Mona Yosa - Laporan PKR
Mona Yosa - Laporan PKR
Oleh:
Disusun guna memenuhhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK 4302)
NO SOAL
1 Indonesia sebagai Negara berkembang masih di perlukan adanya pembelajaran kelas
rangkap. Hal ini apakah masih dijumpai di Negara negara maju?
Sebutkan Negara manasaja dan apa alasannya?
Jawab:
Pembelajaran kelas rangkap (PKR) merupakan satu bentuk pembelajaran yang
mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR ini tidak
hanya diimplementasikan di Negara Indonesia saja, bahkan di negara maju dan adikuasa
sekalipun juga masih menerapkan konsep PKR. Contohnya:
a) Negara Republik Rakyat China (RRC) ada 420.000 sekolah yang menerapkan
konsep tersebut.
b) Di Meksiko dan Kolombia; 22% dari sekolah dasar di Meksiko dan 18% dari sekolah
dasar di Kolombia juga menerapkan PKR.
c) Di Northern Territory of Australia, 40 % dari sekolah yang ada di kawasan ini
menerapkan PKR.
d) Di Belanda, 29% dari kelas-kelas yang ada di negeri kincir angin Belanda juga
menerapkan kelas rangkap
e) Di Amerika Serikat masih di jumpai 1000 sekolah hanya dengan satu ruang kelas.
Artinya, dalam menerapkan PKR tidak selalu identik dengan ketertinggalan dan
kemunduran, melainkan merupakan sebuah skill yang harus dimiliki oleh seorang
guru apabila suatu saat mendapatkan suatu kendala dan keterbatasan, terutama sarana
dan prasarananya.
PKR dibuat tentu saja ada maksud dan tujuannya. Secara umum adalah untuk
menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Namun, kali ini akan
dipaparkan alasan mengapa PKR diperlukan, yaitu :
a) Alasan Geografis
Lokasi yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman yang
berpindah dan adanya mata pencaharian khusus seperti menangkap ikan, menebang
kayu dan sebagainya.
b) Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal di daerah
pemukiman yang amat jarang, maka PKR dinilai sebagai pendekatan pembelajaran
yang praktis.
c) Kurang guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru
yang dengan suka cita siap mengajar di daerah pedalaman. Dengan kata lain, masih
kurangnya pemerataan tenaga pendidik yang ditempatkan di daerah-daerah tertentu.
d) Terbatasnya ruang kelas
Ruang kelas yang terbatas di daerah pedalaman dapat menjadi kendala tersendiri
dalam proses pembelajaran. Apalagi jumlah rombongan belajar yang melebihi
kapasitas sebuah ruang kelas tersebut.
e) Adanya guru yang tidak hadir
Alasan ini tidak hanya berlaku di SD terpencil melainkan juga di kota besar
sekalipun. Misalnya guru tersebut sakit, sehingga tidak dapat mengajar, maka kelas
tersebut tidak mungkin diliburkan. Maka Kelas yang tidak diajar guru tersebut juga
harus diajar oleh guru lain dengan cara dirangkap.
f) Alasan Keamanan
Tidak dapat dipungkiri, keamanan juga merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi.
Terutama dalam peijalanan menuju ke sekolah tersebut juga perlu dipertimbangkan.
2 Saat ini hamper setiap sekolah kelebihan guru. Apakah masih dibutuhkan adanya
pembelajaran kelas rangkap? Bagaimana pendapat Anda dan berikan salah satu contoh!
Jawab :
Menurut saya yang dibutuhkan adalah kemampuan guru dalam mengorganisasi kelas
rangkap atau mempunyai pengalaman pengaplikasian kelas rangkap. Karna memang
saat ini sekolah-sekolah kelebihan guru tetapi kemampuan guru dalam mengelola kelas
rangkap masih kurang sehingga sangat dibutuhkan dan diperlukan guru-guru yang
mempunyai kemampuan kelas rangkap diberbagai sekolah. Alasannya adalah jika guru
tersebut menemui keadaan dimana dia sedang piket dan banyak guru yang sedang ada
kegiatan diluar sekolah, maka kemampuannya dalam mengelola kelas rangkap
sangatlah dibutuhkan. Karena akan banyak kelas-kelas yang kosong yang beda
angkatan. Maka pada saat seperti itu haruslah guru bisa menerapkan kelas rangkap
3 Pada dasarnya ada 2 model PKR, murni dan modifikasi.Jelaskan model PKR modifikasi
222
Jawab :
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya
kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di
kelas 5 dan mata pelajaran IPA dengan topik Tumbuhan Hijau di kelas 6. Topik yang
diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam
dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Untuk penerapan model ini,
perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.
a) Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V
dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila
tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras,
dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada
di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b) Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai
pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada
kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara
seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat
dimana guru harus berdiri di pintu penghubung.
c) Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu
penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai
materi dan kegiatan belajar yang barn berlaku. Berikan komentar dan penguatan
sesuai dengan keperluan. S etel ah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk
masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d) Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.
4 Untuk menciptakan kelas yang menarik, kondusif, dan nyaman, apa yang harus anda
lakukan sebagai guru ?
Jawab:
Berikut adalah cara Untuk menciptakan kelas yang menarik, kondusif, dan nyaman
dikelas:
a) Menerapkan metode/model pembelajaran yang bervariasi.
Kelas yang kondusif sangat dipengaruhi oleh keadaan situasi(mood) siswa untuk
mengikuti pelajaran, metode pembelajaran yang monoton dan itut-itu saja membuat
siswa merasa jenuh dan bosan maka dari alangkah baiknya dalam mengajar cobalah
beberapa model/metode pembelajaran yang meyenangkan agar siswa menjadi lebih
aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran sehingga perasaan bosan mengikuti
pembelajaran bisa diminimalisir.
b) Menjadi guru yang tegas
Biasanya suasana belajar tidak kondusif disebabkan oleh guru yang kurang tegas
terhadap anak didiknya sehingga siswa kebanyakan bermain-main atau melakukan
aktivitas lain sementara gurunya sibuk menjelaskan. Alngkah baiknya seorang guru
memiliki ketegasan agar murid lebih menghargainya, tegas bukan berarti keras
namun lebih tepatnya memiliki soul inside atau kharisma sehingga murid lebih
segang untuk melakukan hal yang kurang baik saat belajar.
c) Menyepakati aturan bersama
Langkah selanjutnya yang bisa anda coba untuk mengatasi kelas yang tidak kondusif
adalah membuat aturan bersama siswa, misalkan aturan tata tertib, perilaku dan lain-
lain hal ini bertujuan agar siswa tidak melakukan sesuatu yang diluar batas wajar.
d) Menjadi guru yang menyenangkan
Membangun komunikasi yang baik, menganggap siswa sebagai anak sendiri,
mendengarkan keluh-kesah siswa, minta saran dan pendapat dari siswa adalah
beberapa cara yang bisa dilakukan agar disenangi oleh siswa.
e) Atur posisi duduk siswa sebaik mungkin
Cara membuat kelas kondusif dan tenang adalah mengatur posisi duduk siswa sebaik
mungkin. Posisi duduk siswa bisa juga menjadi penyebab kelas menjadi kurang
kondusif, anda bisa merotasi tenpat duduk siswa, anda juga bisa menempatkan anak
yang nakal dan suka menganggu temannya di posisi depan agar bisa diawasi. sekali-
kali model tempat duduk juga bisa dirubah sperti model tapal kuda, model diskusi,
model berhadapan.
f) Mendesain kelas agar nyaman
Cara membuat kelas kondusif dan tenang adalah mendesain kelas agar nyaman.
Kelas yang pengap, sempet, berdebu, kotor, bau dan sirkulasi udara yang kurang baik
bisa menjadi penyebab pmebelajaran menjadi kurang kondusif.
g) Biarkan siswa berkreasi
Cara membuat kelas kondusif dan tenang adalah dengan memberi kesempatan pada
siswa untuk berkreasi. Guru adalah fasilitator, motivator, katalisator dan mediator.
Guru tidak boleh otoriter dan menguasai pembelajaran namun biarkan siswa yang
lebih berkreasi.
h) Belajar diluar ruangan
Mungkin persepsi kita selama ini tentang kelas agar keliru, sebagian mengartikan
kelas sebagai tempat belajar padahal hal tersebut kurang tepat karena arti kelas
adalah rombongan belajar.
i) Memberi nasehat.
Nasehat adalah cara yang bijaksana untuk menyentuh hati siswa agar mau berubah
menjadi lebih baik, ajaklah atau tenangkan suasana kelas kemudian berikan nasehat
yang bisa membuat siswa menjadi sadar akan tugasnya sebagai siswa.
j) Humoris (Bercanda)
Agar pembelajaran bisa menyenangkan, terlalu serius juga kurang baik sebaiknya
diselingi beberapa candaan lebih tepatnya candaan positif. Dengan menyelingin
pembelajaran dengan sedikit candaan maka suasana pembalajaran tidak menjadi
tegang dan tidak kakuh sehingga siswa lebih nyaman dalam belajar.
NO SOAL
1 Untuk mewujudkan pelaksanaan PKR di sekolah, apa yang Anda lakukan sebagai
guru ?
Jawab :
evaluasi a. Mempertahankan SK
KD lama yang sesuai
dengan SKL baru
b. Merevisi SK KD
Sumber kompetensi Lama disesuaikan
dengan SKL baru
c. Menyusun SK KD
baru
Kompetensi inti
No SOAL
1
Sebagai guru SD, Anda pasti pernah mengajar kelompok kecil, dengan cara
membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Apa saja yang biasa Anda
lakukan ketika mempersiapkan siswa untuk bekerja kelompok ?
Jawab :
Pertama-tama yang harus dilakukan oleh guru sebelum mengajar kelompok kecil
adalah dengan mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang
diperlukan, dan diakhiri dengan kegitan kuluminasi yang dapat berupa rangkuman,
pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran kelompok kecil guru harus mengenal
murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur.
2 Topik mana saja yang harus disajikan melalui kegiatan kelas besar ( klasikal ) serta
topic mana saja yang sebaiknya disajikan melalui kegiatan kelompok kecil !
Jawab :
Topik yang harus disajikan melalui kegiatan kelas besar (klasikal) adalah hal-hal
yang bersifat umum. Seperti pengarahan, penjelasan umum atau hal hal yang berupa
informasi. Topik yang harus disajikan melalui kegiatan kelompok kecil adalah dapat
berupa kerja bebas, dengan bahan atau petunjuk yang telah disiapkan guru dan
belajar mandiri sesuai dengan jadwal kegiatan.
3 Coba rancang satu pengorganisasian siswa ( kapan akan digunakan kegiatan klasikal,
dan kapan akan digunakan kelompok kecil dan perseorangan ) ?
Jawab :
Misalnya dengan mengumpulkan dua kelas yang kosong pada salah satu kelas
tertentu dan kebetulan jadwal mata pelajaran dua kelas tersebut sama, maka pertama-
tama guru memberikan arahan agar anak-anak membuka buku paketnya, lalu
membaca dan memahami isi dari bacaan tersebut. Setelah itu guru memberikan
perintah bahwa untuk kelas 3 misalnya, setelah membaca selesai dilanjutkan dengan
diskusi, sementara untuk kelas 4, setelah selesai membaca anak anak diminta untuk
keluar kelas mengamati halaman sekolah dan menuliskan apa yang mereka lakukan
setelah mengamati, anak-anak kelas 4 diminta untuk mengumpulkan hasil
pengamatan secara per orangan.
4 Dalam satu kelas ada 2 siswa yang sangat lancar dan cepat membacanya
dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Agar dalam PKR dapat berjalan dengan
baik, apa yang Anda lakukan terhadap 2 siswa tersebut ?
Jawab :
Dalam kegiatan PKR, jika terdapat 2 siswa yang lebih ancar dan cepat membacanya,
kita bisa menempatkan mereka dalam satu kelompok kecil. Karena mereka sudah
pasti bisa belajar lebih mandiri dibandingkan anak anak yang lain. Dan jika mereka
sudah selesai dalam mengerjakan tugas misalnya, mereka bisa diperbantukan untuk
mengajari teman temannya yang lain, agar mereka juga bisa saling menumbuhkan
sikap gotong royong dan saling membantu dalam kelas.
5
Apa keuntungan bagi guru ketika ada siswa yang cepat, lancar membaca dalam
proses PKR kelompok kecil dan perseorangan ?
Jawab :
Keuntungan bagi guru ketika ada siswa yang cepat, lancar membaca, dalam proses
PKR kelompok kecil dan perseorangan adalah guru bisa menjadikan anak tersebut
sebagai tutor sebaya untuk membantu memberikan satu persatu pengajaran kepada
siswa lain, dengan demikian guru bis aterbantu dan guru juga bisa memanfaatkan hal
tersebut untuk memberikan perhatian yang lebih untuk kelas yang lebih rendah
misalnya.
RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
MODEL 221
(2 Mata Pelajaran, 2 Tingkat Kelas, 1 Ruangan)
I. Standar Kompetensi
Matematika Kelas 2
IPS Kelas 3
Matematika Kelas 2
Membandingkan bilangan sampai dengan 500.
IPS Kelas 3
Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
III. Indikator
Matematika Kelas 2
Menentukan bilangan 1 sampai 500
Menentukan bilangan lebih besar.
Menentukan bilangan lebih kecil.
IPS Kelas 3
Matematika Kelas 2
1. Siswa dapat menentukan bilangan 1 sampai 500
2. Siswa dapat menentukan bilangan lebih besar
3. Siswa dapat menentukan bilangan lebih kecil.
IPS Kelas 3
IPS Kelas 3
Kerja sama di lingkungan rumah
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir , guru
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Butir Soal
Matematika kelas 2
Bandingkan jumlah benda di bawah ini dengan tanda >, < atau =.
1. Kucing Peliharaan Tina .... Kucing Peliharaan Naila.
2. Cangkir Kuning .......Cangkir Hijau.
3. Permen Andi ....... Permen Budi.
4. Luas sawah pak Ali.........Luas Sawah Pak Zainal.
5. Ikan peliharaan Adi.........Ikan peliharaan Ida.
Kunci Jawaban :
1. <
2. =
3. >
4. =
5. <
IPS kelas 3
Isilah titik-titik dibawah ini.
1. Apakah yang di maksud lingkungan alam?............
2. Sebutkan 3 contoh lingkungan alam?..............
3. Apakah yang dimaksud lingkungan alam buatan?................
4. Sebutkan 3 contoh lingkungan alam buatan?..............
5. Apakah penyebab Banjir?..............
Kunci Jawaban
I. Standar Kompetensi:
IPA (Kelas II)
1. Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan
hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk hidup.
III. Indikator :
A. IPA
1.4.1 Mengenali bermacam-macam tumbuhan dan hewan di sekitar.
1.4.2 Menyebutkan contoh tumbuhan dan hewan yang menguntungkan manusia.
1.4.3 Menjelaskan manfaat tumbuhan dan hewan yang menguntungkan
manusia.
1.4.4 Menyebutkan contoh tumbuhan dan hewan yang merugikan manusia.
B. Matematika
1.5.1 Mengenal mata uang rupiah.
1.5.2 Menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya.
1.5.3 Mengenal nilai tukar mata uang rupiah.
1.5.4 Menentukan harga sejumlah barang.
B. Matematika
a. Siswa dapat mengenal mata uang rupiah.
b. Siswa dapat menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya.
c. Siswa dapat mengenal nilai tukar mata uang rupiah.
d. Siswa dapat menentukan harga sejumlah barang.
V. Materi Ajar
A. IPA
1. Tumbuhan dan hewan yang menguntungkan manusia.
2. Tumbuhan dan hewan yang merugikan manusia.
B. Matematika
1. Nilai mata uang
VII.Kegiatan Pembelajaran
IX. Penilaian
A. Prosedur Penilaian : Kinerja
B. Bentuk Soal : Menggelompokkan
C. Instrumen : Terlampir
I. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
III. Indikator :
A. IPA
3.8.5 Menjelaskan manfaat daripeduli dan melestarikansumber daya alam
danlingkungan
4.8.5 Melakukan refleksi kebiasaanpeduli dan melestarikansumber daya alam
danlingkungan dalam bentuktabel
B. Matematika
3.1.1 Memahami tentang bilangan bulat negatif.
4.1.1 Mengidentifikasi bilangan bulangan bulat negatif.
B. Matematika
1. Siswa mampu memahami bilangan bulat negatif
2. Siswa mampu menjelaskan bilangan bulat negatif
V. Materi Ajar
C. BAHASA INDONESIA
CUACA
D. IPA
Mencintai lingkungan adalah cara kita untuk ikut serta menjaga kelestarian
lingkungan.
E. Matematika
Operasi Bilangan Bulat
IX. Penilaian
A. Prosedur Penilaian : Kinerja
B. Bentuk Soal : Menggelompokkan
C. Instrumen : Terlampir