Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN PEMIKIRAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Disusun Oleh :
Muhammad Daffa Ridhoillah Marhans (22.88.204.029)
Fachrizal Muttaqin (22.88.204.015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
PERBANDINGAN PEMIKIRAN...................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Iman dan Kufur.................................................................................................................5
B. Perbuatan Manusia............................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Kalam adalah cabang ilmu keislaman yang berfokus pada pembahasan masalah-masalah
teologis dan filosofis dalam Islam. Ilmu Kalam muncul sebagai respons terhadap berbagai
pemikiran dan tantangan filosofis yang dihadapi oleh umat Islam pada awal-awal perkembangan
Islam. Latar belakang perbandingan pemikiran Ilmu Kalam melibatkan berbagai faktor sejarah,
sosial, dan intelektual yang mempengaruhi perkembangan pemikiran ini. Berikut beberapa latar
belakang utama:
1. Pengaruh Filsafat Yunani:
- Pada awal abad ke-8 Masehi, terjemahan karya-karya filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab
menghadirkan umat Islam dengan pemikiran-pemikiran filosofis yang kompleks. Beberapa
pemikiran ini bertentangan dengan keyakinan keagamaan Islam. Ilmu Kalam muncul sebagai
upaya untuk menyelaraskan ajaran Islam dengan pemikiran filsafat Yunani, terutama dalam
konteks keyakinan tentang Allah, kehendak bebas, dan masalah keabadian jiwa.
2. Pertentangan Teologis dan Politis:
- Kontroversi dan perselisihan teologis dalam umat Islam, seperti perdebatan tentang sifat-sifat
Allah, takdir, dan kehendak bebas, memicu perkembangan Ilmu Kalam. Umat Islam merasa
perlu untuk merespons pemikiran-pemikiran yang kontroversial dan menantang itu agar bisa
mempertahankan keyakinan keagamaan mereka.
3. Kekhalifahan Abbasiyah dan Pusat Pembelajaran Ilmiah:
- Periode Kekhalifahan Abbasiyah (abad ke-8 hingga ke-13) menjadi pusat pembelajaran dan
intelektualitas Islam. Pusat-pusat ilmu seperti Bait al-Hikmah di Baghdad mendukung
perkembangan Ilmu Kalam. Para ulama di sana aktif mempertahankan dan merumuskan
argumen-argumen teologis.
4. Perkembangan Aliran-aliran Dalam Islam:
- Munculnya berbagai aliran dalam Islam seperti Mu'tazilah, Ash'ariyyah, dan Maturidiyyah
menjadi bagian penting dalam perbandingan pemikiran Ilmu Kalam. Setiap aliran ini memiliki
pandangan yang berbeda terhadap masalah-masalah teologis, dan persaingan di antara mereka
memicu perbandingan dan pengembangan pemikiran Ilmu Kalam.
5. Pertemuan dengan Pemikiran Agama Lain:
- Kontak dengan pemikiran agama lain, terutama agama-agama monoteistik seperti Kristen dan
Yahudi, juga memainkan peran dalam perbandingan pemikiran Ilmu Kalam. Diskusi-diskusi
antar-agama mendorong umat Islam untuk mengkaji dan mempertahankan keyakinan-keyakinan
teologis mereka.

3
6. Pemikiran Ulama dan Tokoh Ilmu Kalam:
- Peran tokoh-tokoh seperti al-Kindi, al-Farabi, al-Ghazali, dan Ibnu Sina dalam membahas dan
merumuskan argumen-argumen Ilmu Kalam sangat memengaruhi perkembangan pemikiran ini.
Mereka memberikan kontribusi besar dalam merespon dan merinci konsep-konsep teologis.
Perbandingan pemikiran Ilmu Kalam melibatkan sejumlah besar literatur, debat, dan perdebatan
yang membentuk landasan pemikiran Islam pada masa itu. Pemikiran ini terus berkembang dan
tetap relevan dalam diskusi-diskusi teologis di dunia Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Iman dan Kufur
2. Perbuatan manusia
3. Kehendak mutlak dan kehendak tuhan
4.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Iman dan Kufur
1. Menurut Aliran Khawarij Iman dan kufr mulai dipersoalkan ketika aliran Khawarij
memandang semua yang menerima tahkim adalah kafir. Bagi aliran Khawarij, iman tidak
cukup hanya diucapkan atau dibenarkan melainkan harus dibuktikan dengan perbuatan,
karena itulah yang merupakan penentu iman. Maka dari itu bagi yang melakukan dosa
besar adalah kafir.
2. Menurut Aliran Murjiah
Iman adalah ma’rifah sama dengan ikrar dan tashdiq, amal tidak termasuk unsur iman.
Sedang kufr adalah mengingkari. Oleh karena itu, apapun yang dilakukan oleh seseorang
tidak mempengaruhi imannya, sekalipun berbuat dosa.
3. Menurut Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah mengemukakan bahwa, iman adalah ketaatan kepada apa yang
diwajibkan dan disunatkan. Ini berarti bahwa unsur iman bagi Mu’tazilah tidak hanya
ikrar dan tashdiq, tetapi juga pengamalan sangat berpengaruh terhadap iman, sehingga
seseorang yang beriman melakukan dosa besar tidak dapat dikatakan kafir, karena masih
ada unsur lain yang dimiliki, yaitu: pengakuan atau ikrar dan tashdiq. Pelaku dosa besar
hanya dikatakan sebagai fasiq, bukan mukmin secara mutlak dan bukan kafir secara
mutlak. Manusia dikatakan kafir manakala unsur-unsur iman tidak
4. Menurut Aliran Asy’ariyah
Aliran Asy’ariyah membedakan antara iman dan Islam. Iman bersifat khusus,
berhubungan dengan hati yakni ikrar dan tashdiq. Sementara Islam mempunyai ruang
lingkup yang luas meliputi syari’at atau pengamalan, sehingga tidak dapat digolongkan
kafir karena melakukan dosa besar. Hanya saja dalam kehidupan sebagai seorang yang
beriman tidak cukup dengan iman atau Islam saja, melainkan keduanya harus dipadukan,
karena iman dan Islam tidak dapat dipisahkan.
Tentang iman, Imam Asy’ari menjelaskan bahwa perbuatan manusia dapat menjadikan
iman itu kuat dan lemah. Untuk memperkokoh iman itu harus menjalankan ketaatan.
Iman yang kuat menjadi penghalang dalam berbuat dosa, sementara iman yang lemah
memudahkan untuk melakukan pelanggaran.

5
B. Perbuatan Manusia
1. Menurut Aliran Jabariyah
Aliran jabariyahmemandang bahwa manusia tidak merdeka dari mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa (fatalism). Aliran jabariyah memandang manusia
tidak mempunyai pilihan. Manusia dalam perbuatannya adalah majbur(terpaksa).
Manusia digerakkan Allah, sebagaimana benda- benda yang mati dan tak bernyawa dapat
bergerak hanya karena digerakkan oleh Tuhan.

2. Menurut Aliran Mu’tazilah


Aliran Mu’tazilahmemandang bahwa manusia sendirilah sebenarnya yang mewujudkan
perbuatannya, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, begitu pula iman dan kufur.
Paham ini diperkenalkan pertama kali oleh Ma’bad ibn al Juwaini dan Ghailan al
Dimasyqi. Keduanya merupakan orang yang paling awal memperkenalkan pembicaraan
tentang al qadr, yaitu kemampuan manusia untuk melakukan perbuatannya. Manusia
tidak dikendalikan tetapi dapat memilih.
Kebebasan manusia dalam mewujudkan perbuatannya erat kaitannya dengan
kewajibannya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sedangkan tanggung
jawab menghendaki kebebasan. Pemberian siksaan dan pahala tidak relevan kalau
manusia tidak aktif. Jadi nampaknya bahwa manusia merdeka dalam tingkah lakunya. Ia
berbuat baik atas kemauannya sendiri, begitu pula sebaliknya. Keterlibatan Tuhan sama
sekali tidak ada dalam mewujudkan perbuatan manusia.
3. Menurut Aliran Asy’ariyah
Menurut Asy’ariyah manusia lemah, banyak bergantung kepada kehendak dan kemauan
Tuhan. Dalam menggambarkan hubungan perbuatan manusia dengan kehendak dan
kekuasaan Tuhan. Al Asy’ari memakai istilah kasb (perolehan). Menurut al Asy’ari, inti
dari kasb itu adalah bahwa sesuatu itu timbul dari yang memperoleh dengan perantaraan
daya yang diciptakan Allah. Perbuatan- perbuatan manusia oleh Asy’ari pada hakikatnya
diadakan oleh Allah. Semua itu mencakup perbuatan-perbuatan gerakan refleks dan
perbuatan-perbuatan manusia.
4. Menurut Aliran Maturidiyah
Dalam perwujudan perbuatan terdapat dua perbuatan, perbuatan Tuhan dan perbuatan
manusia. Perbuatan Tuhan mengandung kebijaksanaan (hikmah). Baik dalam cipta-
ciptaannya maupun perintah dan laranglarangannya, perbuatan manusia bukanlah
merupakan paksaan dari Allah, karena itu tidak bisa dikatakan wajib, karena kewajiban
itu mengandung suatu perlawanan dengan iradahnya.
C. Kehendak mutlak dan Kehendak Tuhan
1. Menurut Aliran Mu’tazilah
Kaum Mu’tazilahmemandang bahwa Allah itu tidak berkuasa mutlak. Kemutlakan
kekuasaan Allah dibatasi oleh beberapa hal yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri, yang

6
mana Tuhan tidak akan melanggarnya berdasarkan kemauannya sendiri. Aliran
Mu’tazilah sepakat bahwa manusia mampu menciptakan perbuatannya baik dan buruk.
Washil bin ‘Atha berpendapat bahwa manusia bebas dalam perbuatannya, dia tidak
dipaksa, agar dengan demikian maka keadilan Tuhan terwujud. Paham ini didasari oleh
paham mereka tentang keadilan Allah. Sebab tidak benar manusia diberi beban kemudian
dibatasi kebebasannya atau tidak diberikan kemampuan untuk mewujudkan apa yang
dibebankan kepadanya. Tuhan itu adil kalau manusia diberi kehendak untuk memilih
perbuatan yang diinginkannya dan diberi kemampuan untuk melaksanakan apa yang
dikehendakinya. Atas perbuatannya itulah maka Tuhan memberikannya imbalan pahala
atau siksa sesuai dan ancamannya.
2. Menurut Aliran Asy’ariyah
Aliaran Asy’ariyahmenyatakan bahwa Allah mempunyai kekuasaan mutlak dan tidak
tunduk kepada siapapun. Kekuasaan mutlak Allah tidak dapat dibatasi oleh kebebasan
manusia. Hal ini dapat dipahami dari pandangan kaum Asy’ariah yang memahami bahwa
manusia tidak bebas berbuat dan berkehendak. Sebab sekiranya sesuatu terjadi di luar
kehendak Allah, atau sekiranya dalam kekuasaanNya terjadi apa yang tidak dikehendaki-
Nya, maka hal ini akan berarti bahwa Allah itu lemah atau lupa, sedangkan sifat lemah
atau lupa adalah mustahil bagi Allah. Dengan demikian, Allah lah yang menghendaki
segala sesuatu yang terjadi di alam ini, termasuk perbuatan baik atau perbuatan buruk.

5.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbandingan pemikiran Ilmu Kalam mencakup berbagai aliran dan pandangan
teologis yang berkembang dalam dunia Islam. Meskipun terdapat perbedaan signifikan
dalam pendekatan dan pandangan antar aliran, ada juga beberapa kesamaan pokok dalam
upaya memahami dan membela ajaran agama Islam. Berikut adalah beberapa kesimpulan
utama dari perbandingan pemikiran Ilmu Kalam:

1. Perbedaan Teologis dan Filosofis:

- Aliran-aliran Ilmu Kalam, seperti Mu'tazilah, Ash'ariyyah, dan Maturidiyyah,


memiliki perbedaan dalam pandangan mereka terkait sifat-sifat Allah, kehendak bebas
manusia, takdir, dan masalah-masalah teologis lainnya. Perbedaan ini mencerminkan
upaya untuk menyelaraskan ajaran Islam dengan pemikiran filsafat Yunani dan
merespons kontroversi dalam komunitas Muslim.

2. Pengaruh Tokoh-Tokoh Penting:

- Perbandingan pemikiran Ilmu Kalam dipengaruhi oleh kontribusi tokoh-tokoh


seperti al-Kindi, al-Farabi, al-Ghazali, dan Ibnu Sina. Masing-masing tokoh ini
memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk dan mengembangkan argumen-
argumen teologis, serta memengaruhi arah pemikiran Ilmu Kalam.

3. Pentingnya Konteks Sejarah dan Sosial:

- Pemikiran Ilmu Kalam juga sangat dipengaruhi oleh konteks sejarah dan sosial
pada masa itu, termasuk pertentangan politis dan teologis, serta pertemuan dengan
pemikiran agama lain. Konteks ini memainkan peran dalam menentukan arah dan fokus
perdebatan dalam Ilmu Kalam.

4. Upaya Menjaga Kesatuan Umat:

- Meskipun terdapat perbedaan pandangan, pemikiran Ilmu Kalam secara umum


bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga kesatuan umat Islam. Para ulama yang

8
terlibat dalam Ilmu Kalam menyadari pentingnya mempertahankan ajaran Islam dalam
menghadapi tantangan filosofis dan teologis.

5. Evolusi dan Konservasi Pemikiran:

- Pemikiran Ilmu Kalam mengalami evolusi seiring waktu, dan aliran-aliran


tersebut terus berkembang. Meskipun demikian, ada juga elemen konservatif dalam
pemikiran ini, di mana beberapa konsep dan argumen mendasar tetap dijaga sebagai
bagian dari warisan intelektual Islam.

6. Pentingnya Dialog dan Toleransi:

- Meskipun terdapat perbedaan, perdebatan antar aliran Ilmu Kalam juga


mencerminkan semangat dialog dan toleransi di dalam Islam. Meskipun munculnya
perbedaan pendapat, terdapat upaya untuk menjaga kerukunan dan menghormati
perbedaan pandangan.

Dalam keseluruhan, perbandingan pemikiran Ilmu Kalam memberikan gambaran


kompleks dan beragam tentang upaya umat Islam dalam menjelaskan dan membela
ajaran agama mereka. Meskipun terdapat perbedaan, kesamaan dalam upaya menjaga
integritas dan kesatuan umat Islam tetap menjadi aspek penting dalam perkembangan
pemikiran ini.

9
10

Anda mungkin juga menyukai