Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA


KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEH BUNGA TERATAI
DI DESA PATEMON KECAMATAN SERRIT
Ni Putu Pradita Laksmiari

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: praditalaksmiari@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan dan berapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Perusahaan
Teh Bunga Teratai. Penelitian ini merupakan dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Data
dikumpulkan dengan metode kuisioner, yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi
sederhana menggunakan SPSS 24.0 for Windows yang meliputi uji t. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 6,616 dengan nilai t hitung = 5,373 > ttabel = 2,042 dan nilai
probabilitas uji t 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Besar pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Teh Bunga Teratai ditunjukkan dengan koefisien
determinasi sebesar 0,508. Hal ini menunjukkan bahwa 50,8% produktivitas kerja karyawan dipengaruhi
oleh motivasi kerja.

Kata kunci: motivasi kerja, produktivitas kerja.

Abstract
This research was aimed to identify the effect of work motivation of the employee work
productivity and the influence of work motivation to employees work productivity of Teh Bunga Teratai
Company. This research was quantitative descriptive research. The data collected by questionnaires
methods, and then analyzed by multiple regression analysis using SPSS 24.0 for Windows which
includes t test. The results showed that work motivation had a positive and significant effect on the
employee work productivity, as indicated by positive regression coefficient 6.616 with value of t-test =
5.373 > t-table = 2.042 and probability value of t test 0.000 < α = 0.05. The influence of work motivation
to employees work productivity of Teh Bunga Teratai Company was shown by coefficient of
determination equal to 0.508. This shows that 50.8% employees work productivity influenced by work
motivation.

Keywords: work motivation, work productivity.

PENDAHULUAN
Perusahaan Teh Bunga Teratai yang dalam prosesi upacara adat di Bali. Selain
dimiliki oleh Ibu Nyoman Sri Padmi Laksmi dimanfaatkan untuk berbagai prosesi
yang berada di Desa Patemon, upacara adat, bunga ini juga menyimpan
Kecamatan Seririt, Buleleng yang telah berbagai khasiat, terutama bagi kesehatan
dibangun sejak tahun 2013. Perusahaan manusia. Perusahaan Teh Bunga Teratai
Teh Bunga Teratai ini merupakan ini memiliki 30 orang karyawan yang
perusahaan yang memproduksi dan dikelompokkan menjadi empat bagian,
memasarkan Teh Bunga Teratai di yaitu (1) bagian pemanen teratai sebanyak
seputaran Seririt, di Singaraja sampai ke 8 orang, (2) bagian pengeringan bunga
Denpasar. Bunga teratai menjadi bunga teratai sebanyak 8 orang, (3) bagian
yang sangat sering dicari untuk digunakan pengovenan sebanyak 8 orang dan (4)

1
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

bagian pengemasan sebanyak 6 orang.


Proses produksi Teh Bunga Teratai Tentunya permasalahan seperti ini
dilakukan dengan metode roda berjalan, harus diperhatikann oleh pihak
artinya antara bagian-bagian pekerjaan manajemen untuk tetap menjaga
dalam proses produksi memiliki kelangsungan hidup perusahaan
keterkaitan antara satu dengan yang kedepannya melalui peningkatan
lainnya. Jika ada satu bagian terhambat produktivitas kerja
maka bagian yang lain juga akan karyawan. Peningkatan
mengalami penghambatan pula. Proses produktivitas ini harus dilakukan karena
produksi ini dimulai dari memanen bunga adanya kesenjangan antara hasil kerja
teratai yang ada di sekitar rumah yang diharapkan dengan kenyataan
produksi Ibu Sri. Kemudian dilanjutkan sebenarnya. Peningkatan produktivitas
dengan proses pengeringan kerja karyawan diharapkan dapat
menggunakan sinar matahari langsung. mendukung tercapainya
Selanjutnya dibawa ke proses tujuan dan menjaga kelangsungan hidup
pengovenan untuk menghilangkan perusahaan (Wibowo, 2012).
kandungan air yang masih tersisa pada Berdasarkan permasalahan
bunga teratai yang sudah dikeringkan. tersebut dapat diduga bahwa penurunan
Lalu diamkan semalaman dan siap untuk produktivitas kerja karyawan pada
dikemas oleh bagian pengemasan. Perusahaan Teh Bunga Teratai
Setelah dikemas akan dikirim oleh bagian disebabkan karena faktor motivasi kerja.
pemasaran ke toko-toko penjualan obat Dapat dilihat dari karyawan merasa apa
herbal di sekitar Seririt, Singaraja dan yang diterima kurang sesuai dengan
sampai ke Denpasar. harapannya. Aspek motivasi ini menjadi
Perusahaan Teh Bunga Teratai
pemicu menurunnya produktivitas kerja
menetapkan standar produksi 1.000
karyawan diantaranya gaji dan kondisi
kemasan perbulannya, produksi teh
tempat kerja. Besarnya gaji yang diterima
sebanyak itu guna memenuhi kebutuhan
karyawan antara lain (1) bagian pemanen
toko obat herbal di Seririt, Singaraja
sampai Denpasar. Namun berdasarkan teratai Rp. 780.000, (2) bagian
observasi awal yang dilakukan, peneliti pengeringan bunga teratai Rp. 800.000,
menemukan suatu permasalahan yaitu (3) bagian pengovenan Rp. 820.000 dan
tidak tercapainya target produksi yang (4) bagian pengemasan Rp. 850.000.
ditetapkan oleh perusahaan pada bulan Gaji yang karyawan Perusahaan Teh
September sampai Desember tahun 2016 Bunga Teratai perolehpun masih dibawah
yang dalam rentan waktu tersebut UMK Kabupaten Buleleng sebesar Rp.
karyawan hanya mampu memproduksi 1.800.000.
rata-rata 800 kemasan atau sekitar 80% Berdasarkan fakta tersebut dapat
tiap bulannya. Bulan September tahun dilihat bahwa motivasi kerja karyawan
2016 karyawan hanya mampu pada Perusahaan Teh Bunga Teratai
memproduksi sebanyak 850 kemasan rendah, itu karena apa yang diharapkan
atau sekitar 85%. Selanjutnya pada bulan oleh karyawan tidak sesuai dengan apa
Oktober tahun 2016 mencapai 900 yang dirasakan dan itu yang
kemasan atau sekitar 90%, namun menyebabkan mereka tidak termotivasi
pencapaian ini belum memenuhi target untuk bekerja tentunya karena gaji
yag ditentukan target yang ditentukan mereka sangat kecil dibandingkan
perusahaan. Pada bulan November tahun dengan UMK Kabupaten Buleleng, selain
2016 produksi karyawan hanya mampu itu mereka juga ingin bekerja di tempat
memproduksi 780 kemasan atau sekitar yang aman dan nyaman.
78%. Kemudian penurunan produksi Menurut Hasibuan (2012:95),
yang cukup banyak terjadi pada bulan “Motivasi kerja adalah pemberian daya
Desember tahun 2016 karyawan hanya penggerak yang menciptakan kegairahan
mampu memproduksi 750 kemasan atau kerja seseorang, agar mereka mau
75% dari target yang ditentukan. bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya

2
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

upayanya untuk mencapai kepuasan”. oleh karyawan sebagai konsekuensi dari


Menurut Colquitt (2009:178), “Motivasi statusnya sebagai seorang karyawan
kerja adalah sekelompok pendorong yang memberikan kontribusi pada
yang mempunyai ciri-ciri seperti (1) perusahaan. Menurut Handoko (2001)
berasal baik dari dalam maupun dari luar gaji adalah pemberian pembayaran
individu, (2) dapat menimbulkan perilaku finansial kepada karyawan sebagai balas
bekerja, dan (3) dapat menentukan jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan
bentuk, tujuan, intensitas, dan lamanya dan sebagai motivasi pelaksanaan
bekerja”. Menurut Newstrom (2008:166), kegiatan di waktu yang akan datang.
“Motivasi kerja adalah kesediaan individu Jadi, gaji merupakan pemberian
untuk mengeluarkan upaya yang tinggi pembayaran finansial kepada karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi”. sebagai balas jasa perusahaan atas
Definisi motivasi kerja menurut Steers pekerjaan yang dilaksanakan, yang
(1996) adalah suatu usaha yang dapat penerimaannya bersifat rutin dan tetap
menimbulkan suatu perilaku, setiap bulan.
mengarahkan perilaku, dan memelihara Menurut Sedarmayani (2009) dan
atau mempertahankan perilaku yang Handoko (2001) menjelaskan bahwa
sesuai dengan lingkungan kerja suatu kondisi sosial lingkungan kerja adalah
organisasi. Senada dengan hal itu semua keadaan yang terjadi yang
Anoraga, (2002) menyatakan bahwa berkaitan dengan hubungan kerja, baik
motivasi kerja adalah suatu model dalam hubungan dengan atasan, maupun
menggerakkan dan mengarahkan para hubungan dengan sesama rekan kerja
karyawan agar dapat melaksanakan ataupun hubungan dengan bawahan.
tugasnya masing-masing dalam Jadi, kondisi sosial lingkungan kerja
mencapai sasaran dengan penuh merupakan semua keadaan yang terjadi
kesadaran, kegairahan dan bertanggung dalam lingkungan kerja yang berkaitan
jawab. Hal ini menunjukkan bahwa dengan hubungan antar manusia, baik
motivasi kerja menimbulkan semangat hubungan dengan atasan, maupun
atau dorongan kerja. Oleh karena itu, hubungan dengan sesama rekan kerja
motivasi kerja dalam psikologi biasa ataupun hubungan dengan bawahan.
disebut pendorong semangat kerja. Kuat Kondisi fisik lingkungan kerja
dan lemahnya motivasi kerja seorang menurut Sedarmayanti (2009) adalah
tenaga kerja ikut menentukan besar semua keadaan berbentuk fisik yang
kecilnya prestasinya. Berdasarkan terdapat disekitar tempat kerja yang
pendapat para pakar tersebut, dapat dapat mempengaruhi karyawan baik
disimpulkan bahwa motivasi kerja secara langsung maupun tidak langsung.
merupakan suatu upaya perusahaan Lingkungan kerja fisik dapat dibagi
dalam rangka menggerakkan dan menjadi dua kategori yaitu (1) lingkungan
mengarahkan para karyawannya agar kerja yang langsung berhubungan
mereka mau bekerja sama, bekerja dengan karyawan seperti peralatan kerja,
efektif, dan melaksanakan pekerjaanya kursi, meja, dan sebagainya, (2)
dengan penuh kesadaran, kegairahan lingkungan perantara atau lingkungan
dan bertanggung jawab sehingga dapat kerja yang mempengaruhi kondisi
mencapai sasaran dan tujuan manusia seperti kelembaban, tempratur,
perusahaan. Jadi, motivasi kerja juga sirkulasi udara, penerangan, keamanan,
dapat dikatakan sebagai pendorong serta kebersihan tempat kerja. Jadi,
semangat karyawan bekerja lebih baik kondisi fisik lingkungan kerja merupakan
lagi. segala sesuatu berbentuk fisik yang ada
Menurut Ardana dkk. (2008), ditempat kerja yang mempengaruhi
dimensi motivasi kerja karyawan adalah karyawan dalam bekerja.
Gaji, Kondisi Sosial Lingkungan Kerja Dalam melakukan suatu pekerjaan,
dan Kondisi Fisik Lingkungan Kerja. seorang karyawan hendaknya memiliki
Menurut Rivai (2005) gaji adalah balas produktivitas kerja yang tinggi. Pada
jasa dalam bentuk uang yang diterima dasarnya produktivitas kerja bukan

3
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

semata mata ditujukan untuk diantaranya menurut Sedarmayanti


mendapatkan hasil kerja sebanyak- (2009) yang mengukur produktivitas
banyaknya, melainkan kualitas kerja juga dengan (1) efektivitas, dan (2) efisiensi,
penting diperhatikan. Tentunya seorang kemudian pendapat berbeda
karyawan dapat dikatakan produktif diungkapkan oleh dan Mangkunegara
apabila karyawan tersebut mampu (2009) yang mengemukakan bahwa
menghasilkan output yang sesuai dengan untuk mengukur produktivitas kerja
standar yang ditetapkan oleh karyawan dapat dilakukan dengan
perusahaan. Dengan demikian melihat jumlah keluaran (output) yang
produktivitas menyangkut hasil akhir, dihasilkan oleh karyawan. Pendapat yang
yakni seberapa besar hasil akhir yang hampir sama juga disampaikan oleh
diperoleh dalam proses produksi Umar (2004) yang mengemukakan
(Sulistiani dan Rosidah, 2003). Senada bahwa produktivitas kerja dapat diukur
dengan itu, Yuniarsih dan Suwanto melalui kuantitas produk yang dihasilkan.
(2009:156) menyatakan bahwa Pengertian kuantitas berkaitan dengan
“Produktivitas kerja merupakan hasil seberapa besar dihasilkannya keluaran
kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh (output) oleh karyawan. Kemudian
individu atau kelompok selama satuan Simamora (2006) menyatakan bahwa
waktu tertentu dalam suatu proses kerja”. produktivitas kerja dapat diukur melalui
Kemudian, Sedarmayanti (2009) hasil yang dicapai oleh karyawan dalam
mengemukakan bahwa produktivitas jumlah tertentu dengan perbandingan
kerja adalah bagaimana menghasilkan standar yang ditetapkan oleh
atau meningkatkan hasil barang dan jasa perusahaan. Jadi, indikator produktivitas
setinggi mungkin dengan memanfaatkan kerja yang digunakan peneliti dalam
sumber daya secara efisien. Senada penelitian ini merujuk pada pendapat
dengan pendapat tersebut, Mathis dan Mangkunegara (2009), yaitu dengan
Jackson (2006) menjelaskan bahwa mengunakan pendekatan hasil atau
produktivitas kerja adalah ukuran dari jumlah output kerja yang dihasilkan oleh
kuantitas dan kualitas dari pekerjaan karyawan.
yang telah dikerjakan dengan Motivasi kerja adalah pemberian
mempertimbangkan sumber daya yang daya penggerak yang menciptakan
digunakan untuk mengerjakan pekerjaan kegairahan kerja seseorang, agar mereka
tersebut. Sementara itu Ardana dkk mau bekerja sama, bekerja efektif dan
(2012: 270) menyatakan bahwa terintegrasi dengan segala daya
“Produktivitas kerja adalah perbandingan upayanya untuk mencapai kepuasan.
antara hasil yang dicapai dengan peran Bagi karyawan, adanya pemberian
serta tenaga kerja persatuan waktu atau motivasi dijadikan alat untuk
sejumlah baranga/jasa yang dapat meningkatkan kegairahan kerja,
dihasilkan oleh seseorang atau kelompok meningkatkan produktivitas kerja,
orang/karyawan dalam jangka waktu memperdalam kecintaan karyawan
tertentu”. Berdasarkan beberapa terhadap perusahaan serta memperbesar
pendapat pakar tersebut, maka dapat partisipasi karyawan terhadap
disimpulkan bahwa produktivitas kerja perusahaan. Sedangkan bagi
merupakan kemampuan untuk perusahaan, pemberian motivasi kerja
menghasilkan produk (barang atau jasa) merupakan suatu sarana guna
yang berkualitas dan sesuai dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
standar yang ditetapkan dengan organisasi secara keseluruhan. Dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada motivasi diharapkan setiap karyawan
dengan efisien. dapat membangkitkan keinginan untuk
Untuk melakukan pengukuran bekerja keras dan antusias untuk
variabel produktivitas kerja, pada bagian
mencapai produktivitas kerja yang tinggi
ini akan dikutipkan pendapat pakar
(Hasibuan, 2012). Tentunya perusahaan
manajemen sumber daya manusia
mengenai indikator produktivitas kerja harus mampu meningkatkan produktivitas
kerja karyawan agar perusahaan tetap

4
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

mampu bersaing dan dapat mencapai terhadap produktivitas kerja karyawan


tujuannya, dan faktor-faktor yang diduga PDAM Palangka Raya. Untuk
berpengaruh terhadap produkktivitas pengumpulan data dalam penelitian ini
kerja karyawan adalah motivasi kerja. menggunakan teknik survei dengan
Menurut Simamora (2006), karyawan angket. Data yang diperoleh selanjutnya
yang memiliki motivasi kerja yang tinggi dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
memiliki kemampuan dan kemauan untuk dan analisis regresi linear berganda.
menghasilkan suatu hasil kerja yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
memuaskan, sehingga dapat ada pengaruh motivasi dan secara parsial
memberikan manfaat bagi perusahaan berpengaruh signifikan dilihat dari kelima
dalam upaya peningkatan produktivitas. atribut, yaitu kebutuhan fisiologis untuk
Teori motivasi lainnya menurut Handoko nilai thitung sebesar (2,540), kebutuhan akan
(2001) menyatakan bahwa jika motivasi rasa aman untuk nilai thitung sebesar
kerja karyawan tinggi, maka karyawan (3,869), kebutuhan sosial untuk nilai thitung
akan bekerja lebih giat sehingga sebesar (3,163), kebutuhan akan prestasi
produktivitas kerjanya akan meningkat. untuk nilai thitung sebesar (2,294),
Hal ini didukung oleh kajian emperik dari kebutuhan aktualisasi diri untuk nilai thitung
Hamali (2013) berjudul “Pengaruh sebesar (3,127), dan bersama-sama
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja: mempengaruhi produktivitas kerja dilihat
Studi Kasus Pada PT X Bandung”. dari nilai ftabel sebesar (54,490), Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang paling dominan mempengaruhi
bagaimana motivasi dan produktivitas produktivitas kerja karyawan adalah
karyawan serta untuk mengetahui kebutuhan akan rasa aman sebesar
pengaruh motivasi terhadap produktivitas 0,720 karena karyawan membutuhkan
kerja di PT X Bandung. Untuk jaminan akan keselamatan dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini melaksanakan pekerjaannya.
menggunakan teknik survei dengan Berdasarkan latar belakang dan
kuesioner. Data yang diperoleh uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
selanjutnya dianalisis dengan teknik melakukan penelitian dengan mengambil
analisis deskriptif dan analisis korelasi judul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Spearman Rank. Hasil penelitian ini Produktivitas Kerja Karyawan Pada
menunjukkan motivasi memiliki kategori Perusahaan Teh Bunga Teratai”.
cukup baik dan produktivitas kerja Berdasarkan pokok permasalahan
berkategori baik. Hasil penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
menunjukkan pengaruh motivasi sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui
terhadap produktivitas kerja karyawan di pengaruh motivasi kerja terhadap
PT X Bandung dengan koefisien korelasi produktivitas kerja karyawan pada
= 0,510. Berdasarkan kriteria Champion Perusahaan Teh Bunga Teratai. (2)
tingkat hubungan ini menunjukan kriteria Untuk mengetahui seberapa besar
hubungan yang cukup kuat. Hasil pengaruh motivasi kerja terhadap
perhitungan menunjukkan koefisien produktivitas kerja karyawan pada
determinasi sebesar 26,01%. Hal ini Perusahaan Teh Bunga Teratai.
menunjukkan bahwa terbukti secara
empiris bahwa ada pengaruh motivasi METODE
terhadap produktivitas kerja di PT X Rancangan penelitian yang
Bandung. Penelitian lainnya dilakukan digunakan dalam penelitian ini adalah
oleh Sunarmie (2016) berjudul “Pengaruh penelitian kausalitas. Penelitian
Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas kausalitas bertujuan untuk menemukan
Kerja Karyawan”. Penelitian ini bertujuan hubungan sebab-akibat berdasarkan
untuk mengetahui pengaruh motivasi pengamatan terhadap akibat yang terjadi
kerja yang dilihat dari 5 atribut, yaitu dan mencari faktor yang menjadi
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan penyebab melalui data yang dikumpulkan
rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan (Zuriah, 2006). Adapun variabel-variabel
akan prestasi, kebutuhan aktualisasi diri yang digunakan dalam penelitian ini

5
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

adalah motivasi kerja (X) dan (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS),
produktivitas kerja karyawan (Y). Hasil dan sangat tidak setuju (STS). Skor
yang diharapkan dapat menjelaskan tersebut agar dapat diolah menggunakan
mengenai pengaruh motivasi kerja analisis regresi linier sederhana, dimana
terhadap produktivitas kerja karyawan data ordinal (skor kuesioner) tersebut
pada Perusahaan Teh Bunga Teratai. terlebih dahulu harus ditransformasikan
Penelitian ini dilakukan pada menjadi data interval dengan bantuan
Perusahaan Teh Bunga Teratai yang MSI (Method of Successive Interval).
beralamat di Desa Patemon, Kecamatan Kuesioner sebagai instrumen
Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. pengumpulan data sebelum digunakan
Subjek penelitian ini adalah karyawan untuk mengumpulkan data di lapangan
Perusahaan Teh Bunga Teratai, terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas
sedangkan objek penelitian ini adalah dan reliabilitasnya. Untuk menguji tingkat
variabel motivasi kerja dan produktivitas validitas dan reliabilitas instrumen
kerja karyawan pada Perusahaan Teh penelitian akan diujikan kepada 30
Bunga Teratai. responden. Validitas adalah untuk melihat
Jenis data penelitian ini adalah data kecermatan alat ukur yaitu
kuantitatif, yaitu data berupa angka- mengukur apa yang akan diukur.
angka yang diperoleh dari jawaban Dalam penelitian ini, suatu kuesioner
responden mengenai kuesioner motivasi dinyatakan valid, jika pertanyaan
kerja dan data produktivitas kerja maupun pernyataan pada
karyawan Perusahaan Teh Bunga kuesioner mampu untuk mengungkapkan
Teratai. Data primer pada penelitian ini sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
adalah data yang diperoleh langsung dari tersebut. Pengujian validitas dalam
subjek yang diteliti. Data primer penelitian penelitian ini dilakukan dengan
ini berupa kuesioner motivasi kerja menggunakan Person Correlation yang
karyawan Perusahaan Teh Bunga terdapat dalam program SPSS 24.0 for
Teratai. Data sekunder pada penelitian ini Windows. Suatu pertanyaan dikatakan
adalah data yang diperoleh secara tidak valid jika tingkat signifikasinya di bawah
langsung dari subjek yang diteliti. Data 0,05 (Ghozali, 2011). Reliabilitas
sekunder penelitian ini berupa data berkaitan dengan keterandalan suatu
produktivitas kerja karyawan yang indikator. Informasi yang ada pada
bersumber dari manajer operasional indikator ini tidak berubah-ubah, atau bisa
Perusahaan Teh Bunga Teratai. disebut dengan kosisten. Uji reabilitas
Adapun metode pengumpulan data dilakukan untuk menguji apakah jawaban
yang digunakan dalam penelitian ini dari responden konsisiten. Suatu angket
adalah metode dokumentasi dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
dipergunakan untuk mengumpulkan atau terhadap pertanyaan adalah konsisten
memperoleh data berupa nama atau stabil dari waktu ke waktu.
karyawan, jumlah karyawan, dan Pengujian realibilitas dalam penelitian ini
produktivitas kerja karyawan Perusahaan dilakukan dengan menggunakan Alpha
Teh Bunga Teratai. Metode kuesioner Cronbach yang terdapat dalam program
digunakan untuk mendapatkan data SPSS 24.0 for Windows. Suatu instrumen
tentang motivasi kerja karyawan. Data dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha
yang telah dikumpulkan digunakan sistem Cronbach > 0,70 (Ghozali, 2011).
Analisis data dilakukan untuk
skor, dimana jawaban pertanyaan diberi
menguji hipotesis yang diajukan, yaitu
skor dengan menggunakan skala likert.
untuk mengetahui ada tidaknya
Skala likert merupakan skala yang hubungan antara variabel bebas (X)
digunakan untuk mengukur, sikap, dengan variabel terikat (Y), sedangkan
pendapat, dan persepsi seseorang atau teknik analisis data yang digunakan
sekelompok orang tentang fenomena dalam penelitian ini andalah regresi linier
sosial (Sugiyono, 2013). Setiap sederhana. Regresi linier sederhana
pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif digunakan untuk mengetahui pengaruh
jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju antara satu variabel bebas terhadap

6
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

variabel terikat (Dantes, 2012). Sebelum keputusan. Analisis determinasi bertujuan


dilakukan pengujian analisis regresi linear untuk mengetahui atau menentukan
sederhana, maka dilakukan pengujian seberapa besar pengaruh motivasi kerja
prasyarat, yaitu uji asumsi klasik yang terhadap produktivitas kerja karyawan
terdiri dari uji normalitas. Perusahaan Teh Bunga Teratai. Untuk
Pengujian hipotesis menggunakan menghitung koefisien determinasi (R2)
uji t. Uji t dilakukan untuk melihat
menggunakan program SPSS 24.0 for
signifikan dari pengaruh independen
Windows.
secara individu terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan membandingkan t hitung dengan
Hasil
t tabel. Adapun langkah-langkah
Pengaruh motivasi kerja terhadap
pengujiannya, yaitu: (1) perumusan
hipotesis, (2) menentukan tingkat produktivitas kerja karyawan pada
signifikan (α) yaitu sebesar 5%, (3) Perusahaan Teh Bunga Teratai dapat
menentukan kriteria penerimaan atau diketahui dengan menggunakan uji t.
penolakan Ho dengan melihat nilai Perhitungan uji t menggunakan bantuan
signifikan. Jika signifikan < 5% maka Ho program SPSS 24.0 for Windows dan
ditolak atau Ha diterima, dan jika pengujian hipotesis dilakukan pada taraf
signifikan > 5% maka Ho diterima atau signifikansi 5%. Hasil uji t dapat dilihat
Ho ditolak, dan (4) pengambilan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 265,456 65,228 4,070 0,000
Motivasi kerja 6,616 1,231 0,713 5,373 0,000
Berdasarkan Tabel 1, diperoleh nilai X = produktivitas kerja
thitung = 5,373 > t tabel = 2,042 dengan nilai Y = motivasi kerja
p-value sebesar 0,000. Nilai p-value 0,000
lebih kecil dari α = 0,05, maka Berdasarkan model persamaan
keputusannya H0 ditolak. Jadi, dapat regresi yang terbentuk, dapat
disimpulkan terdapat pengaruh yang positif diinterpretasikan hasil bahwa konstanta
dan signifikan antara motivasi kerja sebesar 265,456 menunjukan jika variabel
terhadap produktivitas kerja karyawan pada motivasi kerja (X) bernilai konstan atau nol,
Perusahaan Teh Bunga Teratai. maka variabel produktivitas kerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis regresi (Y) memiliki nilai positif sebesar 265,456.
linier sederhana, dapat diketahui Selanjutnya, variabel motivasi kerja (X)
persamaan garis regresi untuk mengetahui memiliki koefisien positif sebesar 6,616.
hubungan motivasi kerja terhadap Nilai koefisien regresi yang positif
produktivitas kerja karyawan pada menunjukkan bahwa motivasi kerja (X)
Perusahaan Teh Bunga Teratai dengan berpengaruh positif terhadap produktivitas
menggunakan analisis koefisien beta. kerja karyawan (Y). Hal ini menggambarkan
Berdasarkan perhitungan koefisien beta bahwa peningkatan motivasi kerja (X)
pada Tabel 1, maka didapat hasil sebesar satu satuan akan dapat
persamaan regresi sebagai berikut. meningkatkan produktivitas kerja karyawan
(Y) sebesar nilai koefisien beta masing-
Y = 265,456 + 6,616 X masing variabel bebas dikalikan dengan
besar kenaikan yang terjadi. Misalnya,
Keterangan: setiap terjadi kenaikan motivasi kerja (X)

7
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

sebesar 1 satuan, maka akan Teratai.


meningkatkan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui seberapa besar
(Y) sebesar 6,616. Hal ini menunjukkan pengaruh motivasi kerja terhadap
bahwa semakin tinggi motivasi kerja, maka produktivitas kerja karyawan pada
semakin tinggi produktivitas kerja karyawan Perusahaan Teh Bunga Teratai digunakan
pada Perusahaan Teh Bunga Teratai. koefisien determinasi, yang ditunjukkan
Sebaliknya, semakin rendah motivasi kerja, dengan nilai R Square. Hasil analisis
maka semakin rendah produktivitas kerja koefisien determinasi dapat disajikan pada
karyawan pada Perusahaan Teh Bunga Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 0,713 0,508 0,490 59,287
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa (2016), yang menyatakan bahwa motivasi
hasil perhitungan koefisien determinasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas
sebesar 0,508. Hal ini menunjukkan bahwa kerja karyawan. Jika semakin tinggi
50,8% variabel produktivitas kerja karyawan motivasi kerja karyawan, maka semakin
pada Perusahaan Teh Bunga Teratai tinggi pula produktivitas kerjanya. Hasil
dipengaruhi variabel motivasi kerja, penelitian ini didukung teori yang
sedangkan 49,2% dipengaruhi faktor lain dikemukan oleh Hasibuan (2012) bahwa
yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
dengan motivasi kerja diharapkan setiap
karyawan dapat membangkitkan keinginan
Pembahasan
untuk bekerja keras dan antusias untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
terdapat pengaruh yang positif dan
Menurut Simamora (2006), karyawan yang
siginifikan antara motivasi kerja dengan
memiliki motivasi kerja yang tinggi memiliki
produktivitas kerja karyawan. Persamaan
kemampuan dan kemauan untuk
regresi punya arah koefisien positif.
menghasilkan suatu hasil kerja yang
Pengaruh positif menunjukkan bahwa
memuaskan, sehingga dapat memberikan
hubungan motivasi kerja dan produktivitas
manfaat bagi perusahaan dalam upaya
kerja karyawan adalah searah. Jika
peningkatan produktivitas. Senada dengan
motivasi kerja semakin tinggi, maka
itu, Wibowo (2012) menyatakan bahwa
produktivitas kerja karyawan juga semakin
dengan motivasi yang tepat para karyawan
tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan
akan terdorong untuk berbuat semaksimal
motivasi kerja terhadap produktivitas kerja
mungkin untuk mencapai produktivitas kerja
karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai
yang tinggi. Menurut Handoko (2001), jika
probabilitas uji t untuk motivasi kerja adalah
motivasi kerja karyawan tinggi, maka
0,000 lebih kecil dari 0,05.
karyawan akan bekerja lebih giat sehingga
Berdasarkan hasil analisis regresi
produktivitas kerjanya akan meningkat.
linier sederhana, maka dapat diambil suatu
Beberapa pendapat tersebut menunjukkan
justifikasi bahwa terdapat motivasi kerja
bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan. Oleh karena
produktivitas kerja karyawan. Justifikasi
itu, meningkatkan produktivitas kerja
diambil dengan mempertimbangkan kajian
karyawan merupakan prioritas perusahaan
emperis dan teori. Hasil penelitian ini
untuk membangun motivasi kerja yang
didukung oleh hasil penelitian terdahulu
kuat. Hal ini disebabkan karena motivasi
yang dilakukan oleh Hamali (2013), yang
kerja yang kuat dapat membantu
menyatakan bahwa motivasi kerja
perusahaan dalam upaya meningkatkan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
kemampuan dan kemauan karyawan untuk
karyawan. Penelitian lain yang mendukung
menghasilkan suatu hasil kerja yang
hasil penelitian ini dilakukan oleh Sunarmie
memuaskan, sehingga dapat memberikan

8
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

manfaat bagi perusahaan dalam upaya kerja karyawan seperti disiplin kerja dan
peningkatan produktivitas. kepuasan kerja.
SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Simpulan Anoraga. 2002. Psikologi Kerja. Jakarta:
Berdasarkan hasil analisis data dan Rineka Cipta.
pembahasan hasil penelitian maka dapat Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati dan I
ditarik simpulan bahwa Variabel motivasi Wayan Mudiartha Utama. 2008.
kerja berpengaruh positif dan signifikan Perilaku Keorganisasian.
terhadap produktivitas kerja karyawan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
yang ditunjukkan dengan koefisien regresi ---------. 2012. Manajemen Sumber Daya
yang positif 6,616 dengan nilai thitung = 5,373 Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
> ttabel = 2,042 dan nilai probabilitas uji t
0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Artinya, Colquit, Jason A. 2009. Organization
jika motivasi kerja semakin tinggi, maka Behavior. Singapore: McGraw-Hill
produktivitas kerja karyawan juga semakin International, Inc.
tinggi. Sedangkan Besar pengaruh motivasi Dantes, Nyoman. 2012 Metode Penelitian.
kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Yogyakarta: Andi Offset.
pada Perusahaan Teh Bunga Teratai Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
ditunjukkan dengan koefisien determinasi Multivariate dengan Program SPSS.
sebesar 0,508. Hal ini menunjukkan bahwa Semarang: Badan
50,8% variabel produktivitas kerja karyawan Penerbit Universitas Diponegoro.
pada Perusahaan Teh Bunga Teratai Hamali, Arif Yusuf. 2013. Pengaruh
dipengaruhi oleh variabel motivasi kerja, Motivasi Terhadap Produktivitas
sedangkan 49,2% dipengaruhi oleh faktor Kerja: Studi Kasus Pada PT X
lain yang tidak termasuk dalam penelitian Bandung. Journal The Winners, Vol.
ini. 14, No. 2, Hal: 77-86.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
Saran Personalia dan Sumberdaya
Berdasarkan simpulan diatas, maka Manusia. Yogyakarta: BPFE.
dapat dikemukakan beberapa saran yaitu
bagi pihak pengelola Perusahaan Teh Hasibuan, Malayu S. P. 2012. Manajemen
Bunga Teratai, agar lebih memperhatikan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
motivasi kerja dalam upaya untuk Bumi Aksara.
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia
karena penelitian ini membuktikan bahwa
Perusahaan. Bandung: Rosdakarya.
motivasi kerja berpengaruh terhadap Mathis, L Robert dan John H. Jackson.
produktivitas kerja karyawan. Hal tersebut 2006. Human Resource
karena motivasi kerja bertujuan untuk management (Manajemen Sumber
meningkatkan semangat kerja, sehingga Daya Manusia). Jakarta: Salemba
karyawan mampu meningkatkan Empat.
kompetensi yang pada akhirnya Newstrom, Jhon W. 2008. Organization
mendukung terciptanya produktivitas kerja Behavior: Human Behavior at Work.
yang tinggi. Sedangkan bagi peneliti Singapore: MCGraw-Hill, Inc.
selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber
aspek yang serupa yaitu motivasi kerja dan Daya Manusia untuk Perusahaan
produktivitas kerja diharapkan untuk Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
mengembangkan penelitian ini dengan Rajawali Pers.
menggunakan populasi dan sampel yang Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya
lebih luas agar hasil penelitian lebih teruji Manusia dan Produktivitas Kerja.
keandalannya. Di samping itu, diharapkan Bandung: CV. Mandar Maju.
untuk menguji variabel lain yang diduga
kuat dapat mempengaruhi produktivitas

9
p-ISSN : 2599 - 1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599 - 1426 Volume 11 No. 1 Tahun 2019

Simamora, Henry. 2006. Manajemen


Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
STIE YKPN.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sulistiani, Ambar T dan Rosidah. 2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Steers, R. M. 1996. Motivation and
Leadership at Work. NewYork:
McGraw-Hill International Book
Company.
Sunarmie. Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan. Jurnal Ulum Ilmu Sosial
Dan Humaniora, Vol. 1, No. 2, Hal:
116-126.
Umar, Husein. 2004. Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
Jakarta: Rajawali Pers.
Yuniarsih, Tjutju dan Suwanto. 2009.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta.
Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian
Sosial dan Pendidikan: Teori
Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai