Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TUGAS WANITA
Seorang wanita berkewajiban untuk mempelajari apa saja yang ia
burtuhkan mengenai hukum – hukum yang berkaitan dengan haid, nifas, dan
istihadhoh.

Jika suami termasuk orang yang memahami permasalahan diatas, maka ia


harus mengajari istrinya, jika suami tidak faham maka istri di perbolehkan keluar
dari rumah dalam rangka menanyakan perihal diatas, bahkan hal itu termasuk
kewajiaban yang tentunya suami tidak boleh melarang nya, kecuali jika suami
mau mencari tahu tentang permasalahan tersebut yang kemudian dijelaskan
kepada istrinya.

Seorang istri tidak diperbolehkan keluar rumah dalam rangka menghadiri


majlis dzikir, belajar tentang hal-hal yang mengarah kebaikan kecuali telah
mendapat izin dari suaminya.

BAB II
PEMBAHASAN HAID
A. Definisi Haid

Haid adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita (otot pangkal rahim)
dalam keadaan normal/sifat bawaan bukan karna sakit atau melahirkan serta
keluar di usia yang memungkinkan terjadi haid.

B. Usia Wanita Haid

Usia minimal seorang wanita bisa mengalami haid adalah 9 tahun hijriyah
kurang 16 hari (masa yang tidak mungkin memuat minimal masa suci dan
minimal haid).

Jika darah keluar saat usia 9 tahun kurang 16 hari atau kebawah maka
digolongkan darah haid, dan jika darah keluar saat usia 9 tahun kurangnya lebih
16 hari maka di golongkan darah istihadhoh.

Contoh:
1. Zainab mengeluarkan darah saat umur 9 tahun kurang 10 hari maka
darah ini merupakan haid.

2. Fatimah mengeluarkan darah saat umur 9 tahun kurang 20 hari


maka darah ini tidak dikatakan haid melainkan darah istihadhoh.

1|MAHID DASAR
Selain kriteria umur diatas, untuk menghukumi darah tersebut dinamakan
haid ada beberapa kriteria lain yang harus dipenuhi, yakni:

1. Memenuhi minimal waktu haid (aqollu haid) yakni 1 hari 1 malam


atau setara dengan 24 jam.
2. Tidak melebihi maksimal waktu haid (aktsaru haid) yakni 15 hari 15
malam.

Darah jika sudah memenuhi minimal haid dan masih dalam siklus
(perputaran) 15 hari dengan sifat apapun pada darah itu maka darahnya tetap
dihukumi haid.
Contoh :
1. Zainab mengeluarkan darah sepanjang 16 hari dan setelahnya tidak
megeluarkan darah maka darah ini tidak bisa dikatakan darah haid, akan
tetapi darah ini dinamakan darah istihadhoh.

2. Fatimah mengeluarkan darah sepanjang 7 hari yang terputus-putus tidah


penuh 7 hari keluar darah dan jumlah darah dalam 7 hari tesebut dijumlah
totalnya tidak ada 24 jam maka darah itu tidak bisa dikatakan haid karna
tidak memenuhi minimalnya masa haid yaitu 24 jam.

D. Warna-Warna Dan Sifat-Sifat Darah Haid

Warna darah haid secara keseluruhan ada 5 sebagainama urtan


(berdasarkan kekuatannya untuk dikategorikan haid) sebagaimana berikut ini :
1. Hitam 4. Kuning
2. Merah 5. Keruh
3. Merah agak putih
Selain warna darah, haid juga memiliki sifat yang lain yaitu :
1. Kental.
2. Bau tidak enak/busuk/anyir.
3. Kental dan bau busuk/anyir.
4. Tidak kental dan tidak busuk.

Sifat-sifat diatas secara keseluruhan tidak berpengaruh dalam penentuan


haid jika masih dalam cakupan 15 hari.

Sifat diatas sangat berpengaruh untuk menentukan haid atau istihadhoh


jika darah keluar lebih dari 15 hari atau kurang dari paling sedikitnya haid (24
jam).

2|MAHID DASAR
E. Hukum Masa Jeda Antara 2 Darah / Naqo’

Seorang wanita saat mengeluarkan darah dalam masa haid dia tidak boleh
melakukan sholat, puasa, membaca Alqur’an dll. Sedangkan hukumnya saat masa
tidakl keluar darah antara satu darah dengan darah yang lainnya, dibagi menjadi 2
perincian sebagai berikut :

1) Bagi wanita yang pertama kali haid.

Dalam masa saat dia tidak mengeluarkan darah maka dia dihukumi seperti
orang yang suci dalam arti wajib sholat, puasa dll. Hal ini berlaku dalam cakupan
15 hari.

Contoh: Zaenab pertama kali mengeluarkan darah, disaat keluar darah


umpama tanggal 1 dan 2 maka dia diharamkan sholat, puasa dll. Dan pada saat
tidak keluar darah umpama hari ke 3 dan ke 4 maka dia wajib mandi, sholat,
puasa dll. Dan jika pada hari ke 5 keluar darah maka dia diharam kan sholat,
puasa dll. Demikian ini sampai hari ke 15 .

2) Bagi wanita yang sudah memiliki kebiasaan haid.

Seorang wanita yang sudah memiliki kebiasaan haid (adat haid) jika pada
suatu kesempatan pada hari-hari yang biasanya dia haid terjadi tidak keluar darah
maka saat tidak keluar darah ini ulama berbeda pendapat :

• ada sebagian yang mengatakan (pendapat yang kuat, qoul sahbi) :


Dihukumi haid, haram sholat meskipun tidak keluar darah.
• Dan sebagian ulama yang lain berpendapat :
Dihukumi suci .
Sedangkan masa tidak keluar darah yang melebihi kebiasaan hari-hari haid
maka dihukumi suci, wajib sholat. Hal ini berlaku sampai 15 hari dari awal keluar
darah.

F. Masa Haid dan Masa Suci.

I. Masa Haid.
1. Minimal Waktu Haid.
Yaitu 1 hari 1 malam/setara dengan 24 jam jika keluar darah terus menerus.
Darah haid dikategorikan keluar terus menerus yaitu jika kapas yang ditempelkan
ke kemaluan masih terdapat bercak darah.

2. Maksimal Waktu Haid.


Yaitu 15 hari 15 malam.
3. Umumnya Waktu Haid.
Yaitu 6 hari/7 hari.

3|MAHID DASAR
II. Masa suci.
1. Minimal waktu suci : 15 hari 15 malam
2. Maksimal waktu suci : tidak terbatas
3. Umumnya waktu suci bagi wanita : 23 hari atau 24 hari

BAB III
LARANGAN SAAT HAID
Ketika seorang wanita benar-benar dinyatakan berstatus haid dan nifas
maka ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan:

1. Sholat. Haram diqodhoi jika sudah tidak haid dan nifas.


2. Puasa. Dan wajib di qhodoi jika sudah suci.
3. Membaca Al qur’an.
4. Menyentuh/membawa Al qu’an.
5. Berdiam diri di masjid, sedangkan sekedar lewat di masjid hukumnya
haram jika khawatir mengotori masjid dengan tetesan darah.
6. Berhubungan suami istri/bermain-main diantara lutut dan pusar.
7. Thowaf.

4|MAHID DASAR
BAB IV
KEWAJIBAN MELAKSANAKAN SHALAT
A. HILANGNYA PENGHALANG MELAKUKAN SHALAT

Jika penghalang melaksanakan sholat seperti haid, nifas, gila, epilepsi


dll telah hilang ketika waktu sholat masih tersisa masa yang cukup untuk
takbirotul ikhrom atau lebih banyak dan tersisa waktu yang cukup untuk
bersuci dan sholat, maka orang tersebut wajib untuk melaksanakan sholat
tersebut karna masih sempat menemukan waktu pelaksanaannya, selain itu
dia juga bekewajiban untuk melaksanakan sholat sebelumnya dengan
syarat bisa jama’, serta menemukan waktu yang cukup untuk melaksanakan
keduanya.
Contoh :
1. Seorang wanita menemukan ketika waktu sholat ashar sekedar
waktu yang cukup untuk takbirotul ikhrom dan kondisi ini
berlangsung diwaktu sholat maghrib dengan kadar waktu yang
memungkinkan melakukan sholat maghrib dan bersuci untuk
sholat maghrib maka wajib sholat maghrib baginya dan juga wajib
sholat ashar di waktu sholat maghrib tersebut jika menemukan
kadar waktu yang cukup untuk melakukan sholat ashar.
2. Jika menemukan waktu yang cukup satu rokaat diakhir waktu ashar
kemudian hal yang mencegah sholat (seperti haid) kembali datang
setelah waktu yang cukup untuk sholat maghrib maka wajib sholat
maghrib saja dan tidak wajib sholat ashar, karena tidak
menemukan wakru yang cukup untuk sholat ashar.
3. Pada akhir waktu sholat isya menemukan waktu yang cukup untuk
takbirotul ikhrom dan berlanjut pada waktu sholat subuh untuk
melakukan 9 rokaat maka wajib baginya sholat subuh, isya, dan
maghrib/menemukan diwaktu subuh waktu yang cukup untuk
melakukan 5 rokaat maka wajib sholat subuh saja tidak wajib
sholat isya.

5|MAHID DASAR
B. DATANG NYA PENGHALANG MELAKUKAN SHOLAT

Jika penghalang melakukan sholat (haid, nifas, gila, epilepsi dll) muncul atau
datang pada pertengahan waktu sholat sekedar waktu yang cukup untuk
melakukan sholat maka wajib untuk untuk melakukan sholat tersebut dan
shilat sebelumnya jika bisa di jama’ dengan syarat menemukan waktu yang
cukup untuk melakukan kedau sholat tersebut.

Contoh:
1. Seorang wanita disaat pertengahan waktu sholat ashar mengalami
haid dan haid tersebut berlanjut sampe sisa waktu ashar dan dia
menemukan waktu yang cukup untuk melakukan sholat ashar
maka dia wajib melakukan sholat tersebut.
2. Seorang wanita disaat pertengahan waktu sholat ashar mengalami
haid dan haid tersebut berlanjut sampai sisa waktu ashar dan dia
menemukan waktu yang cukup untuk melakukan sholat ashar dan
dzuhur, maka dia wajib melakukan sholat ashar dan dzuhur.

6|MAHID DASAR
BAB V
ISTIHADHOH DALAM HAID
A. DEFINISI ISTIHADHOH

Istihadhoh adalah darah yang keluar selain pada masa-masa haid dan
nifas. Sehingga istihadhoh kemungkinan terjadi pada salah satu dari :

1. Darah yang keluar saat usia wanita belum genap 8 tahun 11 bulan 15
hari hijriah.
2. Darah yang keluar tidak mencapai 24 jam.
3. Darah yang keluar lebih dari 15 hari 15 malam.
4. Darah keluar sebelum masa suci mencapai 15 hari.

Wanita yang mengalami istihadhoh dihukumi orang yang suci sehingga


tetap harus melakukan kewajibannya seperti sholat, puasa dll.

B. HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN WANITA ISTIHADHOH JIKA AKAN


MELAKUKAN SHOLAT.

1. Membersihkan kemaluan.
2. Menyumbat kemaluan dengan kapas atau pembalut atau yang lainnya
dengan tujuan agar darah yang ada didalam tidak keluar atau setidaknya
bisa meminimalisir keluarnya darah, serta posisi sumbat harus sampai pada
bagian kemaluan yang tidak wajib dibasuh ketika bersuci, dengan syarat
statusnya bukanlah orang yang berpuasa, kalau hal ini dilakukan dalam
keadaan berpuasa maka puasanya dihukumi batal.

3. Setelah kemaluan terbalut lalu dia harus segera bersuci dengan wudhu atau
tayamum dengan secepatnya melakukan sholat. Dan boleh tidak segera
melakukan sholat karena tujuan kemaslahatan sholat seperti menutup
aurot atau menunggu jama’ah atau menjawab muadzin dan iqomah atau
berjalan menuju masjid atau melakukan sholat sunah rowatib qobliah.

C. PEMBAGIAN WANITA YANG ISTIHADHOH (MUSTADHAADHOH).

Secara garis besar ada 2 :


1. Mubtada’ah : perempuan yang pertama kali mengeluarkan darah (belum
punya kebiasaan haid).
2. Mu’tadah : perempuan yang sudah mempunyai masa kebiasaan haid.
Dari dua pembagian wanita yang istihadhoh diatas, ada yang berstatus :

7|MAHID DASAR
• Mumayyizah : Perempuan yang bisa membedakan darah yang kuat
dan darah yang lemah serta waktunya.
• Ghoiru Mumayyizah : Perempuan yang tidak bisa membedakan
darah yang kuat dan darah yang lemah serta waktunya.

Bentuk wanita yang mengalami istihadhoh secara terperinci ada 7,yaitu :

1. Mubtada’ah Mumayyizah.
2. Mubtada’ah Ghoiru Mumayyizah.
3. Mu’tadah Mumayyizah.
4. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah yang ingat kadar lamanya haid dan jumlah
hari-hari haid yang pernah dialami.
5. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah yang lupa kebiasaan haid baik kadar
lamanya atau jumlah hari-hari haid.
6. Mu’tadah yang ingat kebiasaannya hanya dalam kadar lamanya haid
namun lupa jumlah hari-hari haid.
7. Mu’tadah yang ingat jumlah hari-hari haid namun lupa kadarnya.
Hukum Haid Bagi Wanita yang Istihadhoh
I. Mubtada’ah :
a. Mubtada’ah mumayyizah: Haidnya dikembalikan pada tamyiz
dalam arti darah yang kuat dihukumi sebagai haid dan darah
yang lemah dihukumi istihadhoh dengan syarat :
1. Darah yang kuat tidak kurang dari 24 jam
2. Darah yang kuat tidak melebihi 15 hari
3. Darah yang lemah tidak kurang dari 15 hari
4.Darah yang lemah 15 hari atau lebih yang terus-menerus
tidak disela-selai darah yang kuat
Empat syarat ini dinamakan syarat tamyiz.
b. Mubtada’ah ghoiru mumayyizah atau mubtada’ah yang tidak
memenuhi salah satu dari beberapa syarat tamyiz yang ada
empat diatas :
Haidnya 6 hari atau 7 hari, sucinya 24 hari atau 23 hari.
II. Mu’tadah
a. Yang ingat pengadatan bulan terakhir yang terdapat haid baik
mumayyizah atau tidak mumayyizah:
Haid dan sucinya dikembalikan pada bulan terkhir yang terjadi
haid.
b. Mu’tadah yang lupa pengadatan haidnya:
Haidnya 6 hari atau 7 hari, sucinya 24 hari atau 23 hari.

8|MAHID DASAR

Anda mungkin juga menyukai