Anda di halaman 1dari 3

Nama : Keysa Bunga Alifka

Kelas : 8A
No. Absen : 20

CERITA FIKSI
Danau Toba

Dahulu kala, di sebuah desa di Sumatera Utara. Hiduplah seorang petani


bernama Toba. la hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja
menggarap ladang dan mencari ikan.

Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pada


suatu hari, Toba pergi ke sungai di dekat rumahnya, ia bermaksud
mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail,
umpan, dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah
sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya.

Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, Toba berdoa, "Ya Allah, semoga
aku dapat ikan banyak hari ini". Beberapa saat kemudian, kail yang telah
dilemparkannya terlihat bergoyang-goyang. la segera menarik kailnya.

Petani tersebut sangat senang karena ternyata ikan yang didapatkannya


kali ini sangat besar. Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil
tangkapannya, Toba sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu
bisa berbicara!

"Tolong aku jangan dimakan Pak, biarkan aku hidup", ucap ikan itu.

Tanpa banyak tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke


dalam sungai kembali. Selang beberapa menit, Toba terkejut. karena
tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat
cantik."Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu," kata si ikan.
"Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?" tanya Toba.

"Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan


kerajaan", jawab wanita itu.

"Terima kasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu. Sebagai
imbalannya, aku bersedia kau jadikan istri," kata wanita itu.

Tanpa pikir lama, petani itupun mengangguk. "Baiklah, saya setuju," ucap
Toba.

Namun, wanita ini mensyaratkan satu permintaan terakhirnya. "Kamu


berjanji tidak boleh menceritakan asal-usul saya yang berasal dari seekor
ikan," kata calon istrinya itu.

"Jika janji itu dilanggar, niscaya akan terjadi petaka yang sangat dahsyat,"
ucapnya dengan tatapan serius.

Setelah beberapa bulan menikah, kebahagiaan Toba bertambah karena


sang istri telah melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama
Samosir. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan
kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran orang-orang. Samosir
selalu merasa lapar dan tidak pernah merasa kenyang.

Hingga suatu hari, dia mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan
makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja.
Namun, tugas tersebut tidak dipenuhinya. Semua makanan yang
seharusnya untuk ayahnya dilahap habis. Setelah itu, dia tertidur pulas di
sebuah gubuk.

Karena sudah tidak tahan menahan lapar, Pak Toba yang berada di
sawah langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, petani ini
melihat anaknya sedang tertidur di gubug.
Pak Toba langsung membangunkan anaknya. "Hey Samosir, bangun!"
teriaknya. Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan
makanannya.

"Mana makanan buat Ayah?" tanya Pak Toba.

"Sudah habis kumakan," jawab Samosir.

Mendengar hal tersebut, Pak Toba langsung memarahi anaknya. "Anak


tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!" umpat Pak Toba tanpa
sadar telah melanggar janji dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata tersebut, seketika itu juga anak dan
istrinya hilang. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air
yang sangat deras disertai dengan turunnya hujan dan petir. Air meluap
sangat tinggi dan luas hingga membentuk sebuah danau. Danau itu
akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Anda mungkin juga menyukai