Laporan Mini Riset Tren Transformasi Pembinaan Keagamaan Islam Melalui Media Digital
Laporan Mini Riset Tren Transformasi Pembinaan Keagamaan Islam Melalui Media Digital
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fikih Kontemporer yang diampu oleh:
Oleh:
KELAS C
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Strategi dakwah menggunakan media digital awalnya hanya sebagai pelengkap. Saat
ini terjadi pergeseran, strategi dakwah melalui media digital semakin penting, bahkan utama.
Hal ini dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia semakin digital minded. Pengguna internet di
Indonesia tahun 2020 sekitar 175,4 juta orang (64% penduduk Indonesia), menggunakan
perangkat mobile, smartphone, dan socialmedia. Hal ini menunjukkan peran media digital
Situasi pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 ini secara tidak
membantu para da’i (sender) berkomunikasi dengan mad’u (receiver) secara lebih cepat,
Pembinaan keagamaan Islam (dakwah) dengan media (wasilah) internet memang bisa
menerobos batas ruang dan waktu. Namun kelemahan media sosial telah mengurangi
interaksi fisik bahkan cenderung anti-sosial, Bahkan terdapat ancaman tersebarnya isi pesan
dakwah (maddah) yang provokatif, fitnah, hoaks, dan pemahaman radikal yang terselubung.
Data terbaru mengenai tren perubahan pembinaan agama Islam melalui media digital
yang komprehensif dan terpercaya menjadi penting bagi pemegang kebijakan pembinaan
keagamaan. Penelitian ini mengungkapkan tren transformasi pembinaan agama Islam melalui
media digital; dan model pembinaan agama Islam melalui media digital.
Rumusan Masalah
1. Apa Dampak Dakwah Media Digital?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dalam dakwah media sosial baik secara langsung maupun tidak
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan dampak dakwah media digital yang saat ini penting bagi
masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
digunakan peneliti)
Laporan penelitian yang dilakukan (dengan teknis simulasi). Artinya semi penelitian
dengan data yang diperoleh penelitian melalui media internet atau berdasarkan Pengamatan.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
KAJIAN PUSTAKA
pemerintah, ormas keagamaan islam, kelompok pengajian islam, dan individu. Kegiatan
tersebut dilakukan secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media digital (online
maupun offline). Media digital tersebut dibagikan melalui Website dan Webblog, serta
aplikasi media sosial (socialmedia) Whatsaap, Youtobe , Facebook, Instagram, dan Zoom.
dan subcriber masih sedikit. Adapun PWNU DIY lebih progresif menggunakan media digital
yakni Bangkit Media yang awalnya format majalah sejak tahun 1979, sekarang intensif
memanfaatkan media digital untuk tetap melakukan aktivitas kajian. Kelompok-kelompok ini
ada yang mulai sebelum pandemi atau mengembangkan diri dengan digital setelah era
pandemi. Misalnya Majelis Sahabat Cinta Yogyakarta yang telah beraktivitas menggunakan
media online sejak tahun 2013, tetapi juga melakukan aktifitas pertemuan (offline) secara
rutin. Pada masa pandemi COVID-19 ini kajian melalui media digital semakin intensif dan
menggunakan media digital untuk menyiasati masa pandemi. Beberapa PAIF secara
individual dan mandiri membuat bahan materi tertulis untuk dibagikan digrup-grup media
sosial terutama WA. Kemudian beberapa PAIF mencoba membuat materi dengan membuat
rekaman ceramah singkat, selain dikirim ke grup-grup jamaah juga diunggah ke youtobe
sehingga mengjangkau masyarakat lebih luas. Hambatan PAIF adalh dukungan peralatan,
terbatasnya SDM yang menguasai IT. Motivasi membuat media digital PAIF rendah karena
belum ada pengakuan kinerja hasil (PAk) penyuluhan melalui media digital.
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai lokus kajian dengan pertimbangan tipologi masyarakat perkotaan yang melek
teknologi. Unit analisisnya adalah Lembaga keagamaan, baik instansi pemerintah, ormas
keagamaan, maupun majelis taklim. Data yang ditelusuri adalah aktivitas pembinaan
keagamaan melalui akun media Lembaga dimaksud, serta informasi langsung akun
PEMBAHASAN
pemerintah, ormas keagamaan islam, kelompok pengajian islam dan individu. Kegiatan
tersebut dilakukan secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media digital (online
maupun offline). Media digital tersebut dibagikan melalui website dan webblog, serta aplikasi
media sosial (social media) Whatsaap, Youtobe, facebook, Instagram, dan Zoom.
dan subscriber masih sedikit. Adapun PWNU DIY lebih progresif menggunakan media
digital yakni Bangkit Media yang awalnya format majalah sejak tahun 1979, sekarang
memanfaatkan media digital untuk tetap melakukan aktivitas kajian. Kelompok-kelompok ini
ada yang mulai sebelum pandemi atau mengembangkan diri dengan digital setelah era
pandemi. Misalnya Majelis Sahabat Cinta Yogyakarta yang telah beraktivitas menggunakan
media online sejak tahun 2013, tetapi juga melakukan aktivitas pertemuan (offline) secara
rutin. Pada masa pandemi COVID-19 ini kajian melalui media digital semakin intensif dan
menggunakan media digital untuk menyiasati masa pandemi. Beberapa PAIF secara
individual dan mandiri membuat bahan materi tertulis untuk dibagikan di grup-grup media
sosial terutama WA. Kemudian beberapa PAIF mencoba membuat materi dengan membuat
rekaman ceramah singkat, selain dikirim ke grup-grup media jamaah juga diunggah ke
Youtobe sehingga menjangkau masyarakat lebih luas. Hambatan PAIF adalah dukungan
peralatan, terbatasnya SDM yang menguasai IT. Motivasi membuat media digital PAIF
rendah karena belum ada pengakuan kinerja hasil (PAK) penyuluhan melalui media digital.
Kemunculan media baru berbasis internet mengubah relasi-relasi sosial yang telah
mapan. Media baru tidak hanya mentransformasi relasi antara warga dengan warga, namun
juga relasi antara warga dengan negara. Menurut Tapsell (2017), revolusi digital yang
memunculkan media baru mengarah pada arus divergensi yang saling bertolak belakang. Di
satu sisi, revolusi digital semakin memperkuat kontrol dan konsentrasi kapital kaum oligarki
ekonomi-politik atas media arus utama maupun media sosial. Namun, disaat yang bersamaan,
digitalisasi juga memfasilitasi berbagai platform digital yang dimanfaatkan oleh sekelompok
“minoritas warga berdaya” untuk tujuan-tujuan advokasi, emansipasi, dan edukasi publik ke
arah demokratisasi. Ia menyebut media digital merupakan arena kontestasi terbuka antara
kaum oligarki yang berupaya memperkuat kontrol dan kepemilikan modalnya versus warga
Media baru juga melahirkan fragmentasi, pluralisasi dan kontestasi di antara aktor-
keagamaan” (religious market) di Indonesia dengan melahirkan aktor-aktor baru. Salah satu
dampaknya adalah meningkatnya publikasi dan studi tentang otoritas agama di tengah
kemunculan media baru. Kehadiran media baru yang ditandai dengan penggunaan yang masif
teknologi komunikasi berbasis internet dinilai menjadi salah satu faktor yang berkontribusi
Dakwah adalah ajakan, panggilan atau seruan yang dilakukan dengan suara, kata-kata dan
perbuatan. Maksud dari ajakan tersebut ialah usaha pendakwah (da’i) dalam mengajak
seluruh umat manusia untuk lebih mengetahui tentang pencipta dan agamanya serta dituntun
menuju jalan yang benar (Allah SWT). Dakwah berisikan pesan-pesan islami yang
menghimbau umat manusia menjauhi perlakuan tercela. Abu Bakar Zakary menyatakan
pendapatnya bahwa dakwah merupakan sebuah bentuk usaha para ulama serta mereka yang
memiliki ilmu mengenai agama Islam untuk membagikan ilmu kepada masyarakat guna
menyadarkan mereka terhadap segala hal tentang agama dan dunia sesuai dengan
kemampuannya.
Untuk mencapai keefektivan dakwah dibutuhkan sebuah unsur yang disebut unsur-
1. Da’i adalah orang yang menyampaikan dakwah melalui lisan ataupun tindakan.
Perlu dicatat bahwa setiap orang merupakan pendakwah ketika memberikan contoh yang
benar.
1
Isbah, M. falikul dkk, PERSPEKTIF ILMU-ILMU SOSIAL DI ERA DIGITAL : DISRUPSI, EMANSIPASI,
DAN REKOGNISI (Yogyakarta, Gadjah mada university press,2021)hal.67-68
3. Maddah, merupakan materi dakwah yang akan disampaikan da’i kepada mad’u.
materi dakwah sebelumnya telah terkonsep yang berisi tentang akidah, syariah dan akhlak.
menyampaikan dakwah.
pesan dakwahnya agar dapat dipahami dan tersampaikan dengan baik kepada mad’u.
Secara bahasa efektivitas merupakan kata serapan yang berasal dari Bahasa Inggris yakni
effective yang berarti sesuatu yang memberikan hasil yang berkaitan sejauh mana sesuatu
telah direncanakan atau diinginkan dapat dicapai atau terwujud. Sedangkan dalam dakwah,
efektivitas dakwah ialah bagaimana dakwah berhasil memberikan pengaruh dan hasil kepada
pendengarnya sesuai apa yang diinginkan atau disampaikan pendakwah. Efektivitas dakwah
dapat dinilai berdasarkan dari berbagai sudut pandang serta tergantung pada siapa yang
membandingkan antara rencana sebelumnya dengan bagaimana pencapaian yang telah diraih.
Dari sudut pandang komunikasi, komunikasi dalam dakwah dapat dikatakan efektif apabila
pembicara/pendakwah.
Media massa merupakan sarana komunikasi massa yang berperan sebagai komunikator
serta agen of change yakni pelopor perubahan dalam lingkungan publik yang dapat
mempengaruhi khalayak melalui pesan berupa informasi, hiburan, pendidikan maupun pesan-
pesan lainnya dan dapat dijangkau masyarakat secara luas. Dewasa ini, di era globalisasi
yang semakin cepat, peran media massa dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat
dihindari lagi. Mengingat bahwa posisi media massa dalam kehidupan masyarakat begitu
penting maka kesuksesan media massa dalam menjalankan perannya sebagai komunikator
dapat dilihat dari semakin berkembangnya media massa, bertahannya media massa hingga
saat ini, dan semakin bertambahnya stasiun, perusahaan hingga website dan program yang
disuguhkan oleh pengelola media cetak dan media elektronik. Media massa tidak akan
bertahan hingga saat ini apabila tidak ada masyarakat yang menggunakan atau
banyaknya pemirsa. Apabila dilihat secara menyeluruh, menurut McQuail terdapat 6 (enam)
perspektif dalam melihat peran media massa dalam kehidupan sosial terutama dalam
1. Melihat media massa sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai
jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana, atau
2. Media sering dianggap sebagai a mirror of event in socity and the world, implying a
faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang
2
Ramadani, Rahayu, EFEKTIVITAS DAKWAH DALAM MEDIA DIGITAL UNTUK GENERASI Z, (Sulawesi
selatan, IAIN PAREPARE,2020)hal.5
merefleksikan apa adanya, karenanya para pengelola media sering merasa tidak bersalah jika
media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain.
3. Memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal
untuk diberi perhatian atau tidak. Televisi senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk
4. Media massa sering dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang
menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang
beragam.
5. Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-
ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan tejadinya tanggapan dan umpan balik.
6. Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekedar tempat berlalu lalangnya
interaktif.
Tidak jauh berbeda dengan peran media massa itu sendiri, perspektif dalam melihat
peran media menurut McQuail di atas pada dasarnya ingin menunjukan bahwa peran media
dalam kehidupan sosial bukan hanya sebagai sarana hiburan atau pelepas ketegangan,
melainkan isi dan informasi yang disajikan mempunyai peran yang signifikan dalam proses
sosial.3
Media sosial adalah aplikasi berbasis internet (media online) yang penggunanya bisa
membuat web page pribadi, kemudian dapat saling terhubung berbagi informasi dan
3
Khatimah, Husnul, POSISI DAN PERAN MEDIA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT,(Cirebon,UIN
SUNAN GUNUNG DJATI, 2018)hal.123-124
berkomunikasi. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial mendukung interaksi sosial dan
media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Media sosial memiliki ciri-ciri antara lain: pesan yang disampaikan tidak
hanya untuk satu orang saja, namun bisa untuk banyak orang; pesan yang disampaikan bebas,
tanpa harus melalui gate keeper; pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding
media lainnya; dan penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. Perkembangan media
sosial kini semakin pesat. Hampir setiap orang memiliki akun media sosial. Hal ini karena
dapat diakses kapanpun dan dimanapun tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Cukup
menggunakan mobilephone yang sangat mudah. Dengan demikian, media sosial adalah media
online yang penggunanya dapat saling berpartisipasi melalui blog, jejaring sosial, forum dan
dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial digunakan untuk bersosialisasi satu
sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia saling berinteraksi tanpa
BAB V
KESIMPULAN
4
Habibi, Muhammad, OPTIMALISASI DAKWAH MELALUI MEDIA SOSIAL DI ERA DIGITAL, (Kalimantan
Barat, IAIN PONTIANAK, 2018)hal.105-106
Dakwah berisikan pesan-pesan islami yang menghimbau umat manusia menjauhi
perlakuan tercela. Abu Bakar Zakary menyatakan pendapatnya bahwa dakwah merupakan
sebuah bentuk usaha para ulama serta mereka yang memiliki ilmu mengenai agama Islam
untuk membagikan ilmu kepada masyarakat guna menyadarkan mereka terhadap segala hal
Mengingat bahwa posisi media massa dalam kehidupan masyarakat begitu penting
maka kesuksesan media massa dalam menjalankan perannya sebagai komunikator dapat
dilihat dari semakin berkembangnya media massa, bertahannya media massa hingga saat ini,
dan semakin bertambahnya stasiun, perusahaan hingga website dan program yang disuguhkan
oleh pengelola media cetak dan media elektronik. Media massa tidak akan bertahan hingga
saat ini apabila tidak ada masyarakat yang menggunakan atau memanfaatkannya dalam
Media sosial mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi
berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Media sosial memiliki
ciri-ciri antara lain: pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa
untuk banyak orang; pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui gate keeper; pesan
yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya; dan penerima pesan yang
menentukan waktu interaksi. Perkembangan media sosial kini semakin pesat. Hampir setiap
orang memiliki akun media sosial. Hal ini karena dapat diakses kapanpun dan dimanapun
tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Cukup menggunakan mobilephone yang sangat
mudah.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
press)hal.67-68