Dedc Bab 1
Dedc Bab 1
Sebuah gambar teknik atau istilahnya drawing design tidak bisa terlepas dari suatu ketentuan yang disebut
kepala gambar atau bahasa lainya etiket,siapapun elemen yang menggunakan drawing sebagai acuan kerjanya pasti
membutuhkan sebuah kepala gambar atau etiket tersebut
Etiket/kepala gambar merupakan bagian yang harus dicantumkan dalam gambar teknik,karena disinilah akan
di tempatkan informasi penting tentang gambar tersebut,Kepala gambar sebenarnya tidak ada ketentuan yang
spesifik untuk ukuran maupun bentuknya, jadi harus disesuaikan dengan ukuran kertas yang akan kita pakai,Semakin
besar ukuran kertas yang kita pakai semakin besar pula ukuran kepala gambar dan huruf yang dipakai,Tetapi ada
beberapa hal yang harus ada didalamnya seperti disebut dalam etiket/kepala gambar.
Ada beberapa komponen yang wajib dituliskan dalam kepala gambar/etiket, agar sebuah gambar dapat
dibaca sesuai dengan standar ISO. Beberapa informasi yang wajib disertakan dalam etiket adalah:
Selain dari hal hal wajib diatas tentu ada hal hal penunjang yang sewajarnya ada dalam sebuah kepala gambar /
etiket diantaranya adalah :
Kesimpulanya sebuah kepala gambar atau etiket adalah sebuah keharusan di dalam drawing design karena tanpa
adanya sebuah kepala gambar maka gambar / sketch/design tidak dapat di fungsikan sebagaiman mestinya untuk itu
bagi instansi yang terkait dengan drawing baik itu drafter,qc,pelaksana lapangan sampai owner sangat
membutuhkan adanya kepala gambar atau etiket tersebut
Batas Area Gambar & Etiket
Batas Area Penggambaran :
Pada gambar sketsa yang mengacu kepada standarisasi gambar teknik, ketika kita akan melakukan
penggambaran pada sebuah kertas, kita harus mempunyai batas wilayah kerja gambar, yang dibatasi dengan
garis tepi. Batas garis tepi yang dibuat adalah sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Ukuran batas garis tepi sisi
kiri biasanya lebih lebar, ini dimaksudkan agar ketika gambar kerja tersebut berjumlah banyak, maka
diperlukan suatu penjepitan gambar, sehingga ketika gambar tersebut dibundel atau dijilid, gambar yang
dibuat tidak tertutup oleh jilidan tepi kertasnya.
Pada penggunaan posisi kertas gambar, dikenal dengan 2 posisi kertas yaitu landscape dan portrait.
Sedangkan batas dari tepi gambar berubah, yang terpenting batas kiri kertas lebih lebar dibandingkan batas
atas, kanan dan bawah kertas. Untuk ukuran kertas A4, posisi yang diperbolehkan hanyalah posisi
tegak/portrait, sedang untuk ukuran A3, A2, A1 dan A0, diperbolehkan menggunakan kedua posisi kertas.
Berikut tabel data batas margin yang sesuai dengan standar ISO
Kepala gambar atau etiket adalah suatu identitas yang dapat menjelaskan berbagai keterangan
pendukung sebagai pelengkap gambar. Didalam etiket biasanya tercantum : nama penggambar, nama
pemeriksa gambar, nama instansi yang mengeluarkan/menerbitkan rancangan gambar tersebut, nomor
gambar kerja, tahun pembuatan gambar, skala dari gambar kerja, ukuran dari kertas gambar, satuan ukuran
yang digunakan, lambang proyeksi yang digunakan, Judul gambar, kebutuhan material beserta jumlah, jenis
dan ukurannya dan berbagai data yang diperlukan sebagai pelengkap. Berikut contoh jenis etiket yang sering
kita jumpai :
1 Jenis-jenis garis dan pengunaannya
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang digunakan sesuai dengan maksud dan
3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek diantaranya
Selain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang digunakan. Berdasarkan tebalnya, garis
dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis tebal dan garis tipis, dengan masing-masing kegunaannya. Di bawah ini
adalah contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel keterangannya
Gambar 1
Contoh penggunaan variasi jenis garis
Tabel jenis-jenis garis dan penggunaannya
Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2 dimensi,
artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut pandang, dan oleh sebab itu gambar
proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua komponen ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu
elemen ukuran yang lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut pandang
yang lain yang dapat memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila benda yang hendak diproyeksikan
memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat menampilkan
banyak sudut pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan sesedikit mungkin
pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan pembacaan gambar.
Konsep proyeksi
Konsep proyeksi
Dalam pembuatan gambar teknik, ada kalanya satu pandangan tidak mencukupi untuk menerjemahkan suatu
benda ke dalam gambar proyeksi 2 dimensi. Perhatikan gambar contoh di bawah;
Pada gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi yang sama
seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk benda
yang sebenarnya, kita harus menambah gambar proyeksi tersebut dengan mengambil sudut pandang yang
lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda
tersebut. Peraturan dalam menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit
mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan keseluruhan gambar
tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar 3 pandangan dengan kondisi yang
mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan dengan kondisi yang sulit dibaca).
Gambar proyeksi
Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7) diperlukan paling
sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi pandangan, bisa tediri dari pandangan depan +
pandangan samping, atau pandangan depan + pandangan atas, atau yang lainnya sepanjang semua informasi
bentuk tercakup dalam gambar proyeksi tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh proyeksi dari benda-benda sederhana, dilanjutkan dengan soal-soal
latihannya :
Penguasaan gambar proyeksi diperlukan terutama untuk membuat gambar teknik, bukan untuk
membaca gambar teknik, tetapi karena tingkat kesulitan dalam membuat gambar berada di bawah tingkat
kesulitan membaca gambar, maka pelajaran proyeksi sebaiknya dilakukan pada tahap awal pengajaran,
untuk pendahuluan dalam pelatihan daya bayang dalam pembacaan bentuk gambar 3 dimensi (perspektif).
Sudut pandang proyeksi
Konsep lay out (tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam konsep, yang
didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
“Kamar-kamar” yang terbentuk dari potongan bidang proyeksi tersebut disebut kwadran, yang
berarti masing-masing kamar dinamakan kwadran pertama, kwandran kedua sampai keempat, apabila benda
diletakkan pada kwadran pertama dan diproyeksikan pada bidang proyeksi di dalamnya, maka cara seperti
ini disebut cara pandang (cara proyeksi) kwadran pertama (atau sudut pertama), demikian juga halnya
apabila benda diletakkan pada kwadran ketiga dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksinya, maka
cara tersebut dinamakan cara pandang sudut ketiga. Secara konsep, proyeksi sudut kedua dan keempat pun
bisa digunakan, tetapi pada prakteknya yang sekarang ini digunakan hanyalah proyeksi sudut pertama dan
ketiga.
Benda seperti yang tampak pada gambar 12a diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi seperti
pada gambar 12b. Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan A, dan gambarnya
adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar sebagai titik atau garis pada bidang
proyeksi. Pada gambar 12b tampak juga proyeksi benda pada bidang bawah menurut arah B, menurut arah
C pada bidang proyeksi sebelah kanan , menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E
pada bidang proyeksi atas, dan menurut arah F pada bidang depan. Setelah terbentuk semua proyeksi
(gambar 12b), bentangkan semua bidang proyeksi menjadi bidang-bidang 2 dimensi (gambar 13a).
Gambar 12a
Gambar12b
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga pandangan depan A sebagai patokan,
pandangan atas B terletak dibawah, pandangan kiri C terletak di kanan, pandangan kanan D terletak
disebelah kiri, pandangan bawah E terletak diatas, dan pandangan belakang F boleh ditempatkan disebelah
kiri atau kanan. Hasil selengkap dapat di lihat pada Gambar 13b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis
proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga “Cara E”
karena cara ini telah banyak dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti Jerman, Swiss, Prancis, Rusia dsb.
Benda yang akan digambar diletak dalam peti dengan sisi-sisi tembus pandang sebagai bidang-
bidang proyeksi, seperti pada gambar 14a. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan tampak gambar pandangan
dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh anak panah.
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan lain
diproyeksikan pada bidang proyeksi lainnya menuerut gambar 14a, Sisi peti dibuka menjadi satu bidang
proyeksi lainnya menurut gabar 14b. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar 14c. Dengan pandangan A
sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas, pandangan kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan
D diletakkan di kanan, pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F dapat
diletakkan di kiri atau kanan. Susunan proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut ketiga, dan disebut
juga “Cara A” karena cara ini telah dipakai di Amerika.Negara-negara lain yang banyak mempergunakan
cara ini adalah Jepang, Australia, Canada dsb.
3. PERSPEKTIF
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari gambar 2
dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar perspektif relatif lebih sulit
dibandingkan dengan menggambar proyeksi. Kesulitan pertama adalah menggabungkan seluruh pandangan
yang ada sehingga kita bisa membayangkan bentuk benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah,
walaupun kita sanggup membayangkan bentuk perspektif dari benda tersebut di pikiran kita, seringkali kita
kesulitan dalam menggambarkan bentuk tersebut di atas kertas. Menerjemahkan hasil pembacaan kita ke
atas kertas memang tidak mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat membantu apabila kita sanggup
melakukannya.
Kemampuan untuk membaca gambar (membayangkan perspektif) lebih banyak diperlukan secara
umum daripada kamampuan membuat gambar (membayangkan proyeksi). Kemampuan membuat gambar
diperlukan hanya terbatas utuk orang-orang yang tugasnya memang membuat/mencipta gambar teknik,
seperti misalnya drafter, designer, atau copies. Tetapi kemampuan membaca gambar diperlukan oleh lebih
banyak orang yang tugasnya berkaitan dengan bidang engineering. Oleh karenanya pelatihan gambar
perspektif harus dilakukan secara intensif. Teori pada pokok bahasan perspektif ini sangatlah sedikit (untuk
tahap dasar), sehingga metoda pelatihan yang terbaik adalah dengan dengan banyak mengerjakan latihan-
latihan soal. Di bawah ini adalah beberapa contoh aplikasi gambar perspektif, pelajari dengan baik,
kemudian kerjakan latihan soal-soal pada halaman paling belakang
Proyeksi Perspektif
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian
ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas
lagi. Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya, dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian
yang menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut
potongan (gambar 16d. Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar.
Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores.
Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda tandanya
tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama (gambar 17a)
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan
pada garis potongnya (gambar 17b).
Gambar 17a Gambar 17b
Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan tidak melalui garis sumbu
dasar
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu
bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama.
Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga
berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar
potongan demikian.
Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang yang
berdampingan melalui garis sumbunya.
gambar 18a
gambar 18b gambar 18c
Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi
sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang tersembunyi tidak perlu digambar
dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada gambar potongan.
Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi, misalnya
benda pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c memperlihatkan gambar yang dipotong setempat
dan potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong
(gambar 20d).
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran dari 2 bagian
yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.