Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME MATERI PPAM

NAMA : MEILIANI PUSPITA SARI

NIM : PO71240200029

PRODI : D-III KEBIDANAN

Langkah Prioritas untuk Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif yaitu:


1. Menyusun rencana pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif
2. Mengumpulkan data sasaran dan cakupan untuk persiapan pelayanan kesehatan
reproduksi komprehensif. Pada tanggap darurat krisis kesehatan, data dapat
menggunakan estimasi dan setelah situasi normal, data mengunakan data riil
3. Mengidentifikasi fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif
4. Menilai kapasitas petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang
komprehensif

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisa data yang sistematis


dan berkelanjutan selama proyek berjalan ditujukan untuk mengukur kemajuan proyek dantuj
uan program. Petugas kesehatan reproduksi melaksanakan daftar periksa PPAM
untukmemonitor penyediaan layanan disetiap situasi bencana pada fase awal respon
bencanadilakukan setiap minggu. Setelah penyelengaraan pelayana sudah mantap ,
monitoring bulanan sudah cukup. Evaluasi adalah proses untuk menentukan apakah program
telahmemenuhi tujuan yang diharapkanStandar hak asasi manusia adalah hak privasi menurut
hukum HAM . Oleh karenaitu , hak privasi membebankan kewajiban bagi para penyedia
layanan dan siapapun yangmengumpulkan data terkait dengan kesehatan untuk menjaga
kerahasiaan informasi itu.
Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga
dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, pil, suntik, implant, IUD, dan sebagainya.
Dengan pelayanan kesehatan reproduksi melalui PPAM pada situasi bencana
diharapkan juga pelayanan KB pada klien dan penyintas di lokasi bencana dapat terpenuhi
secara maksimal. Program KB sendiri bukan merupakan komponen PPAM, namun penting
pada situasi bencana untuk tetap menjamin ketersediaan alat kontrasepsi sesuai dengan
kebutuhan guna mencegah droup out peserta KB yang bisa berlanjut menjadi kehamilan yang
tidak diinginkan.

Standar hak asasi manusia Hak privasi menurut hukum hak asasi manusia internasional
melindungi hak untuk privasi dan kerahasiaan informasi kesehatan, termasuk informasi
mengenai kesehatan reproduksi, fungsi reproduksi, kehidupan seksual maupun seksualitas
seseorang. Oleh karena itu, hak privasi membebankan kewajiban bagi para penyedia
layanan dan siapapun yang mengumpulkan data terkait dengan kesehatan untuk menjaga
kerahasiaan informasi itu.

Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2007, bencana dibagi menjadi bencana alam,


bencana non alam dan bencana sosial.

 Bencana alam adalah segala jenis bencana yang sumber, perilaku, dan faktor
penyebab atau pengaruhnya berasal dari alam, seperti : banjir, tanahlongsor,
gempabumi, erupsi gunungapi, kekeringan, angin ribut dan tsunami.

 Bencana non alam adalah adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

 Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan terror.

Pada tanggap darurat krisis kesehatan perlu dilakukan penilaian untuk


mendapatkan informasi mengenai kondisi penduduk yang terkena dampak atau
pengungsi. Khusus untuk kesehatan reproduksi, kurangnya pemahaman kespro
menjadikan kebutuhan kespro kurang tertangani lewat upaya tanggap bencana padahal
berdasarkan pengamatan lapangan, kebutuhan kesehatan reproduksi tetap ada dan
justru meningkat pada situasi bencana. Penilaian kebutuhan paket PPAM perlu
memotret kebutuhan yang ada dan kerentanan kesehatan reproduksi setelah krisis.

Situasi darurat bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
telah mengakibatkan ancaman yang kritis terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan
atau kesejahteraan suatu masyarakat atau sekelompok besar orang. Kemampuan
bertahan dari masyarakat yang terdampak menjadi kewalahan dan bantuan dari luar
dibutuhkan. Hal ini bisa merupakan akibat dari peristiwa seperti konflik bersenjata,
bencana alam, epidemi atau kelaparan dan sering kali menyebabkan penduduk harus
mengungsi. Prinsip dasar dalam penyusunan program kesehatan reproduksi dalam
situasi darurat bencana yaitu koordinasi, kualitas pelayanan, komunikasi, partisipasi
masyarakat, pengembangan kapasitas teknis dan manajemen, akuntabilitas, hak asasi
manusia serta advokasi. Perempuan memiliki resiko yang sangat riskan terhadap
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana sehingga perempuan memiliki hak-
hak perlindungan kesehatan reproduksinya. Komnas perempuan sebagai komisi
nasional anti kekerasan yang melindungi perempuan, dituntut untuk tanggap dalam
menangani berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan, sekaligus
sigap dalam memahami berbagai perkembangan.
Layanan asuhan pasca keguguran yang komprehensif terdiri dari beberapa elemen
untuk membantu perempuan memenuhi hak seksual dan reproduksinya, yaitu:
1. Konseling untuk mengidentifikasi dan menjawab kebutuhan fisik dan emosional
perempuan serta kekhawatiran lainnya.
2. Tatalaksana medis untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi yang
mengancam jiwa, termasuk tatalaksana kegawatdaruratan, pencegahan infeksi,
evakuasi hasil konsepsi, manajemen nyeri, dan tatalaksana komplikasi.
3. Layanan kontrasepsi atau KB untuk membantu perempuan merencanakan dan
mengatur kehamilannya.
4. Rujukan ke layanan kesehatan reproduksi atau layanan kesehatan lain yang
dibutuhkan, baik itu di dalam maupun di luar fasilitas kesehatan di mana saat ini
pasien dilayani.
5. Kemitraan dengan masyarakat dan penyedia layanan lain untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan serta induksi keguguran yang tidak aman,
menggerakkan sumber daya untuk membantu perempuan mendapatkan asuhan pasca
keguguran yang baik dan tepat waktu, dan memastikan bahwa layanan kesehatan telah
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia
sejak lahir sampai mati (life cycle approach) agar di peroleh sasaran yang pasti dan
komponen pelayanan yang jelas serta dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas
dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dan bertumpu pada program
pelayanan yang tersedia.
Langkah-langkah/kegiatan yang dilakukan untuk mencegah penularan HIV adalah:
1. Memastikan kegiatan transfusi darah aman dan rasional yang dilakukan oleh
lembaga/organisasi yang bergerak dibidangnya, misalnya: Palang Merah
Indonesia (PMI)
2. Menekankan pentingnya kewaspadaan standar sejak awal dimulainya
koordinasi dan memastikan penerapannya
3. Memastikan ketersediaan dan pemberian profilaksis pascapajanan
4. Memastikan ketersediaan kondom melalui koordinasi dengan organisasi dan
lembaga yang bekerja di bidang kesehehatan reproduksi dan keluarga
berencana (pemerintah dan non pemerintah)
5. Memastikan pemberian obat ARV dan IMS terutama pada perempuan yang
terdaftar dalam program PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)
6. Memasang informasi dengan nomor telepon yang bisa dihubungi 24 jam untuk
kelanjutan pengobatan ARV bersama dengan obat rutin lainnya.

Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana dilaksanakan


melalui Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) pada saat awal bencana. PPAM
Kesehatan Reproduksi merupakan bagian dari Pedoman Penanggulangan Krisis
Kesehatan Akibat Bencana. Dalam paket PPAM tersebut di atas termasuk
dibutuhkannya logistik dan supply kespro dalam situasi darurat. Logistik dan
supply kespro ini disebut RH Kit. RH Kit adalah alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan dasar bagi ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita
dalam situasi darurat.

Kebutuhan akan pelayanan Kesehatan Reproduksi harus selalu tersedia,


bahkan cenderung meningkat dalam situasi darurat bencana. Untuk itu tidak
semua pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan, akan tetapi cukup pelayanan
yang utama dan mendasar seperti yang terdapat dalam Paket Pelayanan Awal
Minimum (PPAM) kesehatan reproduksi situasi. Dengan adanya pertemuan ini
diharapkan pengelola mampu menangani permasalahan kesehatan khususnya
kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana.

Anda mungkin juga menyukai