasilitas Pendidikan di kecamatan
Penebel tahun 2022, jumlah murid sebanyak 5273 jiwa dengan jumlah total kebutuhan
air bersih perhari sebesar 52730 liter/hari atau 0,610300926 liter/detik.

b. Fasilitas Kesehatan

19
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah puskesmas dengan kebutuhan air 2000 liter/orang/hari.
Jumlah kebutuhan air bersih untuk puskesmas dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.7 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Kesehatan


Tahu Jumlah Konsumsi Air Rata-rata Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
n Puskemas (Liter/Orang/Hari) Air (lt/Hari) Air (lt/dt)
2022 1 2000 2000 0,023148148

Dari tabel didapatkan kebutuhan air bersih pada fasilitas kesehatan di kecamatan
Penebel tahun 2022, jumlah puskesmas sebanyak 1 unit dengan jumlah total kebutuhan
air bersih Perhari sebesar 2000 liter/hari atau 0,023148148 liter/detik.

c. Fasilitas Ibadah
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah fasilitas ibadah dengan kebutuhan air yang berbeda setiap
unitnya. Jumlah kebutuhan air bersih untukfasilitas ibadah dijabarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.8 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Ibadah
Tahu Tempat Jumla Konsumsi Air Rata- Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
n Ibadah h Unit rata (Liter/Orang/Hari) Air (lt/Hari) Air (lt/dt)
Pura 382 100 38200 0,44212963
Masjid 16 3000 48000 0,555555556
Gereja
2022 3 300 900 0,010416667
Katolik
Gereja
1 300 300 0,003472222
Protestan
Jumlah 87400 1,011574074

Dari tabel didapatkan kebutuhan air bersih pada fasilitas ibadah di kecamatan Penebel
tahun 2022, jumlah tempat ibadah keseluruhan adalah 402 unit dengan jumlah total
kebutuhan air bersih perhari sebesar 87400 liter/hari atau 1,011574074 liter/detik.

3.3.3. Total Kebutuhan Domestik dan Non Domestik

20
Dari perhitungan kebutuhan air bersih dari fasilitas Pendidikan, Kesehatan dan
ibadah didapatkan jumlah total kebutuhan air non domestik di kecamatan Penebel sebesar
144130 Liter/Hari atau 1,668171296 Liter/detik seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.9 Total Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan Non Domestik


Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
No Fasilitas
Air (lt/Hari) Air (lt/dt)
1 Pendidikan 52730 0,610300926
2 Kesehatan 2000 0,023148148
3 Ibadah 87400 1,011574074
Total 142130 1,645023148

3.4. Potensi Air dan Ketersediaan Air


Dalam menentukan potensi air dan ketersediaan air adalah curah hujan, koefisien
limpasan dan luas penggunaan lahan. faktor tersebut mempengaruhi jumlah air yang
melimpas di permukaan, masuk ke dalam tanah, maupun mengalir ke wilayah yang
rendah. Potensi ketersediaan air didapat dengan mengalikan semua faktor yang
mempengaruhi jumlah air yang melimpas di permukaan. Data ketersediaan air di kecamatan
Penebel didapatkan dari PDAM Tabanan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.10 Ketersediaan Air Kecamatan Penebel


Debit Air
Kapasitas Ketersediaan (m3/tahun)
Kecamatan (l/dt)
2022 2022
Penebel 51,50 1624104
Sumber : PDAM Tabanan
3.5. Neraca Air
Neraca air merupakan perbandingan ketersediaan air dan kebutuhan air. Perbandingan
diperoleh dari ketersediaan air dan kebutuhan air domestik maupun non domestik. Neraca
air berarti keseimbangan antara jumlah air yang masuk ke sistem, yang tersedia di sistem,
dan yang keluar dari sistem tertentu.

3.5.1. Neraca Air Tahun 2022

21
Berdasarkan perhitungan kebutuhan domestik dan non domestik dan
ketersediaan air pada kecamatan Penebel didapatkan hasil perhitungan neraca air
seperti tabel berikut:

Tabel 3.11 Neraca Air Kecamatan Penebel Tahun 2022

Keperluaan Air Keperluaan Air Ketersediaan Air


Kebutuhan
(m3/hari) (m3/tahun) (m3/tahun)
Domestik 4680,72 1708462,8
Non Domestik 142,13 51877,45 1.624.104,00
JUMLAH 1760340,25
Berdasarkan tabel di atas neraca perbandingan antara keperluan air dan
ketersediaan air tahun 2022, dikatakan defisit karena jumlah dari keperluan air yang
lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan air.

3.5.2. Neraca Air Tahun 2040


Proyeksi neraca air dihitung dari tahun 2023 sampai dengan 2040. Dengan
membandingkan ketersediaan air dan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk pada
kecamatan Penebel. Tabel dibawah merupakan proyeksi neraca air sampai dengan 2040.

Tabel 3.12 Neraca Air Sampai Tahun 2040

Jumlah Keperluaan Air Ketersediaan Air


Tahun (m3/tahun)
Kondisi
Penduduk (m3/tahun)

2023 53966 1.760.340


2025 58107 1.826.204
2027 62565 1.963.758
2029 67366 2.111.748
2031 72534 2.270.975 1.624.104,00 Defisit
2033 78100 2.442.301
2035 84092 2.626.655
2037 90544 2.825.036
2040 101162 3.038.521

Pada tabel di atas di dapatkan proyeksi neraca air dari tahun 2023 samapi
dengan 2040. Dengan hasil ketersediaan air tidak mampu mencukupi keperluan air
sampai 17 tahun ke depan. Hasil proyeksi diketahui ketersediaan air sudah tidak
mampu mencukupi keperluan air dari 2022. Dilihat dari perbandingannya keperluan

22
air sebesar 3.038.521 dengan ketersediaan air yang diasumsikan sama dengan tahun
2022, maka tidak dapat memenuhi kebutuhan air di wilayah Kecamatan Penebel.

3.6. Strategi Pengembangan SDA


Strategi pengembangan SDA untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
air yang tersedia dan meningkatkan ketersediaan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan lingkungan. Strategi pengembangan SDA meliputi
pengelolaan air secara terpadu dan berkelanjutan, dengan tujuan untuk mencapai
keseimbangan ekonomi dan ekologi. Strategi pengembangan sumber daya air di
kecamatan Penebel kabupaten Tabanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain.
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya air yang ada, seperti sungai, mata air,
danau, dan waduk, dengan melakukan pengawasan, pemeliharaan, dan perlindungan
terhadap sumber-sumber tersebut.
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih, terutama untuk kebutuhan minum,
mandi, cuci, dan masak. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun dan memperbaiki
infrastruktur penyediaan air bersih, seperti waduk, sumur, pompa, pipa, bak
penampung.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghemat penggunaan air sesuai dengan
kebutuhan sehingga lebih efisien.
4. Melakukan upaya konservasi sumber daya air untuk melestarikan atau mencegah
kerusakan sumber daya air dengan cara memanfaatkan, memelihara dan melindungi
sumber daya air secara bijak.

23
4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil laporan dapat ditarik kesimpulan, analisis dan perhitungan


neraca air sangat diperlukan untuk mengetahui perbandingan antara kebutuhan air
dan ketersediaan air di suatu wilayah sudah terpenuh atau tidak terpenuhi untuk
kedepannya. Analisis dan perhitungan neraca air sampai dengan tahun 2040 yang
dilihat dari kecamatan Penebel yang terletak di kabupaten Tabanan. Pada tahun 2018
sampai dengan 2022 kecamatan ini memiliki laju penduduk sebanyak 3,77%.
Jumlah penduduk yang meningkatkan maka kebutuhan domestik dan non
domestik juga meningkat. Proyeksi neraca air pada tahun 2022 kebutuhan air
mencapai 1760340,25 m3/tahun sedangkan untuk ketersediaan air dari data yang
diperoleh di PDAM sebesar 1624104 m3/tahun dimana kebutuhan air tidak bisa
dipenuhi karena ketersediaannya lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya.
Sehingga hasil proyeksi neraca air pada untuk tahun berikutnya sampai dengan 2040
mengalami defisit ketersediaan air. Hal tersebut dikarenakan PDAM tidak bisa
menjangkau beberapa daerah di Penebel. Sehingga sebagian masyarakat yang tidak
dilayani oleh PDAM akan mengambil sumber air langsung dari mata air
pegunungan.
Untuk itu perlu dilakukannya survey kembali terkait ketersediaan air untuk
memenuhi kebutuhan. Kondisi ketersediaan air baik dari segi kualitas dan
kuantitasnya perlu diperhatikan lagi di kecamatan Penebel dimana memiliki potensi
air yang sangat besar karena terletak dibawah gunung Batukaru. Selain itu
memerlukan kebijakan yang tegas dari Pemerintah Daerah kaitannya sehingga daya
dukung lingkungannya terjaga

24
DAFTAR PUSTAKA

[1] L. N. I. Maulidya, “Studi Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air


Bersih di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang menggunakan Program Epanet
2.0,” vol. 0, pp. 5–38, 2018.

[2] D. Handiyatmo, I. Sahara, and H. Rangkuti, Pedoman Penghitungan Proyeksi


Penduduk dan Angkatan Kerja. 2010.

[3] Engel, “Neraca Air,” Pap. Knowl. . Towar. a Media Hist. Doc., 2014.

[4] A. T. Batam, “Modul Prasarana Air Baku, Air Minum, Sumber Air, Mata Air,”
Perenc. Air Baku dari Mata Air, no. 16, pp. 1–20, 2017.

[5] E. Hartini, “Modul Hidrologi & Hidrolika Terapan,” Univ. Dian Nuswantoro
Semarang, p. 94, 2017, [Online]. Available:
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Modul Hidrologi Terapan.pdf

[6] P. B. Statistik, “Kecamatan Penebel Dalam Angka 2019”, [Online]. Available:


https://tabanankab.bps.go.id/publication/2019/09/26/74e0a662995ee8e6d027ec61/
kecamatan-penebel-dalam-angka-2019.html

[7] P. B. Statistik, “Kecamatan Penebel Dalam Angka 2020”, [Online]. Available:


https://tabanankab.bps.go.id/publication/2020/09/28/b024da9fd81037e5b0b4f446/
kecamatan-penebel-dalam-angka-2020.html

[8] P. B. Statistik, “Kecamatan Penebel Dalam Angka 2021”, [Online]. Available:


https://tabanankab.bps.go.id/publication/2021/09/24/86af917c4942e6f1a4a7efee/
kecamatan-penebel-dalam-angka-2021.html

[9] P. B. Statistik, “Kecamatan Penebel Dalam Angka 2022”, [Online]. Available:


https://tabanankab.bps.go.id/publication/2022/09/26/2b01f3e5b68442bf90f698f1/
kecamatan-penebel-dalam-angka-2022.html

[10] P. B. Statistik, “Kecamatan Penebel Dalam Angka 2023”, [Online]. Available:


https://tabanankab.bps.go.id/publication/2023/09/26/cd40a18467955dac52a4a1fe/
kecamatan-penebel-dalam-angka-2023.html

25

Anda mungkin juga menyukai