MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR (Pribadi)
MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR (Pribadi)
Oleh :
Ni Made Ari Sarasuandewi
NIM.2315374082
EBT-D
2
3.5.2 Neraca Air Tahun 2040…………………………………………………………….. 22
3.6. Strategi Pengembangan SDA…………………………………………………...…… 22
4. Kesimpulan……………………………………………………………………………. 24
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….…… 25
3
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan makhluk
hidup. Penggunaan sumber daya air tidak hanya digunakan untuk kebutuhan yang sederhana
seperti kehidupan sehari-hari melainkan kebutuhan yang menggunakan sumber daya air
dengan skala besar seperti, fasilitas umum, industri dan irigasi. Pertumbuhan penduduk yang
kian meningkat setiap tahunnya pada suatu daerah maka meningkat juga kebutuhan sumber
air. Sebagian besar sumber air yang digunakan berasal dari air tanah, salah satunya yang
didapatkan pada sumber mata air yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
tersebut.
Kecamatan Penebel merupakan salah satu kecamatan yang berada pada Kabupaten
Tabanan dimana kecamatan ini memiliki potensi sumber mata air yang melimpah. Sumber air
yang ada di wilayah tersebut tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik
saja tetapi digunakan untuk kebutuhan non domestik dan kebutuhan irigasi bagi pertanian.
Meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya pada Kecamatan Penebel juga dapat
mempengaruhi jumlah kebutuhan air yang digunakan. Untuk menganalisis ketersediaan air
kedepannya maka perlu dilakukannya analisis neraca air pada kecamatan tersebut.
Pada dasarnya, neraca air berguna menganalisis ketersediaan air di suatu wilayah dan
perbandingannya dengan kebutuhan air di wilayah tersebut. Mengetahui kondisi air
merupakan suatu hal yang penting terutama kondisi air pada suatu daerah irigasi. Hal ini
berfungsi sebagai informasi ketersediaan dan kebutuhan air pada daerah irigasi agar dapat
mendayagunakan potensi air yang tersedia sebaik-baiknya Oleh karena itu, ketersediaan
sumber air di sekitar Kecamatan Penebel perlu dilakukan analisis kebutuhan air baik
kebutuhan domestik, non domestik dan kebutuhan lain untuk dijadikan bahan perbandingan
kebutuhan air pada tahun 2040.
4
Dan Adapun manfaat dari analisis neraca air untuk mengetahui ketersediaan sumber air untuk
kebutuhan pada Kecamatan Penebel sebagai berikut.
5
2. KAJIAN TEORI
6
Dampak yang paling besar adalah kerusakan lingkungan. Semua kebutuhan manusia
dipenuhi dari lingkungan karena lingkungan merupakan sumberdaya alam yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ledakan penduduk yang cepat menimbulkan
dampak buruk. bagi kehidupan masyarakat terutama bidang sosial ekonomi masyarakat
1. Metode Aritmatika
Proyeksi jumlah penduduk digunakan untuk memodelkan pertumbuhan penduduk yang
mengalami peningkatan atau penurunan eksponensial. Metode eksponensial dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut [2]:
rn
Pn=P ₀ e (2.1)
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada akhir taun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
e = bilangan logaritma natural (2,7182818)
r = angka pertambahan penduduk (%)
n = selisih periode tahun yang ditinjau (tahun)
2. Metode Geometrik
Metode geometrik digunakan jika pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan atau
penurunan yang proporsional terhadap jumlah penduduk saat ini, dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
n
Pn=P ₀(1+r ) (2.2)
3. Metode Aritmatik
Metode Aritmatik digunakan ketika pertumbuhan penduduk cenderung berlangsung
dengan penambahan jumlah yang konstan setiap periode waktu tertentu, dapat dihitung
menggunaan persamaan berikut:
Pn=P ₀(1+rn) (2.3)
7
2.2. Proyeksi Perkembangan Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan air bersih merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
kebutuhan utama manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan air lainnya
(non domestik). Kebutuhan air bersih memegang peranan penting dalam masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan pemakaian air oleh masyarakat dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi dan kondisi sosial.
Proyeksi perkembangan domestik dan non domestik dilakukan untuk menentukan perkiraan
jumlah penduduk dan makhluk hidup dalam suatu wilayah untuk beberapa tahun
kedepannya. Penduduk yang setiap tahunnya kian meningkat merupakan salah satu faktor
yang penting untuk mengetahui pendistribusian sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan
penduduk baik domestik, non domestik dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka perlu mengikuti standar kebutuhan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
agar pendistribusian sumber daya air berjalan secara optimal.
8
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Sesuai Wilayah [4]
Kategori Wilayah Jumlah Penduduk Tingkat Pemakaian Air
No
Kota (Jiwa) (liter/orang/hari)
1 Metropolitan >20.000.000 >210
2 Metropolitan 1.000.000 – 2.000.000 150 – 170
3 Besar 500.000 – 1.000.000 120 – 150
4 Besar 100.000 – 500.000 100 – 150
5 Sedang 20.000 – 100.000 90 – 100
6 Kecil 3.000 – 20.000 60 – 100
(Sumber : Badan Standar Nasional, 2015)
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Bersih Non Domestik untuk Kategori I, II, III, IV [4]
9
(Sumber : Kriteia Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996)
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Bersih Non Domestik untuk Kategori V [4]
1 Sekolah 5 Liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
3 Puskesmas 1200 liter/unit/hari
4 Mesjid 3000 liter/unit/hari
5 Mushola 2000 liter/unit/hari
6 Pasar 12000 liter/hektar/hari
7 Komersial/industri 10 liter/hari
(Sumber : Kriteia Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996)
Kebutuhan air
No. Jenis ternak
(lt/ekor/hari)
1 Sapi/kerbau/kuda 40
2 Kambing/domba 5
3 Babi 6
4 Unggas 0,6
(sumber : Badan Standardisasi Nasional, 2015)
Sedangkan kebutuhan air untuk irigasi didefinisikan sebagai jumlah air yang
dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara
normal. Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan data area irigasi, jenis tanah, jadwal
kalender tanam, evapotranspirasi tanaman, efisiensi saluran irigasi dan hujan efektif. Faktor
yang mempengaruhi besar kebutuhan air irigasi yaitu kebutuhan air untuk penyiapan lahan,
kebutuhan air konsumtif tanaman, perkolasi, kebutuhan air untuk mengganti lapisan air,
curah hujan efektif, dan luas lahan irigasi. Kebutuhan air tanaman untuk padi sebesar 1-2
liter/detik/hektar.
10
Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di
atmosfir, tanah dan badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
air, es atau kabut. Saat menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
/ langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara
yang berbeda :
1. Evaporasi / transpirasi adalah air yang ada laut, daratan, sungai, tanaman, dsb,
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah adalah air bergerak ke dalam tanah melalui celah-
celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3. Air Permukaan adalah air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama
dan danau makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-
sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Dalam konsep siklus hidrologi bahwa
jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang
11
masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus
hidrologi terjadi maka tingkat neraca air nya semakin dinamis.[5]
Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat digambarkan melalui
sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang
berbeda-beda.
a. Model Neraca Air Umum menggunakan data klimatologis dan bermanfaat untuk
mengetahui berlangsungnya bulan basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air
untuk penguapan dari permukaan tanah).
c. Model Neraca Air Tanaman merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah,
dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu.
Data tanaman yang digunakan adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran
dari neraca air. Neraca air adalah gambaran potensi dan pemanfaatan sumberdaya air
dalam periode tertentu. Dari neraca air ini dapat diketahui potensi sumberdaya air yang
masih belum dimanfaatkan dengan optimal [4].
Hubungan antara siklus hidrologi dan neraca air yaitu dalam konsep siklus hidrologi
jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang
masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus
hidrologi terjadi maka tingkat neraca air nya semakin dinamis. Kesetimbangan air dalam
12
suatu sistem tanah-tanaman dapat digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang
kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-beda
a) Air Hujan
Dalam memilih sumber air baku, air bersih harus diperhatikan persyaratan utama yang
meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan biaya yang murah dari proses pengambilan
sampai proses pengolahan. Kualitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah
hujan, sehingga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat
digunakan secara terus menerus karena tergantung pada musim.
b) Air Permukaan
Air Permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih
adalah:
1) Air waduk berasal dari air hujan dan air sungai
2) Air sungai berasal dari air hujan dan mata air
3) Air danau berasal dari air hujan, air sungai atau mata air
Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi
Kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh
masyarakat.
13
c) Mata Air
Air dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau bebatuan, mengalir melalui
celah lapisan batu. Bila aliran ini terhalang oleh suatu lapisan air (seperti tanah liat, tanah
padat, batu atau cadas) maka air sangat baik bila dipakai sebgai air baku, kerena berasal
dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, pada umumnya mata
air cukup jernih dan tidak mengandung zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan
mati, karena mata air melalui proses penyaringan alami dimana lapisan tanah atau
bebatuan menjadi media penyaring.
d) Air Tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang telalu pada waktu air
melewati lapisan-lapisan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah dapat
tercemar oleh zat-zat seperti Fe,Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan
tanah.
Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada suatu satuan luas,
dinyatakan dalam satuan mm. Curah hujan sebesar 1 mm berarti pada luasan 1 m 2 jumlah air
hujan yang jatuh sebanyak 1 liter. Sehingga curah hujan 1 mm identik dengan 1 liter/m 2.
Klasifikasi hujan yang digunakan berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika dijabarkan
dalam tabel di bawah ini :
14
Landasan hukum yang dijadikan acuan dalam penyusunan Neraca Air ini berasal dari
berbagai undang-udang, peraturan daerah dan peraturan lainnya, baik bersifat nasional
maupun lokasi, antara lain:
1. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup.
3. Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor: 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan
Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum(Ksnp-Spam)
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
7. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya
Air.
8. Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2015 tentang
Penggunaan Sumber Daya Air.
9. Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumberdaya Air.
10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
11. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
15
3. ANALISIS NERACA AIR
16
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk kecamatan Penebel pada
tahun 2022 sebanyak 52.002 jiwa terdiri atas 25.623 penduduk laki-laki dan 26.379
penduduk perempuan. Kepadatan penduduk kecamatan Penebel pada tahun 2022 sebesar
470,10 jiwa/Km2. Tabel jumlah penduduk dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Penebel Tahun 2018 sampi 2022
No Tahun Jumlah Penduduk
1 2018 44860
2 2019 44870
3 2020 49637
4 2021 51845
5 2022 52008
(sumber : BPS Tabanan, Kecamatan Penebel)
3.2.2. Laju Penduduk
Kecamatan Penebel mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,01% dalam
periode 5 tahun dari tahun 2018 sampai 2022. Dimana kecamatan penebel mengalami
peningkatan penduduk sebesar 2,01% dari jumlah penduduk pada tahun 2018. Laju
pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelahiran, kematian,
17
migrasi penduduk dan faktor lainnya. Persentase laju pertumbuhan penduduk selama
periode 5 tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
18
Standar Nasional, jumlah penduduk dari kecamatan penebel di antara angka 20.000 –
100.000 jiwa yang dapat dikategorikan sebagai wilayah sedang sehingga perhitungan
kebutuhan air bersih sebesar 90 Liter/Orang/Hari.
Dari tabel didapatkan jumlah kebutuhan air bersih untuk kebuthan domestik adalah
4680720 liter/hari atau 54,175 liter/detik dengan jumlah penduduk 52008.
3.3.2. Kebutuhan Non Domestik
Data kebutuhan air bersih untuk non domestik yang dihitung adalah fasilitas
Pendidikan, Kesehatan, ibadah dan pasar, hasil perhitungan dibuat dalam tabel di bawah ini:
a. Fasilitas Pendidikan
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan air 10 liter/murid/hari. Jumlah
murid TK, SD, SMP, SMA tahun 2022 dibuatkan dalam table sebagai berikut:
Tabel 3.6 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan
Sekola Jumlah Konsumsi Air Rata-rata Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
h murid (Liter/Orang/Hari) Air (lt/Hari) Air (lt/dt)
TK 476 10 4760 0,055092593
SD 2682 10 26820 0,310416667
SMP 1446 10 14460 0,167361111
SMA 669 10 6690 0,077430556
Jumlah 52730 0,610300926
Dari tabel didapatkan kebutuhan air bersih pada fasilitas Pendidikan di kecamatan
Penebel tahun 2022, jumlah murid sebanyak 5273 jiwa dengan jumlah total kebutuhan
air bersih perhari sebesar 52730 liter/hari atau 0,610300926 liter/detik.
b. Fasilitas Kesehatan
19
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah puskesmas dengan kebutuhan air 2000 liter/orang/hari.
Jumlah kebutuhan air bersih untuk puskesmas dijabarkan dalam tabel berikut:
Dari tabel didapatkan kebutuhan air bersih pada fasilitas kesehatan di kecamatan
Penebel tahun 2022, jumlah puskesmas sebanyak 1 unit dengan jumlah total kebutuhan
air bersih Perhari sebesar 2000 liter/hari atau 0,023148148 liter/detik.
c. Fasilitas Ibadah
Menurut peraturan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum faktor yang
diperhitungkan adalah fasilitas ibadah dengan kebutuhan air yang berbeda setiap
unitnya. Jumlah kebutuhan air bersih untukfasilitas ibadah dijabarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.8 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Ibadah
Tahu Tempat Jumla Konsumsi Air Rata- Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
n Ibadah h Unit rata (Liter/Orang/Hari) Air (lt/Hari) Air (lt/dt)
Pura 382 100 38200 0,44212963
Masjid 16 3000 48000 0,555555556
Gereja
2022 3 300 900 0,010416667
Katolik
Gereja
1 300 300 0,003472222
Protestan
Jumlah 87400 1,011574074
Dari tabel didapatkan kebutuhan air bersih pada fasilitas ibadah di kecamatan Penebel
tahun 2022, jumlah tempat ibadah keseluruhan adalah 402 unit dengan jumlah total
kebutuhan air bersih perhari sebesar 87400 liter/hari atau 1,011574074 liter/detik.
20
Dari perhitungan kebutuhan air bersih dari fasilitas Pendidikan, Kesehatan dan
ibadah didapatkan jumlah total kebutuhan air non domestik di kecamatan Penebel sebesar
144130 Liter/Hari atau 1,668171296 Liter/detik seperti tabel di bawah ini:
21
Berdasarkan perhitungan kebutuhan domestik dan non domestik dan
ketersediaan air pada kecamatan Penebel didapatkan hasil perhitungan neraca air
seperti tabel berikut:
Pada tabel di atas di dapatkan proyeksi neraca air dari tahun 2023 samapi
dengan 2040. Dengan hasil ketersediaan air tidak mampu mencukupi keperluan air
sampai 17 tahun ke depan. Hasil proyeksi diketahui ketersediaan air sudah tidak
mampu mencukupi keperluan air dari 2022. Dilihat dari perbandingannya keperluan
22
air sebesar 3.038.521 dengan ketersediaan air yang diasumsikan sama dengan tahun
2022, maka tidak dapat memenuhi kebutuhan air di wilayah Kecamatan Penebel.
23
4. KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
[3] Engel, “Neraca Air,” Pap. Knowl. . Towar. a Media Hist. Doc., 2014.
[4] A. T. Batam, “Modul Prasarana Air Baku, Air Minum, Sumber Air, Mata Air,”
Perenc. Air Baku dari Mata Air, no. 16, pp. 1–20, 2017.
[5] E. Hartini, “Modul Hidrologi & Hidrolika Terapan,” Univ. Dian Nuswantoro
Semarang, p. 94, 2017, [Online]. Available:
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Modul Hidrologi Terapan.pdf
25