Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT


RUMAH SAKIT SEKAR LARAS
PURWODADI
TAHUN 2024
PERATURAN PENANGGUNGJAWAB
RUMAH SAKIT SEKAR LARAS PURWODADI

PERATURAN PENANGGUNGJAWAB RUMAH SAKIT SEKAR LARAS


PURWODADI
NOMOR: 0001/Pen/KPRW/IX/2023

TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT RUMAH SAKIT SEKAR LARAS
PURWODADI

PENANGGUNGJAWAB RUMAH SAKIT SEKAR LARAS PURWODADI

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi memiliki kewajiban


memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
strategis dalam meningkatkan kesehatan masyarakat guna memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh sebab itu
Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi wajib memberikan pelayanan yang
bermutu tinggi, professional, diterima masyarakat,dan berbasis keselamatan
pasien;
b. Bahwa agar penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Sekar Laras
Purwodadi dapat terlaksana dengan baik, maka telah disusun Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi
sebagai landasan bagi penyelenggaraan organisasi seluruh pelayanandi
Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi;
c. Bahwa untuk mendukung terselenggaranya Struktur Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK) Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi dengan baik, maka
diperlukan panduan Pengelolaan Obat HAM Rumah Sakit Sekar Laras
Purwodadi;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b, dan c,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Penanggungjawab Rumah Sakit Sekar
Laras Purwodadi.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. PMK Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN PENANGGUNGJAWAB RUMAH SAKIT TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT
Kedua : Panduan pengelolaan obat HAM sebagaimanadimaksud dalam diktum
kesatu tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Ketiga : Panduan identifikasi ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
identifikasi pasien di Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwodadi
Pada Tanggal :
Penanggungjawab Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi

dr. Yudha Manggala, SP. OT


DAFTAR ISI
PANDUAN PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT

BAB I
DEFINISI

Obat High alert atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obatan yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan serius atau sentinel event, serta obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan/ adverse outcome, jika terdapat kesalahan
penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).

Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik;

LASA atau Look Alike Sound Alike atau (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM) adalah obat yang memiliki kemasan yang terlihat mirip atau obat yang
memiliki nama yang terdengar mirip.

Elektrolit konsentrat adalah Elektrolit konsentrat merupakan obat yang harus


diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan/eror dan atau kesalahan serius
(sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD).
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup pengelolaan obat yang perlu diwaspadai (high alert) yaitu:
1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik;
2. Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan
sama(look alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti xanax dan zantac atau
hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip (norum)
3. Elektrolit konsentrat seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih
dari 2 meq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari 3
mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat
dengan konsentrasi 20 %, 40 % atau lebih.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengelolaan Obat Beresiko Tinggi

a. Daftar Obat beresiko tinggi:


No Jenis Obat Nama Dagang Bentuk Sediaan Kategori
1 Dextrose Otsu D40% Injeksi, 25 ml 40 % Dektrose
hipertonik (≥ 20%)
2 Diazepam Valisanbe Injeksi, 2 ml 10 mg / 2 ml Moderate
Stesolid Rectal, 2.5 ml 5mg / 2.5 ml Sedation
Rectal, 2.5 ml 10mg / 2.5 ml
3 Epinephrine Epinephrine Injeksi, 2 ml 2 mg / 2 ml Adrenergic
Agonist, IV
4 Lidocain HCL, Pehacain Injeksi, 2 ml 40 mg / 2 ml Antiarhythmics,
Epinephrine IV

b. Seleksi
1) Seleksi obat yang tergolong High Alert Medication dilakukan oleh Komite Farmasi
Terapi, sesuai dengan kebijakan Komite Farmasi dan Terapi (KFT).
2) Kegiatan seleksi perbekalan farmasi dilakukan secara berkala.
c. Perencanaan
Perencanaan pembelian rutin untuk obat yang tergolong High Alert Medication,
dilakukan dengan metode konsumsi.
d. Pembelian
Pembelian Obat golongan High Alert Medication dilakukan oleh Apoteker
Penanggung Jawab Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi, melalui bagian pembelian
gudang farmasi Rumah Sakit Sekar Laras Purwodadi dengan menggunakan sistem satu
pintu.
e. Penyimpanan
- Penyimpanan obat golongan High Alert dipisahkan dengan obat lain yang
bukan termasuk golongan High Alert.
- Penyimpanan Obat golongan High Alert diberikan pelabelan High Alert
sampai satuan terkecil.
- Penyimpanan harus aman dan sesuai dengan suhu penyimpanan obat.
f. Pelabelan
Diberi label tanda peringatan berwarna merah pada t e m p a t penyimpanan dan
kemasan (obat) sampai satuan terkecil untuk obat kewaspadaan tinggi/ High Alert.

Gambar Label Obat Kewaspadaan Tinggi/ High Alert


g. Peresepan
Peresepan obat high alert tetap dilakukan oleh dokter (dokter jaga/DPJP). Jika
permintaan obat terpaksa dilakukan secara lisan oleh dokter penanggung jawab pasien,
maka harus dilakukan pengulangan dan pengejaan obat yang diminta, dan
dimintakan penulisan ke dokter jaga. Dalam peresepan obat High Alert, dokter/petugas
farmasi memberikan stampel “High Alert” disamping tulisan nama obat.
h. Penyiapan dan pengeluaran
Penyiapan obat kewaspadaan tinggi dikerjakan sesuai dengan kebijakan
penyiapan obat, dimana dilakukan double check oleh petugas farmasi. Selain itu
petugas farmasi harus menambahkan stampel obat kewaspadaan tinggi pada etiket
obat.
Penyiapan obat kewaspadaan tinggi diruang keperawatan, melakukan double
check oleh perawat senior, sebelum obat diberikan kepada pasien.
i. Pemberian
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus pada pemberian obat kewaspadaan
tinggi adalah:
1) Memastikan ketepatan High Alert dengan melakukan double check yang dilakukan
oleh 2 petugas farmasi (Apoteker dan TTK) dan perawat yang berbeda.
2) Pengecekan pertama dilakukan oleh petugas farmasi (Apoteker dan TTK) yang
melayani obat, sedangkan pengecekan yang kedua dilakukan oleh petugas farmasi
(Apoteker dan TTK) yang akan memberikan obat kepada perawat yang mengambil
obat (petugas pengecekan yang pertama dan kedua tidak boleh sama / dilakukan
dengan orang yang berbeda).
3) Diruangan keperawatan, sesaat sebelum memberikan obat ke pasien, perawat
melakukan identifikasi pasien (nama pasien,tanggal lahir) memberitahukan kepada
pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan indikasinya (pasien juga
dapat berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan).
4) Kegiatan double check tersebut didokumentasikan dengan tanda tangan kedua
perawat (perawat yang melakukan penyiapan obat dan yang memberikan obat ke
pasien).
5) Pemberian obat kewaspadan tinggi harus dilakukan double check kecuali pada
pemberian CITO double check dapat dilakukan setelah pemberian.
6) Pada pemberian obat kewaspadaan tinggi perawat kedua yang melakukan
double check adalah kepala ruang/bagian/unit, dan ketua tim /perawat senior.
7) Pada pemberian obat dengan continuous infusion / drip infus maka kolf infus harus
diberi label dan pada jalur infus.
8) Perawat memberikan obat ke pasien harus dengan prinsip 5 Benar, Benar Nama
Pasien, Benar Nama Obat, Benar Dosis Obat, Benar Waktu Pemberian, Benar Rute
Pemberian.

B. Pengelolaan Obat LASA


a. Daftar obat LASA
Obat Look Alike Sound Alike (LASA) yang ditetapkan dalam kebijakan
pengelolaan obat Look Alike Sound Alike adalah :
NAMA OBAT SAMA, BEDA SEDIAAN
1. Apialys Drop Apialys Syr
2. Amoxan Drop Amoxan Syr
3. Gentamycin TM Gentamycin SM
4. Sanmol Drop Sanmol Syr
5. Sagestam TM Sagestam cr
NAMA OBAT SAMA KEKUATAN BEDA
6. Acyclovir 200mg Tab Acyclovir 400mg Tab
7. Amlodipin 5mg Tab Amlodipin 10mg Tab
8. Captopril 12,5mg Tab Captopril 25mgTab
9. Cefixime 100mg Tab Cefixime 200mg Tab
10. Dumin Rectal 125mg Dumin Rectal 250mg
11. Methylprednisolon 4mg Tab Methylprednisolon 16mg Tab
12. Piracetam 800mg Tab Piracetam 1200mg Tab
13. Salbutamol 2mg Tab Salbutamol 4mg Tab
14. Simvastatin 10mg Tab Simvastatin 20mg Tab
15. Stesolid Rectal 5mg Stesolid Rectal 10mg
NAMA OBAT MIRIP UCAPAN
16. ASAM MEFENamat tablet ASAM TRANEXamat tablet
17. BISOPRolol tablet PROPANolol tablet
KEMASAN MIRIP
18. Cendo Lyteers TM Cendo Catarlent TM 15ml
19. Cefotaxime injeksi Ceftriaxon injeksi
20 OBP Syr OBH Syr
.

Obat-obat yang dianggap look alike (rupa mirip), termasuk nama obat yang
sama dengan kekuatan berbeda, dan sound alike (ucapan kedengaran mirip), maka
dibuat suatu kebijakan yang ditujukan untuk mencegah medication error yaitu
dengan pengaturan cara penyimpanannya.
b. Seleksi
1) Seleksi obat yang tergolong Look Alike, Sound Alike dilakukan oleh Komite
Farmasi Terapi, sesuai dengan kebijakan KFT.
2) Kegiatan seleksi perbekalan farmasi dilakukan secara berkala.
c. Perencanaan
Perencanaan pembelian rutin untuk obat yang tergolong LASA, dilakukan dengan
metode konsumsi.
d. Pembelian
Pembelian Obat golongan LASA dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Klinik
Pratama Rawat Inap dan Bersalin Panti Rahayu YAKKUM Wirosari, melalui bagian
pembelian gudang farmasi RS. Panti Rahayu Purwodadi, dengan menggunakan sistem
satu pintu. (memperhatikan kemasan obat mencegah terjadinya lasa) obat yang diracik
tidak boleh lasa
e. Penyimpanan
- Penyimpanan obat tablet, sirup, injeksi dan sediaan lainnya, dijadikan satu pada
tempat obat golongan LASA.
- Penyimpanan obat harus aman dan sesuai dengan suhu penyimpanan obat.
- Penempatan obat tablet dalam kemasan strip yang tergolong LASA disimpan
dalam loker obat yang diberi minimal 2 jarak kotak dalam penempatannya.
- Penyimpanan dalam loker/kotak obat diberi tulisan nama obat Tallman
Lettering dan diberi Label LASA.
f. Pelabelan
Diberi label tanda peringatan berwarna kuning pada penyimpanan dan kemasan
(obat) untuk obat LASA (dosis)

Gambar label obat LASA


g. Peresepan
Peresepan obat LASA dilakukan oleh dokter (dokter jaga/DPJP). Jika permintaan obat
terpaksa dilakukan secara lisan oleh dokter penanggung jawab pasien, maka harus
dilakukan pengulangan dan pengejaan obat yang diminta, dan dimintakan
penulisan resep ke dokter jaga. Petugas farmasi memberikan stampel “LASA” di label
etiket obat dan kartu obat pasien.
h . Penyiapan dan pengeluaran
1) Penyiapan obat LASA, dengan double check saat pengambilan dari tempat obat
penyimpanan yang sudah diberi label LASA kuning.
2) Jika mengalami keraguan terhadap resep yang dituliskan, dilakukan verifikasi
ulang kepada dokter yang menulis resep dengan cara:
a. Menyebutkan ulang obat yang ditulis dengan cara mengeja obat yang
ditulis dokter.
b. Jika indikasi obat berbeda, dapat menyebutkan indikasi obat yang
dimaksudkan.
c. Jika obat merek dagang dapat menyebutkan isi obat atau nama generik obat
i. Pemberian
1) Perawat meningkatkan kewaspadaan saat pemberian obat dengan stiker LASA
pada etiket obat.
2) Perawat memastikan obat yang diberikan sesuai dengan permintaan dokter
penulis resep dan sesuai dengan indikasi obat yang diberi.
3) Perawat memberikan obat ke pasien harus dengan prinsip 5 Benar, Benar Nama
Pasien, Benar Nama Obat, Benar Dosis Obat, Benar Waktu Pemberian, Benar Rute
Pemberian.

C Pengelolaan Elektrolit Konsentrat


Di Klinik Pratama Rawat Inap dan Bersalin Panti Rahayu YAKKUM
Wirosari hanya terdapat satu obat elektrolit konsentrat.
No Jenis Obat Nama Dagang Bentuk Sediaan Kategori
1 MgSO4 Otsu MgSO4 Injeksi, 25 ml 20% 25 ml Elektrolit Konsentrasi
tinggi
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Kebijakan pengelolaan obat kewaspadaan tinggi (HAM)


B. Pandauan pengelolaan obat HAM
C. SPO
D. FORM
E. DAFTAR OBAT HAM

Anda mungkin juga menyukai