Anda di halaman 1dari 9

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit yang dilakukan

oleh Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian menurut pemenkes Nomor 72 Tahun

2016 bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin

kepastian mutu bagi tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari

penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient

safety) (Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

di Rumah Sakit).

Untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang profesional di Instalasi

Farmasi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah harus dipenuhi

kebutuhan tenaga farmasi dengan jumlah cukup dan sesuai kualifikasi.

a. Jenis Ketenagaan

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh Apoteker dibawah Kepala Bidang

Penunjang Medik dan Kepala Seksi Penunjang Diagnostik. Pembagian tugas di

Instalasi Farmasi dituangkan dalam deskripsi kerja (uraian kerja) yang telah

disesuaikan dengan kemampuan, ketrampilan dan pendidikan. Petugas

melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan tupoksi-nya (tugas pokok dan

fungsinya).jumlah petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.

Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah ada 23 orang dibagi dalam rawat

inap dan rawat jalan yang terbagi atas :

1) Apoteker = 4 orang

2) Tenaga Teknis Kefarmasian = 22 orang

Total SDM di Instalasi Farmasi = 26 orang

b. Waktu Pelayanan

Pembagian waktu kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.

Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi,
siang dan malam, untuk rawat inap dan rawat jalan dengan 5 hari kerja dari

senin-jumat dari pukul 07.00 – 16.00 WIB.

1) Shift pagi = 07.00 – 14.00 WIB

2) Shift siang = 14.00 – 21.00 WIB

3) Shift Malam = 21.00 – 07.00 WIB

c. Jenis Kegiatan

Kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang dilakukan di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah untuk

pelayanan Rumah Sakit, dengan pembiayaan secara tunai, BPJS PBI

(Penerimaan Bantuan Iuran) dan BPJS NON BPJS antara lain :

1) Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)

2) Pelayanan UPIP (Unit Pelayanan Intensive Psikiatri)

3) Pelayanan di bangsal Arimbi, Brotojoyo, Citroanggodo, Dewaruci,

Endrotenoyo, Gatutkaca, Hudowo, Irawan, Kresno, Madrim, Srikandi,

Ongkowijoyo, Srikandi, Yudhistira, Rama Shinta dan Pandu Dewanata.

4) Pelayanan Poliklinik rawat jalan yang meliputi Klinik Psikiatri, Klinik Syaraf,

Klinik Gigi, Konsultasi Gigi, Klinik Psikologi, Klinik Psikogeriatri, dan Klinik

Umum.

5) Pelayanan Penunjang antara lain Radiologi, Elektromedik, Laboratorium,

Gas Oksigen, Sanitasi, dan Sterilisasi.

6) Penyimpanan perbekalan farmasi serta pendistribusiannya ke semua

instalasi pelayanan yang membutuhkan.

7) Produksi obat atau pengemasan kembali dengan pembuatan kapsul, puyer,

dan sirup.

8) Pelayanan kefarmasian berupa KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi)

untuk dokter, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lain yang terkait dan

pasien beserta keluarganya.


6. Pelayanan Kefarmasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah

Sistem pelayanan farmasi yang digunkan pada RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah adalah pelayanan farmasi 1 (satu) pintu. Pelayanan farmasi 1

(satu) pintu adalah sistem dimana dlam pelayanan kefarmasian itu sendiri

menggunakan satu kebijakan, satu Standart Operasional (SOP), satu pengawasan

dan satu sistem informasi.

7. Pelayanan Resep

Resep dapa didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,

dokter hewan kepada apoteker, seperti dalam bentuk paper maupun elektronik untuk

menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku (Permenkes Nomor 72 tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit).

Prosedur pelayanan resep adalag sebagai berikut :

a. Resep yang dilayani disendirikan antara resep rawat jalan dan resep rawat inap,

untuk resep rawat inap dibendel per pasien dimulai dari pasien masuk hingga

pasien keluar dari Rumah Sakit.

b. Resep yang mengandung narkotik disendirikan dan dilakukan pembukuan

narkotik.

c. Resep yang sudah tiga tahun diusulkan pemusnahan setelah lima tahun dengan

disaksikan oleh BPOM dan dibuat berita acara.

d. Pada pemusnahan resep harus dibuatkan berita acara yang memuat tanggal

pemusnahan, tanggal rerep yang dimusnahkan dan beratnya serta ditandatangani

oleh Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Berita acara dibuat rangkap 4

(empat) dan dikirim kepada Dirjen POM.


8. Pelayanan Resep Rawat Jalan

Pelyanan kefarmasian dilaukan dengan penerimaan resep yang datang dan

dilayani oleh Instalasi Farmasi rawat jalan. Instalasi Farmasi rawat jalan terdiri dari

rawat jalan Pandu Dewanata dan rawat jalan Komprehensif. Instalasi Farmasi rawat

jalan Pandu Dewanata melayani poli gigi dan poli jiwa remaja sampai dewasa,

sedangkan rawat jalan komprehensif melayani poli umum, poli syaraf, poli anak, poli

kandungan dan kebidanan, poli bedah mulut, poli oksygen, penyakit dalam, dan poli

jiwa untuk geriatri, melayani permintaan perbekalan farmasi berdasarkan resep dokter

untuk pasien rawat jalan. Pelayanan kefarmasian rawat jalan melayani pasien Tunai,

BPJS-BPI (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Non-Bantuan Iuran).

Tujuan dari pelayanan rawat jalan tunai adalah untuk meningkatkan mutu

pelayanan terhadap pasien rawat jalan tunai agar tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal secara efektif dan efesien.

Prosedur Pelayanan Kefarmasian antara lain :

a. Pasien mendaftar dibagian Rekam Medik.

b. Pasien mendapatkan nomor antrian dan menuju poli pemeriksaan.

c. Pasien diperiksa dokter.

d. Dokter menuliskan resep pasien rawat jalan, resep dapat berupa paper maupun

e-prescribing.

e. Resep tunai diterima oleh Instalasi Farmasi rawat jalan, lalu diperiksa oleh

apoteker, apabila terjadi kesalahan maka petugas farmasi akan melakukan

konfirmasi kepada dokter penulis resep.

9. Pelayanan Resep Rawat Inap

Prosedur pelayanan kefarmasian pada pelayanan resep rawat inap :

a. Dokter menulis rerep rawat inap tunai dan resep diantar oleh petugas perawatan

ke farmasi rawat inap.


b. Petugas farmasi menerima resep tersebut dan memeriksanya, bla ada kesalahan

dalam penulisan, maka petugas farmasi akan melakukan konfirmasi kepada

dokter penulis resep.

c. Petugas farmasi memasukan ke dalam billing system pemakaian perbekalan

farmasi kemudian ditransfer ke bagian pendapatan Rumah Sakit untuk dilakukan

penagihan.

d. Petugas farmasi menyediakan obat sesuai resep untuk masing-masing pasien,

kemudian diserahkan kepada petugas rawat inap.

Pelayanan resep pada rawat inap dilakukan secara UDD (Unit Dose

Dispensing), dimana sediaan farmasi yang diresepkan oleh dokter didistribusikan

dalam kemasan dosis unit tunggal.

Kegiatan pelayanan resep meliputi :

1) Pengkajian Resep

Pengkajian resep merupakan kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang

dimulai dari telaah resep yang dimasukan kedalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah yang harus memenuhi persyaratan

administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis, baik untuk pasien rawat

jalan maupun rawat inap dilakukan agar dapat menjamin efektifitas, keamanan

dan efisien.

2) Kesesuaian Farmasetik

Kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,

inkompatibilitas, cara dan lama pemakaian.

3) Pertimbangan Klinis

4) Adanya reaksi alergi, efek samping, interaksi obat, kesesuaian durasi, dan

kesesuaian jumlah obat.


10. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Instalasi Farmasi Rumah sakit Jiwa Daerah Dr.

Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.

Pengelolaan perbekalan farmasi pada Instalasi Jiwa Farmasi Rumah Sakit

Daerah Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah merupakan satu fungsi yang

menentukan dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit.

Tujuan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Habis Pakai untuk

menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan

kebutuhaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Pelayanan farmasi Rumah Sakit di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah

Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah dalam melakukan pengelolaan

perbekalan farmasi meliputi :

a. Pemilihan

Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Habis Pakai

adalah tahap untuk menentukan apakah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan

Bahan Habis Pakai benar-benar dibutuhkan sesuai dengan jumlah pasien dan

pola penyakit di Rumah Sakit. Kriteria pemilihan kebutuhan obat yang baik

meliputi :

1) Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari

kesamaan jenis obat.

2) Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi memiliki

manfaat lebih baik daripada obat tunggal.

3) Pilih berdasarkan Drug of Choise dari penyakit yang pravalensinya tinggi.

b. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka

menyusun daftar kebutuhan obat berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar
konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai

sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri atas

perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran, dan menentukan strategi, tanggung

jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan

dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara

efektif dan efisien. Perencanaan perbekalan farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai dilakukan berdasarkan pemilihan kebutuhan sesuai dengan

jenis, jumlah, dan harga serta sesuai dengan anggaran di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah untuk menghindari

kekosongan obat. Tahapan perencanaan meliputi :

1) Tahap perencanaan obat

Pada tahap ini akan ditentukan obat-obat yang sangat diperlukan sesuai

dengan kebutuhan, dengan prinsip dasar menetukan jenis obat yang akan

digunakan atau dibeli.

2) Tahap perhitungan kebutuhan obat

Tahap ini untuk menghindari kekosongan atau kelebihan obat. Dengan

koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat

dapat tepat jenis, tepat jumlah, dan tepat waktu.

a) Metode konsumsi

Adalah metode perhitungan kebutuhan didasarkan pda data real konsumsi

Sediaan Farmasi periode yang lalu dengan berbagai penyesuaian dan

koreksi.

b) Metode epidemiologi

Adalah perhitungan kebutuhan Sediaan Farmasi berdasarkan pila

penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu (Lead Time).

c) Kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi


Perencanaan Sediaan Farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa

Daerah Dr. Amino Godohutomo Provinsi Jawa Tengah menggunakan

metode kombinasi antara pola konsumsi dan pola penyakit. Pola konsumsi

didasarkan pada kebutuhan tahun sebelumnya, kenaikan kunjungan

pasien dari pola penyaki yang ada. Perencanaan disusun dalam

perencanaan tahunan, bulanan, dan kebutuhan insidentil.

Pedoman perencanaan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.

Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah adalah :

1) Formularium Rumah sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah.

2) Standar terapi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo

Provinsi Jawa Tengah.

3) SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang obat generik, harga

pengadaan, harga penjualan, dan kewajiban menulis obat generik.

4) Data catatan medik penggunaan obat-obatan.

5) Kesesuaian dengan anggaran yang tersedia.

6) Penerapan prioritas penggunaan obat-obatan.

7) Siklus penyakit yang muncul.

8) Sisa stok Sediaan Farmasi.

9) Data pemakaian periode lalu.

10) Rencana pengembangan dan penelitian.

c. Pengadaan

Pengadaan merupakan proses penyediaan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan

unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui

pembeliaan manufaktur, distributor, atau Pedagang Besar Farmasi.

Pengadaan Sediaan Farmasi dilakukan untuk merealisasikan kebutuhan

yang telah direncanakan oleh Instalasi Farmasi, komite medik beserta Tim
Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Provinsi

Jawa Tengah dan telah disetujui oleh Direktur Rumah Sakit, yang disesuaikan

dengan dana yang tersedia, sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan

pengadaan Sediaan Farmasi. Pengadaan Ssediaan Farmasi di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah dibagi menjadi 5 kategori

(Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadilan barang dari jasa

instansi Pemerintah) :

1) Pembelian

a. Pelelangan (tender),

b. Pemilihan langsung,

c. Penunjukan langsung, dan

d. Swamedikasi.

2) Produksi

a. Kriterianya adalah obat lebih murah bila diproduksi sendiri,

b. Obat tidak terdapat dipasaran atau formula khusus rumah sakit, dan

c. Obat yang digunakan untuk penelitian.

3) Kerjasama dengan pihak ketiga.

4) Sumbangan/hibah.

5) Lain-lain.

Proses pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai di Rumah Sakit Jiwa daerah Dr. Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah

dilakukan dengan metode penelitian, pembelian, dilakukan secara langsung

kepada distributor utama secara lelang yang dilakukan oleh panitia pengadaan

barang Rumah Sakit. Pembelian dilakukan secara langsung pada distributor

utama. Pedagang Besar Farmasi apabila berupa obat-obatan. Untuk pembelian

Alat Kesehatan dilakukan pembelian pada Pedagang Besar Alat

Anda mungkin juga menyukai